• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alternatif Strategi

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 84-89)

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

3. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran tahu di Kota Surakarta. Matriks ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

lviii

Tabel 22. Matriks SWOT Pemasaran Tahu di Kota Surakarta Kekuatan/ Strength (S)

1. Pengalaman usaha di bidang industri tahu 2. Hubungan yang baik

antar pengusaha 3. Saluran distribusi

yang pendek

4. Kualitas produk tahu baik

5. Kontinuitas produksi terjamin

Kelemahan/Weakness(W) 1. Modal usaha terbatas 2. Tingkat pendidikan

yang masih rendah 3. Tidak adanya keragaman produk 4. Promosi terbatas 5. Pengelolaan kurang higienis 6. Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik 7. Limbah belum dikelola

secara optimal Peluang/Opportunities(O)

1. Adanya perhatian dari pemerintah 2. Adanya kepercayaan dari konsumen 3. Kontinuitas bahan baku terjamin 4. Pedagang membantu memperluas pemasaran 5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan Strategi S-O 1. Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen. (S1,S4,O2,O5) 2. Membentuk asosiasi/serikat

pengusaha tahu guna menjaga bargaining position terhadap pemasok (S2,S5,O3,O4) Strategi W-O 1. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner. (W3,W4,O1,O2) 2. Peningkatan kualitas SDM melalui program- program dari pemerintah. (W2,O1) Ancaman/Threats (T) 1. Implementasi kebijakan/peraturan rendah

2. Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi 3. Adanya persaingan

kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Strategi S-T 1. Meningkatkan

kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing. (S4,S5,T3) 2. Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin Strategi W-T 1. Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien. (W1,W5,W6,W7,T1,T2 ,T4) 2. Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM

lix 4. Adanya fluktuasi

harga bahan baku

kemitraan.

(S2,S3,T1,T2,T4)

(W1,W2,W4,T2) Sumber : Analisis Data Primer

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

a. Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan- peluang adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan adalah :

1) Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen.

Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama sehingga konsumen tidak akan pindah ke produk lainnya

2) Membentuk asosiasi/serikat pengusaha tahu guna menjaga

bargaining position terhadap pemasok.

Dengan membentuk asosiasi atau serikat antar pengusaha tahu, memudahkan pengusaha untuk membeli kedelai dengan harga yang lebih murah. Selain itu, dengan adanya asosisi atau serikat ini, pengusaha sebagai pihak yang memiliki posisi tawar berhak untuk menentukan harga jual tahu ketika harga kedelai naik dipasaran.

lx

secara bersama-sama dapat memperkuat posisi tawar di pasar ketika harga kedelai naik dan akan mempengaruhi harga jual tahu.

b. Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan- peluang adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner.

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan suatu produk, salah satunya adalah dengan membuat diversifikasi dari produk tersebut. Tahu tidak hanya dapat diolah menjadi tahu goreng akantetapi tahu dapat didiversifikasikan menjadi berbagai macam produk. Diversifikasi dari produk tahu dapat dilakukan oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen dapat meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan mengenai kuliner.

2) Peningkatan kualitas SDM melalui program-program dari pemerintah

Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktorpenentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Rendahnya tingkat daya saing industri kecil dan menengah disebabkan juga oleh kualitas SDM yang cukup rendah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM industri- industri kecil dan menengah melalui program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah, antara lain dengan pelatihan bagi

lxi

para pelaku usaha serta serta studi banding antar pelaku usaha sehingga menjadikan industri ini lebih kuat dalam persaingan di dunia usaha lokal ataupun global.

c. Strategi S-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan- ancaman adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah :

1) Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing.

Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari berbagai faktor, salah satunya dengan manajemen produksi yang baik. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari produk mereka dan menjaga kontinuitas produk agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba. 2) Meningkatkan efisiensi pemasaran dengan menjalin kemitraan.

Efisiensi pemasaran tahu dapat dilaksanakan, salah satunya dengan menjalin kemitraan, baik antar pengusaha, pedagang dan koperasi. Dengan menjalin kemitraan, pengusaha merasakan manfaat karena dapat memperoleh bahan baku secara kontinyu dari pemasok, pedagang memperoleh produk dari pengusaha secara kontinyu atau pengusaha dapat bekerjasama dengan pedagang dalam peningkatan akses pasar bagi produknya. hubungan kemitraan ini juga merupakan suatu strategi bisnis dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.

lxii

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan adalah :

1) Penggunaan SOP secara sederhana guna keefektifan dan efissien. SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan. Penggunaan SOP secara sederhana pada industri tahu dapat membantu karena di dalam SOP memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab, pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin, memuat langkah operasional guna menyelesaikan suatu tugas dengan cepat ,tepat waktu dan tepat biaya, mengatur apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan harus dilaksanakan, bagaimana mengerjakannya yang secara disiplin diterapkan, dan dievaluasi pada waktu-waktu tertentu dalam rangka improvement agar lebih efektif dan efisien.

2) Peningkatan jejaring permodalan dan promosi melalui kemasan produk serta peningkatan SDM.

Peningkatan jejaring permodalan dapat dilakukan dengan cara memperluas akses bagi pengusaha agar dapat memperoleh modal dari lembaga pembiayaan non pemerintah semisal dari bank, koperasi dan lembaga pembiayaan lainnya. Pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator bagi pengusaha unuk memperoleh modal dari lembaga pembiayaan. Dengan adanya modal, diharapkan pengusaha mampu meningkatkan promosi produknya melalui kemasan produk yang dibuat lebih menarik serta informative dan mampu meningkatkan sumberdaya manusia yang berada didalamnya.

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 84-89)

Dokumen terkait