• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

2. Anak Usia Dini

a. Pengertian Anak Usia Dini

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa anak usia dini diartikan sebagai abak yang baerusia lahir (0 tahun) sampai dengan 6 tahun. Kesepakatan UNESCO anak usia dini adalah kelompok anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Menurut Novan Ardy Wiyani M.Pd.I (2016) anak usia dini adalah anak yang berusia 0 hingga 6 tahun yang melewati masa bayi, masa batita dan masa prasekolah.

Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan anak selanjutnya (Mulyasa, 2017). Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, masa ini merupakan saat yang paling tepat untuk meletakan dasar pertama dan utama dalam mengembangkan berbagai potensi dan kempuan, salah satunya ialah mengembangkan aspek sosial emosional.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah individu yang berusia 0-6 tahun dimana anak tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat oleh karena itu perlu adanya stimulus atau rangsangan yang baik agar pertumbuhan dan perkembangan anak berkembang secara optimal.

b. Karakteristik Anak Usia Dini

Menurut Agus F. Tangyong dkk (2009) asumsi dasar mengenai anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut :

1) Setiap anak adalah unik

Setiap anak akan mengembangkan pola reaksi yang berbeda terhadap rangsangan yang didapat, mereka berkembang dengan tempo dan kecepatan masing-masing.

2) Anak berkembang melalui beberapa tahapan

Manusia adalah suatu keutuhan dimana perkembangan aspek fisik, kognitif, afektif maupun intuitif saling

berkaitan. Perkembangan setiap anak selalu melalui beberapa tahapan dimana setiap peningkatan usia kronologis akan menampilkan ciri-ciri perkembangan yang khas.

3) Setiap anak adalah pembelajar aktif

Belajar bagi anak adalah segala sesuatu yang dikerjakannya ketika bermain. Bermain adalah wahana belajar dan bekerja secara alamiah bagi anak. Anak usia dini senang memperhetikan, mencium, membuat suara meraba dan mengecap. Anak lebih mudah belajar apabila pengalaman belajar sejalan dengan kematangan mental atau sesuai dengan tahap perkembangannya.

Menurut Madyawati, (2016) karakteristik anak usia dini, sebagai berikut:

1) Bersifat egosentris

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.

2) Bersifat unik

Masing-masing anak berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan, minat dan latar belakang kehidupan masing-masing. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola perkembangan dan belajar anak akan tetap memilki perbedaan satu sama lain.

3) Mengekspresikan perilakunya secara spontan

Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli atau tidak ditutup-tutupi. Ia akan marah kalau memang mau marah, dan ia akan menangis kalau memamang mau menangis, ia kan memperlihatkan wajah yang ceria disaat gembira.

4) Bersifat aktif dan energik

Anak suka melakukan berbagai aktivitas, gerak dan aktivitas bagi anak merupakan suatu kesenangan. Selain itu, apa yang dilakukan oleh anak merupakan kebutuhan belajar dan juga perkembangan.

5) Bersifat eksploratif dan berjiwa petualang

Terdorong rasa ingin tahu yang kuat, anak suka menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal yang baru.

6) Kurang melakukan pertimbangan dalam melakukan sesuatu Anak belum memilki pertimbangan yang matang termasuk hal yang membahayakan. Oleh karena itu, perlunya lingkungan perkembangan dan belajar yang

aman bagi anak sehingga anak dapat terhindar dari hal yang membahayakan.

Menurut Novan Ardy Wiyani (2016) karakteristik anak usia dini yang tengah tumbuh dan berkembang adalah sebagai berikut:

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ini ditunjukkan dengan berbagai pertanyaan-pertanyaaan kritis yang cukup menyulitkan orang tua maupun gurun untuk menjawab.

2) Menjadi pribadi yang unik. Hal ini ditunjukkan dengan kegemarannya dalam melakukan sesuatu yang berulang- ulang tanpa arasa bosan.

3) Memiliki sikap egosentris. Ini ditunjukkan dengan sikpanya yang cenderung posesif terhadap benda-benda yang dimilikinya.

4) Memiliki daya konsentrasi yang rendah. Anak mudah gelisah ketika duduk dan mudah beralih perhatian ketika mendapatkan objek baru.

5) Menghabiskan sebagian aktifitasnya untuk bermain.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu setiap anak tidak boleh di bandingkan satu dengan yang lainnya, karen setiap anak itu unik. Dengan diberikan stimulus atau rangsangan yang baik dari pendidik maupun orang tua akan mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak.

c. Standar tingkat pencapaian perkembangan social anak usia 4 - 6 tahun

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini standar capaian anak usia dini pada usia 4 – 6 tahun dalam aspek perkembangan sosial emosional, dapat dijabarkan dalam tabel berikut :

 Menjaga diri sendiri dari lingkungannya

 Menghargai

 Tahu akan hak nya

keunggulan orang lain

 Mau berbagi, menolong, dan

 membantu teman

 Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)

 Mengatur diri sendiri

 Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri Perilaku Prososial  Menunjukan

antusiasme dalam melakukan

permainan kompetitif secara positif

 Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan

 Menghargai orang lain

 Menunjukkan rasa empati

 Bermain dengan teman sebaya

 Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar

 Berbagi dengan

orang lain

 Menghargai hak/pendapat/kary a orang lain

 Menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam

menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah)

 Bersikap

kooperatif dengan teman

 Menunjukkan sikap toleran

 Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai

dengan nilai sosial budaya setempat

*Sumber PERMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

Dokumen terkait