BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Hasil pengerjaan pre-test dan post-test siswa merupakan data dari hasil penelitian. Hasil pengerjaan pre-test dan post-test siswa ini digunakan sebagai data utama dalam analisis data. Hasil pre-test dan post-test diolah menggunakan analisis statistik. Tabel 4.2 adalah deskripsi data skor pre-test dan post-test
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 4.2 berisi statistik deskriptif data penelitian.
Tabel 4.2
Deskripsi Data Penelitian
Statistics Pre-test kontrol Post-test Kontrol Pre-test eksperimen Post-test eksperimen N Valid 42 42 41 41 Missing 0 0 1 1 Mean 7.02 16.88 7.41 17.61 Std. Error of Mean .395 .193 .363 .231 Median 7.00 17.00 7.00 18.00 Mode 6a 18 7 16 Std. Deviation 2.561 1.253 2.324 1.481 Variance 6.560 1.571 5.399 2.194 Range 10 4 9 4 Minimum 2 15 3 16 Maximum 12 19 12 20 Sum 295 709 304 722 Percentiles 25 5.00 16.00 6.00 16.00 50 7.00 17.00 7.00 18.00 75 9.00 18.00 9.00 19.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4.2 adalah output SPSS 20.00 statistik deskriptif data penelitian dari kedua kelompok. Tabel 4.2 adalah tabel yang berisi tentang deskripsi data skor
pre-test dan post-test yang mencakup rata-rata (mean), skor tengah (median), skor yang sering muncul (mode), standard deviation, variance, skor minimum dan skor
maksimum. Data menunjukkan bahwa rata-rata skor pre-test kelompok kontrol lebih rendah dari skor pre-test kelompok eksperimen. Rata-rata skor pre-test
kelompok kontrol adalah 7,02 sedangkan rata-rata skor pre-test kelompok eksperimen adalah 7,41. Skor minimum pre-test pada kelompok kontrol adalah 2 sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 3. Skor maksimum pada pre-test
kedua kelompok adalah sama yaitu 12. Hasil pre-test dari kedua kelompok menunjukkan hasil yang berbeda. Pre-test kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol jika dilihat dari rata-ratanya.
Rata-rata skor post-test kelompok kontrol lebih rendah dari skor post-test
kelompok eksperimen. Rata-rata skor post-test kelompok kontrol adalah 16,88 dan kelompok eksperimen adalah 17,61. Skor minimum post-test kelompok kontrol adalah 15 sedangkan skor minimum post-test kelompok eksperimen adalah 16. Skor maksimum post-test kelompok kontrol adalah 19 dan kelompok eksperimen adalah 20. Hasil post-test kedua kelompok menunjukkan hasil yang berbeda. Skor post-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan skor post-test kelompok eksperimen jika dilihat dari rata-ratanya. Perbandingan skor pre-test dan skor post-test dari kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Perbandingan Skor Hasil Pre-test dan Post-test
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Skor Pre-test Skor Post-test Skor Pre-test Skor Post-test Rata-rata 7.02 16.88 7.41 17.61 Skor tertinggi 12 19 12 20 Skor terendah 2 15 3 16 Kenaikan rata-rata skor
(rata-rata skor post-test– rata-rata skor
pre-test)
9.86 10.20 Persentase
Tabel 4.3 berisi perbandingan hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kenaikan rata-rata skor pada kelompok kontrol sebesar 9,86 atau sebesar 140,45%. Kenaikan skor pada kelompok eksperimen sebesar 10,20 atau sebesar 137,65%. Kenaikan rata-rata skor lebih tinggi kelompok eksperimen jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun jika dilihat dari persentasenya lebih tinggi pada kelompok kontrol. Tabel 4.3 belum cukup menggambarkan kenaikan skor yang terjadi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kenaikan skor akan lebih mudah jika disajikan dalam sebuah grafik. Sujana (2002: 52) mengatakan bahwa peningkatan atau penurunan dapat diketahui lebih mudah menggunakan grafik. Grafik perbandingan hasil skor
pre-test dengan post-test dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1. Grafik memudahkan untuk memahami kenaikan skor yang terjadi.
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Skor Pre-test dengan Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
7.41 17.61 7.02 16.88 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
skor pretest skor posttest
Grafik Perbandingan Hasil Skor
Pre-testdan Post-test
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.1 menunjukkan perbandingan hasil rata-rata skor pre-test dengan skor post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok sama-sama mengalami kenaikan. Kelompok kontrol mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 9,86 sedangkan kelompok ekperimen mengalami kenaikan rata-rata skor sebesar 10,20. Kelompok kontrol mengalami kenaikan rata-rata skor dari skor 7,02 ke skor 16,88. Kelompok eksperimen mengalamai kenaikan rata-rata skor dari 7,41 ke 17,61.
Pengujian dilakukan untuk dapat menarik kesimpulan. Analisis data pada penelitian kuantitatif akan dilanjutkan menggunakan statistik inferensial. Sugiyono (2012: 147) menjelaskan bahwa statistik inferensial digunakan supaya dapat menarik kesimpulan yang dapat berlaku untuk populasi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Apakah ada perbedaan
prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori terhadap prestasi belajar siswa?”. Hipotesis statsitik dalam penelitian
ini ada dua yaitu Hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol pada penelitian ini adalah tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori terhadap prestasi belajar siswa. Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori terhadap prestasi belajar siswa.
Hipotesis statistik yang telah diuraikan diuji menggunakan analisis statistik inferensial. Perumusan hipotesis statistik adalah tahap awal analisis data. Analisis data telah dilakukan berdasarkan prosedur yang telah diuraikan. Hasil analisis data
berupa output dari program Ms. Excel dan SPSS 20.00. Hasil analisis adalah sebagai berikut:
1. Hasil Uji Skor Pre-test
Pengujian skor pre-test adalah tahap analisis data yang harus dilakukan. Pengujian skor pre-test ini meliputi uji normalitas skor pre-test, uji homogenitas skor pre-test, dan uji independent t-test skor pre-test. Pengujian skor pre-test ini bertujuan untuk melihat prestasi awal dari kelompok sampel.
a. Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test
Uji normalitas skor pre-test dilakukan dengan menggunakan dua teknik yaitu uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov dan dengan visualisasi P-P Plot (Probability-Probability Plot). Kedua uji tersebut menggunakan program
SPSS 20.00. Uji normalitas dilakukan pada skor pre-test kedua kelompok. Tujuan uji normalitas ini adalah untuk melihat sebaran data dan menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Hipotesis untuk uji normalitas skor pre-test dengan teknik uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov adalah:
Ho: Sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor
pre-test terdistribusi normal.
Ha: Sebaran data skor pre-test berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test tidak terdistribusi normal.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah:
1) Jika harga sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.
2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor pre-test berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test tidak terdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 adalah output SPSS 20.00 untuk uji normalitas skor pre-test kelompok kontrol.
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kontrol
N 42
Normal Parametersa,b Mean 7.02
Std. Deviation 2.561
Most Extreme Differences
Absolute .132
Positive .132
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .852
Asymp. Sig. (2-tailed) .462
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov
dilakukan dengan cara membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Kriteria pengambilan keputusan telah disebutkan sebelumnya. Nilai Sig. (2-tailed) = 0,462 sehingga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:
1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor
pre-test terdistribusi normal.
2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test tidak terdistribusi normal.
Visualisasi P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test Kelompok Kontrol
Gambar 4.2 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar memperlihatkan bahwa data dari skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kedua uji normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi P-P Plot
menunjukkan bahwa sebaran data skor pre-test kelompok eksperimen terdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas skor pre-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen
N 41
Normal Parametersa,b Mean 7.41 Std. Deviation 2.324 Most Extreme Differences Absolute .112 Positive .107 Negative -.112 Kolmogorov-Smirnov Z .718 Asymp. Sig. (2-tailed) .681
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan cara membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Kriteria pengambilan keputusan telah disebutkan sebelumnya. Nilai Sig. (2-tailed)= 0,681 sehingga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:
1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor
pre-test terdistribusi normal.
2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test tidak terdistribusi normal.
Visualisasi P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test Kelompok Eksperimen
Gambar 4.3 adalah gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar mengindikasikan bahwa data dari skor pre-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kedua uji normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi P-P Plot
menunjukkan bahwa sebaran data skor pre-test kelompok eksperimen terdistribusi normal.
Uji normalitas skor pre-test untuk kedua kelompok menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi grafik P-P Plot menunjukkan bahwa sebaran data skor pre-test terdistribusi normal. Sebaran data yang terdistribusi normal terpenuhi sehingga dapat menggunakan statistik parametris. Langkah selanjutnya adalah uji homogenitas skor pre-test.
b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test
Skor hasil pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol harus melalui tahap uji homogenitas. Uji ini dilakukan untuk melihat homogenitas kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik yang digunakan
untuk uji homogenitas dalam penelitian ini adalah Lavene’s test. Hipotesis untuk uji homogenitas skor pre-test pada penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor
pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok homogen.
(Ho: σ 1
2 = σ 2
2
)
Ha: Ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau skor pre-test kedua kelompok tidak homogen. (Ha: σ 1
2 ≠σ 2
2
)
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan untuk menarik kesimpulan uji homogenitas pre-test adalah :
1) Jika harga Sig. ≥ 0,05 maka Hogagal ditolak atau Haditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen.
2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Hoditolak atau Hagagal ditolak, artinya ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test
kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok tidak homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS 20.00
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Homogenitas Skor Pre-test
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pre-test Equal variances assumed .474 .493 -.728 81 .469 -.391 .537 1.460 - .678 Equal variance s not assume d -.728 80.572 .468 -.391 .537 1.458 - .677
Tabel 4.3 menunjukkan hasil homogenitas skor pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diolah dengan program SPSS 20.00. Nilai Sig.
pada kolom Lavene’s test menunjukkan hasil uji homogenitas. Hasil uji homogenitas menggunakan Lavene’s test dilakukan dengan cara membandingkan nilai Sig. dengan nilai 0,05. Kriteria pengambilan keputusan telah disebutkan sebelumnya. Nilai Sig. = 0,493 sehingga Sig. ≥0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak. Keputusan yang dapat diambil berdasarkan uji homogenitas skor pre-test yaitu tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen. Hasil uji homogenitas menunjukkan varian data kedua kelompok homogen maka analisis data dilanjutkan dengan uji independent t-test skor pre-test.
c. Hasil Uji Independent t-test Skor Pre-test
Uji independent t-test skor pre-test memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor pre-test kelompok kontrol dan rata-rata skor pre-test kelompok eksperimen. Independent t-test digunakan karena data diperoleh dari dua kelompok yang independen. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ho: µ1 = µ2)
Ha: Ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (Ha: µ1≠ µ2)
Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian independent t-test skor pre-test yang digunakan adalah:
1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil perhitungan uji independent t-test skor pre-test dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Pre-test
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pre-test Equal variances assumed .474 .493 -.728 81 .469 -.391 .537 -1.460 .678 Equal variance s not assume d -.728 80.572 .468 -.391 .537 -1.458 .677
Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian independent t-test skor pre-test.
Nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai hasil uji independent t-test. Hasil uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Nilai Sig. (2-tailed) = 0,469 sehingga Sig. (2-tailed) ≥0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak. Keputusan yang dapat diambil yaitu tidak ada perbedaan rata-rata antara skor pre-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pre-test antara kelompok kontrol dan eksperimen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan langkah uji prasyarat analisis untuk uji independent t-test skor post-test.
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis merupakan tahap selanjutnya. Uji prasyarat analisis ini meliputi uji normalitas skor post-test, uji homogenitas skor post-test, dan
independence. Ketiga syarat tersebut bila terpenuhi semua maka analisis data dapat menggunakan independent t-test.
a. Hasil Uji Normalitas Skor Post-test
Uji normalitas skor post-test dilakukan dengan menggunakan dua teknik yaitu uji normalitas data dengan program SPSS 20.00 yaitu Kolmogorov-Smirnov
dan dengan visualisasi P-P Plot (Probability-Probability Plot. Uji normalitas dilakukan pada skor post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan uji normalitas ini adalah untuk melihat sebaran data dan menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Hipotesis untuk uji normalitas skor post-test
dengan teknik uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov adalah:
Ho: Sebaran data skor post-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.
Ha: Sebaran data skor post-test berbeda dengan curve normal atau data skor
post-test tidak terdistribusi normal.
Kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan dari hasil uji normalitas skor post-test menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov adalah: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak,
artinya sebaran data skor post-test sesuai dengan curve normal atau data skor post-test terdistribusi normal.
2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hoditolak atau Ha gagal ditolak, artinya sebaran data skor post-test tidak sesuai dengan curve normal data skor post-test tidak terdistribusi normal.
Pengujian normalitas data telah dilakukan. Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok kontrol dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat
pada tabel 4.8. Tabel 4.8 adalah output SPSS 20.00 untuk uji normalitas skor post-test kelompok kontrol.
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kontrol
N 42
Normal Parametersa,b Mean 16.88
Std. Deviation 1.253
Most Extreme Differences
Absolute .171
Positive .164
Negative -.171
Kolmogorov-Smirnov Z 1.109
Asymp. Sig. (2-tailed) .171
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan cara membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Kriteria pengambilan keputusan telah disebutkan sebelumnya. Nilai Sig. (2-tailed)= 0,171 sehingga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.
Cara yang kedua yaitu menggunakan visualisasi grafik P-P plot. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor post-test
menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:
1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor
post-test terdistribusi normal.
2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor post-test tidak terdistribusi normal.
Visualisasi P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test Kelompok Kontrol
Gambar 4.4 merupakan gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar menunjukkan bahwa data dari skor post-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kedua uji normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi P-P Plot
menunjukkan bahwa sebaran data skor pre-test kelompok eksperimen terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas skor post-test untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan program SPSS 20.00 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen
N 41
Normal Parametersa,b Mean 17.61 Std. Deviation 1.481 Most Extreme Differences Absolute .203 Positive .203 Negative -.139 Kolmogorov-Smirnov Z 1.299 Asymp. Sig. (2-tailed) .068
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.9 merupakan hasil pengujian normalitas data skor post-test
kelompok eksperimen. Hasil uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan nilai 0,05. Kriteria pengambilan keputusan telah disebutkan sebelumnya. Nilai Sig. (2-tailed) = 0,068 sehingga Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya sebaran data skor pre-test tidak berbeda dengan curve normal atau data skor pre-test terdistribusi normal.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji normalitas skor pre-test menggunakan visualisasi grafik P-P Plot adalah:
1) Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor
pre-test terdistribusi normal.
2) Jika penyebaran titik tidak berada di sekitar garis diagonal ideal maka data skor pre-test tidak terdistribusi normal.
Visualisasi P-P Plot skor post-test untuk krelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test Kelompok Eksperimen
Gambar 4.5 merupakan gambar histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan). Kedua gambar memperlihatkan bahwa data dari skor post-test kelompok kontrol terdistribusi normal. Penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal ideal. Kedua uji normalitas data dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi P-P Plot
menunjukkan bahwa sebaran data skor post-test kelompok eksperimen terdistribusi normal.
Uji normalitas skor post-test untuk kedua kelompok menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov dan visualisasi grafik P-P Plot menunjukkan bahwa sebaran data skor post-test terdistribusi normal. Sebaran data yang terdistribusi normal terpenuhi sehingga dapat menggunakan statistik parametris. Langkah selanjutnya adalah uji homogenitas skor post-test.
b. Hasil Uji Homogenitas Skor Post-test
Tahap selanjutnya adalah menguji homogenitas skor post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan independent t-test. Pengujian
independent t-test menggunakan SPSS 20.00. Hipotesis untuk uji homogenitas skor post-test adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor
post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok
homogen. (Ho: σ 12= σ 22)
Ha: Ada perbedaan varian antara skor post-test kelompok kontrol dan skor post-test kelompok eksperimen atau skor post-test kedua kelompok tidak
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari hasil uji homogenitas skor post-test adalah:
1) Jika harga Sig. ≥0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan varian antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen atau data skor pre-test kedua kelompok homogen.
2) Jika harga Sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada