• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 70-84)

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap pemasaran tahu di Kota Surakarta. Adapun faktor- faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

Kondisi

Keuangan ·

Modal usaha terbatas Sumber Daya

Manusia

· Pengalaman usaha di bidang industri tahu · Hubungan yang baik

antar pengusaha

· Tingkat pendidikan yang masih rendah

Pemasaran · Saluran distribusi yang pendek

· Kualitas produk tahu baik

· Tidak adanya keragaman produk · Promosi terbatas

xliv

Produksi · Kontinuitas produksi terjamin

· Pengelolaan kurang higienis

Manajmen · Belum melaksanakan

pengawasan dan evaluasi secara baik · Limbah belum dikelola secara optimal Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Pemerintah · Adanya perhatian dari pemerintah

· Implementasi kebijakan/peraturan rendah

· Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi

Pesaing · Adanya persaingan

kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Konsumen · Adanya kepercayaan dari konsumen Pemasok Bahan

Baku ·

Kontinuitas bahan baku terjamin

· Adanya fluktuasi harga bahan baku Lembaga Pemasaran · Pedagang membantu memperluas pemasaran Teknologi · Perkembangan teknologi pengolahan pangan

Sumber : Analisis Data Primer a. Identifikasi Faktor Kekuatan

1) Pengalaman usaha di bidang industri tahu

Pengalaman produksi dalam mengolah sangat diperlukan untuk menunjang kualitas tahu yang dihasilkan. Lamanya pengalaman dalam memproduksi tahu menjadi kekuatan bagi pengusaha tahu karena pengalaman yang cukup lama membuat pengusaha tahu mengetahui bagaimana cara membuat tahu yang berkualitas dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pengusaha tahu akan lebih mahir

xlv

menentukan sikap apa yang harus diambil ketika kondisi perekonomian berubah atau ada hambatan dari lingkunga sekitar.

Contohnya adalah pada tahun 2007 ketika harga kedelai melonjak tinggi, dengan pengalaman yang cukup lama dan telah melewati berbagai kejadian, pengusaha tahu mengetahui langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar usaha mereka tidak merugi. Pengusaha tidak menaikkan harga tahu per buah akan tetapi mereka mengurangi ketebalan dari tahu itu sendiri. Jika sebelum harga kedelai melonjak, ketebalan tahu sekitar 2-3 cm dan ketika harga kedelai melonjak, ketebalan tahu berkurang hingga 1-2 cm. Pengalaman pengusaha yang cukup lama dalam industri tahu ini yang membuat konsumen percaya untuk mengkonsumsi tahu produksi Kota Surakarta.

2) Hubungan yang baik antar pengusaha

Hubungan baik yang terjalin antar pengusaha tahu sangat baik. Hal ini merupakan salah satu kekuatan dalam usaha pemasaran tahu di Kota Surakarta. Antar pengusaha tahu menjalin hubungan yang tidak merugikan masing-masing pihak. Hubungan baik ini tercermin dari beberapa kegiatan, misalnya adalah kegiatan diskusi yang diadakan setiap satu bulan sekali untuk sekedar bertukar informasi maupun membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha tahu. Waktu kegiatan diskusi memang tidak selalu rutin diadakan sebulan sekali akantetapi pengusaha tahu benar- benar memanfaat kegiatan diskusi ini untuk mendapatkan informasi sekaligus memperluas jaringan sosial. Kegiatan diskusi antar pengusaha tahu bermanfaat bagi pelaku usaha karena dengan kegiatan ini, pengusaha tahu mengetahui akan

xlvi

informasi yang terbaru dan dapat memperluas jaringan yang lebih baik.

Selain kegitan diskusi, biasanya ada beberapa kelompok pengusaha yang berdiri atas inisiatif mereka sendiri. Beberapa kelompok ini terdiri dari pengusaha-pengusaha yang berdomisili dalam satu wilayah. Kelompok ini pernah mengadakan kunjungan/study tour ke daerah lain seperti Jawa Timur untuk menambah perbekalan sekaligus menambah jaringan sosial.

3) Saluran distribusi yang pendek

Pola saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah :

a) Produsen Konsumen

b) Produsen Pengecer Konsumen

Saluran distribusi tahu di sentra industri tahu Kota Surakarta merupakan saluran distribusi yang pendek. Hal ini sesuai dengan sifat dari produk tahu itu sendiri yang mudah rusak sehingga dengan saluran distribusi yang pendek, tahu dapat sampai ke tangan konsumen dengan kondisi yang tidak rusak. Jika saluran distribusi tahu cukup panjang maka dapat dipastikan bahwa tahu yang akan sampai ke tangan konsumen berada dalam kondisi yang sudah rusak atau tidak baik untuk dikonsumsi. Semakin dekat jarak antara produsen dan konsumen mengakibatkan relatif pendeknya saluran pemasaran sehingga harga beli yang harus dibayar oleh konsumen akhir tidak terlalu tinggi.

Saluran yang lebih sering digunakan adalah saluran dari produsen melalui pengecer hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. Melalui saluran ini, ada banyak segmen konsumen yang dituju karena biasanya pengecer menjual tahu yang didapat dari produsen di pasar-pasar yang ada di Kota

xlvii

Surakarta. Namun, ada juga konsumen yang langsung mendatangi pengusaha untuk membeli tahu. Segmen pasar yang dituju oleh pengusaha tahu adalah konsumen rumah tangga, maka saluran pemasaran melalui pedagang pengecer dianggap paling efektif untuk mempercepat produk dapat sampai ketangan konsumen rumah tangga.

4) Kualitas produk tahu baik

Tahu produksi Kota Surakarta merupakan tahu yang layak dan aman untuk dikonsumsi karena tahu yang diproduksi oleh pengusaha tahu terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikonsumsi. Produk tahu dapat bertahan hingga lebih dari sehari karena tahu yang dihasilkan terbuat dari bahan-bahan yang tidak mengandung zat pewarna tekstil dan zat pengawet yang berbahaya lainnya. Tahu yang di produksi terbuat dari kedelai sebagai bahan utama, asam cuka atau kapur sulfat untuk menggumpalkan serta air.

Walaupun dilihat dari segi pengolahan, produk tahu ini belum termasuk dikelola secara higienis, akantetapi pada dasarnya tahu dibuat tanpa menggunakan bahan-bahan yang berbahaya, sehingga memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, pengusaha mampu menciptakan kesan diingatan konsumen bahwa tahu yang diproduksi merupakan tahu tanpa menggunakan bahan-bahan berbahaya.

5) Kontinuitas produksi terjamin

Pengusaha tahu tidak pernah mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Tetap tersedianya pasokan bahan baku dari pemasok terkait kontinuitas produksi tahu terjamin setiap harinya. Setiap ada permintaan tahu, pengusaha selalu dapat memenuhi permintaan tersebut. Setiap hari pengusaha mampu memproduksi 300 kg sampai dengan 700 kg kedelai dan tahu yang dihasilkan pun selalu habis terjual. Adanya

xlviii

kepastian dan jaminan bahwa pasokan kedelai selalu ada dan permintaan konsumen yang cenderung stabil menjadikan kekuatan bahwa kontinuitas produksi tahu oleh pengusaha terjamin.

b. Identifikasi Faktor Kelemahan 1) Modal usaha terbatas

Permodalan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan suatu usaha. Permodalan untuk menjalankan usaha pemasaran tahu masih terbatas. Modal sebagian besar berasal dari milik pribadi sehingga untuk mengembangkan usaha ataupun untuk perluasan pemasaran tidak mudah. Dalam menjalankan usahanya, pengusaha hanya memutar modal yang didapat dari hasil penjualan, malah terkadang modal untuk melakukan produksi berikutnya tertahan karena beberapa pedagang baru membayar kepada pengusaha yaitu tiga hari kemudian.

Pengusaha membutuhkan modal selain untuk menjalankan produksi untuk selanjutnya juga untuk membeli beberapa peralatan yang mendukung kegiatan produksi seperti pembelian alat-alat yang lebih praktis dan berteknologi tinggi sehingga harapan pengusaha, mereka dapat membuat tahu dengan waktu yang lebih cepat tanpa harus menggunakan tenaga kerja.

2) Tingkat pendidikan yang rendah

Tingkat pendidikan pengusaha tahu beragam, mulai dari lulusan Sekolah Dasar hingga lulusan Sekolah Menengah Atas. Namun ada beberapa pengusaha tahu yang tidak menamatkan pendidikannya dibangku sekolah dasar. Rata- rata tingkat pendidikan pengusaha tahu yang berada di sentra industri tahu Kota Surakarta ialah lulusan Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan yang rendah berpengaruh pada

xlix

keterampilan dan pengetahuan untuk memproduksi dan memasarkan produk tahu dengan baik. Semua orang dapat membuat tahu tapi tidak semua orang mengetahui bagamaina cara membuat tahu dengan kualitas yang baik dan bagaimana cara memasarkan tahu dengan tepat.

3) Tidak adanya keragaman produk

Produk tahu yang dihasilkan adalah tahu putih yang biasanya digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Pengusaha jarang memproduksi tahu jenis lainnya seperti tahu kuning, tahu sutera, dan tahu kering beku. Hal ini masih terkait dengan permintaan kosumen di Kota Surakarta yang lebih tertarik dengan tahu putih. Tidak adanya keragaman produk berakibat pada produksi dan penjualan yang statis.

Walaupun permintaan nyatanya lebih banyak pada jenis tahu putih, sebaiknya pengusaha mencari inovasi atau keragaman dari produk tahu. Pengusaha tahu dapat membuat berbagai macam produk olahan tahu seperti tahu goreng dengan berbagai macam isian, tahu keripik atau berbagai olahan lainnya yang sifatnya lebih tahan lama dan dengan adanya olahan tahu yang beragam maka akan meningkatkan nilai tambah tahu dan memberikan keuntungan bagi pengusaha tahu.

4) Promosi terbatas

Pemasaran yang selama ini dilakukan hanya melalui mulut ke mulut para pelanggan. Hal ini menurut beberapa pengusaha dinilai lebih efektif dan murah jika dibandingkan dengan promosi melalui media cetak dan elektronik. Promosi yang hanya sebatas mulut ke mulut selain efektif, juga tidak membutuhkan banyak biaya. Promosi lewat mulut ke mulut selama ini dianggap cukup menguntungkan, namun memiliki kelemahan yaitu belum mencakup wilayah yang lebih luas

l

lagi. Karena pemasaran yang dilakukan sebatas dari mulut ke mulut, maka pemasaran tahu juga hanya sebatas di Kota Surakarta.

5) Pengelolaan kurang higienis

Proses pembuatan tahu kurang higienis dilihat dari cara pembuatan, alat produksi dan kebersihan lingkungan. Pengusaha tahu kurang menjaga kebersihan saat memproduksi tahu sehingga berpengaruh pada kualitas tahu yang dihasilkan.

Jika dilihat langsung ke pabrik pembuatan tahu, maka akan menemukan beberapa peralatan yang tampak tidak terawat dan tidak bersih. Dimulai dari alat penggiling kedelai, alat perebus, alat penyaring, alat pemotong, serta ember untuk menyimpan hasil perasan kedelai. Selain dari alat, ternyata faktor tenaga kerja juga menyebabkan pengelolaan tahu kurang higienis karena beberapa pekerja ini tidak menggunakan sarung tangan, celemek bahkan tidak menggunakan pakaian atas ketika sedang bekerja. Lingkungan produksi yang kotor seperti berada satu atap dengan kandang ayam, digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang bekas dan terkesan gelap karena kurang ventilasi, merupakan salah satu penyebab kurang higienisnya tahu.

6) Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi secara baik Industri tahu yang dijalankan sebagian besar merupakan usaha yang sifatnya turun temurun dan dikelola dengan manajemen keluarga. Usaha yang dikelola dengan menggunakan manajemen tradisional belum menerapkan salah satu prinsip manajemen modern yaitu pengawasan dan evaluasi secara baik. Pengusaha tahu lebih banyak menekankan bagaimana menghasilkan keuntungan yang

li

sebanyak-banyaknya tanpa melakukan kegiatan pengawasan baik pada saat proses produksi hingga pasca produksi serta kegiatan evaluasi yang nantinya kegiatan evaluasi ini akan banyak membantu pengusaha tahu untuk memperbaiki kekurangan dari usaha mereka.

Prinsip penerapan manajemen modern akan membantu pengusaha tahu untuk mengetahui posisi dan job deskripsi yang menjadi tanggung jawab pekerjanya untuk melakukan usahanya. Dalam hal ini sebaiknya struktur organisasi industri harus dirancang sedemikian rupa sehingga budaya kerja dapat dibangun dan hubungan antar tugas jelas terlihat.

7) Limbah belum dikelola secara optimal

Limbah air dari hasil produksi seringkali dibuang begitu saja ke saluran-saluran pembuangan air secara sembarang. Limbah biasanya dibuang ke saluran didepan rumah dan secara sembarangan dialirkan ke sungai-sungai kecil disekitar pemukiman penduduk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengusaha-pengusaha ini belum mendapatkan pengarahan serta informasi secara jelas dari pihak pemerintah yang membina industri-industri tahu untuk mengolah limbah air dari hasil produksi.

Sebenarnya, limbah tahu dapat dikelola secara optimal dan dapat menghasilkan biogas. Dari beberapa pengusaha tahu yang ada di sentra industri tahu di Kota Surakarta, hanya satu pengusaha yang sudah mampu mengolah limbah dengan baik. Secara singkat, biogas terbentuk dari limbah tahu yang berupa dialirkan menuju ke satu lubang yang nantinya akan mengalami equalisasi dan pengendapan filter dalam bak sedimentasi anaerobik yang berada dibawah tanah. Hasilnya nanti berupa gas yang dialirkan melalui pipa-pipa yang

lii

tersambung dan gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk memasak.

Pengolahan limbah tahu memang menguntungkan akantetapi membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan. Karena hal ini, banyak pengusaha tahu yang belum mampu mengolah limbah tahu menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

c. Identifikasi Faktor Peluang

1) Adanya perhatian dari pemerintah

Industri tahu mulai dari skala industri kecil sampai menengah selalu mendapat perhatian pemerintah daerah. Bentuk perhatian pemerintah daerah antara lain adanya subsidi kedelai pada Tahun 2007 dan bantuan permodalan bagi pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya dengan cara mengirimkan proposal ke Dinas Koperasi bagian pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah juga pernah memberikan bantuan peralatan produksi secara gratis kepada para pengusaha tahu.

Selain itu, kegiatan-kegiatan seperti pameran, pesta atau

event kuliner yang diselenggarakan di Kota Surakarta,

pemerintah akan mengundang pengusaha tahu untuk berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan pameran tersebut.

2) Adanya kepercayaan dari konsumen

Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada pengusaha tahu merupakan suatu aset bagi para pengusaha. Pengusaha tahu di Kota Surakarta telah memperoleh kepercayaan dari konsumennya, hal ini dapat dilihat dari kontinyuitas permintaan konsumen terhadap produk tahu yang cenderung stabil karena tahu merupakan salah satu makanan rakyat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan memiliki

liii

harga yang relatif murah. Konsumen dapat mengkonsumsi makan murah namun memiliki kandungan gizi.

3) Kontinuitas bahan baku terjamin

Ketersediaan pasokan bahan baku kedelai akan berkaitan dengan proses produksi dan harga jual tahu. Kontinuitas pasokan bahan baku kedelai terjamin karena para pemasok mendapatkan kedelai dari para petani yang berada di dalam maupun luar Jawa Tengah. Selain kedelai lokal, pemasok juga mendatangkan kedelai impor yang berasal dari Negara Amerika Serikat.

Pemasok bahan baku mendapatkan pasokan kedelai dari petani-petani yang berasal dari daerah Praci, Batu, Purwodadi, Sragen, Gemolong, Nganjuk atau Madura. Jika salah satu daerah tidak dapat memenuhi permintaan kedelai, biasanya pemasok akan meminta pasokan bahan baku dari daerah lainnya yang mampu untuk memenuhi permintaan akan kedelai. Selain kedelai yang berasal dari petani dalam negeri, gudang pemasok juga berisi kedelai yang berasal dari luar negeri dengan salah satu merek kedelai ‘Soybean’ asal Amerika Serikat.

4) Pedagang membantu memperluas pasar

Adanya pedagang pengecer dalam sistem penyaluran produk hingga sampai pada tangan konsumen dapat membantu pengusaha tahu dalam memasarkan produknya dan menjangkau pasar lebih luas. Pedagang membantu memasarkan produk tahu untuk konsumsi rumah tangga, rumah sakit Brayat Minulya dan Dr. Oen hingga ke pabrik Sritex. Dengan adanya pedagang pengecer, membantu pengusaha tahu untuk memperkenalkan serta memperluas produk mereka sehingga produk mereka tidak hanya beredar

liv

disekitar lokasi pabrik ataupun hanya beredar dalam satu kecamatan saja.

5) Perkembangan teknologi pengolahan pangan

Perkembangan teknologi pengolahan pangan terutama dalam hal memproduksi tahu adalah dengan adanya mesin pemanas yang sudah menggunakan mesin boiler. Manfaat dari mesin boiler ini adalah lebih hemat bahan bakar dan proses pemanasannya lebih cepat. Mesin boiler merupakan mesin uap yang disalurkan melalui pipa-pipa untuk memanaskan kedelai yang sudah digiling. Dengan cara ini, satu mesin boiler dapat disalurkan untuk lima tempat pemanas sehingga lebih efisien. Sebelum menggunakan mesin boiler ini, masing-masing pemanas menggunakan tungku sendiri- sendiri sehingga bahan bakarnya agak boros. Mesin boiler ini menggunakan bahan bakar kayu yang mudah. Menggunakan mesin boiler ini mampu menghemat bahan bakar hingga 50 persen dan prosesnya pun lebih cepat. Manfaat lainnya adalah tahu yang dihasilkan baunya tidak sangit.

d. Identifikasi Faktor Ancaman

1) Implementasi kebijakan/peraturan rendah

Pemerintah memberikan perhatian kepada industri kecil di Kota Surakarta terutama industri tahu. Ada banyak kebijakan maupun peraturan yang telah dibuat untuk membantu pengembangan industri tahu. Contohnya seperti membuat kelompok-kelompok ditiap daerah yang berfungsi sebagai sarana antar pengusaha tahu untuk bertukar informasi maupun untuk kemudahan dalam memberikan

lv

pelatihan bagi pengusaha tahu, memberikan fasilitas untuk promosi produk mereka jika terdapat event atau kegiatan mengenai kuliner di Kota Surakarta.

Kenyataannya, program-program tersebut tidak terlaksana dengan baik. Pemerintah belum mampu merangkul semua industri kecil tahu di Kota Surakarta. Selain itu, perhatian pemerintah belum optimal dimana dalam 10 tahun terakhir ini, pemerintah hanya memberikan bantuan berupa subsidi kedelai pada tahun 2007 dan bantuan peralatan pada tahun 2004 yang ternyata tidak seluruhnya didapatkan oleh pengusaha yang benar-benar membutuhkan peralatan tersebut.

2) Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman modal dari Dinas Koperasi

Dinas Koperasi Kota Surakarta memberikan bantuan kepada para pengusaha tahu yang ingin mengembangkan usahanya dan bantuan tersebut berupa pinjaman modal. Ada prosedur untuk dapat meminjam modal dari Dinas Koperasi yaitu pengusaha tahu atau kelompok pengusaha tahu mengirimkan proposal yang berisi rincian kegiatan serta modal yang diperlukan untuk menunjang kegiatan yang akan dijalankan. Setelah mengirimkan proposal, perwakilan Dinas Koperasi akan langsung turun ke lapangan untuk meninjau lokasi usaha. Jika usaha tersebut layak, maka Dinas Koperasi akan memberikan pinjaman modal dan pengusaha harus mengembalikan pinjaman tersebut dengan waktu berkala serta bunga pinjaman 0,5-1,2 persen pertahun, tergantung dari harga dollar. Pembayaran pada tahun pertama dan kedua hanya berupa bunga pinjaman, setelah itu pengusaha membayar angsuran beserta bunganya.

lvi

Secara teori terlihat mudah, akan tetapi kenyataannya pengusaha tahu jarang sekali mendapatkan pinjaman modal dengan berbagai alasan seperi usaha yang tidak layak dan tidak berprospek. Alasan lain pengusaha tahu tidak meminjam modal dari Dinas Koperasi adalah proses yang berbeli-belit dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar proposal disetujui dan pinjaman dapat dicairkan. Pengusaha lebih cenderung untuk mendapatkan pinjaman modal di Bank-Bank seperti Bank BRI atau Bank Danamon yang tidak memerlukan waktu yang cukup lama.

3) Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu antar industri tahu

Banyaknya pengusaha tahu yang berasal dari luar sentra industri tahu mengakibatkan persaingan yang tinggi. Persaingan antara produk sejenis di luar sentra industri tahu dan sekitarnya dapat menjadi ancaman jika produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik atau harga yang lebih murah.

Pesaing berasal dari luar sentra industri yaitu dari daerah Sukoharjo, Karanganyar atau Sragen. Sebagian pesaing ini juga ikut menjual tahu dipasar-pasar yang ada di Kota Surakarta. Selain pesaing sejenis, pesaing produk yang tidak sejenis juga menjadi ancaman seperti pesaing yang menjual produk yang juga berbahan baku kedelai seperti tempe.

4) Adanya fluktuasi harga bahan baku

Fluktuasi harga bahan baku kedelai akan mempengaruhi produksi dan harga jual tahu. Modal untuk bahan baku bertambah, biaya produksi meningkat, produksi tahu dapat menurun atau tetap dan hal ini akan menyebabkan harga jual produk naik dan ini dapat menjadi ancaman bagi besar kecilnya penjualan.

lvii

Keputusan yang diambil oleh pengusaha tahu dengan adanya kenaikan harga bahan baku yaitu tidak menaikkan harga juak tahu tetapi ketebalan tahu dikurangi. Jika sebelum harga bahan baku naik, ketebalan tahu mencapai 3-4 cm namun dengan naiknya harga kedelai, ketebalan tahu berkurang 1-2 cm tergantung seberapa besar kenaikan harga kedelai. Jika keputusan yang diambil adalah menaikkan harga tahu, pengusaha yakin bahwa konsumen akan menolak kenaikan tersebut.

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 70-84)

Dokumen terkait