• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alkitab Adalah Sumber Satu-satunya

Dalam dokumen AJARAN DASAR ALKITAB (Halaman 66-73)

2 Roh Allah

2.5 Alkitab Adalah Sumber Satu-satunya

Dari apa yang telah kita pelajari sejauh ini, bahwa Roh Allah mengacu kepada pikiran dan tujuanNya, dan juga kepada kuasa yang dia gunakan untuk melaksanakannya. Kami telah menegaskan bahwa roh tersebut dinyatakan dengan jelas di dalam halaman-halaman Firman Allah. Berbagai masalah yang dihadapi kekristenan pada jaman sekarang adalah

betul-betul tidak mengetahui tentang hal ini. Karena sangat sulit untuk mempercayai kuasa besar seperti itu masih tetap berada di dalam sebuah buku, yang di dalam bagian-bagiannya sangat sulit untuk dipahami. Yang menarik untuk diketahui adalah bahwa ada yang mengklaim wahyu Allah kepada manusia juga diberikan dalam bentuk yang lain selain melalui Alkitab. Karena kelicikan hati kita (Yer. 17:9) membuat kebenaran Firman Tuhan (Yoh. 17:17) sangat sulit untuk dicerna, banyak yang telah menyerah terhadap tantangan ini, dengan mengklaim bahwa wahyu juga diberikan dalam bentuk lain yang lebih menarik sesuai selera. Berikut ini ada beberapa contoh mengenai hal tersebut;

Agama Bentuk lain

dari Wahyu yang diklaim

Manfaat/daya tarik yang diperoleh Saksi-saksi Yehuwa Publikasi “Menara Pengawal” yang diterbitkan, dianggap terilham.

Tidak perlu berusaha mencari tahu pemahaman yang benar tentang Alkitab; jawaban untuk semua hal sudah ada.

Roma Katolik Keputusan Paus dan opini-opini dari para Uskup, diklaim sebagai cerminan dari pikiran Allah.

Tidak perlu membaca Alkitab secara pribadi, pada masa lalu Katolik pernah menghujat bahkan melarang hal ini. Mengandalkan beberpa orang daripada berusaha sendiri untuk menyelidikinya. Mormon (Gereja Yesus Kristus dari orang-orang suci jaman akhir)

Buku Mormon. Menyingkirkan semu doktrin Alkitab yang sulit diterima. Buku Mormon menawarkan keselamatan universal. Padahal Alkitab mengatakan bahwa ada orang-orang yang hidup dan mati tanpa pengharapan karena tidak memiliki pengetahuan tentang Injil. Kristen Suatu ”cahaya Mereka percaya apapun yang

Karismatik terang” yang diklaim sebagai Roh Kudus.

mereka rasakan dan pikirkan adalah benar karena dibimbing oleh Roh Kudus melalui cara-cara yang sama sekali tidak berhubungan dengan Alkitab. Semua ini adalah hal-hal yang pokok dalam menerima Alkitab sebagai firman Allah, dan menyelidiki halaman-halamannya untuk mendapatkan pemahaman yang benar. Pertanyaannya adalah, ”Hanya ada satu Alkitab, tapi mengapa ada banyak gereja?” Secara garis besar dapat dijawab dengan memperhatikan bagaimana setiap gereja pada tingkat tertentu mengklaim ada bentuk yang lain dari wahyu Roh Allah, yaitu kehendakNya, doktrin dan pendapat, sebagai tambahan pada Alkitab. Jika anda ingin menemukan gereja yang benar, iman yang benar, dan baptisan yang benar (Ef. 4:4-6), panggilan tersebut harus dinyatakan dengan keras dan jelas kepada anda, ”Pelajari kembali Alkitab!” Pertentangan 4: Apakah Roh Kudus Adalah Suatu Pribadi? Pelajaran 2.1 dan 2.2 telah memberikan bukti-bukti sebagai contoh bahwa Roh Allah mengacu kepada tenagaNya, yang merefleksikan "pikiranNya" dalam berbagai cara. Karena cara Roh Allah dalam menunjukkan keberadaan dan kepribadian Allah sangat akurat, beberapa orang berpendapat bahwa Roh Allah adalah suatu pribadi yaitu Allah sendiri. Jika pelajaran sebelumnya dibaca dengan cermat, akan dipahami bahwa Roh Allah adalah pikiran dan tenagaNya; jika demikian, maka suatu pikiran dan tenaga tidak dapat diartikan sebagai suatu pribadi. Misalnya, listrik adalah tenaga yang tidak terlihat yang dapat menghasilkan tenaga sesuai dengan keinginan orang yang mengendalikannya, tapi listrik bukanlah orang tersebut. Kasih adalah bagian dari karakter seseorang, tapi kasih bukanlah orang tersebut. Kasih yang juga terdapat dalam Roh Allah adalah bagian dari karakternya, dan juga mengacu kepada kuasaNya, tapi tidak dapat diartikan sebagai suatu pribadi yang terpisah dari Dia.

Secara jelas dan menyolok sebagaimana pandangan yang salah ini (roh adalah suatu pribadi) telah dijelaskan, dipercayai oleh banyak orang kristen, karena mereka percaya pada doktrin tritunggal, yang secara efektif menyatakan bahwa ada tiga allah yang merupakan Allah yang sama, Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus. Mereka juga mengklaim bahwa Allah bukanlah suatu pribadi, namun mereka

mengatakan Allah itu adalah Roh Kudus. Jelas sekali terlihat kontradiksi dalam hal ini, mereka juga mengatakan bahwa Roh Kudus adalah ayah dari Yesus.

Adalah alasan yang bagus untuk mempercayai bahwa "tritunggal" adalah ajaran yang berasal dari penyembahan berhala, yang masuk ke dalam kekristenan, dengan memperhatikan bahwa kata tersebut tidak terdapat dalam Alkitab. Drngam menerima doktrin ini, bahwa Allah adalah tritunggal, orang-orang kristen dipaksa menerima suatu kesimpulan yang benar-benar aneh yaitu, pada suatu waktu roh/tenaga Allah adalah suatu pribadi yang juga Allah itu sendiri meskipun bukan Allah itu sendiri. Padahal jika mereka yang dihadapkan dengan hal yang tidak masuk akal, maka jalan mereka yang paling populer untuk melarikan diri adalah dengan mengklaim bahwa Allah adalah suatu misteri, dan kita harus menerimanya dengan iman tanpa memerlukan penjelasan yang masuk akal.

Pernyataan yang tajam ini mengabaikan referensi-referensi dari Perjanjian Baru tentang disingkapkannya rahasia tentang Allah melalui firmanNya dan pekerjaan Kristus;

"aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini" (Rm. 11:25)

"pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia" (Rm. 16:25)

"Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia..." ((I Kor. 15:51)

"Sebab ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita" (Ef. 1:9; 3:3)

Pengajaran Paulus adalah "memberitakan rahasia Injil" (Ef. 6:19; Kol. 4:3)

"Yaitu rahasia...yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya" (Kol. 1:26,27)

Berdasarkan hal-hal ini, maka sekarang ini tidak ada lagi hal-hal yang menjadi misteri di dalam doktrin-doktrin fundamental, hanya orang yang tetap berada dalam kegelapan yang mengklaim bahwa hal-hal tersebut masih merupakan suatu misteri. Dan orang seperti itu juga tidak mau tahu tentang nama "Babilon" yang terdapat di dalam Alkitab, yaitu sistem agama palsu yang dijelaskan di dalam Wahyu, apakah masih

suatu misteri? (Why. 17:5). Pengertian yang jelas tentang hal ini adalah, sistem ini akan menyatakan bahwa keyakinan mereka adalah suatu misteri, akan tetapi orang-orang percaya yang benar mengetahui misteri dari wanita itu (Why. 17:7)

Suatu alasan yang tidak jelas, tentu saja, bagi mereka yang mendasari pengertian tentang Allah kepada hal-hal seperti pengalaman manusia, atau sesuatu yang tidak jelas, aktifitas yang tidak terdefinisikan dari suatu kekuatan spiritual yang berasal dari luar, yang masuk kedalam pikiran mereka. Jika kita benar-benar rendah hati terhadap apa yang firman Allah ajarkan, maka kita juga memerlukan kekuatan dasar untuk mempertimbangankan dan mengambil keputusan dengan tujuan untuk menemukan ajaran yang benar.

Tidak pernah seorang penginjil dicatat dalam Alkitab mengatakan; "Hal ini betul-betul suatu misteri, kalian tidak dapat memahaminya", tapi sebaliknya kita membaca bahwa mereka diminati orang-orang karena alasan yang mereka berikan dan dengan kesimpulan-kesimpulan yang logis berdasarkan tulisan kudus.

Dalam pengajarannya tentang pokok dari Injil yang kita bahas dalam pelajaran ini, Paulus "menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati..." (Kis. 17:2,3). Suatu cara yang sistematis dengan pemikiran berdasarkan Alkitab yang logis, hal ini merupakan suatu keunggulan. Seperti yang dicatat, kalimat ini didahului dengan, "Seperti biasa Paulus...menerangkannya..." suatu hal yang menjadi kebiasaannya (lihat juga Kis. 18:19). Sehubungan dengan memelihara kebiasaan ini, selama penginjilannya di Korintus, "setiap hari sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi...tetapi ketika orang-orang itu memusuhi...(mereka) sendiri..."(Kis. 18:4-6). Mereka yang dikristenkan menjalankan apa yang mereka yakini sesuai dengan pengajaran Paulus; dalam hal ini tidak ada "penglihatan Yesus di dalam kamar tidurku", "sesuatu yang tidak terlukiskan datang kepadaku", "Aku bertemu Tuhan pada suatu malam."

Perlu dicatat juga bahwa catatan terilham mempunyai daya tarik berdasarkan hal-hal yang logis dan rasional, dengan menunjukkan bahwa mereka "memusuhi diri sendiri." Demikian juga waktu di Antiokhia, paulus dan Barnabas "mengajar mereka dan menasihati supaya mereka..." (Kis. 13:43). Kemudian mereka pergi ke Ikonium, disana

mereka "mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang...percaya (Kis. 14:1).

Ketika ia dihadapkan di Mahkamah Agama, beberapa saat kemudian logika menakjubkan yang sama ditunjukkan, yang terus mengilhami Paulus sewaktu menjelaskan tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang: "Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri, dan penghakiman yang akan datang." Suatu penjelasan yang membuat orang yang mengolok-oloknya menjadi "gentar" (Kis. 24:25).

Karena Kekristenan kita didasari oleh suatu proses pemikiran, maka kita harus sanggup untuk memberikan jawaban yang logis berdasarkan Alkitab mengenai pengharapan dan doktrin kita;

"Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu" (1 Ptr. 3:15).

Berkata-kata dengan suara yang tenang mengenai pengalaman-pengalaman pribadi seseorang, bukanlah suatu jawaban mengenai pengharapan Injil; terus bergantung pada "kesaksian pribadi" sebagai suatu pengajaran yang dilakukan oleh orang-orang kristen "evangelis", menunjukkan ketiadaan "pertanggungan jawab" tentang "pengharapan" mereka. Sejumlah daftar kata-kata muncul diantara orang-orang kristen seperti untuk memudahkan mereka dalam "berbagi pengalaman tentang apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidupku", dll. Suatu kepribadian aneh yang sangat kontras dengan kata-kata Paulus, "Sebab bukan diri kami yang kamu beritakan, tetapi Yesus Kristus" (II Kor. 4:5) pernyataan ini berasal dari seseorang yang memiliki hubungan yang dekat dengan Yesus lebih dari yang lain.

Suatu hal yang masuk akal jika dapat memberikan jawaban berdasarkan Alkitab demi kedekatan hubungan kita dengan Allah di dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti biasanya, yang kita teladani sebagai contoh adalah orang-orang kristen yang pertama, yang menggunakan "alasan" untuk menjelaskan berbagai solusi dari masalah-masalah tentang tata cara yang mereka hadapi (Kis. 6:2). Surat-surat di dalam Perjanjian Baru juga menganjurkan kepada pembacanya untuk menggunakan jawaban yang logis berdasarkan Alkitab. Maka dengan "alasan" bahwa imam besar berada di bawah hukum Musa, kita dapat memahami lebih detail lagi tentang pekerjaan Kristus (Ibr. 5:3). Sewaktu berbicara lebih jauh tentang kasih Allah di dalam Kristus, Paulus mendesak mereka bahwa hal tersebut menjadi "alasan (dari kata Yunani "logikos", yaitu logis,

masuk akal) untuk beribadah" sehingga sebagai balasan kepadaNya kita dapat mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup (Rm. 12:1). Kata "logikos" berasal dari kata "logos", yang biasanya diterjemahkan sebagai "firman", yang menunjuk kepada "firman Allah." Oleh karena itu jawaban kita yang "logis" sehubungan dengan Alkitab, hanya berasal dari firman Allah.

Dari penjelasan tentang semua hal ini, sangat tidak logis untuk mengklaim bahwa Roh Allah adalah suatu pribadi, yaitu Allah sendiri, meskipun Roh tersebut bukan Allah sendiri. Dan untuk mendukung hal ini mereka mengatakan segala sesuatu adalah misteri. Suatu pemikiran yang menyimpang dan tidak selaras dengan tujuan Alkitab. Jika kita tidak dapat menggambarkan dengan logis kesimpulan-kesimpulan dari tulisan kudus. Maka semua pelajaran Alkitab menjadi sia-sia; dan Alkitab tidak dibutuhkan lagi, tapi disajikan dengan bentuk yang lain melalui kata-kata hampa yang manis atau sebuah literatur yang menarik, yang banyak terdapat pada rak buku orang-orang kristen.

Bagaimanapun juga, demi reputasi mereka, beberapa orang yang meyakini bahwa Roh Allah adalah suatu pribadi, mencoba untuk memberikan jawaban-jawaban berdasarkan Alkitab. Ayat-ayat yang dikutip adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang Roh Allah yang dijelaskan melalui gaya bahasa personifikasi, misalnya seperti "Penghibur" di Yohanes 14:16, atau dengan alasan bahwa roh dapat "berdukacita."

Pada pelajaran 4.3 kami menjelaskan tentang "roh" manusia yang dapat bersedih (Kis. 17:16), gelisah (Kej. 41:8), atau gembira (Luk.10:21). "Roh" manusia adalah jiwanya, pikiran dan tujuannya, yang membuat dia bertindak, yang juga disebutkan sebagai pribadi yang terpisah, tapi tentu saja bukan dalam arti yang sebenarnya. Dengan cara yang sama Roh Allah juga dapat diartikan seperti itu.

Harus dipahami bahwa Alkitab seringkali menggunakan gaya bahasa personifikasi sewaktu berbicara tentang hal-hal yang abstrak, misalnya kata hikmat menunjuk kepada perempuan di Amsal 9:1. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa orang yang memiliki hikmat sebenarnya sedang berlatih, "hikmat" tidak akan ada tanpa pikiran manusia, untuk inilah bahasa personifikasi digunakan. Untuk lebih jelas tentang hal ini, lihat pertentangan 5, "Prinsip-prinsip gaya bahasa personifikasi."

Pertentangan 5: Prinsip-prinsip Gaya Bahasa Personifikasi

Dalam dokumen AJARAN DASAR ALKITAB (Halaman 66-73)