• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prioritas Strategi

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 89-94)

C. Perumusan Strategi Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

4. Prioritas Strategi

lxiii

a. Mempertahankan kualitas produk dengan pemanfaatan perkembangan teknologi untuk menjaga kepercayaan konsumen (5,099)

Tahu dengan kualitas yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tidak hanya dilihat dari sisi kualitas bahan bakunya saja, akan tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Salah satunya adalah dengan penggunaan peralatan produksi yang tepat agar menghasilkan tahu dengan kualitas baik guna menjaga kepercayaan konsumen.

Saat ini perkembangan teknologi sebagai alat produksi tahu sudah berkembang namun banyak yang tidak memanfaatkannya. Ketel uap merupakan salah satu alat yang dirancang dengan empat bagian utama seperti tabung ketel untuk memasak, cerobong asap untuk mengalirkan uap, sistem pengaman serta kontrol air yang secara otomatis mengendalikan masukan air kedalam tabung ketel. Ketel ini juga dirancang dengan bahan bakar limbah berupa sekam padi atau limbah gergaji kayu. Penggunaan bahan bakar minyak mulai dihindari seiring dengan langkanya sumber bahan bakar tersebut di pasaran. Ketel uap digunakan untuk memasak bubur kedelai yang akan diproses menjadi tahu dan ketel uap juga dapat digunakan untuk perebusan tahu yang telah dicetak dan menghasilkan produk tahu yang berkualitas.

Saat ini, perkembangan teknologi untuk memproduksi tahu sudah cukup banyak dan bervariasi. Tidak hanya ketel uap yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tahu, akantetapi masih banyak lagi teknologi yang dapat digunakan. Pengusaha tahu dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memproduksi tahu sehingga dapat membuat tahu lebih enak, higienis dan tahan lama sehingga loyalitas konsumen terjaga.

b. Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner (5,204)

Permintaan tahu di Kota Surakarta memang cenderung pada tahu jenis putih yaitu tahu yang biasa untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk

lxiv

sehingga tidak dipungkiri bahwa kebanyakan pengusaha tahu hanya memproduksi satu jenis tahu dan tidak mencoba untuk memproduksi berbagai variasi dari produk tahu. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan suatu produk, salah satunya adalah dengan membuat diversifikasi dari produk tersebut.

Tahu sebagai salah satu makanan yang murah dan bergizi dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan diantaranya tofu tahu yaitu tahu berkualitas bagus dengan tekstur halus dan cocok dibuat sup, omelet atau salad; tahu sutera yaitu tahu yang dibuat dengan dicetak dan ditekan untuk menghilangkan sebagian air sehingga tahu menjadi keras. Tahu sutera bertekstur sangat halus dan dapat bertahan lama karena kandungan air dalam tahu ini sedikit ; tahu susu yang memiliki tekstur yang lembut karena, selain kedelai, diberi juga tambahan berupa susu dan berbagai jenis lainnya seperti keripik tahu, tahu kering beku (kori tofu), kulit tahu, tahu tawar dan asin dan tahu tauhid. Diversifikasi dari produk tahu diatas dapat dicontoh oleh pengusaha tahu untuk meningkatkan volume penjualan karena dengan menciptakan diversifikasi dari produk ini yang sesuai dengan selera konsumen, dapat meningkatkan nilai tambah tahu dan meningkatkan keuntungan.

Disisi lain, pemerintah juga memberikan perhatian mengenai kebijakan-kebijakan kuliner di Kota Surakarta. Pemerintah memberikan perhatiannya bagi industri kecil dengan membuat kebijakan-kebijakan mengenai kuliner. Kebijakan tersebut diantaranya pemerintah akan mengikutsertakan industri kecil dalam Event-event berupa acara pasar malam, hari ulang tahun Kota Surakarta, event untuk usaha kecil dan menengah yang diselenggarakan oleh swasta, atau bazar. Melalui event

pameran, pengusaha dapat memperluas daerah pemasaran karena pengusaha lebih mudah dalam mempromosikan produk tahunya kepada konsumen. Kebijakan lainnya yaitu membuat daerah yang khusus menawarkan berbagai macam aneka panganan seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Surakarta yaitu membuat pusat oleh-

lxv

oleh, Citywalk, atau Galabo yang dapat dikunjungi setiap hari oleh masyarakat luas.

c. Meningkatkan kualitas dan menjaga kontinuitas produk dengan manajemen produksi yang baik untuk meningkatkan daya saing (4,922)

Agar suatu produk mampu bersaing dengan produk pesaing, maka kualitas produk tersebut harus menjadi perhatian. Kualitas tahu yang baik sangat tergantung dari beberapa hal diantaranya manajemen produksi yang baik yang dapat dilihat dari kualitas kedelai, kebersihan saat proses produksi, campuran yang digunakan hingga cara pengemasan produk. Kualitas produk yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga memudahkan usaha pemasaran.

Terjaminnya kontiunitas produksi dan kualitas tahu yang baik karena tidak dibuat dengan menggunakan campuran bahan-bahan berbahaya menjadi suatu kekuatan bagi pengusaha untuk mampu bersaing. Pengusaha tahu wajib untuk terus meningkatkan kualitas dari produk mereka agar mampu meningkatkan daya saing sehingga tetap bertahan dalam usahanya dan mampu meningkatkan laba.

Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran tahu di Kota Surakarta berdasarkan analisis Matriks QSP adalah strategi II yaitu Meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner dengan nilai TAS (Total Atractive Score) sebesar 5,204. Pelaksanaan alternatif strategi berdasarkan nilai TAS pada matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS strategi yang tertinggi, kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Hasil perhitungan analisis matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 23.

lxvi

Tabel 23. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pemasaran Tahu di Kota Surakarta

ALTERNATIF STRATEGI

FAKTOR-FAKTOR KUNCI BOBOT I II III

AS TAS AS TAS AS TAS

FAKTOR KUNCI INTERNAL

1. Pengalaman usaha dibidang industri tahu 0,073 3 0,219 3 0,219 3 0,219 2. Hubungan yang baik antar pengusaha 0,063 3 0,188 3 0,188 3 0,188 3. Saluran distribusi yang pendek 0,094 4 0,375 4 0,375 4 0,375

4. Kualitas produk tahu baik 0,104 4 0,417 4 0,417 4 0,417

5. Kontinuitas produksi terjamin 0,073 4 0,292 4 0,292 4 0,292

6. Modal usaha terbatas 0,094 2 0,188 1 0,094 1 0,094

7. Tingkat pendidikan yang masih rendah 0,063 1 0,063 2 0,125 2 0,125 8. Tidak adanya keragaman produk 0,063 1 0,063 1 0,063 1 0,063

9. Promosi terbatas 0,115 2 0,229 1 0,115 1 0,115

10. Pengelolaan kurang higienis 0,073 2 0,146 2 0,146 1 0,073

11. Belum melaksanakan pengawasan dan evaluasi

secara baik 0,083 1 0,083 2 0,167 2 0,167

12. Limbah belum dikelola secara optimal 0,104 1 0,104 1 0,104 2 0,208

Total Bobot 1

FAKTOR KUNCI EKSTERNAL

1. Adanya perhatian dari pemerintah 0,078 3 0,235 4 0,314 3 0,235 2. Adanya kepercayaan dari konsumen 0,137 4 0,549 4 0,549 4 0,549

3. Kontinuitas bahan baku terjamin 0,127 4 0,51 4 0,51 4 0,51

4. Pedagang membantu memperluas pasar 0,088 3 0,265 3 0,265 3 0,265 5. Perkembangan teknologi pengolahan pangan 0,127 4 0,51 4 0,51 3 0,382 6. Implementasi kebijakan/peraturan rendah 0,127 1 0,127 1 0,127 1 0,127 7. Proses yang rumit untuk mendapatkan pinjaman

modal dari DinKop 0,118 2 0,235 2 0,235 2 0,235

8. Adanya persaingan kualitas dan kuantitas tahu

antar industri tahu 0,108 2 0,216 2 0,216 1 0,108

9. Adanya fluktuasi harga bahan baku 0,088 1 0,088 2 0,176 2 0,176

Total Bobot 1

Jumlah Nilai Daya Tarik 5,099 5,204 4,922

Sumber : Analisis Data primer

Secara tertulis memang industri tahu di Kota Surakarta belum memiliki visi, misi dan tujuan. Untuk dapat terus bersaing dalam industri,

lxvii

sentra industri tahu harus memiliki arahan yang jelas dalam menjalankan usahanya. Arah perusahaan tercermin dari visi, misi dan tujuan yang dimilikinya. Secara umum, tujuan usaha dari pengusaha-pengusaha tahu yang berada dari di sentra industri tahu Kota Surakarta adalah mencapai laba maksimal, mempertahankan dan meningkatkan usahanya serta menambah kualitas tahu.

Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih yaitu meningkatkan volume penjualan melalui diversifikasi produk dengan memanfaatkan kebijakan mengenai kuliner, industri tahu mampu meningkatkan volume penjualannya dan pengusaha mampu mencapai tujuan usaha yang telah ditetapkan yaitu mencapai laba maksimal. Peningkatan volume penjualan dapat dilakukan dengan mendiversifikasikan produk tahu sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk membeli produk tahu yang lebih beragam. Pengusaha dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah untuk menjual hasil produknya. Tidak dipungkiri bahwa dengan memanfaatkan kebijakan pemerintah mengenai kuliner untuk menjual diversifikasi produk tahu, pengusaha mampu mempertahankan dan meningkatkan usahanya bahkan dapat untuk terus meningkatkan kualitas tahu yang dihasilkan. Berdasarkan prioritas strategi yang telah dipilih, diharapkan sentra industri tahu dapat mencapai visi, misi dan tujuan dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek lain.

Dalam dokumen STRATEGI PEMASARAN TAHU DI KOTA SURAKARTA (Halaman 89-94)

Dokumen terkait