• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 59-70)

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Dalam penentuan alternatif strategi pemasaran, digunakan analisis SWOT dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam memasarkan tahu di Kota Surakarta.

a. Analisis Faktor Internal :

Analisis faktor internal merupakan proses identifikasi kekuatan serta kelemahan pada industri tahu meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan manajemen.

1) Kondisi Keuangan

Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Sumber modal yang tersedia merupakan salah satu faktor yang diperhatikan karena merupakan suatu titik

xxxiii

kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh suatu usaha. Usaha pembuatan tahu belum mampu memberikan keuntungan bagi para pelaku usahanya. Pengusaha tahu yang berada di sentra industri tahu Kota Surakarta menggunakan modal pribadi untuk usahanya namun ada juga yang berasal dari pinjaman dari bank. Pengelolaan keuangan dilakukan sendiri oleh pengusaha tahu sehingga sistem akuntansi dan pembukuan keuangan masih sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari sistem pencatatan keuangannya yang kurang baik, terkadang ada yang tidak tercatat bahkan sering tercampur antara keuangan rumah tangga dan kebutuhan usaha.

2) Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena manusia berperan dalam setiap proses produksi dan proses pengambilan keputusan untuk semua fungsi dalam kegiatan pemasaran. Kualitas dan kemampuan pelaku usaha dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja dan, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

Pengusaha tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta sebagian besar ialah tenaga kerja tidak terdidik dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah akantetapi mereka memiliki rata-rata pengalaman yang cukup lama dalam bidang industri tahu sehingga dengan pengalaman yang dimiliki mampu untuk memahami keinginan konsumen serta lingkungan tempat mereka bekerja. Kurangnya tenaga ahli dalam proses produksi dapat menjadi penghambat dalam tahapan penjualan berikutnya, meskipun pekerja dibagian produksi sudah cakap dan memiliki pengalaman yang cukup akan tetapi pada tahapan selanjutnya akan mengalami kesulitan dalam menemukan konsumen.

3) Pemasaran

Pasar merupakan upaya produsen untuk mencapai konsumen dan melayaninya secara lebih efisien, menghasilkan laba, dan

xxxiv

bertanggungjawab terhadap masyarakat. Aspek pemasaran juga berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi empat variabel analisis terhadap produk, harga, distribusi dan promosi. Adapun empat variabel tersebut adalah:

a) Produk

Tahu memiliki kelembutan tekstur yang menyebabkan tahu mudah dikunyah, mengandung kalsium dan protein serta mudah dijumpai di pasaran. Harganya relatif murah dan dapat dimasak dengan aneka cara seperti digoreng atau bahkan hanya direbus. Masyarakat menyukai tahu sebagai lauk pauk dan cemilan. Produk tahu yang dihasilkan oleh pengusaha tahu adalah jenis tahu putih berbentuk persegi dengan berbagai ukuran seperti ukuran 2 x 2 cm atau 5 x 5 cm. Pengusaha juga memproduksi tahu kempal yaitu jenis tahu putih yang dipadatkan dan diikat dalam kain dan tahu sayur. Jenis tahu putih lebih banyak diproduksi dibandingkan tahu kuning karena jenis tahu ini lebih disukai oleh konsumen.

Kualitas merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi produsen dalam menghasilkan suatu produk. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran. Oleh karena itu, pengusaha tahu selaku produsen selalu berusaha mengoptimalkan dan memberikan jaminan terbaik pada kualitas produk yang dihasilkan. Jaminan yang diberikan diantaranya tahu yang diproduksi berwarna putih tidak mengkilat karena pembuatannya tidak menggunakan bahan pemutih maupun formalin sebagai pengawet, tahu putih tidak kenyal, tahan hingga 1-2 hari jika disimpan dilemari pendingin, tidak berbau sangit dan tahu tidak

xxxv

keras juga tidak begitu empuk. Disisi lain, pengusaha tahu tidak memperlengkapi produk ini dengan kemasan yang tertutup dan menarik serta pemberian merek. Biasanya tahu yang sudah jadi dan siap untuk dijual, hanya diletakkan kedalam ember atau wadah lainnya yang mampu menampung banyak tahu. Adanya kemasan dan pemberian merek akan menambah biaya produksi sehingga pengusaha tidak berniat untuk membuat kemasan bagi produknya.

b) Harga

Harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan diperoleh. Pengusaha tahu telah membuat hitungan untuk menentukan harga yang akan dikenakan pada produknya. Pengusaha menjual satu cetakan tahu yang berisi 81 tahu dengan harga berkisar antara Rp. 18.000-Rp. 20.000 dan untuk satuannya, pedagang menjual tahu seharga Rp. 250-Rp. 300. Harga tahu tergantung dari ukuran serta ketebalan tahu. Semakin besar ukuran dan ketebalannya maka semakin tinggi harganya.

Masalah murah atau mahalnya tahu sangat relatif sifatnya namun menurut pengusaha tahu, harga yang sudah ada sekarang ini, jika dinaikkan akan menimbulkan protes dari konsumen yang sudah terbiasa membeli tahu dari pengusaha-pengusaha tersebut. Kenaikan harga tahu dapat dipengaruhi beberapa hal semisal kenaikan harga bahan baku atau kenaikan biaya produksi.

c) Promosi

Promosi merupakan kegiatan mengenalkan produk yang telah dibuat oleh produsen kepada masyarakat luas. Untuk promosi produknya, pengusaha tahu lebih memilih mempromosikan produknya dengan personal selling dimana pengusaha tahu akan menjelaskan secara lisan mengenai

xxxvi

produknya. Dan biasanya, beberapa konsumen yang sudah mengenal produk tahu juga akan membantu pengusaha tahu memasarkan produknya dengan cara promosi mulut ke mulut. Promosi dengan cara ini dinilai efektif dan tidak mengeluarkan banyak biaya kelemahannya adalah produk dikenal hanya sebatas Kota Surakarta dan belum menjangkau pasar yang lebih luas lagi. d) Distribusi

Distribusi merupakan masalah lain yang akan dihadapi oleh pengusaha pada saat produk selesai diproses. Masalah ini menyangkut cara penyampaian produk ke tangan konsumen sehingga untuk memudahkan atau memperlancar agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen, pengusaha tahu memerlukan saluran distribusi. Saluran distrbusi merupakan hal penting dalam lalu lintas perdagangan dari produsen ke konsumen. Penentuan jumlah penyalur penting untuk dipertimbangkan sesuai dengan sifat produk yang ditawarkan. Untuk mendistribusikan produk tahu agar sampai ke tangan konsumen dengan baik, pengusaha harus tepat dalam menentukan jumlah penyalur dan pola saluran distribusi yang dilakukan ada dua pola saluran.

Pola saluran distribusi yang pertama adalah pola saluran distribusi langsung dimana pengusaha tahu dapat menyampaikan produk ke tangan konsumen tanpa melalui perantara. Jenis distribusi ini cocok digunakan sesuai dengan sifat tahu yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Biasanya konsumen jenis pola saluran ini berdomisili disekitar pabrik atau tempat pembuatan tahu. Pola saluran distribusi yang kedua adalah pola saluran distribusi tidak langsung dimana pengusaha tahu memerlukan perantara agar produknya dapat sampai ke tangan konsumen. Pengusaha tahu menjual produknya ke pedagang pengecer yang kemudian akan dipasarkan ke berbagai tempat di Kota Surakarta. Pemasaran dengan jenis saluran ini, membantu pengusaha untuk

xxxvii

memasarkan produknya lebih luas lagi dan dikenal oleh konsumen luas.

4) Produksi

Untuk memproduksi tahu di gunakan bahan baku pokok yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas 4 macam yaitu kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Pengrajin tahu di Kota Surakarta biasanya menggunakan kedelai kuning. Syarat mutu kedelai yang baik untuk memproduksi tahu diantaranya yaitu bebas dari sisa tanaman seperti kulit palangatau biji-bijian, biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit dan kulit biji kedelai tidak keriput. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat tahu sangat mudah diantaranya kedelai, air dan asam cuka yang dipakai sebagai campuran sari kedelai agar dapat menggumpal menjadi tahu. Dalam seluruh proses produksi tahu, air bersih sangat penting, baik untuk mencuci, merendam maupun untuk membuat sari kedelai. Berikut adalah tahapan dalam proses produksi tahu yaitu :

a) Kedelai direndam kurang lebih 5-6 jam, kemudian dicuci sampai bersih.

b) Kedelai digiling dalam sampai halus berbentuk bubur.

c) Bubur kedelai direbus selama setengah atau satu jam dengan menggunakan wajan berukuran besar. Bahan bakar yang digunakan cukup sederhana yaitu menggunakan kayu, kulit kacang, dan kulit padi.

d) Setelah direbus, bubur kedelai diangkat dari tempat merebus kemudian disaring menggunakan kain kasa. Pemerasan bubur kedelai ini dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis. e) Air dari perasan bubur kedelai diletakkan di bak kemudian

xxxviii

f)Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap kemudian dicetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu.

g) Tahu yang sudah dicetak kemudian dipotong-potong dengan ukuran 2 x 2 cm ataupun 5 x 5 cm, dan siap untuk dijual.

5) Manajemen

Kegiatan industri tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yaitu mengatur kegiatan usaha dengan tahap-tahap seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Industri tahu dalam menjalani kegiatan usahanya memang belum mampu untuk melaksanakan tahapan dari prinsip manajemen secara baik akan tetapi industri ini sudah mampu menerapkan prinsip manajemen dalam mengelola usahanya walaupun tidak secara sempurna.

Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan produksi tahu, dengan adanya kegiatan tersebut pengusaha tahu memiliki standar yang diharapkan dalam memproduksi. Pengusaha menghitung kebutuhan sarana produksi dan mempersiapkan cara-cara khusus untuk menangani suatu masalah ketika kegiatan produksi tahu mengalami hambatan. Kegiatan pengorganisasian industri tahu diantaranya melakukan koordinasi antar pekerja dalam melaksanakan kegiatan produksi tahu. Pengusaha bekerja sesuai konsep yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan.

Kegiatan pengawasan dan evaluasi belum diterapkan secara sempurna oleh para pengusaha tahu. Mereka melakukan kegiatan pengawasan hanya sebatas pada pengawasan stok bahan baku, akan tetapi pengawasan dalam kegiatan produksi maupun dalam pengolahan limbah belum terlaksana dengan baik. Masalah pengolahan limbah menjadi hal sangat penting untuk diperhatikan karena selama ini limbah dari industri tahu merugikan bagi

xxxix

lingkungan. Kegiatan evaluasi seharusnya dilakukan setiap tahapan dalam produksi, maksudnya adalah melihat kejadian-kejadian yang terjadi ketika kegiatan memproduksi tahu berlangsung. Evaluasi berguna untuk menentukan perencanaan yang tepat guna menghasilkan tahu yang baik dalam hal kualitas dan kuantitasnya. Akantetapi, industri tahu di Kota Surakarta memiliki manajemen yang rendah dengan beberapa kelemahan sehingga kegiatan evaluasi ini kurang terlaksana dengan baik.

b. Analisis Faktor Eksternal 1) Pemerintah

Pemerintah Kota Surakarta memiliki peran untuk keberlangsungan industri kecil tahu. Pemerintah melalui beberapa peraturan dan kebijakannya, mengharapkan bahwa industri kecil tahu mampu untuk bertahan bahkan lebih berkembang. Salah satu peran pemerintah yaitu memberikan bantuan berupa subsidi kedelai bagi para pengusaha tahu yang kesulitan dalam mendapatkan kedelai ketika harga kedelai melonjak tinggi. Kebijakan lainnya yaitu pemerintah memfasilitasi bantuan modal bagi para pengusaha tahu yang kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan modal ini dapat diperoleh dengan mengirimkan proposal kepada Dinas Koperasi. Selain itu, peran pemerintah dalam mendukung usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta ialah mengundang para pelaku usaha industri kecil tahu untuk mengikuti pameran kuliner yang diadakan oleh Pemerintah Daerah setiap dengan fasilitas stan yang akan disediakan oleh pemerintah.

2) Pesaing

Pemasaran tahu di Kota Surakarta tidak terlepas dari persaingan yang cukup ketat antar pengusaha diluar sentra industri maupun pengusaha yang berada di luar Kota Surakarta. Pesaing industri tahu Kota Surakarta berasal dari wilayah lain seperti

xl

Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

Pesaing dari Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo memiliki tahu yang tidak jauh berbeda dengan tahu produksi Surakarta akantetapi yang menjadi permasalahannya ialah tahu produksi dari daerah pesaing merambah pasar yang ada di dalam Kota surakarta sehingga pengusaha yang berada didalam Kota Surakarta harus bersaing memperebutkan pasar. Selain dari persaingan pasar, kualitas dan kuantitas tahu dari daerah pesaing tidak jauh berbeda akan tetapi daerah pesaing sudah menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga kualitas dan kuantitas tahu yang diberikan mampu menyaingi kualitas dan kuantitas tahu produksi Kota Surakarta. Selain itu, persaingan terhadap produk sejenis lainnya seperti tempe, juga banyak mempengaruhi pemasaran tahu. Banyaknya produk dari pesaing ini menyebabkan harga tawar pembeli yang rendah karena produk berlimpah.

3) Konsumen

Pembeli atau pelanggan mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga dan permintaan terhadap kualitas produk yang lebih baik. Dalam bentuk yang lain kemampuan pelanggan dapat menjadi penghalang masuknya suatu industri ke dalam suatu daerah apabila sudah terbentuk kepercayaan pelanggan pada produk tertentu. Hal tersebut juga yang dialami pada industri tahu di Kota Surakarta dalam pemasaran produk. Adanya kepercayaan dari konsumen tahu membuat pengusaha mampu untuk memproduksi tahu sesuai dengan permintaan konsumen. Konsumen tahu biasanya hanya berasal dari dalam Kota Surakarta. Konsumen merupakan konsumen rumah tangga yang membeli produk tahu untuk dikonsumsi dan konsumen produk tahu tidak terbatas usia dan pendapatan yang diperoleh.

xli

Pemasok bahan baku kedelai sangat penting bagi berlangsungnya produksi tahu di Kota Surakarta. Tanpa adanya pemasok bahan baku, produksi tahu tidak akan berjalan. Pemasok bahan baku kedelai berasal dari berbagai tempat seperi pemasok yang berasal dari daerah Mojosongo dan Surakarta. Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura. Jika salah satu daerah tidak dapat memenuhi permintaan kedelai, biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan baku dari daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan akan kedelai.

Pemasok kedelai harus menyediakan kedelai sesuai standar yang diminta/diinginkan oleh pengusaha tahu yaitu kedelai baru dengan kualitas baik, tidak ada biji mati, garing dan kering, berwarna kuning serta tidak ada bekasan serangan hama dan bebas dari penyakit serta kulit kedelai tidak boleh keriput. Pemasok bekerja selama 6 hari kerja dan biasanya untuk mendapatkan kedelai, pengusaha datang langsung ke gudang pemasok. Sistem pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara pengusaha tahu memesan terlebih dahulu kedelai yang akan dibeli kemudian pengusaha membayar dimuka atau dapat dibayar dengan cara dicicil dengan tempo waktu tertentu. Adanya kerjasama serta kepercayaan antar pengusaha tahu dan pemasok bahan baku mendatangkan keuntungan dan hubungan yang baik selama ini.

5) Lembaga pemasaran

Adanya jarak antara produsen dan konsumen akhir akan memerlukan keterlibatan beberapa pedagang perantara untuk menyalurkan produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran yang dapat mengakibatkan tingginya harga beli yang harus dibayar oleh

xlii

konsumen akhir. Perantara saluran pemasaran tahu di Kota Surkarta adalah melalui pedagang pengecer. Pedagang eceran (retailer) adalah pedagang yang mengambil barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Pedagang eceran mengambil tahu secara langsung di tempat produksi tahu pada waktu dini hari dan sore hari. Beberapa pedagang menjual tahu 2 kali dalam sehari. Pedagang eceren membantu pengusaha tahu memasarkan produk tahu ke berbagai tempat seperti memasarkan ke pasar-pasar yang berada di Kota Surakarta diantaranya Pasar Legi, Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Mojosongo. Selain itu, beberapa pedagang eceran membantu memasarkan ke Rumah Sakit Brayat Minulya dan Dr.Oen Kandang Sapi, mendatangi langsung konsumen yang berada di komplek perumahan serta ke pabrik Sritex.

Harga yang dipatok oleh pedagang eceran tidak berbeda jauh dengan harga yang berasal dari pengusaha tahu. Jika pengusaha tahu menjual 1 cetakan tahu yang berisi 81 potong dengan harga berkisar antara Rp. 18000-Rp. 20.000 per cetakan atau seharga Rp. 222 per buah, maka pedagang akan menjual tahu seharga Rp. 250 - Rp. 300 per buah.

Sebagian pedagang eceran yang membantu pengusaha tahu untuk memasarkan produk tahu hingga sampai ke tangan konsumen adalah bagian dari keluarga dari pengusaha tahu sehingga pedagang tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengambil tahu dan sebagian lainya adalah pedagang yang berlokasi tidak jauh dari tempat produksi tahu sehingga hal ini menguntungkan bagi pedagang.

6) Teknologi

Teknologi pengolahan pangan pada saat ini sudah berkembang maju sehingga perkembangan ini membawa dampak yang positif bagi para pelaku usaha pembuatan tahu. Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap banyak

xliii

organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004). Adanya perkembangan teknologi pengolahan pangan yang berkembang di masyarakat seperti mesin boiler, alat pencetak tahu dan perebusan yang terbuat dari bahan alumunium, perkembangan media promosi melalui internet dan lain sebagainya, menjadikan peluang bagi pengusaha untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan baik sehingga membawa dampak yang positif bagi pengusaha.

2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 59-70)

Dokumen terkait