• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori

Pada bagian ini akan membahas tentang pengertian alat peraga, alat peraga matematika berbasis metode Montessori, karakteristik alat peraga matematika berbasis metode Montessori, dan alat peraga Geometric Stick Box.

a. Pengertian Alat Peraga

Mempermudah dan membuat siswa mengerti materi pelajaran merupakan tugas guru. Salah satu cara yang dipakai oleh guru untuk membuat siswa menjadi mudah dalam memahami pembelajaran adalah dengan menggunakan alat peraga dalam pengajaran. Alat peraga adalah alat-alat yang dugunakan oleh guru ketika mengajar yang bertujuan untuk membatu guru dalam memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa (Usman, 2011).

Alat peraga yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar tidak perlu menggunakan alat peraga yang mahal dan juga tidah harus membeli. Guru dapat membuat sendiri alat peraga yang dibutuhkan oleh dalam mengajar materi tertentu.

Alat peraga yang dibuat sendiri justru akan lebih pas dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Ada banyak keuntungan jika dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga (Suherman, 2003: 243). Keuntungan pertama yang didapat dalam penggunaan alat peraga matematika ialah kegiatan belajar mengajar lebih termotivasi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar akan cenderung senang untuk belajar. Keuntungan kedua adalah konsep abstrak matematika tersaji dalam bentuk konkret. Bentuk konkret yang ditemui siswa membantu siswa untuk memahami materi baru yang diterima. Keuntungan lainnya adalah merangsang siswa untuk berpikir, merangsang siswa menjadi aktif, merangsang siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri. Rangsangan yang ditimbulkan alat peraga tersebut dapat membuat siswa lebih mendalami materi yang dipelajari.

b. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori

Alat peraga Montessori merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu proses belajar siswa agar dapat lebih mudah dimengerti siswa. Alat peraga Montessori ini dikenal sebagai alat peraga yang menarik dan mempunyai warna yang menarik. Sifat menarik dari alat peraga Montessori inilah yang membuat alat peraga ini dipandang menjadi alat peraga yang tepat digunakan untuk membantu anak dalam belajar.

Montessori memaparkan bahwa alat peraga menurutnya adalah suatu material yang dapat digunakan oleh siswa dalam pembelajaran yang dirancang khusus agar menjadi alat peraga yang sederhana, menarik, memungkinkan siswa untuk bisa

digunakan, memberi kesempatan siswa supaya dapat belajar secara mandiri, dan juga agar siswa dapat memperbaiki kesalahan yang siswa lakukan sendiri (Lillard, 1997: 11).

Alat peraga matematika berbasis metode Montessori tidak didesain untuk mengajar matematika namun ditujukan untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan matematikanya (Lillard, 1997: 137). Kemampuan siswa yang dikembangkan seperti memahami perintah, memahami urutan, mengenal hal yang abstrak dan memiliki kemampuan untuk menyatukan semuanya itu menjadi sebuah temuan yang baru. Alat peraga matematika Montessori memang didesain dengan sederhana dan menarik sesuai dengan konsep pemikiran Montessori sendiri (Montessori, 2002: 169-175). Siswa diberi kesempatan secara utuh dan mandiri mengeksplorasi alat peraga tersebut dan melakukan perbaikan pada kesalahannnya sendiri tanpa harus dikoreksi orang lain. Berdasar pada teori-teori yang telah terpapar dapat disimpulkan bahwa alat peraga matematika berbasis metode Montessori adalah alat yang dirancang sendiri oleh Montessori guna menyampaikan pembelajaran matematika kepada siswa dengan memperhatikan ketertarikan siswa dan sederhana sehingga siswa berminat mengeksplorasi diri secara utuh dan mandiri.

c. Karakteristik Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori

Alat peraga yang diciptakan oleh Montessori memiliki karakteristik yaitu menarik, bergradasi, auto correction, dan auto education. Karakteristik kontekstual pada alat peraga ditambahkan oleh peneliti di penelitian ini. Ciri kontekstual ditambahkan sebagai usaha untuk semakin dekat dengan sistem pembelajaran di

Indonesia. Karakteristik-karakteristik tersebut yang membedakan dengan alat peraga lain.

Karakteristik yang pertama adalah menarik yaitu menarik bagi siswa untuk menggunakan alat peraga ketika alat peraga yang dibuat mampu membangkitkan motivasi siswa dalam menggunakannya. Siswa akan belajar menggunakan dengan menyentuh, meraba, memegang, dan merasakan suatu benda nyata. Alat peraga yang dibuat lembut dan warna yang ditampilkan cerah (Montessori, 2002: 175).

Karakteristik yang kedua adalah memiliki gradasi atau bergradasi. Alat peraga Montessori memiliki rangsangan dengan gradasi yang rasional (Montessori, 2002: 175). Contohnya seperti yang dikatakan oleh Magini (2013: 49) dimana ada seorang gadis kecil yang berusia tiga tahun mengambil balok silinder dan mencoba memasangkannya secara bergradasi dan membongkar pasangan balok silinder sebanyak empat puluh dua kali. Alat peraga balok silinder merupakan salah satu alat peraga yang diciptakan oleh Montessori, balok silnder memiliki ukuran-ukuran yang berbeda-beda. Berbagai ukuran silinder dimasukkan kedalam lubang-lubang kayu sampai memperoleh bentuk yang pas. Gradasi alat peraga dapat berupa gradasi warna, bentuk, ukuran, dan gradasi umur. Gradasi umur artinya alat peraga tersebut dapat digunakan oleh semua orang.

Karakteristik yang ketiga adalah auto-education. Alat peraga yang diciptakan Montessori memungkinkan anak belajar mandiri. Anak juga dapat lebih berkembang dalam kegiatan pembelajaran tanpa campur tangan orang dewasa (Montessori, 2002: 175). Guru hanya sebagai pengamat yang mengamati siswa dan melihat kondisi

kesiapan siswa dengan memperkirakan kebutuhan khusus yang dimilikinya (Crain, 2007: 100).

Karakteristik yang keempat adalah auto-correction dimana alat peraga mempunyai pengendali jika terdapat kesalahan. Pengendali kesalahan alat peraga dapat berupa kunci jawaban atau ketika menggunakan alat peraga dan terjadi kesalahan, anak dapat mengetahuinya. Anak mampu mengetahui kesalahannya sendiri tanpa diberitahukan orang lain. Contohnya pada alat peraga balok silinder tadi, siswa akan menggunakan alat tersebut sampai memperoleh bentuk dan ukuran yang pas dengan cara melakukannya secara berulang-ulang hingga ia berhasil menemukan pembenaran (Montessori, 2002: 175).

Karakteristik alat peraga Montessori yang kelima adalah kontekstual. Penerapan alat peraga matematika Montessori di Indonesia memunculkan karakteristik yang ke lima yaitu kontekstual. Karakteristik kontekstual muncul untuk menjembatani pembuatan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Alat peraga Montessori yang asli terbuat dari kayu yang tidak ada di Indonesia, maka kontekstual memungkinkan pembuatan alat peraga dari bahan lain yang dekat dengan lingkungan sekolah. Nilai kontekstual juga diharapkan dapat membuat siswa merasa mengenal alat peraga tersebut sehingga mudah beradaptasi dengan alat dan mudah menggunakan.

d. Alat Peraga Geometric Stick Box

Alat peraga Geometric Stick Box adalah alat peraga Montessori yang direplikasi dan dimodifikasi. Alat tersebut pengembangan dari alat peraga geometri stick material Montessori.

Gambar 2.1 Geometric Stick Material Montessori

Geometri stick material digunakan pada kelas dasar untuk mempelajari garis, sudut, bangun dan analisis bentuk (Nienhius, 2013). Pengembangan yang dilakukan adalah bahan yang digunakan kayu yang berasal dari Indonesia, penutup box

digunakan sebagai papan kerja yang disertai spon, tambahan laci untuk menyimpan kartu soal dan jarum pentul.

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini dinamakan Geometric Stick Box. Alat peraga tersebut digunakan pada standar kompetensi memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana. Kompetensi dasar mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Materi mengidentifikasi jenis sudut dan besar sudut pada kelas III semester 2.

Gambar 2.2 Geometric Stick Box

Gambar 2.2 menunjukkan gambar alat peraga Geometric Stick Box. Alat peraga tersebut terdiri dari papan kerja, stick, segitiga siku-siku, jarum pentul, kartu huruf, kartu angka, kartu nama sudut, kartu jenis sudut, kartu soal berserta kunci jawaban. Geometri stick box berbentuk balok memiliki penutup yang berfungsi sebagai papan kerja. Alat tersebut memiliki laci untuk menyimpan jarum pentul, kartu soal dan kartu jenis sudut.

Stick digunakan untuk membentuk kaki sudut dan sebagai jarum yang dibentuk pada suatu jam. Kartu huruf digunakan untuk memberi nama pada sudut yang dibentuk. Kartu angka digunakan untuk mengurutkan sudut yang dibentuk dari terkecil atau terbesar. Kartu jenis sudut digunakan untuk memberi nama jenis sudut. Jarum pentul digunakan untuk menahan stick agat tidak bergeser. Papan kerja memiliki dua sisi berfungsi untuk membuat sudut dan menghitung besar sudut yang dibentuk oleh jam.

Penggunaan Geometric Stick Box untuk mengajarkan materi mengidentifikasi jenis sudut dengan papan kerja, dua stick berbeda warna, jarum pentul, dan kartu huruf.

Gambar 2.3 Penggunaan Geometric Stick Box dalam Mengajarkan Materi Mengidentifikasi Jenis Sudut

Gambar 2.3 menunjukkan penggunaan alat peraga untuk mengajarkan materi mengidentifikasi sudut. Siswa diminta membuat sudut yang ingin mereka buat dengan stick, jarum pentul, kartu huruf dan segitiga siku-siku. Siswa mengambil segitiga siku-siku untuk mengidentifikasi jenis sudut yang dibentuk. Sudut lancip jika besar sudut yang dibentuk lebih kecil dari segitiga siku-siku, tumpul jika besar sudut yang dibentuk lebih dari segitiga siku-siku dan siku-siku jika besar sudut yang dibentuk sama besar dengan segitiga siku-siku.

Gambar 2.4 Penggunaan Geometric Stick Box dalam Mengajarkan Materi Mengidentifikasi Jenis Sudut dengan Kartu Soal

Gambar 2.4 menunjukkan cara penggunaan alat peraga dalam mengajarkan materi mengidentifikasi jenis sudut dengan kartu soal. Siswa mengambil salah satu soal dari paket soal 3 dan segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku diletakkan di atas soal

untuk mengidentifkasi jenis sudut yang dibentuk. Sudut lancip jika besar sudut yang dibentuk lebih kecil dari segitiga siku-siku, tumpul jika besar sudut yang dibentuk lebih dari segitiga siku-siku dan siku-siku jika besar sudut yang dibentuk sama besar dengan segitiga siku-siku.

Gambar 2.5 Penggunaan Geometri Stick Box dalam Mengajarkan Materi Besar Sudut dengan Kartu Soal

Gambar 2.5 menunjukkan cara penggunaan alat peraga dalam mengajarkan materi besar sudut dengan kartu soal. Siswa mengambil papan kerja dengan sisi jam, dua

stick dengan warna yang berbeda, jarum pentul dan kartu soal. Siswa membentuk jam sesuai dengan kartu soal. Siswa menghitung besar sudut yang dibentuk dengan menghitung setiap kali berpindah membentuk sudut 300. Siswa menghitung besar

sudut yang dibentuk. Siswa mencocokan dengan kunci jawaban yang berada di balik kartu soal.

Dokumen terkait