• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

HIDAYATULLAH JAKARTA

MENGHADAPI UJIAN SKILL-LAB

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Oleh:

MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH NIM: 1110104000032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

iii

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2014

Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032

The Effect of Zikir on Nursing Student Anxiety Scale When Taking on Skill-lab Exam in Nursing Scholl of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

xvii + 79 pages + 11 tables + 3 schemes + 11 attachments

ABSTRACT

Skill-lab exam is one of stressor that can cause anxiety in nursing students. Anxiety experienced by student can disrupt academic performance, even when taking on skill-lab examination can hinder student ability that can not perform the procedure appropriately. Anxiety coming up when taking the skill-lab exam needs to be reduced. Zikir intervention is an integration of autogenic techniques, meditation, and deep breathing techniques that can significantly reduce anxiety. The aim of this study was to determine the effect of Zikir on anxiety of nursing student when taking on skill-lab examination. This quasi-experimental study using randomized control group pre-test and post-test designe conducted on Maternity IUD insertion skill-lab exam in Nursing School of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with 48 respondents. The anxiety is measured by using the Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).

There was statistically reduction of nursing student anxiety between before and after treatment in the treatment group (p=0.000), whereas the control group showed an increase in anxiety (p=0.000). Thus, research proof that zikir can decrease nursing student anxiety significantly in taking on skill-lab exam.

This result sugggest nursing student to practice Zikir relaxation technique to reduce anxiety when taking on skill-lab exam.

(4)

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2014

Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032

Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab

xvii + 79 halaman + 11 tabel + 3 skema + 11 lampiran

ABSTRAK

Ujian praktikum merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa keperawatan. Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kegiatan akademik siswa, bahkan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dapat menyebabkan siswa tidak dapat melakukan tindakan dengan tepat. Kecemasan yang muncul saat menghadapi ujian merupakan masalah yang perlu dilakukan penanganan. Intervensi zikir merupakan integrasi dari tehnik autogenik, meditasi, dan napas dalam yang dapat menurunkan kecemasan secara signifikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap kecemsan mahasiswa keperwatan saat menghadapi ujian praktikum. Penelitian ekperimen semu ini menggunakan metode randomized control group pre-test and post-test design yang dilakukan pada ujian praktikum pemasangan AKDR mata kuliah Maternitas di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan responden 48 mahasiswi semester 6. Gejala kecemasan yang dialami mahasiswa diukur dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).

Pada penghitungan statistik ditemukan adanya penurunan skor kecemasan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan (p = 0.000), sedangkan kelompok kontrol menunjukkan peningkatan skor (p = 0.000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Zikir dapat menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan saat menghadapi ujian praktikum.

Hasil penelitian ini menyarankan agar mahasiswa dapat melakukan tehnik relaksasi Zikir untuk mengurangi kecemasan yang dialami saat menghadapi ujian praktikum.

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH

Tempat, tanggal Lahir : Cirebon, 16 Januari 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Ds. Dukuhwidara Rt/Rw 03/05 Kecamatan

Pangenan Kabupaten Cirebon

Hp : +6281909970300

E-mail : fanshuryabd@gmail.com

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Islam An-Nasuha Kalimukti 1996-1998

2. MI Salafiyah An-Nasuha Kalimukti 1998-2004

3. MTs Manbaul-Hikmah Gedongan 2004-2007

4. MA Manbaul-Hikmah Gedongan 2007-2010

(9)

ix

يرقف ىف اريقف نوكا ا يانغ ىف ريقفلا انا يهلا

Tuhanku, aku fakir dalam kayaku; apatah lagi dalam fakirku!

يلهج ىف اوهج نوكا ا فيكف يملع ىف لوهجلا انا يهلا

Tuhanku, aku bodoh dalam tahuku; apatah lagi dalam bodohku!

كيمركب قيليام كنمو يمؤلب قيلي ام ينم يهلا

Tuhanku, segala yang datang dariku sesuai dengan kehinaanku, segala yang datang dari-Mu sesuai dengan kemuliaanmu!

يلعف حيبق عم يب كمحراا امو يلهج ميظع عم يب كفطلا ام يهلا

Tuhanku, betapa Engkau mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku!

كنع يندعبا امو ينم كبرقا ام يهلا

Tuhanku, betapa Engkau sangat dekat denganku, dan betapa aku sangat jauh dari-Mu!

كلضف اهنم ينلاقا لب كلدع اهيلع يدامتعا مده اهتديش ةلاحو اهتينب ةعاط نم مك يهلا

Tuhanku, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang telah kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya!

رماا تناو مزعاا فيكو رهاقلا تنا و مزعا فيك يهلا

Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi, bagaimana aku tidak akan bertekad sementara Engkau yang memberi perinta?

يلكتم كيلعو ناها فيك ما يلما تناو بيخا فيك يهلا

Tuhanku,bagaiman aku kecewa sementara Engkaulah harapanku? Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku!

ئش لك ىف يلا فرعتت نا ينم كدارم نا راوطاا تاقنتوراثاا فاتخاب تملع دق يهلا

ئش ىف كلهجا ا ىتح

Tuhanku, lewat perubahan keadaan dan pergantian masa aku menyadari Engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu sehingga aku tidak lalai dari-Mu!

(10)

x

Semesta puja dan puji selamanya dipanjatkan kehadirat Allah Ar-Rahman, Tuhan yang penuh kasih yang kasihnya tak pernah pilih kasih, Tuhan yang Maha Melembutkan hati saat manusia mulai gelap dan merasa mati. Atas rahmat Allah-lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Untaian shalawat dan doa selalu tercurahkan kepada Imam para Nabi, penutup para Rasul, sang pencerah sepanjang zaman, Muhammad ibnu Abdillah SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah latihan bagi penulis untuk belajar berfikir kritis dan metodologis.

Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui, meskipun telah berusaha maksimal dalam penyusunan proposal skripsi ini, pastilah masih ada hal-hal yang kurang dan mesti diperbaiki, baik dari segi materi maupun metodologi, oleh karena itu segala masukan dan komentar mengenai tulisan ini penulis terima sebagai sebuah apresiasi.

Dan pada ahirnya, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, dan mendukung penyusunan skripsi ini. Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, SP. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM., selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni NurainiAgustini, S. Kep., M. Sc., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed., dan Ibu Gusrina Komara Putri, MSN., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan semangat untuk berlari, dan selalu setia mengoreksi dan meluruskan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Segenap jajaran pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rasa-rasanya tak cukup empat tahun ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bangku kuliah ini.

5. Kedua orang tua, Bpk. Thoyib dan Ibu Rohanah. Bagaimanapun, sejauhmanapun, setinggi apapun, tak akan pernah habis ilmu dan pengetahun yang bisa dipelajari dari ketabahan, keteguhan sikap, dan keikhlasan dari kedua orangtuaku ini. Ridho Allah telah menunggu kalian di depan pintu firdaus.

6. Adikku tercinta, Nur Hikmatul Maulia -Nok Nik- terimakasih nok. Tetaplah menjadi wanita yang yang rendah hati dalam keluhuran ahlak, mulia, dan berlapang rasa. Rasa-rasanya belum bisa kakakmu ini menjadi

(11)

xi

penulis dengan segudang pengetahuan dan nilai-nilai “alhayatu lil khidmah” untuk mengahadapi hari esok.

8. Pihak Kementrian Agama RI, Direktorat Pendidikan Islam, yang dengan komitmennya telah mengantarkan penulis sampai ke pintu gerbang ahir pendidikan akademik di perguruan tinggi ini. Allah tak akan lalai dengan apa yang diamalkan oleh hamba-Nya.

9. Sahabat-sahabat PSIK 2010, CSS MoRA UIN Jakarta, PMII KOMFAKKES. Kita berlari dalam harmoni.

10.Jama’ah Mushalla Ar-Rahmah yang selalu memberi inspirasi, dan orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan kasih penulis, karena dengan dukungannya-lah penulis mampu melangkah sampai garis ini. Terimakasih.

Ciputat, Juni 2014

(12)

xii

Halaman

Halaman Judul i

Pernyataan Keaslian Karya ii

Abstract iii

Abstrak iv

Pernyataan Persetujuan v

Lembar Pengesahan vi

Daftar Riwayat Hidup vii

Catatan Penulis -Apatah ini- ix

Kata Pengantar x

Daftar Isi xii

Daftar Singkatan xv

Daftar Tabel dan Bagan xvi

Daftar Lampiran xvii

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Pertanyaan Penelitian 6

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Manfaat Penelitian 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian 7

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Kecemasan 9

2.1.1 Pengertian Kecemasan 9

2.1.2 Teori Kecemasan 10

2.1.3 Klasifikasi Tingkat Kecemasan 12

(13)

xiii

2.1.7 Skala Pengukur 17

2.2 Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 19

2.2.1 Praktikum Keperawatan 19

2.2.2 Kecemasan Saat Praktikum 21

2.2.3 Pengaruh Kecemasan Mahasiswa 22

2.2.4 Penanganan Kecemasan Mahasiswa 23

2.3 Zikir 26

2.3.1 Definisi 26

2.3.2 Jenis 27

2.3.3 Zikir Asmaul Husna 29

2.3.4 Bilangan Zikir 31

2.3.5 Manfaat Zikir 32

2.4 Pengaruh Zikir Terhadap Kecemasan 34

2.5 Kerangka Teori 35

2.6 Penelitian Terkait 35

3. BAB III KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep 38

3.2 Hipotesis Penelitian 40

3.3 Definisi Operasional 41

4. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian 42

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling 43

4.3 Kriteria Sampel 44

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

4.5 Instrumen Penelitian 45

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 47

4.7 Prosedur Pengumpulan Data 49

(14)

xiv

5. BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Responden 56

5.2 Hasil Analisis Univariat 57

5.3 Hasil Analisis Bivariat 60

6. BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan 65

6.2 Keterbatasan Penelitian 76

7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan 77

7.2 Saran 79

(15)

xv

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

GAD : General Anxiety Disorder

QS : Qur’an Surat

GABA : Gamma Aminobutyric Acid

HT : Hydroxytyptamine

DSM : Diagnostic and Statistical Manual

ADIS : Anxiety Disorder Interview Schedule

SCID : Structural Clinical Interview

ASI : Anxiety Sensivity Index

BAI : Beck Anxiety Inventory

Ham-A : Hamilton Anxiety Scale

DASS : Depression Anxiety Stress Scale

PSWQ : Penn State Worry Questionarre

STAI : Speilberg Stae-Trait Anxiety Inventory

NLN : National League of Nurse

RN : Registered Nurse

TMAS : Taylor Manifest Anxiety Scale

SWT : Subhanahu Wa Ta’ala

SAW : Shallahu ‘Alayhi Wasallam

RA : Radhiyallahu ‘Anhu

SC : Sectio Cessaria

RSU : Rumah Sakit Umum

SD : Standar Deviasi

PMS : Pre Menstrual Syndrom

UI : Universitas Indonesia

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

CRH-ACTH : Corticotropin Releasing Hormone-Adrenocorticotropic Hormone

DLPFC : Dorsolateral Prefontal Cortex

(16)

xvi

Skema 2.1 Kerangka Teori 35

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 39

Tabel 3.1 Definisi Operasional 43

Bagan 4.1 Alur Penelitian 51

Tabel 5.1 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian

Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok 57 Tabel 5.2 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian

Skill-lab Saat Post-tes Pada Kedua Kelompok 58 Tabel 5.3 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test 58

Tabel 5.4 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa

Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes 59

Tabel 5.5 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada

Kedua Kelompok 61

Tabel 5.6 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test

dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan 62 Tabel 5.7 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa

Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test

dan Post-test Pada Kelompok Kontrol 62 Tabel 5.8 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa

Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada

Kedua Kelompok 63

Tabel 5.9 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan

Post-test Pada Kedua Kelompok 64

[image:16.595.116.534.64.782.2]
(17)

xvii Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Pilot Study

Lampiran 6. Satuan Acara Pelatihan Zikir Lampiran 7. Izin Instrumen Penelitian Lampiran 8. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Lampiran 9. Analisa Uji Bivariat

Lampiran 10. Perubahan Terkait Kecemasan

(18)

1 1.1. Latar Belakang

Cemas (ansietas) merupakan perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (Nanda, 2013). Cemas

juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak

jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2011).

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi (Videbeck, 2008). Cemas merupakan pengalaman yang tidak

menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang

akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).

Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik

menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah,

ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental,

khawatir, gelisah, bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3)

perubahan perilaku seperti menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu

(Hyman dan Pedrick, 2011).

Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai

panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional

pada individu (Videbeck, 2008). Kecemasan tingkat tinggi dapat

mengganggu ingatan, bahasa, organisasi, dan kontrol keinginan

(19)

Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian

dapat mengganggu kegiatan akademik siswa dengan menurunkan

kemampuan koping (Moscaritolo, 2009). Berbagai penelitian (Burnstein,

1998; Hogan, 2004; Kimberly Hye-Kyung, 1997; Kleehammer, Hart, dan

Keck, 1990) menunjukkan bahwa seting klinik merupakan salah satu

sumber peningkatan kecemasa pada siswa (Ward, 2008). Afolayan et al.

(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan

penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan

saat melakukan ujian. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan

bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan

motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai

ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Mellincavage, 2008).

Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat ditangani dengan tehnik

relaksasi karena dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa relaksasi dapat secara efektif

digunakan sebagai penanganan kecemasan pada mahasiswa perguruan

tinggi (Hughes, 1993, dalam Rice, 2008). Tehnik relaksasi mempunyai

banyak jenis, salah satunya adalah relaksasi autogenik (Asmadi, 2008).

Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan

positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tehnik autogenik

dapat menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan (Kanji, White, dan

Ernst, 2004). Penelitian lain yang dilakukan Prato dan Yucha pada April

(20)

paling efektif dan secara statisik menurunkan respiration rate dan suhu

perifer yang merupakan gejala dari gangguan cemas.

Asmadi (2008) menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah

dilakukan dan tidak beresiko. Prinsip tehnik ini adalah seseorang harus

mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati

seiring dengan ekspirasi udara paru.

Kata zikir secara bahasa berarti menyebut, mengingat,

memperhatikan, mengenang, menuturkan, dan mengerti (Syukur, 2004

dalam Harahap dan Reza, 2008). Zikir menurut istilah diartikan sebagai

segala proses komunikasi seorang hamba dengan sang Khaliq untuk

senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara membaca takbir,

tahmid, tasbih, membaca Al-Quran, dan lainnya (Almahfani, 2006).

Mengingat Allah (zikir) merupakan hal yang diperintahkan Allah

kepada manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33: 41sebagai

berikut:            

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan

sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore

hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42).

Allah S.W.T berfirman dalam surat Ar-Ra’du/13: 28 mengenai zikir:

(21)

Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang

dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati

menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah Ibnu A’thaillah

As-Sakandari mencatat setidaknya terdapat 68 faidah (manfaat) yang akan

didapatkan oleh orang yang rajin berzikir (Junaidi, 2007). Manfaat zikir

yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara

lain menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan dan depresi

(Zainul, 2007).

Berbagai penelitian tentang manfaat zikir telah banyak dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah dan Sofia (2011) menunjukkan

bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan untuk

menurunkan kecemasan pada kehamilan ibu primipara. Penelitian lain

menyimpulkan bahwa intervensi psikoterapi Islami (termasuk didalamnya

zikir) dapat menurunkan gejala General Anxiety Disorder (GAD) pada

mahasiswa (Abdullah et al., 2013).

Sebagai dasar untuk menyusun konsep dan desain penelitian ini,

peneliti memandang perlu untuk melakukan sebuah studi dini (pilot study).

Pilot Study merupakan sebuah langkah untuk memfasilitasi penelitian

untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun tinjauan pustaka,

kerangka, dan metode suatu penelitian (Gau, 2007). Dalam hal ini,

peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

(22)

yang dianggap paling mencemaskan, dan durasi munculnya kecemasan

tersebut.

Berdasarkan hasil pilot study yang dilakukan pada 50 mahasiswa

yang dibagi secara proporsional pada masing-masing semester dengan

menggunakan skala kecemasan Hamilton, menunjukkan 4% mahasiswa

tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan ringan, 38%

kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat. Masing-masing

angkatan memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dengan nilai rata-rata

tertinggi terdapat pada angkatan 2011 yaitu 43% kecemasan sedang, 14%

kecemasan berat, dan 43% kecemasaan ringan. Ini menunjukkan bahwa

mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami

gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum (skill-lab) dan dapat

mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu dilakukan

penanganan.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat hasil pilot study yang menunjukkan bahwa mahasiswa

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami kecemasan saat

menghadapi ujian praktikum, dan berlandaskan pada teori kecemasan,

peneliti menyimpulkan perlu dilakukan intervensi (perlakuan) untuk

mengatasi masalah kecemasan tersebut.

Berdasarkan pemaparan teori, nass (ayat al-Quran) dan hasil

berbagai penelitian terkait kecemasan, ujian skill lab dan zikir diatas,

(23)

kecemasan menghadapi ujian skill lab yang dialami mahasiswa

keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Apakah dapat menurunkan atau tidak.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil

pertanyaan penelitian sebagai berikut; apakah zikir dapat mempengaruhi

skor kecemasan mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab (praktikum).

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh zikirsebagai terapi terhadap skor kecemasan

menghadapi ujian skill lab pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian

skill lab pada Tahun 2014 saat pre-test pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

b. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa

(24)

skill lab pada Tahun 2014 saat post-test pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

c. Mengidentifikasi pengaruh zikir terhadap skor kecemasan

mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menghadapi ujian skill lab.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Pendidikan

Tehnik zikir dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan

untuk menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian skill-lab

sehingga mahasiswa menjadi lebih tenang dan siap untuk

mengikuti ujian.

1.5.2. Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh peneliti

lain baik secara teoritis maupun secara metodologis mengenai

penelitian terkait tingkat kecemasan mahasiswa, ujian skill lab, dan

penanganannya.

1.5.3. Keperawatan

Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

sumber dan landasan pengembangan keilmuan keperawatan

khususnya keperawatan jiwa dengan menggunakan pendekatan

(25)

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggambarkan pengaruh zikir terhadap skor

kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menghadapi ujian skill lab. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa

keperawatan UIN Syarif Hidayatullah tingkat akademik (tingkat 1,2,3, dan

4) yang mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian praktikum (

skill-lab). Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan

desain quasi experimental. Data yang dikumpulkan merupakan data

primer yang diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung skor

kecemasan pada mahasiswa menjelang ujian skill lab sebelum dan setelah

(26)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Umum Kecemasan 2.1.1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan

tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa

tidak nyaman atau takut atau memiliki firasat akan ditimpa

malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang

mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).

Cemas diartikan sebagai suatu perasaan takut yang tidak

menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan

gejala fisiologis (Tomb, 2004). Cemas juga diartikan sebagai perasaan

yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai

suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2012). Cemas merupakan

pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan

kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan

Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).

Mlek (2011) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi atau

perasaan menyakitkan yang timbul dari ketidakamanan sosial atau

ketidakmampuan memenuhi kebutuhan biologis secara puas.

Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan

fisik menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah,

ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental,

(27)

perubahan perilaku, menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu

(Hyman dan Pedrick, 2012).

Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena

individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons

perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama.

Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul

sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan spesifik

(Videbeck, 2008).

Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek

membahayakan, yang bergantung pada tingkat, lama, dan kemampuan

koping individu terhadap kecemasan tersebut (Videbeck, 2008).

Dari beberapa penjelasan mengenai definisi kecemasan diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak

menyenangkan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas

dan meningkatkan kewaspadaan dengan menunjukkan berbagai

rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif. Respon tubuh

terhadap kecemasan meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental,

dan perilaku.

2.1.2. Teori Kecemasan

Videbeck (2008) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori

yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi

(28)

A. Teori Biologi

a) Teori Genetik

Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari

kerabat tingkat pertama individu yang mengalami

peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada

kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua

kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam

proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat.

b) Teori Neurokimia

GABA (asam gama-amino butirat) merupakan suatu

neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen

ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel

sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain

itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses

tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT).

B. Teori Psikodinamik

a) Psikoanalitis

Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah

seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan

bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan

manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap

(29)

b) Teori Perilaku

Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang

dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat

memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami

penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang

dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan

atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu

oleh seorang ahli.

c) Teori Interpersonal

Sullivan (1952) berpendapat bahwa ansietas timbul dari

masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini

erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi.

Semakin tinggi tingkat ansietas, semakin rendah

kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan

dengan orang lain.

2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat,

dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang

tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck,

2008). Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan

emosional pada individu (Basavanthappa, 2007).

A. Mild Anxiety (kecemasan ringan)

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang

(30)

meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian

untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak,

merasakan, dan melindungi dirinya.

B. Moderate Anxiety (kecemasan sedang)

Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu

bahwa ada sesuatu yang berbeda, individu menjadi gugup dan

agitasi.

C. Severe Anxiety (kecemasan berat)

Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada

sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, ia memperlihatkan

respon takut dan distres. Ketika individu mengalami kecemasan

berat, kemampuan untuk bertahan menurun, terjadi respon

defensif, dan keterampilan kognitif menurun secara signifikan.

D. Panik

Ketika individu mencapai tingkat tertinggi kecemasan;

panik, semua pikiran rasional berhenti dan individu tersebut

mengalami respon fight, flight, atau freez. Videbeck (2008)

menjelaskan bahwa dalam keadaan panik, alam

psikomotor-emosional individu mendominasi. Lonjakan adrenalin

menyebabkan tanda-tanda vital sangat meningkat, pupil

membesar dan proses kognitif hanya berfokus pada pertahanan

(31)

2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor

penyebab munculnya perasaan cemas (Stuart dan Michele, 2005).

A. Teori Pshykoanalitik

Freud (1969) mengidentifikasi bahwa kecemasan terbagi

dalam dua macam, yaitu cemas primer (utama) dan cemas

pengikut (subsequent). Dengan meningkatnya perkembangan

ego seseorang, maka kecemasan yang dihadapi juga berbeda.

Freud menganggap bahwa kecemasan subsquent merupakan

produk dari konflik antara id dan superego individu.

B. Teori Interpersonal

Sullivan (1953) berbeda pendapat dengan Freud, ia

menganggap bahwa kecemasan akan muncul sampai seseorang

memiliki kewaspadaan terhadap lingkungannya. Tingkat harga

diri seseorang merupakan faktor yang sangat penting kaitannya

dengan kecemasan. Seseorang yang mempunyai penghargaan

tinggi bagi dirinya lebih mampu untuk mengatasi cemas.

C. Teori Perilaku

Beberapa teori perilaku mengajukan bahwa kecemasan

merupakan hasil dari frustasi yang disebabkan oleh berbagai hal

yang berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan. Pendapat lain

juga mengatakan bahwa kecemasan muncul karena adanya

(32)

konflik internal ketika individu diharuskan untuk memilih

diantara banyak pilihan.

2.1.5. Faktor Resiko

Dalam berespon terhadap suatu stres yang dialami, individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yang memungkinkan

seseorang untuk beradaptasi dengan baik ataupun maladaptif (Stuart

dan Michele, 2005).

A. Usia

Usia seseorang erat kaitannya dengan jenis stres, sumber

pendukung, dan kemampuan koping terhadap stres tersebut.

Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

antara mahasiswa usia dibawah 21 tahun dan diatas 21 tahun

memiliki tingkat kecemasan yang berbeda.

B. Jenis Kelamin

Secara umum, gangguan psikiatrik dapat dialami oleh pria

dan wanita secara seimbang. Namun kemampuan dan ketahanan

dalam menghadapi dan koping terhadap masalah tersebut secara

luas lebih tinggi pada pria. Puskar (2009) menyimpulkan bahwa

pada masyarakat pedesaan, wanita memiliki tingkat kecemasan

yang lebih tinggi dari pada pria.

C. Tingkat Pendidikan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

(33)

terhadap sebuah stres. Individu dengan tingkat pendidikan

rendah menunjukkan sikap yang kurang dalam mencari

pelayanan psikiatrik dan pada tingkat pendidikan yang lebih

tinggi lebih sering mencari pelayanan psikiatrik.

D. Pendapatan (tingkat ekonomi)

Para ahli sepakat bahwa kemiskinan merupakan faktor

besar yang mempengaruhi terjadinya gangguan psikiatrik.

Meskipun pengaruh dari kemiskinan tidak dapat digeneralisir

untuk semua kelompok sosial dan budaya, namun prevalensi

tertinggi ada pada kelompok wanita, lansia, dan kalangan

minoritas.

E. Etnik

Etnik individu, meliputi ras, bangsa, suku, dialek bahasa,

budaya atau latar belakang seseorang. Etnik tertentu memiliki

budaya tertentu yang has dan spesifik. Kebudayaan

mempengaruhi seseorang dalam sikap dan perilaku, termasuk

didalamnya kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.

F. Kepercayaan

Keyakinan seseorang meliputi semua aspek kehidupan.

Kepercayaan, pandangan hidup, agama, dan spiritualitas

memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental individu.

Seorang religius hidup dengan penuh arti dan tujuan. Agama

(34)

seseorang baik secara individu maupaun sebagai anggora dari

suatu masyarakat (komunitas).

2.1.6. Sumber Stres

Perasaan cemas disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum,

stressor yang mempenagruhi kecemasan terbagi dua yaitu yang

mengancam fisik dan yang mengancam sistem diri (Stuart dan

Michele, 2005).

A. Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman terhadap integritas fisik meliputi

ketidakmampuan fisik atau penurunan kemampuan fisik untuk

melakukan aktifitas, dan dapat berupa ancaman dari luar, seperti

infeksi, polusi lingkungan dan dari dalam, seperti penyakit

jantung, gangguan sistem imun, dan lainnya.

B. Ancaman terhadap sistem-diri

Hal yang dapat mengancam keutuhan sistem-diri terbagi

dalam dua jenis, yaitu internal dan external. Ancaman internal

meliputi kesulitan dalam hubungan interpesonal. Sedangkan

ancaman external meliputi kehilangan seseorang karena

kematian, perceraian, atau relokasi.

2.1.7. Skala Pengukur Kecemasan

Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji

(35)

perlu dikaji meliputi keluhan utama, riwayat gejala saat ini, riwayat

psikiatri dan riwayat kesehatan, riwayat perkembangan sosial, dan

pengkajian status mental (Tusaie dan Joyce, 2013).

A. Diagnostic Assesment (pengkajian diagnostik)

a) Anxiety Disorder Interview Schedule untuk DSM-IV

(ADIS-IV)

Wawancara semi-terstruktur untuk mengkaji adanya

temuan gangguan kecemasan DSM-IV. Digunakan untuk

mengkaji adanya gangguan perasaan, dan gejala psikotik.

b) Structural Clinical Interview untuk DSM-IV (SCID-1)

Axis 1

Wawancara terstruktur yang mengandung modul dari

setiap diagnosis DSM-IV-TR axis 1. Prosedur skoring

digunakan untuk memastikan data diagnosis.

B. General Anxiety (kecemasan umum)

a) Anxiety Sensivity Index (ASI)

Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengukur

ketakutan akan kecemasan. Diperkenalkan oleh Reiss,

Peterson, Gursky, dan McNally (1986).

b) Beck Anxiety Inventory (BAI)

Quesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur

tingkat pengalaman seseorang tentang gejala kecemasan

(36)

c) Hamilton Anxiety Scale (Ham-A)

Skala pengukuran semi-terstruktur yang digunakan pada

hasil pengobatan kecemasan. Terdiri dari 14 pertanyaan

tentang berbagai gejala kecemasan. Diperkenalkan oleh

Hamilton (1859).

d) Depression Anxiety Stress Scale (DASS 21)

Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari

21 pertanyaan untuk mengukur gejala kecemasan pada 1

minggu terahir.

e) Penn State Worry Questionnare (PSWQ)

Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengkaji

karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan

oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec (1990).

f) Speilberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI)

Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari

40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini

dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger (1983).

2.2.Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab

2.2.1. Praktikum Keperawatan (Skill-lab)

Praktikum (simulasi) merupakan media dalam pendidikan

keperawatan yang relatif baru digunakan untuk membantu siswa

dalam berlatih berbagai penilaian dan keterampilan klinis

(37)

sebagai kurikulum pada tahun 1960-an (Gosselin, 2013). Simulasi

didefinisikan sebagai upaya untuk meniru beberapa atau hampir

semua aspek penting dari situasi klinis sehingga situasi tersebut dapat

lebih mudah dipahami dan dikelola ketika itu terjadi secara nyata

dalam praktek klinis (Cato, 2013).

Literatur pendidikan keperawatan melaporkan bahwa simulasi

(praktikum) umum digunakan dalam instrumen klinik. Penggunaan

simulasi dalam pendidikan keperawatan terbukti efektif digunakan

untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan berfikir kritis siswa.

Kegiatan praktikum telah dimasukkan kedalam pendidikan

keperawatan karena memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses

kritis dalam pengambilan keputusan klinis yang dibutuhkan saat

praktek (Cato, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan praktikum

membantu dalam transformasi pengetahun dari kelas ke bed-side dan

terus mengarah pada pengembangan penilaian klinis (Horsley, 2012).

Liga Perawat Nasional (National League of Nurse/NLN) Amerika

mendukung akan penggunaan praktikum dalam rangka

mempersiapkan siswa dalam berpikir kritis dan mempersiapkan siswa

untuk menghadapi lingkungan klinis yang kompleks (Sanford, 2010).

Dalam sebuah survei nasional di Amerika tahun 2010 menunjukkan

bahwa 1.060 program RN menggunakan simulasi laboratotium, dan

87% siswa yang terlibat dalam aktif dalam program tersebut

(38)

2.2.2. Kecemasan Saat Praktikum

Karakter pendidikan keperawatan mengalami banyak perubahan

beberapa tahun terahir. Jones dan Johnston (1997) menemukan bahwa

mahasiswa keperawatan tidak hanya tertekan karena tugas kuliah,

namun juga berbagai stres yang berkaitan dengan perkuliahan, seperti

ketakutan akan gagal ujian, tidak adanya waktu luang, dan panjangnya

jam kuliah (Kanji, White, dan Ernst, 2004).

Penelitian membuktikan bahwa simulasi merupakan stres dan

menjadi masalah bagi siswa keperawatan. Beberapa siswa melaporkan

adanya gejala kecemasan saat pembelajaran simulasi (praktikum).

Beberapa siswa juga melaporkan mengalami gejala kecemasan berat

saat melakukan simulasi pada semua mata kuliah (Cato, 2013).

Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan simulasi pada program

keperawatan di Universitas of New Hampshire (Gosselin, 2013).

Siswa melaporkan adanya peningkatan kecemasan dan stres ketika

mereka ditonton oleh fakultas (pengajar) dari jendela ruang kontrol

selama melakukan praktikum (Horsley, 2012). Afolayan et al. (2013)

mengamati bahwa sekitar 30% siswa keperawatan mengalami

kecemasan terutama saat ujian, pemeriksaan, dan presentasi.

Para peneliti menemukan bahwa kecemasan pada siswa dapat

mempengaruhi kinerja akademik siswa (Horsley, 2012). Meskipun

sindrom kecemasan saat simulasi tidak nyata benar-benar ada, namun

(39)

yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi resiko dan memastikan

keberhasilan praktikum (Blazeck, 2010).

2.2.3. Pengaruh Kecemasan Mahasiswa

Literatur pendidikan keperawatan menyebutkan bahwa

kecemasan dalam pengaturan klinis dapat mempengaruhi hasil

pembelajaran dan kemampuan klinis siswa (Cook, 2005). Stres yang

dialami siswa tidak selamanya menjadi pengalaman negatif dalam

lingkungan belajar. Joel (2006) berpandangan bahwa stres juga dapat

meningkatkan pembelajaran, pada waktu dan taraf tertentu. Jadi stres

yang menyebabkan kecemasan dapat berpengaruh positif dan negatif

(Cato, 2013).

Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian

dapat menggganggu akademik siswa dengan menurunkan kemampuan

koping. Stres dan kecemasan tingkat tinggi dapat menghambat

memori dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang pada

gilirannya daat mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa

(Beddoe dan Murphy, 2004 dalam Moscaritolo, 2009).

Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya

penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian.

Kecemasan yang dialami mempengaruhi siswa secara fisiologis dan

psikologis. Beberapa siswa tidak dapat melakukan tindakan secara

(40)

kecemasan yang dialami siswa perlu dilakukan. Dalam sebuah studi

yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa

memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan

menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada

kemampuan belajar mereka (Elcigil dan Yildrim, 2007 dalam

Mellincavage, 2008).

2.2.4. Penanganan Kecemasan Mahasiswa

Kecemasan pada mahasiswa dapat mempengaruhi belajar dan

kinerja siswa. Hal ini penting bagi pihak institusi untuk melakukan

penanganan dengan menurunkan kecemasan mahasiswa melalui

dukungan dan mempromosikan lingkungan belajar yang positif.

Bahkan lebih baik lagi jika pihak institusi keperawatan melakukan

integrasi strategi penurunan kecemasan siswa kedalam kurikulum

pendidikan yang diterapkan (Purfeerst, 2011).

Ada banyak strategi yang diajukan oleh para ahli untuk

menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan.

A. Pelatihan Autogenik

Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah

pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi

(Barnabas, 2008). Asmadi menyatakan bahwa tehnik relaksasi

autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya

seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra,

(41)

(Asmadi, 2008). Pelatihan autogenik memberikan efek

menenangkan pada pikiran dan tubuh dan dapat digunakan untuk

mengobati kondisi medis terkait stres, misalnya angina pektoris,

hipertensi, dan dispepsia (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Prato

dan Carolyn (2013) dalam penelitiannya terkait kecemasan pada

mahasiswa keperawatan menyimpulkan bahwa tehnik autogenik

merupakan strategi yang paling efektif untuk menurunkan

respiratory rate, nadi, dan suhu perifer.

B. Pendekatan Perilaku Kognitif

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Schiraldi

(2004) membandingkan antara pendekatan perilaku kognitif dan

manajemen stres konvensional dalam menurunkan gejala

kecemasan pada mahasiswa menunjukkan bahwa bahwa tindakan

yang pertama berhasil menurunkan kecemasan, sedangkan yang

kedua gagal untuk merubah (Brown dan Schiraldi, 2004 dalam

Masterman, 2012).

C. Pernafasan Dalam dan Santai

Busch et al. (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh nafas

dalam terhadap nyeri, aktifitas autonomik, dan mood

menunjukkan bahwa tehnik nafas dalam dapat mempengaruhi

proses autonomik dan respon terhadap nyeri.

D. Meditasi

Jurnal Biological Psychological mendefiniskan meditasi sebagai

(42)

aktifitas metabolik untuk merelaksasikan fisik dan mental untuk

mencapai keseimbangan emosi (Eifring, 2013). Studi komperatif

yang dilakukan Burns et al. (2011) menunjukkan bahwa meditasi

dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres dan kecemasan

seseorang (Burns et al., 2011, dalam Masterman, 2012).

E. Mentoring

Instruksi dan mentoring oleh teman sebaya dapat menurunkan

kecemasan siswa, dan dapat diimplementasikan pada setiap level

dan jenjang pendidikan keperawatan (Purfeerst, 2011). Becker dan

Neuwrith (2002) mengembangkan model pembelajaran

laboratorium klinis dengan melibatkan level senior untuk

mendampingi level junior. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan

penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan klinis siswa

sampai 87% (Becker dan Neuwrith, 2002 dalam Moscaritolo,

2009).

F. Aroma Terapi

Sebuah studi yang dilakukan oleh Kim dan Yun (2010) mengenai

pengaruh penggunaan aroma tertentu secara inhalasi

menyimpulkan bahwa penggunaan aroma terapi dapat

menurunkan kecemasan siswa saat praktek pemberian injeksi

intravena.

G. Humor

Humor sebagai strategi pengajaran memiliki banyak manfaat,

(43)

memfokuskan perhatian, menguatkan hubungan sosial,

meningkatkan harga diri, dan meringankan stres dan kecemasan

(Moscaritolo, 2009).

H. Relaksasi Otot

Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh

relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan TMAS

mahasiswa menjelang ujian ahir program di Akademi

Keperawatan Notokusumo Yogyakarta menyimpulkan bahwa

intervensi ini mempunyai pengaruh dalam menurunkan kecemasan

mahasiswa. 2.3.Zikir 2.3.1. Definisi                

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan

sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan

sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Almahfani (2006) menjelaskan bahwa zikir secara etimologis

berasal dari bahasa Arab dzakara-yadzkuru-dzikran (رك -رك ي-رك ) yang

berarti mengingat atau menyebut. Namun banyak ayat-ayat Al-Quran

yang mengusung makna berbeda untuk arti kata zikir, antara lain;

sebagai nama lain Al-Quran, peringatan, keagungan, wahyu, dan

(44)

Sedangkan zikir menurut istilah adalah segala proses

komunikasi seorang hamba dengan sang Kholiq untuk senantiasa ingat

dan tunduk kepada-Nya dengan cara mengumandangkan takbir,

tahmid, tasbih, memanjatkan doa, membaca Al-Quran, dan lain-lain

yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik sendiri atau

berjamaah, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan (Almahfani,

2006).

Sejumlah cendikiawan barat cenderung mendefinisikan zikir

dari sudut pandang latihan spiritual yang biasa dilakukan para

penganut tarikat. Junaedi (2007) menyebutkan bahwa Arberry, Alfred

Duillaume, serta Spencer Trimingham hampir sepakat mendefinisikan

zikir sebagai suatu latihan spiritual yang bertujuan untuk menyatakan

kehadiran Tuhan seraya membayangkan wujud-Nya. Atau suatu

metode yang dipergunakan untuk mencapai konsentrasi spiritual

dengan menyebut nama Tuhan secara ritmis dan berulang-ulang.

2.3.2. Jenis

Istilah yang mengungkapkan mecam-macam zikir sangat

banyak, diantaranya adalah zikir dengan hati saja atau zikir khafi

(samar) dan zikir lisan atau jahr (jelas). Selain zikir yang dilakukan

dengan hati dan lisan, ada pula istilah zikir ruh, zikir sosial, zikir fardi

(individu), zikir jama’i (berjamaah), zikir mutlak (tidak terikat dengan

waktu), dan zikir muqoyyad (terikat dengan waktu) (Harahap dan

(45)

A. Zikir Lisan

Zikir lidah (lisan) adalah dengan mengucapkan nama Allah

dengan lidah serta berulang-ulang bertasbih, bertahmid,

bertakbir, dan bertahlil dengan mengucapkan

هاإ هلإا

(Ghadeer, 2006). Zikir dalam arti sempit diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan dengan lisan atau lidah saja. Zikir

dengan lisan semata adalah peringkat zikir terendah (Harahap

dan Reza, 2008).

B. Zikir Qalbu (Hati)

Berzikir dengan hati berarti berucap sesuatu dengan lisan dan

menghadirkan makna sedalam-dalamnya kedalam hati

(Al-Syafi’i, 2010). Zikir hati yaitu menghadapkan hati sepenuhnya

hanya pada Allah. Mengingat Allah adalah ketika manusia

berhadapan dengan hal yang haram, lalu ia takut pada Allah lalu

meninggalkan yang haram tersebut (Ghadeer, 2006). Al-Imam

Abul-Hasanat Muhammad „Abdul-Hayyi Al-Lumnawi Al-Hindi

menjelaskan bahwa sesungguhnya zikir adalah lawan dari lupa,

dan zikir itu asalnya merupakan perbuatan qalbu (hati) dan

bukan lisan. Dan berzikir dengan hati memiliki pengaruh yang

istimewa yang tidak ada dalam zikir lisan (Ilham dan Debby,

2003).

C. Zikir Af’al

Zikir af’al (perbuatan) diartikan sebagai refleksi dari zikir lisan

(46)

berdimensi sosial. Zikir ini diwujudkan dalam perbuatan

sehari-hari, seperti menyantuni kaum papa, menginfakkan harta untuk

kepentingan sosial, dan melakukan hal-hal yang berguna bagi

pembangunan bangsa serta agama (Harahap dan Reza, 2008).

Para ‘Ulama berpendapat bahwa sebaik-baiknya zikir adalah

zikir dengan hati dan lisan secara bersamaan, dan berzikir dengan hati

saja lebih baik dari berzikir dengan lisan saja. Tidak diragukan lagi

bahwa berzikir dengan lisan namun hatinya lalai (tidak berzikir)

memiliki faidah yang kecil (Al-Syafi’i, 2010).

2.3.3. Zikir Asmaul Husna

Al-Syafi’i menjelaskan bahwa zikir mempunyai banyak bentuk

(lafal), dan satiap lafal zikir memiliki keutamaan dan pahala yang

besar. Dan dari sekian banyak jenis lafal zikir, tang paling utama dan

mulia adalah berzikir dengan kalimat

هاإ هلإا

,

Rasulullah SAW

bersabda; “Sebaik-baiknya zikir adalah

هاإ هلإا

,

dan sebaik-baiknya

doa adalah

ه حلا

”dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “

ه احبس

adalah setengah mizan,

ه حلا

melengkapinya, dan

هاإ هلإا

tidak

ada baginya dan Allah pembatas ” (Al-Syafi’i, 2010).

Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, dalam bukunya Pedoman

Zikir dan Doa menjelaskan bahwa zikir dapat dilakukan dengan

menyebut nama-nama Allah (Almahfani, 2006). Di dalam Al-Quran

(47)

menggunakan asmaul husna (nama-nama Allah yang indah)

(As-Shadr, 2007).

Allah berfirman mengenai nama-nama indah-Nya:

       

Artinya: “Dan milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik)

maka berdoalah kepada-Nya dengan itu (asmaul husna).” (QS. Al

-A’raf: 180).

Salah satu nama asmaul husna milik Allah adalah Ya Lathyfu

yang berarti Maha Lembut. Allah berfirman:

            

Artinya: “Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya; Dia

memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia-lah

yang MahaKuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura: 19).

Lemah lembut membawa kebaikan, persahabatan, dan dan kasih

sayang yang tulus. Sebaliknya. Sikap kasar akan membuat orang

menjauh, bahkan membenci kita. Dengan memperbanyak membaca

Ya Lathyfu, insya Allah usaha kita akan memperoleh kesuksesan.

Wallahu A’lam (El-Bantani, 2009). Seseorang yang sedang merasa

cemas dan tegang, dengan membaca zikir Ya Lathyfu, berarti

(48)

2.3.4. Bilangan Zikir Allah berfirman:                

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan

sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan

sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)

Diriwayatkan oleh Hasan bin „Isa bahwa Rasulullah S.A.W

pernah bersabda:

َنُهُلِئاَق ُبيِخَي َا ٌتاَبِقَعُم

َنُهُلِعاَف ْوَأ

َنوُثَاَثَو ٌثَاَث ٍةَبوُتْكَم ٍةَاَص ِلُك َرُ بُد

ًةَريِبْكَ َنوُثَاَثَو ٌ َبْرَأَو ًةَييِ ْيَ َنوُثَاَثَو ٌثَاَثَو ًةَييِبْ َ

Artinya: “Akan dibalas dan tidak akan kecewa orang yang membaca

(mengerjakan) setiap setelah sholat wajib kalimat tasbih 33x, kalimat

tahmid 33x, dan kalimat takbir 34x”.

Ubaidillah bin Musa dalam riwayatnya menceritakan bahwa ada

seorang muslim fakir yang mengadu kepada Rasulullah karena merasa

iri dengan orang-orang kaya diantara mereka, kemudian Rasul

(49)

Artinya: “Apakah kalian ingin kuberitahu suatu hal yang jika kalian

lakukan hal tersebut kalian akan mendapatkan keutamaan (kekayaan)

seperti mereka?, bacalah setiap seetelah sholat

ُرَبْكَ ُه

11 kali,

ُ ْ َحْلا

ِ ِه

11 kali,

ِه َ اَحْبُس

11 kali,

ُهَل َييِرَ َا ُ َ ْ َ ُه اِإ َهَلِإ َا

11 kali, niscaya

akan kalian dapatkan keutamaan seperti mereka (orang kaya).”

2.3.5. Manfaat Zikir

Allah berfirman:         

Artinya: “Maka, ingatlah kalian kepada-Ku (dzikir) niscaya Aku

mengingat kalian, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian

mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152).

Allah S.W.T berfirman :

                

Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang

dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati

menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Diriwayatkan dari Abi Hurairoh R.A bahwa Rasulullah

Muhammad S.A.W bersabda:

ىَواَع و َكراَب هو َلّاق

:

(50)

Artinya: “Allah berfirman: Aku bersama hamba-Ku selama dia

mengingat-Ku dan bergetar kedua bibirnya (berzikir kepada-Ku).”

Hadis ini di-tahrij oleh Ibnu Majjah, di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban,

dan disebutkan kembali oleh Imam Buhkori (Al-„Asqolany, 852 H).

Zikir secara maksimal memiliki banyak manfaat bagi manusia.

Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan

psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan,

kegundahan, kesulitan, dan depresi sehingga dapat mendatangkan

ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan kelapangan (Zainul, 2007).

Sayyid Abdul Wahab Asy-Sya’rani menyebutkan beberapa

faedah zikir (Susetya, 2012). Diantaranya adalah sebagai berikut:

pertama, zikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian; kedua, zikir

merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain; ketiga, zikir

merupakan syarat atau perantara untuk masuk kehadirat Ilahi;

keempat, zikir akan membuka dinding hati dan menciptakan keihlasan

hati yang sempurna; dan kelima, melunakkan hati.

Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi menjelaskan bahwa

zikir kepada Allah bisa membasahi hati dan melunakkannya.

Sebaliknya, bila hati kosong dari zikir, ia akan menjadi panas oleh

dorongan nafsu dan api syahwat, sehingga hatinya menjadi kering dan

keras. Anggota badannya pun menjadi sulit untuk diajak taat kepada

(51)

2.4.Pengaruh zikir terhadap kecemasan

Berbagai penelitian dan studi mengenai strategi untuk menurunkan

kecemasan telah banyak dilakukan, diantara intervensi yang

diterapkanadalah zikir yang secara ilmiah terbukti dapat menurunkan

kecemasan seseorang.

Abdullah et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

metode intervensi Psikoterapi Islami memberikan efek positif untuk

menurunkan General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa. pada

penelitian lain pun menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir

dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan

kehamilan pada ibu hamil pertama (Maimunah, 2011).

Dalam sebuah studi mengenai pengaruh religiusitas terhadap stres

kematian menunjukkan hubungan negatif secara signifikan, meskipun

memang tidak kuat karena banyak faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol

(Al-Sabwah dan Ahmed, 2006). Supradewi (2008) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa pelatihan zikir efektif untuk menurunkan afek negatif

pada mahasiswa. Sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi Sectio

(52)

2.5.Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi dari (Stuart dan Michele, 2005; Asmadi, 2008; Barnabas, 2008; Moscaritolo, 2009; Suyamto et al., 2009; Kim dan Yun, 2010; Purfeerst, 2011; Busch et al., 2012; Masterman, 2012; Afolayan et al., 2013; Eifring, 2013;

Abdullah et al., 2013).

2.6.Penelitian Terkait

2.6.1. Penelitian tentang kecemasan mahasiswa keperawatan saat praktikum

A. Afolayan et al. (2013) tentang hubungan antara kecemasan dan

penampilan akademik mahasiswa keperawatan Universitas Niger

Delta, Nigeria. Penelitian dengan desain deskriptif untuk Ancaman

Self-System Stress Usia Jenis kelamin Pendidikan Etnik Kepercayaan Ekonomi Kecemasan saat Ujan Praktikum Penampilan klinik buruk saat ujian

Mentoring Aroma Terapi Humor Relaksasi Otot Pendekatan Perilaku Kognitif Zikir Autogenik Pernafasan Dalam Meditasi Faktor yang mempengaruhi

Sumber Stres (ancaman) Strategi Penanganan

(53)

menghubungkan kedua variabel diatas dengan melibatkan 100

mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta. Kesimpulan

penelitian ini menyatakan bahwa kecemasan berkontribusi

terhadap buruknya keterampilan dan penampilan klinik mahasiswa

saat ujian.

B. Blazeck (2010) tentang presentasi dan penanganan sindrom

kecemasan saat praktikum. Sebuah studi kasus pada mahasiswa

keperawatan Universitas Pittsburgh. Studi ini menyimpulkan

bahwa meskipun sindrom kecemasan saat praktikum tidak

benar-nyata adanya, namun efek negatifnya ada, sehingga perlu

dilakukan tindakan untuk mencegah kecemasan berlanjut

menggangu pembelajaran siswa.

C. Horsley (2012) tentang pengaruh kehadiran dosen terhadap tingkat

kecemasan, kepercayaan diri, dan keterampilan klinis mahasiswa

keperawatan saat praktikum. Desain penelitian ini berupa

quasi-experimental dan melibatkan 91 mahasiswa keperawatan di salah

satu universitas di Amerika Utara. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa kehadiran dosen meningkatkan tingkat

kecemasan mahasiswa saat prakitikum.

D. Suyamto, Yayi, dan Caria (2009) tentang pengaruh relaksasi otot

dalam menurunkan skor kecemasan T-TMAS mahasiswa

menjelang ujian ahir program di Akademi Keperawatan

(54)

melibatkan 50 responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

relaksasi otot dapat menurunkan skor kecemasan mahasiswa.

2.6.2. Penelitian tentang pengaruh zikir terhadap kecemasan

A. Maimunah dan Sofia (2011) tentang pengaruh pelatihan relaksasi

dengan zikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama.

Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen dengan

jumlah responden 10 orang ibu hamil. Penelitian ini menunjukkan

bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai

salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil

pertama.

B. Yuliza (2012) tentang pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan

pada pasien pre-operasi sectio secarea (SC) di RSU PKU

Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini berupa

one-goup pre-test-post test yang dilakukan selama 2 bulan

(April-Mei 2012). Kesimpulan peneilitan ini menyatakan bahwa zikir

mempengaruhi kecemasan pasien pre-operasi SC.

C. Abdullah et al. (2013) tentang efektifitas intervensi psikoterapi

Islami terhadap GAD pada mahasiswa. penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini

menemukan bahwa metode intervensi psikoterapi Islami

memberikan pengaruh positif untuk membantu menurunkan GAD

(55)

38 3.1. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antarvariabel. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan

hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Pengembangan kerangka

konsep dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan melihat hubungan

variabel dependen-independen dan melalui pendekatan input-output(Wasis,

2006).

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti

secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dimanipulasi oleh

peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent. Variabel

ini biasanya diamati, diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel

lain (Setiadi, 2007). Variabel bebas pada penelitian ini adalah membaca

zikir ”Ya Lathyfu”.

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas

terhadap segala perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek,

hasil, outcome, atau event(Hidayat, 2007). Variabel terikat pada penelitian

(56)

Variabel perancu (confounding) merupakan variabel yang

berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat yang nilainya ikut

menentukan variabel lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Identifikasi variabel perancu sangat penting untuk menghindari keseimpulan

yang salah (Nursalam, 2008). Variabel perancu pada penelitian ini adalah

usia, jenis kelamin, angkatan (semester), stressor, etnik, kepercayaan, dan

tingkat ekonomi.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Suatu hasil penelitian bisa terjadi bias karena adanya faktor perancu

(confounding) yang sangat mempengaruhi (Riyanto, 2011). Untuk

menghindari bias yang disebabkan variabel perancu, harus dilakukan

pengontrolan terhadap variabel tersebut. Pada penelitian ini variabel perancu Zikir“YaLathyfu”

Skor Kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab (0-56) Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Usia Jenis Kelamin Semester Stressor Etnik Kepercayaan Tingkat ekonomi Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Variabel independen Variabel dependen Variabel perancu Variabel diidentifikasi

(57)

dikontrol dengan metode matching yaitu menyingkirkan perancu dengan

cara menyamarkan variabel perancu diantara dua kelompok. Cara matching

yang sering digunakan adalah individual matching. Pada cara ini variabel

perancu pada kedua kelompok sudah disamakan, yaitu usia, jenis

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
tabel, maka dapat dinyatakan kuesioner ini valid dan layak
Gambar 4.1Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kode etik  merupakan aturan2 susila, atau sikap akhlak yg ditetapkan bersama dan diaati bersama oleh para anggota, yg. tergabung dalam

Media tanam paling baik terhadap pertumbuhan vegetatif bibit anggrek bulan adalah media tanam kadaka, sedangkan konsnetrasi pupuk daun yang paling baik adalah K 2

Implementasi Model Pembelajaran CPS Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri

a) Review laporan akhir dilakukan oleh organisasi pelaksana pusat, organisasi pelaksana provinsi, dan organisasi pelaksana kabupaten/kota. b) Pelaksanaan kegiatan evaluasi

Bayam hijau merupakan sumber zat besi yang dapat membantu terjadinya induksi zat besi dalam tubuh sehingga mampu berikatan dengan gugus heme pada molekul

Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel budaya organisasi dan locus of control berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai perum pegadaian Kantor Wilayah

#6: Hari Pendamaian, Hari penderitaan yang mengerikan, dari penghakiman Tuhan di bumi; Daniel berkata, sebuah Batu menghancurkan pemerintahan brutal yang ke-4. Tentang

Begitu juga dengan folklor asal usul masyarakat Minahasa yang juga memberikan peran penting sebagai cikal bakal manusia pada kelahiran kembar, dan model