• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alternatif Perencanaan Pajak (Tax Planning) pada Pajak Penghasilan Pasal 23

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.3.2. Alternatif Perencanaan Pajak (Tax Planning) pada Pajak Penghasilan Pasal 23

PT. Wastumatra Kencana Indonesia dapat melakukan alternatif perencanaan pajak penghasilan pasal 23 dengan menggunakan mark-up yang menaikan nilai atas transaksi jasa yang dilakukan perusahaan, dimana jumlah transaksi dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus dipungut perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar jumlah pajak yang dipotong dan dibayarkan oleh perusahaan dapat dibebankan sebagai biaya, karena jika perusahaan membayarkan witholding tax maka jumlah pajak yang dibayarkan ini tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Perencanaan pajak dengan metode mark-up ini dilakukan karena pihak-pihak yang menerima

87 pembayaran dari PT. Wastumatra Kencana Indonesia tidak bersedia menanggung PPh pasal 23, maka transaksi-transaksi yang bersangkutan harus di mark-up.

Transaksi-transaksi tersebut meliputi transaksi yang berhubungan dengan jasa yang diterima oleh PT. Wastumatra Kencana Indonesia, yaitu :

a. Pemakaian jasa tenaga ahli proyek eksternal dipotong sebesar 2% dari nilai transaksi.

b. Pemakaian jasa untuk pembuatan company profil dipotong sebsesar 2% dari nilai transaksi.

c. Pemakaian jasa atas jasa konsultan pajak dipotong sebsesar 2% dari nilai transaksi.

d. Pemakaian jasa atas jasa auditor dipotong sebesar 2% dari nilai transaksi.

Dari keterangan tersebut dapat dijelaskan metode mark-up dari laporan laba rugi tahun 2009 dan 2010 yang dikenakan PPh pasal 23 yang dipakai oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Pemakain jasa tenaga ahli proyek eksternal

Pemakain jasa tenaga ahli proyek eksternal dapat dihitung melalui nilai transaksi yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi seperti berikut :

88 - Tahun 2009

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 584.702.396,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong:

2% x Rp. 584.702.396,00

Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 11.694.047,92

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 584.702.396,00

Mark-up: 100 x Rp.584.702.396,00 = Rp. 596.635.098,00

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 596.635.098,00 = Rp. 11.932.701,96

Nilai bersih = Rp. 584.702.396,00

Tabel 4.4 : Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa tenaga ahli proyek eksternal tahun 2009.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 584.702.396,00

89 - Tahun 2010

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 144.662.517,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong : 2% x Rp.144.662.517,00

Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 2.893.250,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 144.662.517,00

Mark-up :100 x Rp. 144.662.517,00 = Rp. 147.614.813,30 98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 147.614.813,30 = Rp. 2.952.296,26 Nilai bersih = Rp. 144.662.517,00 Tabel 4.5: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa tenaga

ahli proyek eksternal tahun 2010.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp.144.662.517,00

90 b. Pemakaian jasa untuk pembuatan company profil

Pemakaian jasa untuk pembuatan company profil dapat dihitung melalui nilai transaksi yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi seperti berikut :

- Tahun 2009

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 8.396.850,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 8.396.850,00 = Rp. 167.937,00

Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 167.937,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 8.396.850,00

Mark-up : 100 x Rp. 8.396.850,00 = Rp. 8.568.214,28

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 8.568.214,28 = Rp. 171.364,28

Nilai bersih = Rp. 8.396.850,00

Tabel 4.6: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa pembuatan company profil tahun 2009.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 8.396.850,00

91 - Tahun 2010

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 4.790.000,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 4.790.000,00 = Rp. 95.800,00 Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 95.800,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 4.790.000,00

Mark-up :100 x Rp. 4.790.000,00 = Rp. 4.887.755,10

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 4.887.755,10 = Rp. 97.755,10

Nilai bersih = Rp. 4.790.000,00

Tabel 4.7: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa pembuatan company profil tahun 2010.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 4.790.000,00

92 c. Pemakaian jasa atas jasa konsultan pajak

Pemakaian jasa atas jasa konsultan pajak dapat dihitung melalui nilai transaksi yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi seperti berikut :

- Tahun 2009

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 3.000.000,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp.3.000.000,00 = Rp. 60.000,00 Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 60.000,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 3.000.000,00

Mark-up : 100 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 3.061.224,49

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 3.061.224,49 = Rp. 61.224,49

Nilai bersih = Rp. 3.000.000,00

Tabel 4.8: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa atas Konsultan pajak tahun 2009.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 3.000.000,00

93 - Tahun 2010

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 3.000.000,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp.3.000.000,00 = Rp. 60.000,00 Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 60.000,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 3.000.000,00

Mark-up : 100 x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 3.061.224,49

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 3.061.224,49 = Rp. 61.224,48

Nilai bersih = Rp. 3.000.000,00

Tabel 4.9: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa atas konsultan pajak tahun 2010.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 3.000.000,00

94 d. Pemakaian jasa atas jasa auditor

Pemakaian jasa atas jasa auditor dapat dihitung melalui nilai transaksi yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi seperti berikut :

- Tahun 2009

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 6.000.000,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp.6.000.000,00 = Rp. 120.000,00 Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 120.000,00

Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 6.000.000,00

Mark-up :100 x Rp. 6.000.000,00 = Rp. 6.122.448,98

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 6.122.448,98 = Rp. 122.448,97

Nilai bersih = Rp. 6.000.000,00

Tabel 4.10: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa atas Jasa auditor tahun 2009.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 6.000.000,00

95 - Tahun 2010

 Perhitungan PPh Pasal 23 sebelum di mark-up

Nilai transaksi Rp. 6.000.000,00

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp.6.000.000,00 = Rp. 120.000,00 Jadi PPh Pasal 23 yang harus dipotong sebesar Rp. 120.000,00

 Perhitungan PPh Pasal 23 setelah di mark-up

Nilai transaksi Rp. 6.000.000,00

Mark-up : : 100 x Rp. 6.000.000,00 = Rp. 6.122.448,98

98

PPh Pasal 23 yang harus dipotong :

2% x Rp. 6.122.448,98 = Rp. 122.448,98

Nilai bersih = Rp. 6.000.000,00

Tabel 4.11: Perbandingan PPh Ps.23 sebelum dan setelah di mark-up untuk jasa atas Jasa auditor tahun 2010.

Keterangan Sebelum Mark-up Setelah Mark-up Nilai transaksi

Mark-up

PPh Ps 23 yang harus dipotong

Rp. 6.000.000,00

96 Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mark-up atas nilai transaksi pada pihak ketiga dalam perencanaan pajak PPh pasal 23 juga dapat menaikkan jumlah biaya yang dapat diakui secara fiskal sehingga laba bersih perusahaan menjadi kecil dan beban pajak penghasilan pun otomatis menjadi kecil.

4.3.3. Dampak Alternatif Perencanaan Pajak ( Tax Planning ) Terhadap Beban

Dokumen terkait