TINJAUAN PUSTAKA
5.3. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan bertujuan untuk menguji hipotesis
penelitian yaitu apakah zikir mempengaruhi skor kecemasan mahasiswa
keperawatan saat menghadapi ujian skill-lab atau tidak. Pengujian
keabsahan hipotesis dilakukan dengan menganalisa perbedaan rerata skor
kecemasan mahasiswa sebelum dan setelah intervensi baik pada kelompok
perlakuan, kelompok kontrol, dan juga perbedaan rerata antara kedua
kelompok tersebut setelah dilakukan intervensi. Untuk penghitungan
statistik beda rerata skor kecemasan pada kelompok yang sama
menggunakan uji paired t-test, sedangkan penghitungan statistik beda rerata
skor kecemasan pada kelompok yang berbeda menggunakan uji independent
t-test. Uji - t (t-test) digunakan untuk membandingkan dua nilai apakah ada
perbedaan anatara kedua nilia tersebut secara signifikan (Arikunto, 2010).
Uji statistik pada kedua penghitungan tersebut dilakukan dengan tingkat
kemaknaan 95% (alpha 0.05).
5.3.1. Uji Kesetaraan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Validitas hasil penelitian quasi eksperimen antara lain dapat
ditentukan oleh kesetaraan karakteristik responden penelitian antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebuah hasil penelitian
dapat dikatakan setara jika antara kelompok perlakuan dan kelompok
2012). Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menganalisa perbedaan rata-rata skor kecemasan mahasiswa
menghadapi ujian skill-lab pada saat pre-test antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil penghitungan uji kesetaraan
dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut;
Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua
Kelompok (n=48) Kelompok Responden Mean ± SD t p n Perlakuan 16,71 ± 10,626 1,744 0.088 24 Kontrol 12,00 ± 7,880 24
Pada hasil penghitungan independent t-test diatas
menunjukkan nilai p value = 0.088 untuk uji dua sisi. Karena nilai
p>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kecemasan
pre-test antara kelompok intervensi dan kontrol adalah sama (tidak
berbeda secara nyata).
5.3.2. Analisa Beda Rerata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Analisa perbedaan rata-rata kecemasan mahasiswa
mengahadapi ujian praktikum saat pre-test dan post-test pada
Tabel 5.6: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan
Post-test Pada Kelompok Perlakuan (n=24)
Skor
Kecemasan Mean ± SD t p n
Pre-test 16,71 ± 10,626
6,882 0,000 24
Post-test 11,17 ± 10,068 24
Hasil analisa uji paired t-test diatas menghasilkan nilai p value
= 0,000 dan t hitung = 6,882. Karena nilai p < 0.05 dan nilai t hitung
> t tabel pada df= 23 dan α=0,025 untuk uji dua sisi yaitu 2,069 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor kecemasan kelompok
perlakuan pada pre-test dan post-test memiliki perbedaan secara
nyata, dan disimpulan bahwa zikir menurunkan skor kecemasan
mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum.
Analisa perbedaan rata-rata kecemasan mahasiswa
mengahadapi ujian praktikum saat pre-test dan post-test pada
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut;
Tabel 5.7: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test dan
Post-test Pada Kelompok Kontrol (n=24)
Skor
Kecemasan Mean ± SD t p n
Pre-test 12.00 ± 7,880
-13,849 0,000 24
Post-test 23.33 ± 9,111 24
Penghitungan uji beda rata-rata antara skor kecemasan pre dan
post pada kelompok kontrol manghasilkan nilai t = -13,849 dan nilai
p value = 0,000. Ini menunjukkan ada perbedaan secara nyata
relatif mengarah pada nilai yang lebih besar. Sehingga dapat
dikatakan kelompok kontrol mengalami peningkatan kecemasan saat
menghadapi ujian praktikum. Berbeda dengan kelompok perlakuan
yang perbedaan rata-rata kecemasannya antara pre dan post
mengarah pada nilai yang lebih kecil, dan disimpulkan kelompok
perlakuan mengalami penurunan kecemasan.
5.3.3. Analisa Beda Rerata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Analisa beda rata-rata skor kecemasan mahasiswa menghadapi ujian praktikum antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut;
Tabel 5.8: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada Kedua
Kelompok (n=48) Kelompok Responden Mean ± SD t p n Perlakuan 11,17 ± 10,068 -4,029 0.000 24 Kontrol 22,33 ± 9,111 24
Penghitungan beda rata-rata kecemasan mahasiswa saat
post-test antara kedua kelompok dilakukan untuk melihat apakah antara
kedua kelompok memiliki nilai perbedaan skor kecemasan yang
nyata atau tidak. Hasil penghitungan independent t-test diatas
menunjukkan nilai p value = 0.000 dan t hitung = -4,029. Karena
nilai p<0.05 dan nilai t hitung lebih besar dari -t tabel (2,069) maka
kelompok perlakuan dan kontrol adalah berbeda secara nyata dan
signifikan.
5.3.4. Analisa Beda Rerata Perubahan Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Analisa beda rata-rata perubahan skor kecemasan mahasiswa
menghadapi ujian praktikum antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol pada pre dan post dapat dilihat pada tabel 5.9
berikut;
Tabel 5.9: Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan Post-test
Pada Kedua Kelompok (n=48)
Skor Kecemasan Mean Kelompok t p Perlakuan Kontrol Pre-test 16,71 12,00 1,744 0,088 Post-test 11,17 22,33 -4,029 0,000 Perubahan Skor Kecemasan 5,542 -10,333 14,460 0,000
Hasil penghitungan independent t-test diatas menghasilkan
nilai t hitung= 14,460 dengan signifikansi (p value) = 0,000. Dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel (2,069) dan nilai p dengan
nilai α, didapat t hitung > t tabel dan p < α maka dapat disimpulkan
bahwa rata-rata perubahan skor kecemasan pada kedua kelompok
65
Kegiatan praktikum merupakan salah satu sumber stres dan menjadi
masalah bagi mahasiswa keperawatan (Martos et al., 2011; Cato, 2013).
Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran simulasi (praktikum)
pada mahasiswa keperawatan (Horsley, 2012; Afolayan et al., 2013; Gosselin,
2013). Kecemasan yang dialami mahasiswa keperawatan dapat menurunkan
kemampuan koping dan mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa
(Moscaritolo, 2009).
Penelitian ini menemukan bahwa kedua kelompok responden, baik
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol mengalami kecemasan saat
menghadapi ujian praktikum mata kuliah Maternitas II dengan presentase
tertinggi berada pada tingkat kecemasan ringan 37,5% (n=18). Hasil ini sejalan
dengan hasil penelitian Eka (2012) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa
mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum
dengan rata-rata tertinggi pada tingkat kecemasan ringan 93,7% (n=36). Hal yang
berbeda disampaikan Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya mengenai
pengaruh relaksasi otot dalam menurunkan kecemasan mahasiswa yang
menyatakan bahwa mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan sedang saat
menghadapi ujian. Perbedaan ini dikarenakan pada penelitian ini dan yang
dilakukan Eka (2012) menggunakan responden yang akan mengikuti ujian
praktikum, sedangkan Suyamto et al. (2009) menggunakan responden yang akan
bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian lain (Kanji et al. 2004;
Mellincavage, 2008; Blazeeck 2010; Mlek, 2011; Horsley, 2012; Souto et al.,
2012; Afolayan et al., 2013; Cato, 2013; Gosselin, 2013) yang menyatakan bahwa
mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat menghadapi ujian praktikum
dengan berbagai tingkat kecemasan.
Kecemasan yang dialami responden mempengaruhi berbagai perubahan,
baik fisik maupun psikis. Hyman dan Pedrick (2012) mengatakan bahwa
kecemasan mempengaruhi seseorang dalam tiga hal, yaitu perubahan fisik,
perubahan mental, dan perubahan perilaku. Tabel berikut memaparkan berbagai
perubahan yang dialami responden saat menghadapi ujian praktikum.
Tabel 6.1: Perubahan Yang Dialami Mahasiswa Saat Menghadapi Ujian Praktikum Yang Berkaitan Dengan Kecemasan Pada Pre-test
(N=48)
ASPEK
TINGKAT (%)