• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII AKU DAN ALAM SEMESTAKU

A. Alam Semestaku

Amati gambar berikut ini. Selanjutnya, carilah informasi berkaitan dengan gambar!

Gambar 7.2 Mengenal Alam Semestaku Sumber: https://cdn.idntimes.com

Alam semesta sangat penting bagi kehidupan semua makhluk termasuk di dalamnya manusia. Manusia memiliki kebergantungan pada alam semesta.

Peserta didik mempunyai tanggung jawab akan keberadan alam semesta ini.

Di dalam pembelajaran ini, kalian akan mempelajari tentang materi alam semestaku.

Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan alam semesta?

alam, semestaku

Membaca

1. Alam Semesta

Definisi alam semesta menurut KBBI adalah seluruh alam, mencakup seluruh isinya yang ada di langit dan bumi. Alam semesta merupakan segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik mencakup seluruh ruang dan waktu yang ada. Kita memiliki kesempatan berinteraksi dengan alam semesta serta segala bentuk isinya mencakup materi dan energinya. Istilah semesta atau jagat raya umumnya mengacu pada dunia, kosmos, dan alam itu sendiri.

Alam semesta adalah seluruh ruang yang di dalamnya terdapat kehidupan biotik dan abiotik. Di dalam agama Buddha, alam semesta disebut dengan istilah loka. Alam semesta beserta isinya mengalami suatu proses dalam pembentukan dan kehancuran. Keberadaan alam semesta sangat luas yang terdiri atas unsur-unsur yang sangat besar dan tak terhitung jumlahnya (Nurwito dan Katman, 2019, 2).

Pada hakikatnya, semua yang terkandung dalam alam semesta mengalami siklus terbentuk dan hancur melalui suatu proses pembentukan dan kehancuran yang berulang-ulang. Proses berulang tersebut sangat lama setua usia waktu itu sendiri yang tak terbayangkan oleh manusia biasa. Bumi berulang kali hancur dan terbentuk kembali. Waktu yang diperlukan untuk terbentuk dan hancurnya dunia sangat panjang, dan diperlukan sangat banyak kappa (sebagai satuan waktu). Buddha telah menjelaskan panjang kurun waktu satu kappa sebagaimana terdapat dalam Samyutta Nikaya II.

181 sebagai berikut.

“Sangat panjang kurun waktu satu kappa. Tak dapat diperhitungkan dengan tahun, abad, ataupun ribuan abad.”

“Jika demikian, Guru, dapatkah dengan menggunakan perumpamaan?”

“Dapat. Bayangkan bongkahan suatu gunung besar, tanpa retak, tanpa celah, padat, berukuran panjang 1 mil, lebar 1 mil. Lalu, bayangkan setiap seratus tahun ada seseorang datang menggosoknya dengan sepotong sutra Benares.

Maka, akan lebih cepat bukit itu habis tergosok daripada suatu masa kappa berlalu.

Pula ketahuilah, lebih dari satu, lebih dari ribuan, lebih dari ratusan ribu kappa, sebenarnya telah berlalu”. (Taniputera, Ivan. 2003)

Buddha menggunakan perumpamaan tersebut untuk memberikan gambaran tentang jarak ruang dalam suatu waktu yang sangat lama sekali dan sulit dijangkau dengan pemikiran yang sederhana. Perumpamaan tersebut diberikan agar para siswa lebih mengerti dan memahami.

Berdasarkan pandangan agama Buddha, dunia terdiri atas dua sistem, yaitu sistem dunia tunggal (single world system) dan sistem dunia beragam (multiple world system). Sistem dunia tunggal (single world system) menjelaskan bahwa alam semesta terdiri atas sebuah piringan datar yang disebut cakkavala. Cakkavala dalam bahasa Pali berarti bidang yang menyerupai roda atau cakka/cakra yang senantiasa berputar. Istilah Cakka atau cakkavala di dalamnya terdapat alam surga (dewa) dan alam-alam brahma yang berada di atas piringan, serta alam-alam-alam-alam rendah (neraka).

Di tengah cakkavala, terdapat Gunung Semeru setinggi enam puluh ribu yojana. Dijelaskan bahwa setengah dari gunung ini terbenam dalam air, hanya bagian atasnya yang terlihat. Di dunia ini, terdapat enam gunung yang mengelilingi cakkavala dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Di dalam gunung-gunung tersebut, terdapat berbagai jenis samudra yang luas, dan salah satunya dinamakan Samudra Agung (Mahasamudra). Di dalam dunia ini, dapat dijumpai empat buah benua di empat penjuru, yaitu:

terletak di utara (uttarakuru), selatan (jambudipa), timur (pubbavideha), dan barat (aparayojana). Semua ini terdapat dalam satu sistem dunia tunggal.

Berkaitan dengan sistem dunia beragam (multiple world system), Buddha telah menujukkan dalam Ananda Vagga, Anguttara Nikaya bahwa terdapat sistem dunia atau alam lain yang beragam, yaitu seribu tata surya kecil (sahassa culanika loka dhatu), sistem dari sejuta dunia menengah (dvisahassa majjhimanika lokadhatu), dan sistem dunia besar yang terdiri atas satu miliar tata surya (tisahassa mahasahassi lokadhatu).

Di dalam seribu tata surya kecil (sahassa culanika loka dhatu), Buddha menjelaskan bahwa sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan menerangi semua penjuru dengan cahayanya, sejauh itu luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya, terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu sineru, seribu jambudipa, seribu aparayojana, seribu uttarakuru, dan

seribu pubbavidehana. Dan dijelaskan juga adanya seribu Camumaharajika, seribu Tavatimsa, seribu Yama, seribu Tusita, dan seribu Nimanarati.

Menurut Buddha, sistem dari sejuta dunia menengah terdiri atas seribu kali seribu tata surya (1.000 x 1.000) disebut dvisahassa majjhimanika loka. Sistem dunia besar yang terdiri atas satu miliar tata surya disebut tisahassa mahasahassa lokadhatu. Beliau mengatakan kepada Ananda bahwa jika Tathagata atau saat itu Buddha Gotama menginginkan, Beliau dapat membuat suara-Nya terdengar melalui tata surya ini, bahkan lebih jauh lagi.

(Nurwito dan Katman, 2019, 2)

Buddha telah mengajarkan kurang lebih 2.500 tahun lalu, tetapi Dharma yang Beliau ajarkan masih sangat relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan konsep alam semesta, ajaran Beliau sangat tepat dan sesuai dengan kenyataan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Buddha sangat mengetahui tentang semua alam beserta isinya atau disebut juga sabannu Buddha (Buddha Mahatahu). Hal ini karena Beliau telah tercerahkan batin-Nya, dan mencapai pembebasan yang sempurna.

Selain itu, sesuai dengan pernyataan “Sugato lokavidu” yang berarti Sang Sugatta pengenal semua alam yang sangat terbukti akan kebenaran-Nya.

Berlatih

Aktivitas Siswa: Membuat pertanyaan

Setelah kalian membaca teks di atas, kerjakan aktivitas berikut!

Buatlah tiga pertanyaan yang berkaitan dengan alam semesta! Tukarkan pertanyaan kalian dengan pertanyaan teman. Jawablah pertanyaan teman kalian.

2. Nilai-Nilai yang Dapat Diimplementasikan

Dalam pandangan agama Buddha, alam semesta ini ada bukan karena diciptakan, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan sulit diungkapkan dengan kata-kata yang sederhana. Pemahaman tentang konsep alam semesta harus disikapi dengan cara bijaksana dan dibutuhkan pencerahan batin yang sangat dalam. Berkaitan dengan alam semesta, keberadaannya baik muncul maupun hancurnya telah diatur oleh hukum kebenaran (Pancaniyaamadhamma). Pancaniyaamadhamma merupakan hukum tertib kosmis universal yang mengatur segala sesuatu yang ada di alam semesta termasuk alam semesta itu sendiri. Hukum ini bekerja dengan sendirinya

sebagai hukum sebab akibat tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta, dan proses keberadaannya sejalan dengan ilmu pengetahuan modern yang telah dikembangkan oleh beberapa ahli.

Keberadaan hukum kebenaran (Pancaniyaamadhamma) telah disabdakan oleh Buddha dalam Uppada Sutta, Anguttara Nikaya 3.136 secara mendalam, berkaitan dengan suatu pertanyaan apakah Tathagata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku. Buddha telah menjelaskanya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, bahwa segala fenomena terkondisi adalah tidak kekal, segala sesuatu yang berkondisi adalah penderitaan, dan segala fenomena yang ada tanpa diri atau inti yang kekal.

Hukum kebenaran (Pancaniyaamadhamma) ini merupakan hukum kebenaran universal yang terdiri atas lima macam, yaitu sebagai berikut: (1) utuniyama, merupakan hukum kosmis yang mengatur terbentuk dan hancurnya tata surya beserta isinya, mengatur energi temperatur, cuaca, pergantian musim, gempa bumi, dan segala sesuatu yang terbentuk dan hancur berkaitan dengan energi, (2) bijaniyama merupakan hukum kosmis yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan, yaitu biji, stek, batang, cabang, ranting, daun, melalui proses bertunas, bertumbuh, dan berbuah, (3) kammaniyama adalah hukum perbuatan atau hukum yang berkaitan dengan moral atau sering disebut sebagai karma. Hukum ini mengatur tentang berbagai perbuatan dan konsekuensi akibat dari suatu perbuatan; (4) cittaniyama merupakan hukum kosmis yang berkaitan dengan batin yang diawali dari proses muncul, berlangsung, dan padam (terhenti) dan berbagai fenomena batin yang terjadi; dan (5) dhammaniyama merupakan hukum kosmis yang mengatur segala hal yang belum diatur oleh keempat niyama sebelumnya.

Hukum ini berkaitan dengan kejadian-kejadian khusus, misalnya berkaitan saat Bodhisattva lahir di dunia.

Berlatih

Aktivitas Siswa: Tugas kelompok

Setelah kalian membaca materi bacaan di atas, kerjakan tugas-tugas di bawah ini secara berkelompok!

1. Buatlah kelompok dengan teman kalian untuk lebih memahami materi di atas!

2. Diskusikan tentang konsep alam semesta untuk lebih mendalami materi ”Nilai-nilai yang ada berkaitan dengan alam semesta!

3. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas!

Renungkan pesan berikut ini untuk dijadikan inspirasi dalam diri kalian!

Inspirasi Dharma

Tidak dapat ditentukan awal dari alam semesta.

Titik terjauh dari kehidupan, berpindah dari kelahiran ke kelahiran, terikat oleh ketidaktahuan dan keinginan, tidaklah dapat diketahui.

(Dharmapada)