• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

5. Prestasi Belajar

Pada sub bab ini diuraikan mengenai teori belajar, pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

a. Teori Belajar

Terdapat beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Teori-teori tersebut mengalami perkembangan seiring perkembangan zamandi dunia. Teori yang dibahas dalam penelitian ini ada dua yaitu teori kognitivisme dan teori konstruktivisme.Kedua teori tersebut dibahas karena dianggap sejalan dengan penelitian ini.

1) Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme adalah teori yang menjelaskan hal-hal yang bekaitan dengan kemampuan manusia dalam memahami pengalaman-pengalamannya sehingga menjadi bermakna bagi manusia. “K ognitivisme meyakini bahwa belajar adalah hasil

dari usaha individu dalam memaknai pengalaman-pengalamannya yang berkaitan

dengan dunia disekitarnya” (Jamaris, 2013: 125). Belajar pengetahuan terdiri dari tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep (Dimyati & Mudjiono, 2006: 14). Fase eksplorasi, pada fase ini siswa mempelajari gejala yang ia temukan. Fase pengenalan konsep digunakan siswa untuk mengenal konsep yang berhubungan dengan gejala yang ditemukan. Fase aplikasi konsep, pada fase ini siswa

menggunakan konsep yang disimpulkan untuk meneliti gejala lain. Ahli yang menganut teori kognitivisme ialah Jean Piaget, Jerome Brunner, Kurt Lewin, Robert M. Gagne, dan David P. Ausubel. Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulan dari lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru yang berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai (Dimyati & Mudjiono, 2006: 10).

2) Teori Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang meyakini bahwa siswa mampu membangun pemahaman dan pengetahuan sendiri tentang dunia sekitarnya melalui pengalaman-pengalamannya (Jamaris, 2013: 148). Tokoh yang menganut teori belajar konstruktivisme diantaranya J. J. Bruner, Jean Piaget, dan Vygotsky. J. J. Bruner berpendapat bahwa alangkah baiknya jika sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswanya untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam suatu mata pelajaran (Slameto, 1988: 13). Lingkungan yang hendaknya disediakan sekolah adalah lingkungan yang memungkinkan siswa untuk melakukan eksplorasi dan menemukanpenemuan baru. Bruner mempertegas bahwa dalam membangun pengetahuannya, siswa memilih memperkuat pengetahuannya melalui berbagai kegiatan, seperti mengajukan hipotesis dan membuat berbagai keputusan untuk hal-hal baru yang ditemuinya (Jamaris, 2013: 149). Piaget mengungkapkan gagasan yang sejalan dengan Bruner. Piaget berpendapat bahwa kemampuan berpikir siswa diperoleh dari berbagai pengalaman dalam melaksanakan

tindakan guna pemecahan masalah sehingga siswa aktif membangun pengetahuannya sendiri (Jamaris, 2013: 151).

Kedua teori beranggapan bahwa siswa memiliki kemampuan kognitif untuk memahami ataupun mengerti hal-hal disekitarnya secara mandiri. Teori kognitivisme berpandangan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berpikir untuk memaknai pengalaman-pengalaman yang ditemui sehingga dapat menjadikannya keterampilan dan pengetahuan baru. Sejalan dengan teori kognitif, teori kontruktivisme memandang bahwa siswa dengan bekal kognitif yang dimilikinya mampu membangun pemahaman dan pengetahuan dengan membelajarkan dirinya sendiri secara mandiri. Kedua teori ini dijadikan landasan dalam penelitian ini dalam memaknai proses belajar.

b. Pengertian Belajar

Siregar (2010: 3) menjelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang, berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Seseorang telah belajar sesuatu dapat diketahui dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut berupa perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) serta nilai dan sikap (afektif). Pendapat lain dikatakan oleh Dimyati (2006: 7) belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar.

Kesimpulan yang dapat diperoleh bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.Belajar adalah aktifitas sadar dan pengalaman yang dilakukan seseorang untuk memperoleh konsep dan pengetahuan baru sehingga dapat mengubah tingkah laku diri yang relatif tetap.Pengetahuan tersebut dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman baru.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Widiyoko (2009: 25) merumuskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran.Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses pembelajaran (Susanto, 2013: 5). Hasil belajar yang didapatkan siswa berupa pemahaman konsep, keterampilan proses, dan sikap siswa. Dipertegas oleh Sudjana (2005: 3) yang mengatakan bahwa prestasi belajar ialah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan evaluasi belajar. Prestasi belajar sesungguhnya adalah hasil belajar, namun pada umumnya hanya mengarah pada aspek kognitif saja. Winkel (2007: 162)

mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang merupakan hasil interaksinya dengan berbagai faktor,baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Slameto, 2002: 60). Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Teori Gestalt (dalam Susanto, 2013:12) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan yang bisa dipengaruhi oleh faktor diri siswa sendiri dan faktor lingkungan. Pendapat tersebut dapat menjadi dasar bahwa hasil belajar juga dipengaruhi oleh dua hal yakni siswa sendiri dan lingkungannya. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang mengarah pada aspek kognitif saja sehingga dapat dikatakan faktor yang yang mempengaruhi hasil belajar sama dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penulis memaparkan empat penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai pendukung penelitian ini. Keempat penelitian

tersebut adalah penelitian milik Koh & Frick (2010), Lestari (2013), Lopata (2005), dan Riyanto (2010).

Koh & Frick (2010) melakukan penelitian tentang penerapan dukungan untuk kebebasan individu (autonomy support) pada sekolah Montessori di Indiana, USA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik guru yang mempunya kebebasan individu di dalam kelas Montessori. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebebasan individu terhadap motivasi instrinsik siswa dalam bekerja. Subjek penelitian ini adalah guru, asisten, dan 28 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dan asisten memiliki strategi yang mendukung kemandirian siswa dan sesuai dengan metode Montessori. Siswa di sekolah Montessori memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya.

Lestari (2013) melakukan penelitian tentang efektivitas alat peraga matematika. Alat peraga yang digunakan adalah kertas persegi satuan untuk materi luas persegi dan persegi panjang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterlibatan, minat, dan pengaruh alat peraga dalam pembelajaran matematika. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif. Subjeknya adalah siswa kelas III sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh alat peraga terhadap keterlibatan siswa yang mencapai 100%. Peningkatan juga terjadi pada minat yang besarnya 100%, namun tidak ada pengaruh alat peraga terhadap kemampuan siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dapat dijadikan referensi bagi penelitian ini. Metode yang digunakan lebih kaya karena menggabungkan dua metode.

Lopata (2005) dalam artikel penelitiannya yang berjudul “Comparison of Academic Achievement Beetween Montessori and Traditional Education Programs

menyatakan bahwa metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sebagian besar merupakan siswa minoritas dan berasal dari keluarga yang

pendapatannya rendah. Lopata mengatakan,”Result of the study succes to support the hypothesis”, penelitian ini telah berhasil mendukung hipotesis. Hipotesis penelitian ini adalah metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakn oleh peneliti karena dalam penelitian ini juga mengukur tentang prestasi belajar siswa. Penjabaran hasil penelitian di atas dapat merujuk pada kesimpulkan bahwa metode montessori dan alat peraga montessori dapat berpengaruh dan meningkatkan prestasi belajar siswa dan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa.

Riyanto (2010) meneliti peningkatan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan adalah 60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan peserta didik saat pembelajaran. Peningkatan yang terjadi sangat signifikan. Siklus I siswa yang aktif sebanyak 47,4% dan pada siklus II siswa yang aktif sebanyak 68,4%. Hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi jenis dan besar sudut dengan metode STAD prasiklus menunjukkan bahwa 47,3% siswa berada di atas KKM. Hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi jenis dan besar sudut dengan metode STAD pada siklus I menunjukkan bahwa 63,2 % siswa berada di atas KKM. Hasil belajar siswa dalam

mengidentifikasi jenis dan besar sudut dengan metode STAD pada siklus II menunjukkan bahwa 78,9% siswa berada di atas KKM.

Gambar 2.6 Literature map penelitian yang relevan

Gambar 2.6 menunjukkan literature map penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian relevan yang digunakan antara lain adalah penerapan kemandirian individu dan pengaruhnya terhadap motivasi intrinsik siswa Montessori (Koh & Frick, 2010), efektivitas alat peraga matematika kertas persegi satuan (Lestari, 2013), prestasi belajar siswa dengan metode Montessori (Lopata, 2005), dan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut-metode Student

Koh & Frick (2010) Penerapan kemandirian individu

dan pengaruhnya terhadap motivasi intrinsik siswa

Montessori

Riyanto (2010) Keaktifan dan

kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut-metode

Student Teams Achievement Division

(STAD)

Lestari (2013) Efektivitas alat peraga

matematika kertas persegi satuan

Lopata (2005) dalam artikel penelitiannya yang berjudul

Comparison of Academic Achievement Beetween Montessori and Traditional

Education Programs

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penggunaan Alat Peraga Berbasis Montessori Penelitian tentang materi sudut Penelitian tentang alat peraga matematika Penelitian tentang Montessori

Teams Achievement Division (STAD) (Riyanto, 2010). Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini pada bagian tujuan ataupun hipotesis penelitiannya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian relevan adalah pengambilan variabel penelitian dan subjek penelitian. Belum ada penelitian relevan yang menggunakan alat peraga matematika berbasis metode Montessori dan belum ada yang memiliki subjek penelitian siswa kelas III.

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang dipelajari pada berbagai tingkat pendidikan. Ilmu matematika mengandung konsep-konsep yang wajib dimiliki seorang individu untuk mendukung memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Konsep yang terkandung dalam materi matematika adalah konsep abstrak yang sulit dipahami oleh anak. Pembelajaran matematika harus dibantu menggunakan sebuah alat peraga konkret agar siswa mudah memahami materi matematika yang bersifat abstrak.

Pemilihan alat peraga dilakukan dengan teliti. Tidak semua alat peraga sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Maria Montessori adalah salah satu ahli pendidikan yang mengembangkan alat peraga sebagai sarana untuk membelajarkan siswa. Alat peraga berbasis Montessori memiliki karakteristik yang unik karena menarik, memiliki: (1) gradasi, (2) auto-education, (3) auto-correction dan (4) menarik, dan (5) kontekstual. Karakteristik-karakteristik tersebut sejalan dengan karakteristik siswa SD yang mudah tertarik dengan warna yang indah dan nyaman

untuk bekerja mandiri, sehingga alat peraga berbasis Montessori dipandang efektif untuk mengatasi permasalahan prestasi belajar siswa.

Alat peraga akan meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Tingginya minat siswa dapat membuat siswa jauh lebih fokus belajar. Siswa juga akan lebih senang dalam belajar, karena penggunaan alat peraga memungkinkan anak untuk belajar sambil bermain. Apabila kondisi pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya, maka alat peraga berbasis Montessori akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian berisi tentang dugaan sementara yang akan terjadi pada penelitian. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori.

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini berisi tentang penjelasan jenis penelitian, desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel dan data penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, prosedur analisis data, dan jadwal penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan jenis Quasi Experimental. Penelitian kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori tertentu dengan meneliti hubungan antar variabel. Variabel ini biasanya diukur menggunakan instrumen penelitian, sehingga data yang diperoleh terdiri dari angka yang dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik (Creswell, 2012: 5). Penelitian Quasi Experimental mempunyai dua kelompok yang sudah terbentuk secara alami. Dua kelompok ini adalah kelompok eksperimen dan kelompok kelompok kontrol. Kelompok kontrol tidak sepenuhnya dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 114).

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk desain Non Equivalent Control Group Design. Kedua kelompok mendapatkan pre-test dan post-test. Bedanya hanya

kelompok eksperimen saja yang mendapatkan perlakuan (Creswell, 2012: 242). Desain ini membandingkan 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dijadikan kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan alat peraga Geometric Stick Box. Kelompok kontrol dijadikan kelas yang tidak diberi perlakukan atau dalam pembelajarannya tidak menggunakan alat peraga seperti kelompok eksperimen. Tindakan yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Creswell, 2012: 242) Keterangan :

O1 = Hasil pre-test kelompok eksperimen O2 = Hasil post-test kelompok eksperimen O3 = Hasil pre-test kelompok kontrol O4 = Hasil post-test kelompok kontrol x = Perlakuan

Penelitian ini menggunakan pre-test untuk menguji pengetahuan siswa sebelum siswa mempelajari materi. Pre-test ini diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal yang diberikan sama dari mulai jenis soal dan jumlah soalnya. Soal yang sama ini juga digunakan oleh peneliti di akhir penelitian sebagai post-test. Post-test ini merupakan tes yang diberikan pada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

O1 x O2

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Bagian ini menjelaskan waktu dan tempat penelitian. Waktu penelitian berisi tentang tanggal dan kegiatan yang dilakukan. Tempat berisi tentang lokasi tempat penelitian. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari waktu dan tempat penelitian.

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada minggu pertama dan kedua bulan Februari 2014 (lampiran 1). Jadwal penelitian diputuskan bersama dengan guru kelas agar sesuai dengan jadwal guru mengajarkan materi sudut. Guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah guru yang sama. Jadwal melakukan penelitian di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara beriringan untuk mengurangi terjadinya bias. Jadwal penelitian dapat dilihat lebih jelas pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu Kelompok Eksperimen Senin, 3 Februari 2014 I Pre-test 2JP Selasa, 4 Februari 2014 II

Memahami pengertian sudut, menentukan sudut, menentukan kaki sudut, menentukan titik sudut

2JP

Senin,

10 Februari 2014 III

Mengidentifikasi jenis sudut, mengidentifikasi jenis sudut pada bangun datar

2JP Selasa,

11 Februari 2014 IV

Mengidentifikasi besar sudut, menentukan besar sudut, mengurutkan besar sudut

2JP Jumat, 14 Februari 2014 V Post-test 2JP Kelompok Kontrol Rabu, 5 Februari 2014 I Pre-test 2JP

Kelompok Hari, tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu Kamis,

6 Februari 2014 II

Memahami pengertian sudut, menentukan sudut, menentukan kaki sudut, menentukan titik sudut

2JP

Rabu,

12 Februari 2014 III

Mengidentifikasi jenis sudut, mengidentifikasi jenis sudut pada bangun datar

2JP Kamis,

13 Februari 2014 IV

Mengidentifikasi besar sudut, menentukan besar sudut, mengurutkan besar sudut

2JP Jumat,

14 Februari 2014 V Post-test 2JP

Tabel 3.1 menunjukkan waktu pengambilan data pada penelitian ini. Pertemuan yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah masing-masing sebanyak 5 pertemuan. Pada pertemuan pertama digunakan untuk melakukan pre-test sedangkan pertemuan terakhir untuk melakukan post-test pada setiap kelas. Jadwal penelitian menyesuaikan jadwal pembelajaran yang ada di sekolah. Kelas III menggunakan pendekatan tematik maka penentuan materi pelajaran dapat didiskusikan dengan guru kelas.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 7 RT 002/10, Condongcatur, Depok, Sleman, kode pos 55283. SD Kanisius Sengkan berada didekat pasar Colombo, letaknya di pinggiran kota tetapi masuk ke dalam kawasan penduduk. SD Kanisius Sengkan ini memiliki 2 kelas paralel dengan jumlah kelas keseluruhan 13 kelas.

D. Variabel dan Data Penelitian

Variabel adalah semua faktor yang menunjukkan variasi (Hartanto, 2003: 5). Variabel penelitian ialah segala atribut yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 64). Ada 4 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent), variabel kontrol, dan variabel moderator.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori (Geometric Stick Box). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011: 64). Penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori pada penelitian ini menjadi variabel bebas karena penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Variabel terikat atau dapat disebut juga sebagai variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas (Sugiyono, 2011: 64). Prestasi belajar siswa pada penelitian ini yang akan dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Geometric Stick Box.

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, jumlah jam pelajaran, dan materi pembelajaran. Varibel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan dan dibuat konstan oleh peneliti sehingga pengaruh variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi faktor dari luar (Sugiyono, 2011: 66). Variabel kontrol dibuat sama antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Hartanto, 2003: 6). Guru yang mengajar kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen adalah guru yang sama. Jam pelajaran yang diterima oleh kedua kelompok juga sama yaitu 2JP (2x35menit) kali tiga pertemuan. Materi yang diberikan pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen juga sama yaitu materi sudut. Perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan (menggunakan alat peraga matematika berbasis metode Montessori Geometric Stick Box) sedangkan kelompok eksperimen mendapat perlakuan.

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah rerata skor pre-test

(Bogardus, 2007: 12). Variabel moderator adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2011: 64). Variabel moderator ini terletak di antara variabel bebas dan variabel terikat yang dapat memperkuat atau memperlemah. Variabel moderator dapat disebut juga sebagai variabel independen ke dua (Sugiyono, 2011: 65).

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Kanisius Sengkan. Siswa kelas III SD Kanisius Sengkan berjumlah 83 siswa. Populasi merupakan seluruh obyek/ subyek dalam kondisi tertentu yang dikondisikan oleh peneliti untuk diamati dan dipelajari guna untuk mendapatkan kesimpulan (Sugiyono,2006: 80).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2006: 81). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas III A dan III B di SD Kanisius Sengkan. Kelas III A adalah sampel eksperimen yang berjumlah 41 siswa dan kelas III B adalah sampel kontrol yang berjumlah 42 siswa. Cara pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah convenience random sampling. Teknik pengambilan sampel dengan cara convenience random sampling yaitu berdasarkan kemudahan (Babbie dalam Creswell, 2012: 220). Kemudahan yang dimaksud karena SD yang digunakan untuk penelitian sama dengan SD yang digunakan untuk PPL (Program Pengalaman Lapangan). Unsur random pada penelitian ini terlihat pada saat pengambilan sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara mengundi kedua kelas sehingga mendapatkan hasil kelas yang digunakan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Cara pengundian ini dilakukan karena kedua kelas mendapatkan kesempatan yang sama (Sugiyono, 2010: 120).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu dokumentasi dan observasi. 1. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pre-test dan

post-test. Dokumentasi merupakan pencarian data mengenai variabel yang berisi catatan, notulen, prasasti, transkip, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 2012: 206). Soal pre-test dan post-test diberikan pada kelas III A dan III B SD Kanisius Sengkan. pre-test diberikan di awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sedangkan post-test diberikan di akhir pembelajaran dengan tujuan peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang

sudah dipelajari siswa. Hasil pre-test dan post-test dari kedua kelas yang berupa skor inilah yang menjadi data utama peneliti.

2. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengamatan proses kegiatan belajar mengajar guru di dalam kelas. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu rekan sejawat. Observasi ini digunakan untuk mengamati dan mengetahui perubahan yang terjadi di dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum dan sesudah mempelajari materi sudut. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk melihat seberapa jauh efek dari tindakan yang telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008: 143). Penelitian ini

Dokumen terkait