• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Kesiapan Data Pertanahan Menuju Pelayanan Online/Elektronik

5.2.2 Akurasi Data Digital

5.2.2.2 Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital

Akurasi data pertanahan digital secara spasial dilihat dari kelayakannya sebagai suatu database spasial dan data publik. Indikator yang digunakan adalah tidak tumpang tindih

1. Provinsi DKI Jakarta

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di DKI Jakarta dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.14, yakni Kelurahan Koja dan Sunter Agung di Jakarta Utara, serta Kelurahan Krukut dan Kedaung Kali Angke di Jakarta Barat. Jumlah total persil di Kelurahan Koja terdapat sebesar 3.549 bidang persil,

PENELITIAN

Kesiapan Data Pertanahan Menuju Pelayanan Online

67

dengan tumpang tindih sebanyak 351 bidang (9,89%). Jumlah total persil di Kelurahan Sunter Agung sebanyak 19.375 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 1.310 bidang (6,76%). Kelurahan Krukut memiliki 2.788 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 389 bidang (13,95%). Jumlah total persil di Kelurahan Kedaung Kali Angke sebanyak 5.850 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 476 bidang (8,13%). Hal ini menunjukkan akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara yakni sebesar 93,24 %. Akurasi terendah terdapat di Kelurahan Krukut, Jakarta Barat yakni sebesar 86,05 %, dengan tumpang tindih sebesar 13,95% (Tabel 5.14). Gambar 5.8 dan 5.9 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi DKI Jakarta.

Tabel 5.14. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi DKI Jakarta Nama Desa/Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi Jumlah Persentase (%) (%)

Koja Jakarta Utara 3.549 351 9,89 90,11

Sunter Agung Jakarta Utara 19.375 1.31 6,76 93,24

Krukut Jakarta Barat 2.788 389 13,95 86,05

Kedaung Kali Angke Jakarta Barat 5.85 476 8,13 91,87

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

Gambar 5.8. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Sunter, Kota Administrasi

Jakarta Utara

Gambar 5.9. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Krukut, Kota Administrasi

Jakarta Barat

2. Provinsi Jawa Timur

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Jawa Timur dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.15, yakni Kelurahan Petemon dan Sememi di Kota Surabaya I, serta Kelurahan Mlajah dan Tunjung di Kabupaten Bangkalan. Jumlah total persil di Kelurahan Petemon sebanyak 3.786 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 773 bidang (20,42%). Jumlah total persil di Kelurahan Sememi sebanyak 13.532 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 698 bidang (5,16%). Jumlah total persil di Kelurahan Mlajah adalah 6.145 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 748 bidang (12,17%).

Jumlah total persil di Kelurahan Tunjung Burneh sebanyak 2.557 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 344 bidang (13,45%). Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Sememi, Kota Surabaya I yakni sebesar

68 Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

94,84%, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Petemon, Kota Surabaya I yakni sebesar 79,58%. Gambar 5.10 dan 5.11 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Jawa Timur.

Tabel 5.15. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Jawa Timur

Nama Desa/

Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi Jumlah Persentase (%) (%)

Petemon Kota Surabaya 1 3.786 773 20,42 79,58

Sememi Kota Surabaya 2 13.532 698 5,16 94,84

Mlajah Kab. Bangkalan 6.145 748 12,17 87,83

Tunjung Kab. Bangkalan 2.557 344 13,45 86,55

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

Gambar 5.10. Tangkapan Layar Persil Tumpang

Tindih di Kelurahan Petemon, Kota Surabaya 1 Gambar 5.11. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Tunjung, Kabupaten Bangkalan

3. Provinsi Jawa Barat

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Jawa Barat dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.16, yakni Kelurahan Lebaksiliwangi dan Margasari di Kota Bandung, serta Kelurahan Cimuncang dan Lengkongjaya di Kabupaten Garut. Jumlah total persil di Kelurahan Lebaksiliwangi sebanyak 565 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 31 bidang (5,49%). Jumlah total persil di Kelurahan Margasari sebanyak 11.867 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 687 bidang (5,79%). Kelurahan Cimuncang terdapat 4.919 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 195 bidang (3,96%).

Jumlah total persil di Kelurahan Lengkongjaya sebanyak 2.557 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebesar 344 bidang (0,52%). Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Lengkongjaya, Kabupaten Garut yakni sebesar 99,48%, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Margasari, Kota Bandung yakni sebesar 94,21%. Secara umum, tingkat akurasi di Jawa Barat dapat dikatakan cukup baik karena tidak ada akurasi < 90 %. Gambar 5.12 dan 5.13 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Jawa Barat.

PENELITIAN

Kesiapan Data Pertanahan Menuju Pelayanan Online

69

Tabel 5.16. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Jawa Barat

Nama Desa/

Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi (%) Jumlah Persentase (%)

Lebaksiliwangi Kota Bandung 565 31 5,49 94,51

Margasari Kota Bandung 11.867 687 5,79 94,21

Cimuncang Kabupaten Garut 4.919 195 3,96 96,04

Lengkongjaya Kabupaten Garut 385 2 0,52 99,48

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

Gambar 5.12. Tangkapan Layar Persil Tumpang

Tindih di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kota Bandung Gambar 5.13. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan LengkongJaya, Kabupaten

Garut

4. Provinsi Kalimantan Selatan

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Kalimantan Selatan dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.17, yakni di Kelurahan Alalak Tengah dan Kelayan Barat di Kota Banjarmasin, serta Kabupaten Hamalau dan Kandangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jumlah total persil di Kelurahan Alalak Tengah sebesar 2.292 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 38 bidang (1,66%).

Jumlah total persil di Kelurahan Kelayan Barat sebanyak 379 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 45 bidang (11,87 %). Kelurahan Hamalau terdapat 446 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 15 bidang (3,66

%). Jumlah total persil di Kelurahan Kandangan sebanyak 974 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 85 bidang (8,73 %). Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Alalak Tengah, Kota Banjarmasin yakni sebesar 98,34 %, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Kelayan Barat, Kota Banjarmasin yakni sebesar 88,13 %. Gambar 5.14 dan 5.15 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Kalimantan Selatan.

Tabel 5.17. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Kalimantan Selatan

Nama Desa/

Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi Jumlah Persentase (%) (%)

Alalak Tengah Kota Banjarmasin 2.292 38 1,66 98,34

Kelayan Barat Kota Banjarmasin 379 45 11,87 88,13

Hamalau Kabupaten Hulu Sungai Selatan 446 15 3,36 96,64

Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 974 85 8,73 91,27

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

70 Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Gambar 5.14. Tangkapan Layar Persil

Tumpang Tindih di Kelurahan Kelayan Barat, Kota Banjarmasin

Gambar 5.15. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih Kelurahan Kandangan, Kabupaten Hulu

Sungai Selatan

5. Provinsi Riau

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Riau dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.18, yakni Kelurahan Simpangbaru dan Umbansari di Kota Pekanbaru, serta Kelurahan Kotalama dan Rambah Tengah Utara di Kabupaten Rokan Hulu. Jumlah total persil di Kelurahan Simpangbaru sebesar 3.392 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 1.580 bidang (46,58%).

Jumlah total persil di Kelurahan Umbansari sebanyak 6.777 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 939 bidang (13,86 %). Kelurahan Kotalama terdapat 4.149 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 86 bidang (2,07 %). Jumlah total persil di Kelurahan Rambah Tengah Utara sebanyak 1.056 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 43 bidang (4,07%). Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Kotalama, Kabupaten Rokan Hulu yakni sebesar 97,93 %, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Simpangbaru, Kota Pekanbaru yakni sebesar 53,42 %. Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi memerlukan perhatian khusus dalam hal perbaikan pemetaan karena masih banyak terdapat bidang tanah yang tumpang tindih. Gambar 5.16 dan 5.17 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Riau.

Tabel 5.18. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Riau Nama Desa/Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi (%) Jumlah Persentase (%)

Simpangbaru Pekanbaru 3.392 1.580 46,58 53,42

Umbansari Pekanbaru 6.777 939 13,86 86,14

Kotalama Rokan Hulu 4.149 86 2,07 97,93

Rambah Tengah Utara Rokan Hulu 1.056 43 4,07 95,93

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

PENELITIAN

Kesiapan Data Pertanahan Menuju Pelayanan Online

71

6. Provinsi Maluku

Hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Maluku dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.19, yakni Kelurahan Passo dan Rijali di Kota Ambon, serta Kelurahan Namaelo dan Suli di Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah total persil di Kelurahan Passo sebesar 3.382 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 472 bidang (13,96%). Jumlah total persil di Kelurahan Rijali sebanyak 551 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 235 bidang (42,65 %). Kelurahan Namaelo terdapat 408 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 31 bidang (7,60 %). Jumlah total persil di Kelurahan Suli sebanyak 2.008 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 115 bidang (5,73%). Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Suli, Kabupaten Maluku Tengah yakni sebesar 94,27 %, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Rijali, Kota Ambon yakni sebesar 57,35 %. Kedua Kelurahan di Kota Ambon tingkat akurasinya masih kurang baik (<90%). Kota Ambon sebagai ibukota provinsi memerlukan perhatian khusus dalam hal perbaikan pemetaan karena masih banyak terdapat bidang tanah yang tumpang tindih. Gambar 5.18 dan 5.19 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Maluku.

Tabel 5.19. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Maluku

Nama Desa/

Kelurahan Kabupaten

/Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi (%) Jumlah Persentase (%)

Passo Kota Ambon 3.382 472 13,96 86,04

Rijali Kota Ambon 551 235 42,65 57,35

Namaelo Maluku Tengah 408 31 7,60 92,40

Suli Maluku Tengah 2.008 115 5,73 94,27

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

Gambar 5.16. Tangkapan Layar Persil Tumpang

Tindih di Kelurahan Umbansari, Kota Pekanbaru Gambar 5.17. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Kotalama, Kabupaten Rokan

Hulu

72 Pusat Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 7. Provinsi Sulawesi Barat

Berdasarkan hasil pengamatan akurasi spasial data pertanahan digital di Provinsi Sulawesi Barat dengan empat sampel kelurahan/desa yang dapat dilihat pada Tabel 5.20, yakni Kelurahan Papalang dan Simboro di Kabupaten Mamuju, serta Kelurahan Tasokko Tengah dan Tobadak di Kabupaten Mamuju Tengah. Jumlah total persil di Kelurahan Papalang terdapat sebesar 1.591 bidang persil, dengan tumpang tindih sebanyak 61 bidang (3,83%). Jumlah total persil di Kelurahan Simboro sebanyak 7.250 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 691 bidang (9,53%). Kelurahan Tasokko Tengah terdapat 2.653 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 88 bidang (3,32%). Jumlah total persil di Kelurahan Tobadak sebanyak 2.878 bidang persil dengan jumlah persil yang tumpang tindih sebanyak 237 bidang (8,23%).

Hal ini menunjukkan bahwa akurasi tertinggi terdapat di Kelurahan Tasokko Tengah, Kabupaten Mamuju Tengah yakni sebesar 96,68%, sedangkan akurasi terendah terdapat di Kelurahan Simboro, Kota Mamuju yakni sebesar 90,47%. Gambar 5.20 dan 5.21 merupakan hasil tangkapan layar beberapa persil/bidang tanah yang tumpang tindih dengan bidang sekitar di Provinsi Sulawesi Barat.

Tabel 5.20. Akurasi Spasial Data Pertanahan Digital di Provinsi Sulawesi Barat

Nama Desa/

Kelurahan Kabupaten /Kota Total Persil

Persil Tumpang Tindih

dengan Bidang Sekitar Akurasi (%) Jumlah Persentase (%)

Papalang Kab. Mamuju 1.591 61 3,83 96,17

Simboro Kab. Mamuju 7.250 691 9,53 90,47

Tasokko Tengah Kab. Mamuju Tengah 2.653 88 3,32 96,68

Tobadak Kab. Mamuju Tengah 2.878 237 8,23 91,77

Sumber: Olah Data Spasial, Agustus 2019

Gambar 5.18. Tangkapan Layar Persil Tumpang

Tindih di Kelurahan Rijali, Kota Ambon Gambar 5.19. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Suli, Kabupaten Maluku Tengah

Gambar 5.20. Tangkapan Layar Persil Tumpang

Tindih di Kelurahan Simboro, Kota Mamuju Gambar 5.21. Tangkapan Layar Persil Tumpang Tindih di Kelurahan Tasokko Tengah, Kabupaten

Mamuju Tengah

PENELITIAN

Kesiapan Data Pertanahan Menuju Pelayanan Online

73

Tabel 5.21 memperlihatkan bahwa akurasi data spasial rata-rata sebesar 89,55%, yang berarti bahwa tumpang tindih bidang yang terdapat di lokasi sampel sebesar 10,45%.

Akurasi terbesar terdapat di terdapat di Provinsi Jawa Barat (96,06%), dengan rincian akurasi di Kota Bandung sebesar 94,36% dan di Kabupaten Garut sebesar 97,76%. Rata-rata akurasi terkecil terdapat di Provinsi Maluku (82,25%) dan di Provinsi Riau (83,36%).

Masih terdapatnya bidang tanah yang tumpang tindih memerlukan perbaikan peta bidang tanah dan pemetaan.

Tabel 5.21. Akurasi Data Spasial di Lokasi Sampel Penelitian No. Provinsi Akurasi Data

Spasial (%) Kabupaten/Kota Akurasi Data

Spasial (%)

1 DKI Jakarta 90,32 Jakarta Utara 91,68

Jakarta Barat 88,96

2 Jawa Timur 87,20 Surabaya 1 87,21

Kabupaten Bangkalan 87,19

3 Jawa Barat 96,06 Bandung 94,36

Kabupaten Garut 97,76

4 Kalimantan Selatan 93,60 Banjarmasin 93,24

Kabupaten Hulu Sungai Selatan 93,96

5 Riau 83,36 Pekanbaru 69,78

Kabupaten Rokan Hulu 96,93

6 Maluku 82,52 Ambon 71,70

Kabupaten Maluku Tengah 93,34

7 Sulawesi Barat 93,77 Kabupaten Mamuju 93,32

Kabupaten Mamuju Tengah 94,23

Rata-rata Akurasi Data Spasial 89,55

Sumber : Olah Data Spasial, 2019

Temuan masalah yang terkait validasi spasial di Kabupaten Rokan Hulu dan Mamuju Tengah adalah banyaknya bidang tanah di wilayah transmigrasi yang sulit divalidasi secara spasial. Kesulitan tersebut disebabkan karena ketidaksesuaian antara sertipikat yang dipegang masyarakat dengan tanah yang mereka kuasai. Baik letak maupun bentuknya berbeda dengan peta pendaftaran yang dimiliki Kantor Pertanahan.

Kondisi tersebut hampir menyeluruh terjadi di wilayah pertanian, sehingga memerlukan perbaikan menyeluruh.