• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Pupuk Organik

4. Pupuk Mikro Sistemik Daun LYPHOTRIL

Tanaman dapat diberi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk daun mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Pupuk sistemik daun ini merupakan pupuk yang dapat langsung diserap oleh pori permukaan daun (stomata), batang dan buahnya. Menurut Marsono (2007) kelarutan pupuk daun juga lebih baik dibandingkan pupuk akar sehingga akan langsung diproses dalam metabolisme asimilasi dan lebih efisien. Komposisi dari Pupuk LYPHOTRIL ini antara lain unsur Nitrogen 17,40%, unsur P 24,85%, unsur K 18,25%, Kadar MgO dan CaO 1,78% serta vitamin (E, Caroteen) & Mineral (Boron, Cu, Zn, Cr, Mn, I) 3,68% (Murwono, 2010).

Pupuk dengan mekanisme kerja sistemik pada daun juga memiliki kelebihan lain yaitu mempercepat pertumbuhan pucuk daun, pertumbuhan bunga, mencegah kerontokkan bunga, meningkatkan ketahanan daun dari paparan sinar UV matahari. Sebelum digunakan, LYPHOTRIL terlebih dahulu diencerkan dengan takaran tertentu. Penyemprotan dilakukan pagi hari untuk mempersiapkan daun dari paparan-UV dan berfotosintesis dengan optimal.

E. Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning

1. Hama a) Ulat Daun

Serangan ulat daun menyebabkan daun anggur berlubang-lubang. Jika dibiarkan, hanya tulang daun saja yang tersisa. Di sekitar daun yang rusak umumnya ditemukan kotoran ulat tersebut (Suwito, 2007). Salah satu ulat yang sering menyerang daun tanaman anggur adalah ulat grayak (Spodoptera sp.) Ulat ini meyerang daun hingga rusak atau bolong-bolong. Ulat ini akan berpindah pada malam hari. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan disemprot insektisida seperti Lanette atau Tokuthion 500 EC.

b) Belalang (Valanga nigricornis)

Belalang merupakan serangga hama dari ordo Orthoptera. Gejala serangan belalang yaitu terdapat lubang-lubang pada daun terutama daun muda, lama-kelamaan daun tersebut bisa menjadi kering. Belalang ini menyerang daun tanaman dengan cara memakan daging daun (jaringan parenkim), sedangkan tulang daun dan urat-urat daun tidak dimakannya.

Pada tahap nimfa maupun belalang dewasanya banyak merusak tanaman. Pemberantasan secara mekanik dengan mengambil dan membunuh belalang satu per satu sedangkan pemberantasan kimiawi disemprot dengan Phosdrin, Diazinon, Basudin dan insektida lainnya (Pracaya, 1993).

c) Tungau (Tetranychus uricae)

Tungau merupakan salah satu hama utama pada tanaman anggur. Serangan tungau tersebut dapat menyebabkan daun menjadi bewarna kekuning-kuningan, mengeriting serta pertumbuhan dan pucuk terhambat. Pada serangan berat dari tungau ini dapat menyebabkan daun tanaman menjadi rontok semuanya sehingga tanaman akan mati (Anonim, 2010). Tungau dewasa aktif pada siang hari untuk memintal benang-benang yang sangat halus di balik daun. Setiap hari tungan bertelur sekitar 10 butir. Telurnya akan diletakkan di bawah sarang yang telah dibuatnya dan akan menetas setelah 4-7 hari (Pracaya, 2008).

Tungau hidup dengan menghisap cairan dari sel-sel terutama pada daun, sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Akibat isapan tungau, daun menjadi bewarna kemerahan, kemudian menguning. Kemudian daun menjadi kering dan rontok (Nurcahyo, 1997). Pengendalian tungau dilakukan dengan memotong daun yang terserang dan menyemprotkan insektisida seperti Mitac 200 EC sesuai konsentrasi yang dianjurkan.

d) Kumbang Daun (Apogonia sp.)

Kumbang ini bewarna hitam atau cokelat yang aktif pada senja dan malam hari. Pada siang hari kumbang bersembunyi di dalam tanah. Kumbang menyerang dengan cara memakan atau merusak daun kemudian membuat lubang-lubang pada daun. Pengendalian kumbang ini dilakukan dengan menangkap kumbang ataupun memasang perangkap lampu penerang di malam hari (Rukmana, 1999).

2. Penyakit

Penyakit yang sering menyerang tanaman anggur adalah : a) Tepung Palsu (Downy Mildew)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Plasmopara viticola. Penyakit ini menyerang terutama pada musim hujan. Gejala serangan penyakit ini antara lain pada sisi atas daun mulai tampak bercak-bercak bewarna kuning kehjauan yang tidak berbatas tegak, kemudian bercak meluas dan berubah warna menjadi cokelat. Dalam cuaca lembab pada sisi bawah bercak terjadi lapisan putih bertepung, yang terdiri dari sporangiofor dan sporangium jamur. Akhirnya daun menjadi kering dan rontok. Gejala juga dapat timbul pada batang muda, sulur, tangkai buah dan buah (Semangun, 1994). Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan mengurangi kelembaban kebun (pemangkasan), memotong, memusnahkan bagian tanaman yang sakit dan memberikan fungisida seperti Antracol 10WP, Folirfos 400 AS atau Bayfidan 250EC (Rukmana, 1999).

b) Busuk Hitam

Penyakit ini banyak terjadi pada daerah yang panas dan lembab. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Guignardia bidwellii (Ell.) Viala et Ravaz. Gejala pada helai daun yaitu terdapat bercak-bercak kecoklatan. Bagian tersebut dikelilingi tepian bewarna hitam. Pada tunas, sulur, tangkai daun dan bunga dan tulang daun dapat timbul bercak bewarna ungu sampai hitam dan agak melekuk. Pengendalian dilakukan dengan memangkas bagian yang terkena penyakit, mengurangi kelembaban kebun dan pemberian fungisida seperti Fermate, Zerlate dan Maneb (Semangun, 1994).

F. Tabulampot

Tanam Buah dalam Pot (Tabulampot) banyak diminati sebagai alternatif penanaman buah karena tidak membutuhkan lahan yang luas dalam penanaman buah. Tanaman anggur sangat mudah dibuahkan di dalam pot (Alex, 2011a). Hal ini karena akar tidak tumbuh dengan leluasa, sehingga hanya terbatas tumbuh pada area pot saja. Akibatnya pertumbuhan vegetatifnya, yaitu pertumbuhan yang meliputi batang dan daun menjadi maksimal, kondisi ini akan dapat merangsang pertumbuhan generatifnya (Muktiani, 2011).

Pot yang biasa digunakan sebagai tabulampot biasanya terbuat dari bahan drum, pot semen, pot tanah, maupun pot plastik. Namun, pot yang paling cocok untuk budidaya anggur adalah pot tanah. Pot dari tanah memiliki pori-pori yang paling baik daripada pot lain. Dinding dasarnya dapat menyerap air dari media tanam. Sifat seperti ini dapat menjaga akar dari kekeringan ketika penyiraman terlambat dan tidak terlalu lembab saat penyiraman berlebihan (Nurcahyo, 1997).

G. Hipotesa

1. Berdasarkan parameter pertumbuhan ; tinggi batang, diameter batang dan jumlah helai daun terdapat pengaruh jenis tanah terhadap pertumbuhan tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di dalam pot

2. Jenis tanah aluvial memberikan dampak optimal terhadap pertumbuhan tanaman anggur (V. vinifera) var. Kediri Kuning di dalam pot

29

BAB III

Dokumen terkait