• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Alternatif Perencanaan Pajak ( Tax Planning ) Terhadap Beban Pajak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.3.3. Dampak Alternatif Perencanaan Pajak ( Tax Planning ) Terhadap Beban Pajak

Setelah perencanaan pajak (tax planning) dilakukan, maka akan terlihat dampaknya terhadap beban pajak perusahaan. Untuk PPh Pasal 23, dalam hal ini withholding tax dimana pihak ketiga tidak bersedia dipotong pajaknya, maka

perusahaan melakukan mark-up atas nilai transaksi pada pihak ketiga agar jumlah pajak yang dibayarkan dapat dibiayakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan berikut ini :

97 Tabel 4.12: Laporan Laba-Rugi Fiskal PT. Wastumatra Kencana Indonesia Sebelum

dan Setelah Perencanaan Pajak Tahun 2009.

KETERANGAN Lap. Laba-Rugi Fiskal Sebelum

Perencanaan Pajak Lap. Laba-Rugi Fiskal Setelah Perencanaan Pajak

Beban Tidak Langsung Proyek

98 Tabel 4.12: Laporan Laba-Rugi Fiskal PT. Wastumatra Kencana Indonesia

Sebelum dan Setelah Perencanaan Pajak Tahun 2009 (Lanjutan).

Perijinan

Pemeliharaan Kendaraan

Sumber : Bagian Keuangan PT.Wastumatra Kencana Indonesia.

99 Tabel 4.13: Laporan Laba-Rugi Fiskal PT. Wastumatra Kencana Indonesia Sebelum

dan Setelah Perencanaan Pajak Tahun 2010.

KETERANGAN Lap. Laba-Rugi Fiskal Sebelum Perencanaan Pajak

Jumlah Pendapatan dan Penerimaan

- 1.000.500.000 1.000.500.000

100 Tabel 4.13: Laporan Laba-Rugi Fiskal PT. Wastumatra Kencana Indonesia

Sebelum dan Setelah Perencanaan Pajak Tahun 2010 (Lanjutan).

Jamuan - - - Company Profile 4.790.000 - 4.887.755 Konsultan Pajak 3.000.000 - 3.061.224 Auditor 6.000.000 - 6.122.449

Jumlah Beban Adminidtrasi Umum 370.159.547 370.440.975

Beban Penyusutan 76.320.500 76.320.500

Jumlah Beban 1.012.656.952 1.015.890.675

Laba bersih sebelum pajak - (12.156.952) (15.390.676)

Sumber : Bagian Keuangan PT.Wastumatra Kencana Indonesia.

Setelah dilakukan perhitungan antara sebelum dilakukan perencanaan pajak (tax planning) dan setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning), maka didapat hasil beban pajak serta penghasilan netto sebelum dan setelah perencanaan pajak (tax planning) adalah sebagai berikut :

a. Beban pajak dan penghasilan netto sebelum dilakukan perencanaan pajak (tax planning)

- Tahun 2009 :

Laba bersih sebelum pajak Rp. 6.717.584,00 Tarif pajak penghasilan

50% x 28% x Rp. 6.717.584,00

Jumlah beban pajak penghasilan Rp. 940.642,00-

Laba Setelah Pajak Rp. 5.776.942,00

101 - Tahun 2010 :

Tahun 2010 sebelum dilakukan perencanaan pajak (tax planning), perusahaan mengalami kerugian menurut fiskal sebesar Rp.12.156.952,00. sehingga kompensasi pajak untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp. 12.156.952,00.

b. Beban pajak dan penghasilan netto setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning)

- Tahun 2009 :

Tahun 2009 setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning), perusahaan mengalami kerugian menurut fiskal sebesar Rp. 5.570.155,00 , sehingga kompensasi pajak untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 5.570.155,00.

- Tahun 2010 :

Tahun 2010 setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning), perusahaan mengalami kerugian menurut fiskal sebesar Rp. 15.390.676,00.

Kompensasi pajak untuk tahun 2011 adalah sebesar :

 Kerugian fiskal tahun 2009 Rp. 5.570.155,00 Setelah dilakukan perencanaan pajak

 Kerugian fiskal tahun 2010

Setelah dilakukan perencanaan pajak Rp. 15.390.676,00+

Rp. 20.960.831,00.

Sehingga total kompensasi pajak untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp.

20.960.831,00.

102 4.3.4. Hasil Analisis

Setelah alternatif perencanaan pajak (tax planning) diterapkan, maka dalam penelitian ini dilakukan analisis berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah.

a. PPh Pasal 23

PPh Pasal 23 dimana pihak ketiga tidak bersedia dipotong pajaknya, maka dilakukan mark-up atas nilai transaksi pihak ketiga, dimana jumlah transaksi dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus dipungut perusahaan, agar nilai yang sudah dikeluarkan perusahaan dapat dibiayakan sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya beban pajak yang ditanggung perusahaan.

b. Pajak atas Penghasilan Badan

Setelah dilakukan perencanaan pajak dengan menggunakan mark-up atas nilai transaksi pihak ketiga, maka terlihat bahwa ada perbedaan jumlah beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan yaitu :

1. Jumlah beban pajak penghasilan yang harus dibayarkan tahun 2009.

- Sebelum dilakukan perencanaan pajak beban pajak adalah sebesar Rp. 940.642,00.

- Setelah dilakukan perencanaan pajak, kompensasi pajak untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 5.570.155,00.

2. Jumlah beban pajak penghasilan yang harus dibayarkan tahun 2010

- Sebelum dilakukan perencanaan pajak, kompensasi pajak untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp. 12.156.952,00.

103 - Setelah dilakukan perencanaan pajak, kompensasi pajak untuk tahun 2011

Rp. 20.960.831,00.

 Berdasarkan perhitungan pajak atas penghasilan badan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan perencanaan pajak (tax planning), perusahaan akan memperoleh penghematan pajak sebagai berikut :

- Tahun 2009 :

Penghematan pembayaran pajak PPh Badan Rp. 940.642,00. Penghematan ini terjadi karena sebelum dilakukan perencanaan pajak (tax planning) seharusnya perusahaan membayar beban PPh Badan sebesar Rp. 940.642,00 namun setelah dilakukan perencanaan pajak (tax planning) perusahaan mengalami kerugian menurut fiskal sebesar Rp. 5.570.155,00. Kerugian ini mengakibatkan perusahaan tidak perlu membayar pajak dan perusahaan memperoleh kompensasi pajak untuk tahun 2010 sebesar Rp. 5.570.155,00.

- Tahun 2010 :

Keuntungan berupa kompensasi pajak untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp.

20.960.831,00. Keuntungan ini diperoleh dari kompensasi pajak karena perusahaan mengalami kerugian menurut fiskal setelah perencanaan pajak (tax planning) tahun 2009 sebesar Rp. 5.570.155,00 ditambah kompensasi pajak setelah perencanaan pajak (tax planning) tahun 2010 sebesar Rp. 15.390.676,00. Jika perusahaan tidak melakukan perencanaan pajak (tax planning) atas kerugian fiskal pada tahun 2010 maka kompensasi pajak untuk tahun 2011 hanya sebesar Rp. 12.156.952,00.

104 Kompensasi ini diperoleh dari kerugian fiskal sebelum perencanaan pajak (tax planning) tahun 2010.

Tabel 4.14: Dampak sebelum dan setelah dilakukan Perencanaan Pajak ( tax planning ) pada PT.Wastumatra Kencana Indonesia.

Thn Keterangan Sebelum dilakukan perencanaan pajak

2010 Kerugian fiskal Rp. 12.156.952,00 Rp. 15.390.676,00 (b) Penghematan

105 Keterangan :

 c = a + b

 a = kerugian fiskal tahun 2009 setelah perencanaan pajak dan kompensasi pajak untuk tahun 2010.

 b = kerugian fiskal tahun 2010 setelah perencanaan pajak dan kompensasi pajak untuk tahun 2011.

 c = total kompensasi pajak untuk tahun 2011

- Kompensasi pajak untuk tahun 2010 dihitung dari kerugian fiskal tahun 2009 setelah perencanaan pajak.

- Kompensasi pajak untuk tahun 2011 dihitung dari kerugian fiskal tahun 2009 ditambah kerugian fiskal tahun 2010 setelah perencanaan pajak.

c. Koreksi Pajak

Perusahaan melakukan koreksi pajak terhadap biaya-biaya yang menurut pajak tidak dapat dibebankan sebagai beban operasi perusahaan antara lain :

1. Biaya pemeliharaan sebesar Rp. 14.723.545,00 untuk tahun 2009 dan sebesar Rp. 1.832.432,00, dikoreksi beda tetap sesuai ketentuan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1 huruf b, karena termasuk pemeliharaan kendaraan untuk pribadi.

106 2. Biaya sumbangan sebesar Rp. 2.709.890,00 untuk tahun 2009 dan sebesar Rp.

859.840,00 untuk tahun 2010, dikoreksi beda tetap sesuai ketentuan UU No.

36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat 1 huruf g, karena tidak adanya bukti formal.

3. Biaya jamuan sebesar Rp. 4.900.000,00 untuk tahun 2009 dan sebesar Rp.3.300.000,00 untuk tahun 2010, dikoreksi beda tetap karena tidak adanya bukti formal

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait