• Tidak ada hasil yang ditemukan

19 Douglas Murry Mc.Gregor lahir tahun 1906 sampai 01 Oktober

2. Aliran Neo Klasik dalam Pembelajaran

Sebaik apapun konsep pendidikan, yang paling menentukan adalah bagaimana implementasi di lapangan. Sikap dan tindakan guru sebagai pelaksana pendidikan adalah tema yang perlu diperhatikan secara serius. Perilaku mengajar yang humanis terkait dengan aliran humanisme, yaitu sebuah pendekatan psikologis yang menitikberatkan pada masalah-masalah

27Studi gerak dan waktu, lihat http://swarapendidikan.um.ac.id/ir-rinanto-roesman-promotor-studi-gerak-dan-waktu-kerja. (diakses 11 Oktober 2019)

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 18 kepentingan manusia, nilai-nilai, dan martabat manusia.28

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka perilaku mengajar yang humanis. Humanis adalah tindakan guru baik bahasa verbal dan non verbal yang menghargai kapasitas siswa dan memperlakukan siswa dengan rasa hormat dan empati sesuai karakteristik masing-masing. Keterlibatan tindakan antara guru dan siswa dalam organisasi pendidikan merupakan karekter hubungan yang humanis dalam pembelajaran.

Perilaku dan tindakan merupakan karekter yang perlu dibantu melalui ilmu Sosiologi, Psikologi dan lain sebagainya. Hubungan teori neo klasik di atas merupakan konsep dari George Elton Mayo (1880-1949) yang menciptakan hubungan manusiawi yaitu memberikan rangsangan, perhatian dan tanggapan yang cukup terhadap kesejahteraan guru dan siswa. Teori tersebut dikenal dengan sebutan hawthorne effect.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 19 3. Aliran Kontingensi dalam Pembelajaran

Teori ini banyak digunakan dalam lembaga pendidikan salah satunya adalah pendekaran sistem yang merupakann suatu metode atau teknik analisis terutama berfungsi dalam memecahkan masalah.

Beberapa keunggulan pendekatan teori kontingensi dalam pengelolaan pendidikan antara lain (a) misi, sasaran, dan tujuan lembaga pendidikan dapat dijabarkan lebih jelas, (b) program-program yang dirumuskan selalu diarahkan pada tujuan sasaran pendidikan, (c) orientasi kegiatan diarahkan kepada hasil akhir, (d) perencanaan dipandang sebagai bagian integral dari dari keseluruhan operasi lembaga atau organisasi pendidikan, (e) sumber-sumber daya dapat dialokasikan dengan lebih efektif berdasarkan skala prioritas yang disusun menurut besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan, (f) informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dapat dirancang dan dikelolah secara terpadu, (g) segala kegiatan dapat difokuskan pada pencapaian sasaran, sehingga pemborosan dapat ditekan seminimal mungkin, (h) pimpinan pengelolah dapat

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 20 mengembangkan kreativitasnya dalam batas kewenangan yang telah ditetapkan, sepanjang mereka tetap berorientasi pada tujuan akhir, (i) akuntabiliitas dapat dirumuskan secara jelas dan operasional, (j) umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat otoritas pendidikan sehingga penyimpanan dalam usaha pencapaian tujuan dapat secara cepat diidentifikasi, (k) komunikasi antar komponen dapat terbina dengan lebih baik sehingga kesalah pahaman dapat dikurangi dan (l) pendelegasian wewenang dan tanggungjawab dapat dilaksanakan secara lebih baik.29

Adapun apilikasi aliran manajemen kontingonsi ini secara nyata yaitu penerapan model Contekstual Teatching and Learning (CTL),30 model ini dikemukan

29Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan

Dewan Sekolah, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 32

30Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 21 oleh John Dewey (tahun-1916)31. Penerapan model CTL pada pendidikan Indonesia dimulai dengan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sedangkan dalam pengolahan manajemen sekolah digunakan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Konsep MBS dalam bahasa Inggris disebut school based management merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep ini pertama kali muncul di Amerika, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat.

31John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat. Dewey dilahirkan Burlington pada tahun (1859). Dewey juga dianggap oleh aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, didalam ilmu pendidikan. Dewey menganjurkan teori dan metode CTL tahun (1916) yang John Dewey sebut dengan learning by doing.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 22 Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar, yakni sekolah. Konsep ini didasarkan pada self determination theory yang menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggungjawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan. Dalam pelaksanaan MBS tersirat adanya tugas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan menggunakan strategi yang lebih memberdayakan semua potensi sekolah secara optimal.32

Sisi kelebihan MBS dibandingkan dengan model sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara lain (a) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum, (b) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi, dan (c) keputusan berkaitan dengan

32Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabet, 2000), hal. 87

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 23 pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya.

Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa, kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan, yaitu (a) kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung (kepada peserta didik, orang tua, dan guru), (b) bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal dan (c) efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.33

33Mulyasa. E., Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik

dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), hal.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 24 Disamping itu dalam sebuah sekolah, tanggungjawab pokok untuk pembentukan moral dan intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler, akan tetapi terletak pada pengajarnya. Sekolah merupakan kebersamaan bersemuka, tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan pelajar dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran akan menghilang. Hubungan saling percaya dan persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat mutlak pertumbuhan sejati dari komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan terwujud ketika berada dalam ruang lingkup manajemen yang baik.

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 25

Ringkasan:

Awal perkembangan teori manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad ke-18. Perkembangan teori manajemen terbagi kedalam 4 (empat) periode tahapan-tahapan perkembangan, (1) manajemen ilmiah (1870-1930), (2) teori organisasi klasik (1900-1940), (3) hubungan manusiawi (1930-1940), dan (4) manajemen modern (1940-sekarang). Perkembangan teori manajemen merupakan bentuk perkembangan teori yang muncul melalui berbagai pendekatan. Dalam periode perkembangan teori manajemen di atas, maka tak heran ketika kita mendengar adanya teori manajemen pendidikan.

Teori manajemen pendidikan pada dasarnya diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis. Tori tersebut semata-mata digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan. Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang berorientasi nirlaba (non-profit oriented), memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 26 yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia ekonomi. Dipilihnya manajeman sebagai aktivitas, bertujuan agar seorang bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi dalam memadukan sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar.

Spesialisasi guru dalam mengajar harus berdasarkan kualifikasi keprofesionalisme guru. Membina guru maksudnya adalah proses kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan perilaku yang secara nyata perubahan tersebut berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal tersebut mencakup kegiatan-kegiatan pelatihan, menentukan kebutuhan, sasaran, program dan prinsip-prinsip pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tesebut bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) harus dilakukan.

Guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan, dan guru harus dapat menginspirasi peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif. Beradaptasi

Konsep Dasar Manajemen Pendidikan & Peran SOP 27 dengan perubahan merupakan inspirasi dalam menentukan kebutuhan pembelajaran mandiri. Oleh karena itu, guru yang mandiri dapat dikatakan kereatif apablia mampu menentukan kebutuhan pembelajaran dan mampu menggunakan prinsip-prinsip penerapan konsep pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan teori-teori yang berhubungan dengan pembelajaran.

Dokumen terkait