• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KESEIMBANGAN ALAM KEHIDUPANKU DALAM

B. Aku dalam Alam Kehidupan

Mengamati

Amati gambar berikut ini. Kemudian, berikan tanggapan kalian terkait pesan-pesan yang terkandung di dalamnya!

Gambar 8.3 Manusia adalah makhluk yang memiliki batin yang luhur dan tinggi.

Sumber: https://www.piqsels.com/id

Setelah kalian mempelajari tentang alam kehidupan, pada pertemuan ini, kalian akan mempelajari tentang materi “Aku dalam Alam Kehidupan”, agar kalian memahami Aku dalam arti sebagai manusia yang tinggal di alam kehidupan.

Tahukah kalian bagaimana hakikat manusia di alam kehidupan ini?

aku, alam kehidupan

Membaca

1. Alam Manusia

Manusia dalam bahasa Pali disebut manussa, berasal dari dua suku kata, yaitu mano yang berarti pikiran atau batin, dan ussa yang memiliki arti luhur, tinggi, berkembang. Jadi, manusia atau manussa adalah makhluk

yang memiliki batin yang luhur, tinggi, atau berkembang. Dengan batin yang luhur, manusia mengetahui serta memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, kebajikan serta kejahatan.

Di dalam tiga puluh satu alam kehidupan, manusia mendiami salah satu alam yang disebut manussa bhumi. Suatu alam disebut sebagai manussa bhumi karena makhluk yang mendiaminya, yaitu manusia, memiliki akal dan budi serta mengetahui mana yang baik dan yang buruk, yang berguna dan tidak berguna, berfaedah dan tidak berfaedah serta yang lainnya.

Makhluk yang terlahir di alam manusia karena pada kehidupan yang lampau, mereka banyak melakukan kebajikan, misalnya dengan melaksanakan Pancasila Buddhis dan sepuluh perbuatan baik yang dikenal dengan dasakusalakammapatha atau sepuluh macam perbuatan baik.

Sepuluh macam perbuatan baik tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu perbuatan baik melalui badan jasmani (kayasucarita), perbuatan baik melalui ucapan (vacisucarita), dan perbuatan baik yang dilakukan melalui batin (manosucarita).

Pandangan agama Buddha, manusia digolongkan menjadi empat tipe, yaitu sebagai berikut.

a. Manussa-tiracchano

Ciri khas manusia tipe ini adalah dipenuhi dengan kebodohan batin (moha), tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, pantas dan tidak pantas, sering tidak berbakti kepada orang tua, sombong, dan hanya menuruti nafsu kesenangan indra.

b. Manussa-peto

Ciri khas manusia tipe ini adalah selalu diliputi oleh keserakahan (lobha), kikir, tidak pernah puas, hanya memikirkan keuntungan sendiri, tidak mau mengenal kebaikan, hanya memuaskan nafsu kesenangan inderanya saja.

c. Manussa-manusso

Ciri khas manusia tipe ini adalah jenis manusia yang senang membantu orang yang membutuhkan, memiliki perasaan malu untuk berbuat jahat (hiri) dan takut akan akibat jahat (ottapa), dan dalam hidupnya senantiasa berpedoman pada Dharma.

d. Manussa-devo

Ciri khas manusia tipe ini adalah suka membantu orang lain yang menderita, memiliki pengendalian diri (sila) yang kuat, senantiasa mengembangkan sifat-sifat luhur (metta, karuna, mudita, dan upekkha) dalam kehidupannya, memiliki keyakinan (sadha) yang kuat, dan kuat dalam kebijaksanaan.

Berdasarkan tipe-tipe manusia di atas, kita harus senantiasa hidup berpedoman pada moralitas, dan senantiasa mengembangkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, setiap makhluk hidup termasuk manusia mendambakan kebahagiaan, kesenangan, kesejahteraan, kekayaan, dan diberi umur yang panjang. Untuk memperoleh semua itu, kita harus banyak berbuat kebaikan dan tidak menyia-nyiakan terlahir di alam manusia.

Buddha telah menjelaskan dalam Dhammapada Buddhavaggo XIV: 182,

“Mendapat kehidupan sebagai manusia adalah sulit. Adalah sulit, kehidupan makhluk fana. Mendengar ajaran kebenaran adalah sulit. Adalah sulit, kemunculan para Buddha.” Berbahagialah kita yang sudah terlahir sebagai manusia. Di alam manusia, kita punya banyak kesempatan untuk dapat berbuat kebajikan.

Berlatih

Aktivitas Siswa: Membuat pertanyaan

Setelah kalian membaca materi di atas, buatlah tiga pertanyaan yang berkaitan dengan Aku dan Alam Kehidupanku! Tukarkan pertanyaan kalian dengan pertanyaan teman. Jawablah pertanyaan teman kalian.

Nakhasikha Sutta (Studi Kasus)

Di dalam khotbah ini, Buddha menjelaskan tentang sulitnya terlahir sebagai manusia. Beliau menggunakan perumpamaan debu dari tanah dan menempelkannya pada kuku Beliau. Kemudian, bertanya kepada para bhikkhu, lebih banyak mana jumlah debu yang menempel pada kuku Beliau dengan jumlah debu yang ada di tanah. Para bhikkhu menjawab bahwa jumlah debu yang ada di ujung kuku Buddha terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah debu yang ada di tanah.

Kemudian, Buddha menjelaskan bahwa bagi mereka yang terlahir sebagai manusia, setelah kematian-Nya, untuk dapat terlahir lagi di alam manusia adalah sangat sedikit seperti debu yang menempel di kuku Beliau.

Mereka yang akan terlahir di alam-alam rendah atau alam apaya (neraka, setan, asura, dan binatang) setelah kematian-Nya dari alam manusia adalah sebanyak debu yang ada di tanah.

Berlatih

Aktivitas Siswa: Menjawab pertanyaan

Setelah kalian membaca teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Pesan-pesan apa yang dapat kalian petik dari khotbah tersebut?

2. Nilai-nilai apa yang dapat diteladani dari khotbah tersebut?

3. Tuliskan contoh tindakan yang harus kalian lakukan setelah kita terlahir sebagai manusia!

Berdiskusi

Aktivitas Siswa: Diskusi kelompok

Setelah kalian membaca teks di atas, lakukanlah kegiatan berikut.

1. Diskusikan tentang keberuntungan kelahiran di alam manusia dengan kelompok kalian untuk lebih mendalami materi dan mengambil nilai-nilai yang ada berkaitan dengan alam kehidupan!

2. Presentasikan secara kelompok hasil diskusi kalian di depan kelas!

Jadi, betapa sulitnya untuk dapat terlahir di alam manusia seperti yang telah ditunjukkan dengan jelas oleh Buddha. Untuk mendapatkan kehidupan sebagai manusia adalah sesulit seperti perumpamaan di atas.

Alam manusia tergolong sebagai alam yang menyenangkan sebagaimana alam dewa. Di samping alam bahagia, terdapat alam yang diliputi penderitaan para makhluk yang terlahir di alam ini jauh dari kesenangan dan kebahagiaan, penuh dengan penderitaan kesukaran, ketidak-nyamanan, dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Sekali suatu makhluk terlahir di alam menderita, sangat sulit bagi mereka untuk dapat terlahir di alam yang menyenangkan. Karena makhluk-makhluk di alam menderita ini sulit untuk dapat melakukan perbuatan kebajikan dan sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Dhamma sebagai ajaran kebenaran dari Buddha, sungguh beruntung bagi kita yang terlahir sebagai manusia.

Renungkan pesan di bawah ini untuk dijadikan inspirasi dalam diri kita!

Inspirasi Dharma

Apa yang disebut sebagai alam yang baik adalah alam manusia.

Perolehan yang baik adalah keyakinan terhadap Dharma dan vinaya yang diajarkan Buddha, dan berdiri kokoh adalah tidak goyah terhadapnya?

(Itivutaka, 76)

C. Harmoni Alam Kehidupan