• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

D. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain alat-alat pertanian seperti cangkul, sekop, pot, para-para, penyiram tanaman (gembor), spray, baskom/ember, gelas pengukur, penggaris/meteran (mengukur tinggi batang), jangka sorong (mengukur diameter batang), label dan alat tulis. Alat moisture-meter, pH meter digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban dan pH tanah di dalam pot.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain bibit anggur var. Kediri Kuning, jenis tanah yang berbeda; tanah regosol diambil di daerah Gumuk Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta; tanah latosol diambil di daerah Patuk dan Langeran, Gunung Kidul, Yogyakarta; tanah aluvial di daerah Paingan, Sleman,Yogyakarta. Untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman digunakan insektisida dan fungisida. Lipotril digunakan sebagai pupuk daun sistemik dan NOPKOR sebagai probiotik yang diaplikasikan.

E. Cara Kerja a. Penyiapan Lahan

Lahan penelitian diberi pembatas berupa pagar kawat berduri di sekitar lahan agar tanaman anggur tidak diganggu atau dimakan hewan ternak. Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur sehingga pengaturan jarak perlu diperhatikan. Jarak tanam bisa diatur dengan pola 2 x 3 m2, 3 x 3 m2 atau tergantung dari jumlah tanaman yang akan digunakan per satuan luas. Lalu, penyiraman dan penyemprotan larutan insektisida maupun fungisida menggunakan sumber air yang berasal dari sumur air tanah.

b. Penyiapan Media Tanah dan Pot

Penyiapan tanah dilakukan dengan mengambil beberapa sampel tanah dari daerah Paingan, Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pasir dari Pantai Samas, Bantul. Pengukuran pH dilakukan sebelum dan sesudah pencampuran tanah menggunakan pH meter. Pencampuran media tanah adalah sebagai berikut :

1) Pada perlakuan pertama, digunakan tanah regosol, pasir dan pupuk dengan perbandingan 2:1:1 dan dicampur secara merata (homogen)

2) Pada perlakuan kedua menggunakan media tanah aluvial yang diambil di daerah Paingan yang dicampurkan dengan pasir dan pupuk kandang, perbandingan 2:1:1 kemudian dicampurkan hingga merata (homogen) 3) Pada perlakuan ketiga menggunakan media tanah latosol yang diambil di

daerah Gunung Kidul dan dicampurkan dengan pasir dan pupuk kandang, perbandingan 2:1:1 kemudian dicampurkan hingga merata (homogen) 4) Perlakuan ke empat sebagai kontrol menggunakan pasir yang dicampur

pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 kemudian dicampurkan hingga merata (homogen)

5) Setiap perlakuan dimasukkan ke dalam pot sampai volumenya 25 cm3 dan menyisakan 5 cm3 dari permukaan pot

6) Sebelum ditanami bibit anggur, media tanah disiram terlebih dahulu dengan air setiap pagi dan sore hari dan didiamkan selama tiga hari (hal ini bertujuan untuk mendinginkan dan menjaga kelembaban tanah)

c. Penanaman Anggur var Kediri Kuning

Bibit anggur siap tanam berusia kurang lebih 1,5 bulan, perakarannya sepanjang 5-10 cm, pertumbuhannya sehat dan mempunyai dua tunas di samping kiri dan kanannya (Rukmana, 1999). Tata cara penanaman bibit anggur adalah sebagai berikut :

1) Siram media tanam dalam polybag bibit dengan air bersih hingga cukup basah. Sementara itu buat lubang tanam di dalam pot dengan menggunakan cetok sedalam kurang lebih 12-15 cm

2) Keluarkan bibit dari polybag secara hati-hati dengan cara menyobek salah satu sisi polybag

3) Masukkan (tanam) bibit anggur tepat di tengah-tengah lubang, letakkan posisi bibit dengan tegak

4) Timbun bidang perakaran dan pangkal batang bibit tanaman anggur sebatas leher perakaran, sambil dipadatkan pelan-pelan

5) Siram (airi) tanah di sekitar perakaran tanaman anggur hingga cukup basah (lembab) namun, jangan sampai tergenang

6) Kemudian ditaburi di sekitar tanaman dengan abu dapur sebagai upaya pencegahan hama penyakit di awal penanaman

7) Terakhir dengan memasang ajir dari bambu untuk tempat merambatkan tanaman anggur. Kemudian memasang rangka pagar menggunakan besi atau beton cor di samping kiri-kanan pot dan dibentangkan kawat berbentuk seperti pagar dengan tinggi kawat pertama 50 cm dari permukaan pot, kawat kedua 70 cm.

d. Perawatan dan Pengamatan

1) Aplikasi NOPKOR

Probiotik ini diaplikasikan dengan mengencerkan larutan NOPKOR yang sudah dibuat dengan air (perbandingan 1 tutup botol : 1 liter air). Probiotik NOPKOR yang sudah diencerkan diaplikasikan di sekitar akar dan batang tanaman anggur (jangan sampai mengenai daun dan tunasnya) sebanyak 150- 200 ml setiap minggu. Setelah dua bulan diberikan NOPKOR sebanyak dua minggu sekali sesuai standar SOP.

2) Aplikasi LIPHOTRIL A

Liphotril dalam bentuk cair diencerkan dalam air dengan perbandingan (3 tutup botol : 7 liter air) kemudian dimasukkan ke dalam botol spray dan di semprotkan di permukaan atas dan bawah daun dan tunas secara merata. Aplikasi dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 (Murwono, 2013)

3) Aplikasi Insektisida Lanette

Umumnya hama yang menyerang tanaman anggur antara lain adalah

Phylloxera vitifolia, kumbang Apogonia destructor, wereng daun, kutu putih, ulat daun, rayap sehingga dibutuhkan insektisida untuk mencegah hama tersebut. Penggunaan insektisida Lanette adalah dengan melarutkan sebanyak 1,5 gram per satu liter air. Kemudian larutan tersebut disemprotkan ke permukaan daun, batang dan tunas secara merata setiap minggu. Aplikasi disarankan saat sore hari menjelang malam karena hama yang ada umumnya menyerang saat malam hari dan pada siang hari akan bersembunyi di dalam tanah (Suwito, 2007).

4) Aplikasi Fungisida Cobox

Penyakit yang menyerang tanaman anggur antara lain tepung palsu (downy mildew), busuk pucuk dan lainnya. Untuk mengatasi serangan penyakit ini, tanaman disemprot dengan fungisida cobox dengan komposisi larutan fungisida sebanyak 1,5-3 gram setiap liternya kemudian disemprotkan secara merata setiap minggu ke semua bagian tanaman kecuali akar.

5) Penyiraman dan Pengukuran

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman dan pengukuran adalah: a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang

b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan setiap harinya mulai tanam sampai pemangkasan

c) Pengukuran meliputi tinggi, diameter, jumlah daun serta tingkat kesehatan daun tanaman anggur var. Kediri Kuning yang dilakukan setiap minggunya dimulai dari masa tanam sampai penelitian berakhir (untuk pengukuran diameter batang dan tingkat kesehatan daun dilakukan mulai tanggal 25 Desember 2013)

d) Pengukuran kelembaban menggunakan alat moisture-meter tanah. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut :

o Sebelum digunakan alat tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan air dan tekan tombol off.

o Kemudian ditancapkan ke dalam tanah sedalam 15 cm lalu tekan tombol

moist (tingkat kelembaban dalam skala 1-10 atau lebih dari itu termasuk kategori wet/ basah.

o Untuk pengukuran pH tanah menggunakan alat pH meter cara penggunaannya sama dengan penggunaan moisture-meter.

6) Pengamatan Intensitas Serangan Hama dan Penyakit

Pengamatan intensitas serangan hama dan penyakit dilakukan saat pertama kali dilihat adanya gejala serangan hama dan penyakit berupa daun yang bolong-bolong, rontok ataupun timbul bercak-bercak pada tanaman. Pengamatan

dilakukan satu minggu sekali sebanyak 10 kali pengamatan, dengan menggunakan rumus : Rerata = dimana, P = Presentasi serangan (%)

= Bagian daun tanaman yang terserang (%) = Jumlah seluruh daun yang diamati (helai)

Tabel 4. Kategori Skala Serangan (Simamora, 2008)

Skala Keterangan

0 Tidak terdapat gejala serangan (sehat) 1 > 1% - ≤ 15% luas permukaan daun terserang

2 > 15% - ≤ 25% luas permukaan daun terserang

3 > 25% - ≤ 50 % luas permukaan daun terserang

4 > 50% - ≤ 75% luas permukaan daun terserang

5 > 75% -≤ 100% luas permukaan daun terserang

Dokumen terkait