HIDAYATULLAH JAKARTA
MENGHADAPI UJIAN SKILL-LAB
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Oleh:
MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH NIM: 1110104000032
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014
Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032
The Effect of Zikir on Nursing Student Anxiety Scale When Taking on Skill-lab Exam in Nursing Scholl of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xvii + 79 pages + 11 tables + 3 schemes + 11 attachments
ABSTRACT
Skill-lab exam is one of stressor that can cause anxiety in nursing students. Anxiety experienced by student can disrupt academic performance, even when taking on skill-lab examination can hinder student ability that can not perform the procedure appropriately. Anxiety coming up when taking the skill-lab exam needs to be reduced. Zikir intervention is an integration of autogenic techniques, meditation, and deep breathing techniques that can significantly reduce anxiety. The aim of this study was to determine the effect of Zikir on anxiety of nursing student when taking on skill-lab examination. This quasi-experimental study using randomized control group pre-test and post-test designe conducted on Maternity IUD insertion skill-lab exam in Nursing School of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with 48 respondents. The anxiety is measured by using the Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).
There was statistically reduction of nursing student anxiety between before and after treatment in the treatment group (p=0.000), whereas the control group showed an increase in anxiety (p=0.000). Thus, research proof that zikir can decrease nursing student anxiety significantly in taking on skill-lab exam.
This result sugggest nursing student to practice Zikir relaxation technique to reduce anxiety when taking on skill-lab exam.
iv
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Mohammad Fanshuri Abdillah, NIM: 1110104000032
Pengaruh Zikir Terhadap Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menghadapi Ujian Skill-lab
xvii + 79 halaman + 11 tabel + 3 skema + 11 lampiran
ABSTRAK
Ujian praktikum merupakan salah satu stressor yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa keperawatan. Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kegiatan akademik siswa, bahkan kecemasan saat menghadapi ujian praktikum dapat menyebabkan siswa tidak dapat melakukan tindakan dengan tepat. Kecemasan yang muncul saat menghadapi ujian merupakan masalah yang perlu dilakukan penanganan. Intervensi zikir merupakan integrasi dari tehnik autogenik, meditasi, dan napas dalam yang dapat menurunkan kecemasan secara signifikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zikir terhadap kecemsan mahasiswa keperwatan saat menghadapi ujian praktikum. Penelitian ekperimen semu ini menggunakan metode randomized control group pre-test and post-test design yang dilakukan pada ujian praktikum pemasangan AKDR mata kuliah Maternitas di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan responden 48 mahasiswi semester 6. Gejala kecemasan yang dialami mahasiswa diukur dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Scale (Ham-A).
Pada penghitungan statistik ditemukan adanya penurunan skor kecemasan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan (p = 0.000), sedangkan kelompok kontrol menunjukkan peningkatan skor (p = 0.000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Zikir dapat menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan saat menghadapi ujian praktikum.
Hasil penelitian ini menyarankan agar mahasiswa dapat melakukan tehnik relaksasi Zikir untuk mengurangi kecemasan yang dialami saat menghadapi ujian praktikum.
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : MOHAMMAD FANSHURI ABDILLAH
Tempat, tanggal Lahir : Cirebon, 16 Januari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Ds. Dukuhwidara Rt/Rw 03/05 Kecamatan
Pangenan Kabupaten Cirebon
Hp : +6281909970300
E-mail : fanshuryabd@gmail.com
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. TK Islam An-Nasuha Kalimukti 1996-1998
2. MI Salafiyah An-Nasuha Kalimukti 1998-2004
3. MTs Manbaul-Hikmah Gedongan 2004-2007
4. MA Manbaul-Hikmah Gedongan 2007-2010
ix
يرقف ىف اريقف نوكا ا يانغ ىف ريقفلا انا يهلا
Tuhanku, aku fakir dalam kayaku; apatah lagi dalam fakirku!
يلهج ىف اوهج نوكا ا فيكف يملع ىف لوهجلا انا يهلا
Tuhanku, aku bodoh dalam tahuku; apatah lagi dalam bodohku!
كيمركب قيليام كنمو يمؤلب قيلي ام ينم يهلا
Tuhanku, segala yang datang dariku sesuai dengan kehinaanku, segala yang datang dari-Mu sesuai dengan kemuliaanmu!
يلعف حيبق عم يب كمحراا امو يلهج ميظع عم يب كفطلا ام يهلا
Tuhanku, betapa Engkau mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku!
كنع يندعبا امو ينم كبرقا ام يهلا
Tuhanku, betapa Engkau sangat dekat denganku, dan betapa aku sangat jauh dari-Mu!
كلضف اهنم ينلاقا لب كلدع اهيلع يدامتعا مده اهتديش ةلاحو اهتينب ةعاط نم مك يهلا
Tuhanku, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang telah kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya!
رماا تناو مزعاا فيكو رهاقلا تنا و مزعا فيك يهلا
Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi, bagaimana aku tidak akan bertekad sementara Engkau yang memberi perinta?
يلكتم كيلعو ناها فيك ما يلما تناو بيخا فيك يهلا
Tuhanku,bagaiman aku kecewa sementara Engkaulah harapanku? Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku!
ئش لك ىف يلا فرعتت نا ينم كدارم نا راوطاا تاقنتوراثاا فاتخاب تملع دق يهلا
ئش ىف كلهجا ا ىتح
Tuhanku, lewat perubahan keadaan dan pergantian masa aku menyadari Engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu sehingga aku tidak lalai dari-Mu!
x
Semesta puja dan puji selamanya dipanjatkan kehadirat Allah Ar-Rahman, Tuhan yang penuh kasih yang kasihnya tak pernah pilih kasih, Tuhan yang Maha Melembutkan hati saat manusia mulai gelap dan merasa mati. Atas rahmat Allah-lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Untaian shalawat dan doa selalu tercurahkan kepada Imam para Nabi, penutup para Rasul, sang pencerah sepanjang zaman, Muhammad ibnu Abdillah SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wadah latihan bagi penulis untuk belajar berfikir kritis dan metodologis.
Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui, meskipun telah berusaha maksimal dalam penyusunan proposal skripsi ini, pastilah masih ada hal-hal yang kurang dan mesti diperbaiki, baik dari segi materi maupun metodologi, oleh karena itu segala masukan dan komentar mengenai tulisan ini penulis terima sebagai sebuah apresiasi.
Dan pada ahirnya, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, mengarahkan, dan mendukung penyusunan skripsi ini. Rangkaian terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjuddin, SP. And., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM., selaku Ketua Program Studi dan Ns. Eni NurainiAgustini, S. Kep., M. Sc., selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ratna Pelawati, M. Biomed., dan Ibu Gusrina Komara Putri, MSN., selaku Dosen Pembimbing, yang selalu memberikan semangat untuk berlari, dan selalu setia mengoreksi dan meluruskan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap jajaran pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rasa-rasanya tak cukup empat tahun ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bangku kuliah ini.
5. Kedua orang tua, Bpk. Thoyib dan Ibu Rohanah. Bagaimanapun, sejauhmanapun, setinggi apapun, tak akan pernah habis ilmu dan pengetahun yang bisa dipelajari dari ketabahan, keteguhan sikap, dan keikhlasan dari kedua orangtuaku ini. Ridho Allah telah menunggu kalian di depan pintu firdaus.
6. Adikku tercinta, Nur Hikmatul Maulia -Nok Nik- terimakasih nok. Tetaplah menjadi wanita yang yang rendah hati dalam keluhuran ahlak, mulia, dan berlapang rasa. Rasa-rasanya belum bisa kakakmu ini menjadi
xi
penulis dengan segudang pengetahuan dan nilai-nilai “alhayatu lil khidmah” untuk mengahadapi hari esok.
8. Pihak Kementrian Agama RI, Direktorat Pendidikan Islam, yang dengan komitmennya telah mengantarkan penulis sampai ke pintu gerbang ahir pendidikan akademik di perguruan tinggi ini. Allah tak akan lalai dengan apa yang diamalkan oleh hamba-Nya.
9. Sahabat-sahabat PSIK 2010, CSS MoRA UIN Jakarta, PMII KOMFAKKES. Kita berlari dalam harmoni.
10.Jama’ah Mushalla Ar-Rahmah yang selalu memberi inspirasi, dan orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan kasih penulis, karena dengan dukungannya-lah penulis mampu melangkah sampai garis ini. Terimakasih.
Ciputat, Juni 2014
xii
Halaman
Halaman Judul i
Pernyataan Keaslian Karya ii
Abstract iii
Abstrak iv
Pernyataan Persetujuan v
Lembar Pengesahan vi
Daftar Riwayat Hidup vii
Catatan Penulis -Apatah ini- ix
Kata Pengantar x
Daftar Isi xii
Daftar Singkatan xv
Daftar Tabel dan Bagan xvi
Daftar Lampiran xvii
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Pertanyaan Penelitian 6
1.4 Tujuan Penelitian 6
1.5 Manfaat Penelitian 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 7
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Umum Kecemasan 9
2.1.1 Pengertian Kecemasan 9
2.1.2 Teori Kecemasan 10
2.1.3 Klasifikasi Tingkat Kecemasan 12
xiii
2.1.7 Skala Pengukur 17
2.2 Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab 19
2.2.1 Praktikum Keperawatan 19
2.2.2 Kecemasan Saat Praktikum 21
2.2.3 Pengaruh Kecemasan Mahasiswa 22
2.2.4 Penanganan Kecemasan Mahasiswa 23
2.3 Zikir 26
2.3.1 Definisi 26
2.3.2 Jenis 27
2.3.3 Zikir Asmaul Husna 29
2.3.4 Bilangan Zikir 31
2.3.5 Manfaat Zikir 32
2.4 Pengaruh Zikir Terhadap Kecemasan 34
2.5 Kerangka Teori 35
2.6 Penelitian Terkait 35
3. BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep 38
3.2 Hipotesis Penelitian 40
3.3 Definisi Operasional 41
4. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian 42
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling 43
4.3 Kriteria Sampel 44
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 45
4.5 Instrumen Penelitian 45
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 47
4.7 Prosedur Pengumpulan Data 49
xiv
5. BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Responden 56
5.2 Hasil Analisis Univariat 57
5.3 Hasil Analisis Bivariat 60
6. BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan 65
6.2 Keterbatasan Penelitian 76
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan 77
7.2 Saran 79
xv
PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan
GAD : General Anxiety Disorder
QS : Qur’an Surat
GABA : Gamma Aminobutyric Acid
HT : Hydroxytyptamine
DSM : Diagnostic and Statistical Manual
ADIS : Anxiety Disorder Interview Schedule
SCID : Structural Clinical Interview
ASI : Anxiety Sensivity Index
BAI : Beck Anxiety Inventory
Ham-A : Hamilton Anxiety Scale
DASS : Depression Anxiety Stress Scale
PSWQ : Penn State Worry Questionarre
STAI : Speilberg Stae-Trait Anxiety Inventory
NLN : National League of Nurse
RN : Registered Nurse
TMAS : Taylor Manifest Anxiety Scale
SWT : Subhanahu Wa Ta’ala
SAW : Shallahu ‘Alayhi Wasallam
RA : Radhiyallahu ‘Anhu
SC : Sectio Cessaria
RSU : Rumah Sakit Umum
SD : Standar Deviasi
PMS : Pre Menstrual Syndrom
UI : Universitas Indonesia
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
CRH-ACTH : Corticotropin Releasing Hormone-Adrenocorticotropic Hormone
DLPFC : Dorsolateral Prefontal Cortex
xvi
Skema 2.1 Kerangka Teori 35
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 39
Tabel 3.1 Definisi Operasional 43
Bagan 4.1 Alur Penelitian 51
Tabel 5.1 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian
Skill-lab Saat Pre-test Pada Kedua Kelompok 57 Tabel 5.2 Distribusi Skor Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian
Skill-lab Saat Post-tes Pada Kedua Kelompok 58 Tabel 5.3 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test 58
Tabel 5.4 Distribusi Presentase Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-tes 59
Tabel 5.5 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test Pada
Kedua Kelompok 61
Tabel 5.6 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test
dan Post-test Pada Kelompok Perlakuan 62 Tabel 5.7 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa
Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Antara Pre-test
dan Post-test Pada Kelompok Kontrol 62 Tabel 5.8 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa
Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Post-test Pada
Kedua Kelompok 63
Tabel 5.9 Analisa Beda Rata-rata Skor Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-lab Saat Pre-test dan
Post-test Pada Kedua Kelompok 64
[image:16.595.116.534.64.782.2]xvii Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Hasil Pilot Study
Lampiran 6. Satuan Acara Pelatihan Zikir Lampiran 7. Izin Instrumen Penelitian Lampiran 8. Tingkat Kecemasan Mahasiswa Lampiran 9. Analisa Uji Bivariat
Lampiran 10. Perubahan Terkait Kecemasan
1 1.1. Latar Belakang
Cemas (ansietas) merupakan perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (Nanda, 2013). Cemas
juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak
jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2011).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi (Videbeck, 2008). Cemas merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang
akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).
Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan fisik
menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah,
ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental,
khawatir, gelisah, bingung, dan penurunan tingkat konsentrasi; 3)
perubahan perilaku seperti menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu
(Hyman dan Pedrick, 2011).
Ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai
panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional
pada individu (Videbeck, 2008). Kecemasan tingkat tinggi dapat
mengganggu ingatan, bahasa, organisasi, dan kontrol keinginan
Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian
dapat mengganggu kegiatan akademik siswa dengan menurunkan
kemampuan koping (Moscaritolo, 2009). Berbagai penelitian (Burnstein,
1998; Hogan, 2004; Kimberly Hye-Kyung, 1997; Kleehammer, Hart, dan
Keck, 1990) menunjukkan bahwa seting klinik merupakan salah satu
sumber peningkatan kecemasa pada siswa (Ward, 2008). Afolayan et al.
(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan
penyebab umum dari buruknya penampilan akademik siswa keperawatan
saat melakukan ujian. Dalam sebuah studi yang dilakukan menunjukkan
bahwa kecemasan yang dialami siswa memprovokasi adanya penurunan
motivasi belajar siswa dan menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai
ujian, bukan pada kemampuan belajar mereka (Mellincavage, 2008).
Kecemasan yang dialami mahasiswa dapat ditangani dengan tehnik
relaksasi karena dapat menurunkan ketegangan fisiologis (Asmadi, 2008).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa relaksasi dapat secara efektif
digunakan sebagai penanganan kecemasan pada mahasiswa perguruan
tinggi (Hughes, 1993, dalam Rice, 2008). Tehnik relaksasi mempunyai
banyak jenis, salah satunya adalah relaksasi autogenik (Asmadi, 2008).
Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah pernyataan
positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi (Barnabas, 2008).
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tehnik autogenik
dapat menurunkan tingkat kecemasan secara signifikan (Kanji, White, dan
Ernst, 2004). Penelitian lain yang dilakukan Prato dan Yucha pada April
paling efektif dan secara statisik menurunkan respiration rate dan suhu
perifer yang merupakan gejala dari gangguan cemas.
Asmadi (2008) menyatakan bahwa tehnik relaksasi autogenik mudah
dilakukan dan tidak beresiko. Prinsip tehnik ini adalah seseorang harus
mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra, doa, atau zikir dalam hati
seiring dengan ekspirasi udara paru.
Kata zikir secara bahasa berarti menyebut, mengingat,
memperhatikan, mengenang, menuturkan, dan mengerti (Syukur, 2004
dalam Harahap dan Reza, 2008). Zikir menurut istilah diartikan sebagai
segala proses komunikasi seorang hamba dengan sang Khaliq untuk
senantiasa ingat dan tunduk kepada-Nya dengan cara membaca takbir,
tahmid, tasbih, membaca Al-Quran, dan lainnya (Almahfani, 2006).
Mengingat Allah (zikir) merupakan hal yang diperintahkan Allah
kepada manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab/33: 41sebagai
berikut:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan
sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan sore
hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42).
Allah S.W.T berfirman dalam surat Ar-Ra’du/13: 28 mengenai zikir:
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang
dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah Ibnu A’thaillah
As-Sakandari mencatat setidaknya terdapat 68 faidah (manfaat) yang akan
didapatkan oleh orang yang rajin berzikir (Junaidi, 2007). Manfaat zikir
yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara
lain menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan dan depresi
(Zainul, 2007).
Berbagai penelitian tentang manfaat zikir telah banyak dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maimunah dan Sofia (2011) menunjukkan
bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan untuk
menurunkan kecemasan pada kehamilan ibu primipara. Penelitian lain
menyimpulkan bahwa intervensi psikoterapi Islami (termasuk didalamnya
zikir) dapat menurunkan gejala General Anxiety Disorder (GAD) pada
mahasiswa (Abdullah et al., 2013).
Sebagai dasar untuk menyusun konsep dan desain penelitian ini,
peneliti memandang perlu untuk melakukan sebuah studi dini (pilot study).
Pilot Study merupakan sebuah langkah untuk memfasilitasi penelitian
untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun tinjauan pustaka,
kerangka, dan metode suatu penelitian (Gau, 2007). Dalam hal ini,
peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
yang dianggap paling mencemaskan, dan durasi munculnya kecemasan
tersebut.
Berdasarkan hasil pilot study yang dilakukan pada 50 mahasiswa
yang dibagi secara proporsional pada masing-masing semester dengan
menggunakan skala kecemasan Hamilton, menunjukkan 4% mahasiswa
tidak mengalami kecemasan, 55% pada kecemasan ringan, 38%
kecemasan sedang dan 8% pada kecemasan berat. Masing-masing
angkatan memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dengan nilai rata-rata
tertinggi terdapat pada angkatan 2011 yaitu 43% kecemasan sedang, 14%
kecemasan berat, dan 43% kecemasaan ringan. Ini menunjukkan bahwa
mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami
gejala kecemasan saat menghadapi ujian praktikum (skill-lab) dan dapat
mengganggu penampilan siswa saat ujian sehingga perlu dilakukan
penanganan.
1.2. Rumusan Masalah
Melihat hasil pilot study yang menunjukkan bahwa mahasiswa
keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami kecemasan saat
menghadapi ujian praktikum, dan berlandaskan pada teori kecemasan,
peneliti menyimpulkan perlu dilakukan intervensi (perlakuan) untuk
mengatasi masalah kecemasan tersebut.
Berdasarkan pemaparan teori, nass (ayat al-Quran) dan hasil
berbagai penelitian terkait kecemasan, ujian skill lab dan zikir diatas,
kecemasan menghadapi ujian skill lab yang dialami mahasiswa
keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Apakah dapat menurunkan atau tidak.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil
pertanyaan penelitian sebagai berikut; apakah zikir dapat mempengaruhi
skor kecemasan mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta saat menghadapi ujian skill-lab (praktikum).
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan umum
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh zikirsebagai terapi terhadap skor kecemasan
menghadapi ujian skill lab pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.4.2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa
keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelang ujian
skill lab pada Tahun 2014 saat pre-test pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
b. Mengidentifikasi skor dan tingkat kecemasan mahasiswa
skill lab pada Tahun 2014 saat post-test pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
c. Mengidentifikasi pengaruh zikir terhadap skor kecemasan
mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menghadapi ujian skill lab.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Pendidikan
Tehnik zikir dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan
untuk menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian skill-lab
sehingga mahasiswa menjadi lebih tenang dan siap untuk
mengikuti ujian.
1.5.2. Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh peneliti
lain baik secara teoritis maupun secara metodologis mengenai
penelitian terkait tingkat kecemasan mahasiswa, ujian skill lab, dan
penanganannya.
1.5.3. Keperawatan
Proses dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber dan landasan pengembangan keilmuan keperawatan
khususnya keperawatan jiwa dengan menggunakan pendekatan
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggambarkan pengaruh zikir terhadap skor
kecemasan mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menghadapi ujian skill lab. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
keperawatan UIN Syarif Hidayatullah tingkat akademik (tingkat 1,2,3, dan
4) yang mengalami kecemasan ketika menghadapi ujian praktikum (
skill-lab). Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan
desain quasi experimental. Data yang dikumpulkan merupakan data
primer yang diperoleh peneliti melalui pengukuran langsung skor
kecemasan pada mahasiswa menjelang ujian skill lab sebelum dan setelah
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Umum Kecemasan 2.1.1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan
tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa
tidak nyaman atau takut atau memiliki firasat akan ditimpa
malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang
mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).
Cemas diartikan sebagai suatu perasaan takut yang tidak
menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan
gejala fisiologis (Tomb, 2004). Cemas juga diartikan sebagai perasaan
yang berlebihan tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai
suatu ancaman (Hyman dan Pedrick, 2012). Cemas merupakan
pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan
Gosch, 2002 dalam Stein et al., 2009).
Mlek (2011) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi atau
perasaan menyakitkan yang timbul dari ketidakamanan sosial atau
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan biologis secara puas.
Cemas mempengaruhi seseorang dalam tiga hal; 1) perubahan
fisik menunjukkan perubahan pada frekuensi jantung, mual, muntah,
ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental,
perubahan perilaku, menjauhi benda, tempat atau situasi tertentu
(Hyman dan Pedrick, 2012).
Pada dasarnya, cemas tidak dapat dibedakan dari takut karena
individu yang merasa takut atau cemas mengalami pola respons
perilaku, fisiologis, dan emosional dalam rentang yang sama.
Perbedaan nyata antara keduanya ialah bahwa rasa takut timbul
sebagai respon terhadap objek yang dapat diidentifikasi dan spesifik
(Videbeck, 2008).
Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat, lama, dan kemampuan
koping individu terhadap kecemasan tersebut (Videbeck, 2008).
Dari beberapa penjelasan mengenai definisi kecemasan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan perasaan tidak
menyenangkan yang berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas
dan meningkatkan kewaspadaan dengan menunjukkan berbagai
rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif. Respon tubuh
terhadap kecemasan meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental,
dan perilaku.
2.1.2. Teori Kecemasan
Videbeck (2008) dalam bukunya menjelaskan berbagai teori
yang menjelaskan tentang terjadinya kecemasan, yaitu teori biologi
A. Teori Biologi
a) Teori Genetik
Ansietas memiliki komponen yang dapat diwariskan dari
kerabat tingkat pertama individu yang mengalami
peningkatan ansietas, insidennya mencapai 25% pada
kerabat tingkat pertama dan wanita mempunyai resiko dua
kali lipat dari pria. Kromosom 13 dikatakan terlibat dalam
proses terjadinya gangguan panik dan sakit kepala hebat.
b) Teori Neurokimia
GABA (asam gama-amino butirat) merupakan suatu
neurotransmiter inhibitor yang berfungsi sebagai agen
ansietas alami tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel
sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron. Selain
itu beberapa senyawa lain ikut terlibat dalam proses
tersebut, diantaranya benzodiazepin dan serotonin (5-HT).
B. Teori Psikodinamik
a) Psikoanalitis
Freud memandang ansietas merupakan hal alamiah
seseorang sebagai stimulus untuk perilaku. Ia menjelaskan
bahwa respon cemas merupakan mekanisme pertahanan
manusia untuk mengendalikan kesadaran terhadap
b) Teori Perilaku
Teori ini memandang bahwa ansietas sebagai sesuatu yang
dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat
memodifikasi perilaku maladaptif tanpa memahami
penyebab perilaku tersebut. Perilaku yang berkembang
dan mengganggu kehidupan individu dapat ditiadakan
atau dibuang melalui pengalaman berulang yang dipandu
oleh seorang ahli.
c) Teori Interpersonal
Sullivan (1952) berpendapat bahwa ansietas timbul dari
masalah-masalah dalam hubungan interpersonal dan ini
erat kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi.
Semakin tinggi tingkat ansietas, semakin rendah
kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan
dengan orang lain.
2.1.3. Klasifikasi Tingkat Kecemasan
Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat,
dan panik. Tingkat atau level kecemasan yang dialami seseorang
tergantung pada tingkat stres dan durasi stres tersebut (Videbeck,
2008). Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan
emosional pada individu (Basavanthappa, 2007).
A. Mild Anxiety (kecemasan ringan)
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian
untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi dirinya.
B. Moderate Anxiety (kecemasan sedang)
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu
bahwa ada sesuatu yang berbeda, individu menjadi gugup dan
agitasi.
C. Severe Anxiety (kecemasan berat)
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada
sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, ia memperlihatkan
respon takut dan distres. Ketika individu mengalami kecemasan
berat, kemampuan untuk bertahan menurun, terjadi respon
defensif, dan keterampilan kognitif menurun secara signifikan.
D. Panik
Ketika individu mencapai tingkat tertinggi kecemasan;
panik, semua pikiran rasional berhenti dan individu tersebut
mengalami respon fight, flight, atau freez. Videbeck (2008)
menjelaskan bahwa dalam keadaan panik, alam
psikomotor-emosional individu mendominasi. Lonjakan adrenalin
menyebabkan tanda-tanda vital sangat meningkat, pupil
membesar dan proses kognitif hanya berfokus pada pertahanan
2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor
penyebab munculnya perasaan cemas (Stuart dan Michele, 2005).
A. Teori Pshykoanalitik
Freud (1969) mengidentifikasi bahwa kecemasan terbagi
dalam dua macam, yaitu cemas primer (utama) dan cemas
pengikut (subsequent). Dengan meningkatnya perkembangan
ego seseorang, maka kecemasan yang dihadapi juga berbeda.
Freud menganggap bahwa kecemasan subsquent merupakan
produk dari konflik antara id dan superego individu.
B. Teori Interpersonal
Sullivan (1953) berbeda pendapat dengan Freud, ia
menganggap bahwa kecemasan akan muncul sampai seseorang
memiliki kewaspadaan terhadap lingkungannya. Tingkat harga
diri seseorang merupakan faktor yang sangat penting kaitannya
dengan kecemasan. Seseorang yang mempunyai penghargaan
tinggi bagi dirinya lebih mampu untuk mengatasi cemas.
C. Teori Perilaku
Beberapa teori perilaku mengajukan bahwa kecemasan
merupakan hasil dari frustasi yang disebabkan oleh berbagai hal
yang berkaitan dengan pencapaian sebuah tujuan. Pendapat lain
juga mengatakan bahwa kecemasan muncul karena adanya
konflik internal ketika individu diharuskan untuk memilih
diantara banyak pilihan.
2.1.5. Faktor Resiko
Dalam berespon terhadap suatu stres yang dialami, individu
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yang memungkinkan
seseorang untuk beradaptasi dengan baik ataupun maladaptif (Stuart
dan Michele, 2005).
A. Usia
Usia seseorang erat kaitannya dengan jenis stres, sumber
pendukung, dan kemampuan koping terhadap stres tersebut.
Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
antara mahasiswa usia dibawah 21 tahun dan diatas 21 tahun
memiliki tingkat kecemasan yang berbeda.
B. Jenis Kelamin
Secara umum, gangguan psikiatrik dapat dialami oleh pria
dan wanita secara seimbang. Namun kemampuan dan ketahanan
dalam menghadapi dan koping terhadap masalah tersebut secara
luas lebih tinggi pada pria. Puskar (2009) menyimpulkan bahwa
pada masyarakat pedesaan, wanita memiliki tingkat kecemasan
yang lebih tinggi dari pada pria.
C. Tingkat Pendidikan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
terhadap sebuah stres. Individu dengan tingkat pendidikan
rendah menunjukkan sikap yang kurang dalam mencari
pelayanan psikiatrik dan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi lebih sering mencari pelayanan psikiatrik.
D. Pendapatan (tingkat ekonomi)
Para ahli sepakat bahwa kemiskinan merupakan faktor
besar yang mempengaruhi terjadinya gangguan psikiatrik.
Meskipun pengaruh dari kemiskinan tidak dapat digeneralisir
untuk semua kelompok sosial dan budaya, namun prevalensi
tertinggi ada pada kelompok wanita, lansia, dan kalangan
minoritas.
E. Etnik
Etnik individu, meliputi ras, bangsa, suku, dialek bahasa,
budaya atau latar belakang seseorang. Etnik tertentu memiliki
budaya tertentu yang has dan spesifik. Kebudayaan
mempengaruhi seseorang dalam sikap dan perilaku, termasuk
didalamnya kemampuan untuk beradaptasi dengan stres.
F. Kepercayaan
Keyakinan seseorang meliputi semua aspek kehidupan.
Kepercayaan, pandangan hidup, agama, dan spiritualitas
memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental individu.
Seorang religius hidup dengan penuh arti dan tujuan. Agama
seseorang baik secara individu maupaun sebagai anggora dari
suatu masyarakat (komunitas).
2.1.6. Sumber Stres
Perasaan cemas disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum,
stressor yang mempenagruhi kecemasan terbagi dua yaitu yang
mengancam fisik dan yang mengancam sistem diri (Stuart dan
Michele, 2005).
A. Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman terhadap integritas fisik meliputi
ketidakmampuan fisik atau penurunan kemampuan fisik untuk
melakukan aktifitas, dan dapat berupa ancaman dari luar, seperti
infeksi, polusi lingkungan dan dari dalam, seperti penyakit
jantung, gangguan sistem imun, dan lainnya.
B. Ancaman terhadap sistem-diri
Hal yang dapat mengancam keutuhan sistem-diri terbagi
dalam dua jenis, yaitu internal dan external. Ancaman internal
meliputi kesulitan dalam hubungan interpesonal. Sedangkan
ancaman external meliputi kehilangan seseorang karena
kematian, perceraian, atau relokasi.
2.1.7. Skala Pengukur Kecemasan
Ada banyak instrumen yang sering digunakan untuk mengkaji
perlu dikaji meliputi keluhan utama, riwayat gejala saat ini, riwayat
psikiatri dan riwayat kesehatan, riwayat perkembangan sosial, dan
pengkajian status mental (Tusaie dan Joyce, 2013).
A. Diagnostic Assesment (pengkajian diagnostik)
a) Anxiety Disorder Interview Schedule untuk DSM-IV
(ADIS-IV)
Wawancara semi-terstruktur untuk mengkaji adanya
temuan gangguan kecemasan DSM-IV. Digunakan untuk
mengkaji adanya gangguan perasaan, dan gejala psikotik.
b) Structural Clinical Interview untuk DSM-IV (SCID-1)
Axis 1
Wawancara terstruktur yang mengandung modul dari
setiap diagnosis DSM-IV-TR axis 1. Prosedur skoring
digunakan untuk memastikan data diagnosis.
B. General Anxiety (kecemasan umum)
a) Anxiety Sensivity Index (ASI)
Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengukur
ketakutan akan kecemasan. Diperkenalkan oleh Reiss,
Peterson, Gursky, dan McNally (1986).
b) Beck Anxiety Inventory (BAI)
Quesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan untuk mengukur
tingkat pengalaman seseorang tentang gejala kecemasan
c) Hamilton Anxiety Scale (Ham-A)
Skala pengukuran semi-terstruktur yang digunakan pada
hasil pengobatan kecemasan. Terdiri dari 14 pertanyaan
tentang berbagai gejala kecemasan. Diperkenalkan oleh
Hamilton (1859).
d) Depression Anxiety Stress Scale (DASS 21)
Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari
21 pertanyaan untuk mengukur gejala kecemasan pada 1
minggu terahir.
e) Penn State Worry Questionnare (PSWQ)
Quesioner yang terdiri dari 16 pertanyaan untuk mengkaji
karakteristik dari kecemasan yang dialami. Diperkenalkan
oleh Meyer, Miller, Metzger, dan Borkovec (1990).
f) Speilberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI)
Quesioner mengenai perasaan seseorang yang terdiri dari
40 pertanyaan yang mengukur tingkat kecemasan saat ini
dan selama ini. Diperkenalkan oleh Speilberger (1983).
2.2.Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Ujian Skill-Lab
2.2.1. Praktikum Keperawatan (Skill-lab)
Praktikum (simulasi) merupakan media dalam pendidikan
keperawatan yang relatif baru digunakan untuk membantu siswa
dalam berlatih berbagai penilaian dan keterampilan klinis
sebagai kurikulum pada tahun 1960-an (Gosselin, 2013). Simulasi
didefinisikan sebagai upaya untuk meniru beberapa atau hampir
semua aspek penting dari situasi klinis sehingga situasi tersebut dapat
lebih mudah dipahami dan dikelola ketika itu terjadi secara nyata
dalam praktek klinis (Cato, 2013).
Literatur pendidikan keperawatan melaporkan bahwa simulasi
(praktikum) umum digunakan dalam instrumen klinik. Penggunaan
simulasi dalam pendidikan keperawatan terbukti efektif digunakan
untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan berfikir kritis siswa.
Kegiatan praktikum telah dimasukkan kedalam pendidikan
keperawatan karena memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses
kritis dalam pengambilan keputusan klinis yang dibutuhkan saat
praktek (Cato, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan praktikum
membantu dalam transformasi pengetahun dari kelas ke bed-side dan
terus mengarah pada pengembangan penilaian klinis (Horsley, 2012).
Liga Perawat Nasional (National League of Nurse/NLN) Amerika
mendukung akan penggunaan praktikum dalam rangka
mempersiapkan siswa dalam berpikir kritis dan mempersiapkan siswa
untuk menghadapi lingkungan klinis yang kompleks (Sanford, 2010).
Dalam sebuah survei nasional di Amerika tahun 2010 menunjukkan
bahwa 1.060 program RN menggunakan simulasi laboratotium, dan
87% siswa yang terlibat dalam aktif dalam program tersebut
2.2.2. Kecemasan Saat Praktikum
Karakter pendidikan keperawatan mengalami banyak perubahan
beberapa tahun terahir. Jones dan Johnston (1997) menemukan bahwa
mahasiswa keperawatan tidak hanya tertekan karena tugas kuliah,
namun juga berbagai stres yang berkaitan dengan perkuliahan, seperti
ketakutan akan gagal ujian, tidak adanya waktu luang, dan panjangnya
jam kuliah (Kanji, White, dan Ernst, 2004).
Penelitian membuktikan bahwa simulasi merupakan stres dan
menjadi masalah bagi siswa keperawatan. Beberapa siswa melaporkan
adanya gejala kecemasan saat pembelajaran simulasi (praktikum).
Beberapa siswa juga melaporkan mengalami gejala kecemasan berat
saat melakukan simulasi pada semua mata kuliah (Cato, 2013).
Kecemasan sering dikaitkan dengan kegiatan simulasi pada program
keperawatan di Universitas of New Hampshire (Gosselin, 2013).
Siswa melaporkan adanya peningkatan kecemasan dan stres ketika
mereka ditonton oleh fakultas (pengajar) dari jendela ruang kontrol
selama melakukan praktikum (Horsley, 2012). Afolayan et al. (2013)
mengamati bahwa sekitar 30% siswa keperawatan mengalami
kecemasan terutama saat ujian, pemeriksaan, dan presentasi.
Para peneliti menemukan bahwa kecemasan pada siswa dapat
mempengaruhi kinerja akademik siswa (Horsley, 2012). Meskipun
sindrom kecemasan saat simulasi tidak nyata benar-benar ada, namun
yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi resiko dan memastikan
keberhasilan praktikum (Blazeck, 2010).
2.2.3. Pengaruh Kecemasan Mahasiswa
Literatur pendidikan keperawatan menyebutkan bahwa
kecemasan dalam pengaturan klinis dapat mempengaruhi hasil
pembelajaran dan kemampuan klinis siswa (Cook, 2005). Stres yang
dialami siswa tidak selamanya menjadi pengalaman negatif dalam
lingkungan belajar. Joel (2006) berpandangan bahwa stres juga dapat
meningkatkan pembelajaran, pada waktu dan taraf tertentu. Jadi stres
yang menyebabkan kecemasan dapat berpengaruh positif dan negatif
(Cato, 2013).
Stres pada siswa dapat menyebabkan kecemasan yang kemudian
dapat menggganggu akademik siswa dengan menurunkan kemampuan
koping. Stres dan kecemasan tingkat tinggi dapat menghambat
memori dan kemampuan untuk memecahkan masalah, yang pada
gilirannya daat mempengaruhi kinerja akademik dan belajar siswa
(Beddoe dan Murphy, 2004 dalam Moscaritolo, 2009).
Afolayan et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa kecemasan merupakan penyebab umum dari buruknya
penampilan akademik siswa keperawatan saat melakukan ujian.
Kecemasan yang dialami mempengaruhi siswa secara fisiologis dan
psikologis. Beberapa siswa tidak dapat melakukan tindakan secara
kecemasan yang dialami siswa perlu dilakukan. Dalam sebuah studi
yang dilakukan menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami siswa
memprovokasi adanya penurunan motivasi belajar siswa dan
menjadikan siswa hanya berorientasi pada nilai ujian, bukan pada
kemampuan belajar mereka (Elcigil dan Yildrim, 2007 dalam
Mellincavage, 2008).
2.2.4. Penanganan Kecemasan Mahasiswa
Kecemasan pada mahasiswa dapat mempengaruhi belajar dan
kinerja siswa. Hal ini penting bagi pihak institusi untuk melakukan
penanganan dengan menurunkan kecemasan mahasiswa melalui
dukungan dan mempromosikan lingkungan belajar yang positif.
Bahkan lebih baik lagi jika pihak institusi keperawatan melakukan
integrasi strategi penurunan kecemasan siswa kedalam kurikulum
pendidikan yang diterapkan (Purfeerst, 2011).
Ada banyak strategi yang diajukan oleh para ahli untuk
menurunkan kecemasan mahasiswa keperawatan.
A. Pelatihan Autogenik
Autogenik adalah kegiatan terus-menerus mengulangi sebuah
pernyataan positif kepada diri sendiri dalam keadaan relaksasi
(Barnabas, 2008). Asmadi menyatakan bahwa tehnik relaksasi
autogenik mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya
seseorang harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantra,
(Asmadi, 2008). Pelatihan autogenik memberikan efek
menenangkan pada pikiran dan tubuh dan dapat digunakan untuk
mengobati kondisi medis terkait stres, misalnya angina pektoris,
hipertensi, dan dispepsia (Kanji, White, dan Ernst, 2004). Prato
dan Carolyn (2013) dalam penelitiannya terkait kecemasan pada
mahasiswa keperawatan menyimpulkan bahwa tehnik autogenik
merupakan strategi yang paling efektif untuk menurunkan
respiratory rate, nadi, dan suhu perifer.
B. Pendekatan Perilaku Kognitif
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Schiraldi
(2004) membandingkan antara pendekatan perilaku kognitif dan
manajemen stres konvensional dalam menurunkan gejala
kecemasan pada mahasiswa menunjukkan bahwa bahwa tindakan
yang pertama berhasil menurunkan kecemasan, sedangkan yang
kedua gagal untuk merubah (Brown dan Schiraldi, 2004 dalam
Masterman, 2012).
C. Pernafasan Dalam dan Santai
Busch et al. (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh nafas
dalam terhadap nyeri, aktifitas autonomik, dan mood
menunjukkan bahwa tehnik nafas dalam dapat mempengaruhi
proses autonomik dan respon terhadap nyeri.
D. Meditasi
Jurnal Biological Psychological mendefiniskan meditasi sebagai
aktifitas metabolik untuk merelaksasikan fisik dan mental untuk
mencapai keseimbangan emosi (Eifring, 2013). Studi komperatif
yang dilakukan Burns et al. (2011) menunjukkan bahwa meditasi
dapat menurunkan secara signifikan tingkat stres dan kecemasan
seseorang (Burns et al., 2011, dalam Masterman, 2012).
E. Mentoring
Instruksi dan mentoring oleh teman sebaya dapat menurunkan
kecemasan siswa, dan dapat diimplementasikan pada setiap level
dan jenjang pendidikan keperawatan (Purfeerst, 2011). Becker dan
Neuwrith (2002) mengembangkan model pembelajaran
laboratorium klinis dengan melibatkan level senior untuk
mendampingi level junior. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan
penurunan kecemasan dan meningkatkan kemampuan klinis siswa
sampai 87% (Becker dan Neuwrith, 2002 dalam Moscaritolo,
2009).
F. Aroma Terapi
Sebuah studi yang dilakukan oleh Kim dan Yun (2010) mengenai
pengaruh penggunaan aroma tertentu secara inhalasi
menyimpulkan bahwa penggunaan aroma terapi dapat
menurunkan kecemasan siswa saat praktek pemberian injeksi
intravena.
G. Humor
Humor sebagai strategi pengajaran memiliki banyak manfaat,
memfokuskan perhatian, menguatkan hubungan sosial,
meningkatkan harga diri, dan meringankan stres dan kecemasan
(Moscaritolo, 2009).
H. Relaksasi Otot
Suyamto et al. (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh
relaksasi otot dalam menurunkan skor kecemasan TMAS
mahasiswa menjelang ujian ahir program di Akademi
Keperawatan Notokusumo Yogyakarta menyimpulkan bahwa
intervensi ini mempunyai pengaruh dalam menurunkan kecemasan
mahasiswa. 2.3.Zikir 2.3.1. Definisi
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan
sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan
sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)
Almahfani (2006) menjelaskan bahwa zikir secara etimologis
berasal dari bahasa Arab dzakara-yadzkuru-dzikran (رك -رك ي-رك ) yang
berarti mengingat atau menyebut. Namun banyak ayat-ayat Al-Quran
yang mengusung makna berbeda untuk arti kata zikir, antara lain;
sebagai nama lain Al-Quran, peringatan, keagungan, wahyu, dan
Sedangkan zikir menurut istilah adalah segala proses
komunikasi seorang hamba dengan sang Kholiq untuk senantiasa ingat
dan tunduk kepada-Nya dengan cara mengumandangkan takbir,
tahmid, tasbih, memanjatkan doa, membaca Al-Quran, dan lain-lain
yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, baik sendiri atau
berjamaah, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan (Almahfani,
2006).
Sejumlah cendikiawan barat cenderung mendefinisikan zikir
dari sudut pandang latihan spiritual yang biasa dilakukan para
penganut tarikat. Junaedi (2007) menyebutkan bahwa Arberry, Alfred
Duillaume, serta Spencer Trimingham hampir sepakat mendefinisikan
zikir sebagai suatu latihan spiritual yang bertujuan untuk menyatakan
kehadiran Tuhan seraya membayangkan wujud-Nya. Atau suatu
metode yang dipergunakan untuk mencapai konsentrasi spiritual
dengan menyebut nama Tuhan secara ritmis dan berulang-ulang.
2.3.2. Jenis
Istilah yang mengungkapkan mecam-macam zikir sangat
banyak, diantaranya adalah zikir dengan hati saja atau zikir khafi
(samar) dan zikir lisan atau jahr (jelas). Selain zikir yang dilakukan
dengan hati dan lisan, ada pula istilah zikir ruh, zikir sosial, zikir fardi
(individu), zikir jama’i (berjamaah), zikir mutlak (tidak terikat dengan
waktu), dan zikir muqoyyad (terikat dengan waktu) (Harahap dan
A. Zikir Lisan
Zikir lidah (lisan) adalah dengan mengucapkan nama Allah
dengan lidah serta berulang-ulang bertasbih, bertahmid,
bertakbir, dan bertahlil dengan mengucapkan
هاإ هلإا
(Ghadeer, 2006). Zikir dalam arti sempit diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan dengan lisan atau lidah saja. Zikir
dengan lisan semata adalah peringkat zikir terendah (Harahap
dan Reza, 2008).
B. Zikir Qalbu (Hati)
Berzikir dengan hati berarti berucap sesuatu dengan lisan dan
menghadirkan makna sedalam-dalamnya kedalam hati
(Al-Syafi’i, 2010). Zikir hati yaitu menghadapkan hati sepenuhnya
hanya pada Allah. Mengingat Allah adalah ketika manusia
berhadapan dengan hal yang haram, lalu ia takut pada Allah lalu
meninggalkan yang haram tersebut (Ghadeer, 2006). Al-Imam
Abul-Hasanat Muhammad „Abdul-Hayyi Al-Lumnawi Al-Hindi
menjelaskan bahwa sesungguhnya zikir adalah lawan dari lupa,
dan zikir itu asalnya merupakan perbuatan qalbu (hati) dan
bukan lisan. Dan berzikir dengan hati memiliki pengaruh yang
istimewa yang tidak ada dalam zikir lisan (Ilham dan Debby,
2003).
C. Zikir Af’al
Zikir af’al (perbuatan) diartikan sebagai refleksi dari zikir lisan
berdimensi sosial. Zikir ini diwujudkan dalam perbuatan
sehari-hari, seperti menyantuni kaum papa, menginfakkan harta untuk
kepentingan sosial, dan melakukan hal-hal yang berguna bagi
pembangunan bangsa serta agama (Harahap dan Reza, 2008).
Para ‘Ulama berpendapat bahwa sebaik-baiknya zikir adalah
zikir dengan hati dan lisan secara bersamaan, dan berzikir dengan hati
saja lebih baik dari berzikir dengan lisan saja. Tidak diragukan lagi
bahwa berzikir dengan lisan namun hatinya lalai (tidak berzikir)
memiliki faidah yang kecil (Al-Syafi’i, 2010).
2.3.3. Zikir Asmaul Husna
Al-Syafi’i menjelaskan bahwa zikir mempunyai banyak bentuk
(lafal), dan satiap lafal zikir memiliki keutamaan dan pahala yang
besar. Dan dari sekian banyak jenis lafal zikir, tang paling utama dan
mulia adalah berzikir dengan kalimat
هاإ هلإا
,
Rasulullah SAWbersabda; “Sebaik-baiknya zikir adalah
هاإ هلإا
,
dan sebaik-baiknyadoa adalah
ه حلا
”dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “ه احبس
adalah setengah mizan,
ه حلا
melengkapinya, danهاإ هلإا
tidakada baginya dan Allah pembatas ” (Al-Syafi’i, 2010).
Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, dalam bukunya Pedoman
Zikir dan Doa menjelaskan bahwa zikir dapat dilakukan dengan
menyebut nama-nama Allah (Almahfani, 2006). Di dalam Al-Quran
menggunakan asmaul husna (nama-nama Allah yang indah)
(As-Shadr, 2007).
Allah berfirman mengenai nama-nama indah-Nya:
Artinya: “Dan milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik)
maka berdoalah kepada-Nya dengan itu (asmaul husna).” (QS. Al
-A’raf: 180).
Salah satu nama asmaul husna milik Allah adalah Ya Lathyfu
yang berarti Maha Lembut. Allah berfirman:
Artinya: “Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya; Dia
memberikan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia-lah
yang MahaKuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy-Syura: 19).
Lemah lembut membawa kebaikan, persahabatan, dan dan kasih
sayang yang tulus. Sebaliknya. Sikap kasar akan membuat orang
menjauh, bahkan membenci kita. Dengan memperbanyak membaca
Ya Lathyfu, insya Allah usaha kita akan memperoleh kesuksesan.
Wallahu A’lam (El-Bantani, 2009). Seseorang yang sedang merasa
cemas dan tegang, dengan membaca zikir Ya Lathyfu, berarti
2.3.4. Bilangan Zikir Allah berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan
sebanyak-banyaknya zikir. Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan
sore hari .” (QS. Al-Ahzab: 41-42)
Diriwayatkan oleh Hasan bin „Isa bahwa Rasulullah S.A.W
pernah bersabda:
َنُهُلِئاَق ُبيِخَي َا ٌتاَبِقَعُم
َنُهُلِعاَف ْوَأ
َنوُثَاَثَو ٌثَاَث ٍةَبوُتْكَم ٍةَاَص ِلُك َرُ بُد
ًةَريِبْكَ َنوُثَاَثَو ٌ َبْرَأَو ًةَييِ ْيَ َنوُثَاَثَو ٌثَاَثَو ًةَييِبْ َ
Artinya: “Akan dibalas dan tidak akan kecewa orang yang membaca
(mengerjakan) setiap setelah sholat wajib kalimat tasbih 33x, kalimat
tahmid 33x, dan kalimat takbir 34x”.
Ubaidillah bin Musa dalam riwayatnya menceritakan bahwa ada
seorang muslim fakir yang mengadu kepada Rasulullah karena merasa
iri dengan orang-orang kaya diantara mereka, kemudian Rasul
Artinya: “Apakah kalian ingin kuberitahu suatu hal yang jika kalian
lakukan hal tersebut kalian akan mendapatkan keutamaan (kekayaan)
seperti mereka?, bacalah setiap seetelah sholat
ُرَبْكَ ُه
11 kali,ُ ْ َحْلا
ِ ِه
11 kali,ِه َ اَحْبُس
11 kali,ُهَل َييِرَ َا ُ َ ْ َ ُه اِإ َهَلِإ َا
11 kali, niscayaakan kalian dapatkan keutamaan seperti mereka (orang kaya).”
2.3.5. Manfaat Zikir
Allah berfirman:
Artinya: “Maka, ingatlah kalian kepada-Ku (dzikir) niscaya Aku
mengingat kalian, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian
mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqoroh: 152).
Allah S.W.T berfirman :
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang
dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Diriwayatkan dari Abi Hurairoh R.A bahwa Rasulullah
Muhammad S.A.W bersabda:
ىَواَع و َكراَب هو َلّاق
:
Artinya: “Allah berfirman: Aku bersama hamba-Ku selama dia
mengingat-Ku dan bergetar kedua bibirnya (berzikir kepada-Ku).”
Hadis ini di-tahrij oleh Ibnu Majjah, di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban,
dan disebutkan kembali oleh Imam Buhkori (Al-„Asqolany, 852 H).
Zikir secara maksimal memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Manfaat zikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan
psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan,
kegundahan, kesulitan, dan depresi sehingga dapat mendatangkan
ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan kelapangan (Zainul, 2007).
Sayyid Abdul Wahab Asy-Sya’rani menyebutkan beberapa
faedah zikir (Susetya, 2012). Diantaranya adalah sebagai berikut:
pertama, zikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian; kedua, zikir
merupakan kunci dari ibadah-ibadah yang lain; ketiga, zikir
merupakan syarat atau perantara untuk masuk kehadirat Ilahi;
keempat, zikir akan membuka dinding hati dan menciptakan keihlasan
hati yang sempurna; dan kelima, melunakkan hati.
Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi menjelaskan bahwa
zikir kepada Allah bisa membasahi hati dan melunakkannya.
Sebaliknya, bila hati kosong dari zikir, ia akan menjadi panas oleh
dorongan nafsu dan api syahwat, sehingga hatinya menjadi kering dan
keras. Anggota badannya pun menjadi sulit untuk diajak taat kepada
2.4.Pengaruh zikir terhadap kecemasan
Berbagai penelitian dan studi mengenai strategi untuk menurunkan
kecemasan telah banyak dilakukan, diantara intervensi yang
diterapkanadalah zikir yang secara ilmiah terbukti dapat menurunkan
kecemasan seseorang.
Abdullah et al. (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
metode intervensi Psikoterapi Islami memberikan efek positif untuk
menurunkan General Anxiety Disorder (GAD) pada mahasiswa. pada
penelitian lain pun menunjukkan bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan
kehamilan pada ibu hamil pertama (Maimunah, 2011).
Dalam sebuah studi mengenai pengaruh religiusitas terhadap stres
kematian menunjukkan hubungan negatif secara signifikan, meskipun
memang tidak kuat karena banyak faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol
(Al-Sabwah dan Ahmed, 2006). Supradewi (2008) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa pelatihan zikir efektif untuk menurunkan afek negatif
pada mahasiswa. Sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi Sectio
2.5.Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi dari (Stuart dan Michele, 2005; Asmadi, 2008; Barnabas, 2008; Moscaritolo, 2009; Suyamto et al., 2009; Kim dan Yun, 2010; Purfeerst, 2011; Busch et al., 2012; Masterman, 2012; Afolayan et al., 2013; Eifring, 2013;
Abdullah et al., 2013).
2.6.Penelitian Terkait
2.6.1. Penelitian tentang kecemasan mahasiswa keperawatan saat praktikum
A. Afolayan et al. (2013) tentang hubungan antara kecemasan dan
penampilan akademik mahasiswa keperawatan Universitas Niger
Delta, Nigeria. Penelitian dengan desain deskriptif untuk Ancaman
Self-System Stress Usia Jenis kelamin Pendidikan Etnik Kepercayaan Ekonomi Kecemasan saat Ujan Praktikum Penampilan klinik buruk saat ujian
Mentoring Aroma Terapi Humor Relaksasi Otot Pendekatan Perilaku Kognitif Zikir Autogenik Pernafasan Dalam Meditasi Faktor yang mempengaruhi
Sumber Stres (ancaman) Strategi Penanganan
menghubungkan kedua variabel diatas dengan melibatkan 100
mahasiswa keperawatan Universitas Niger Delta. Kesimpulan
penelitian ini menyatakan bahwa kecemasan berkontribusi
terhadap buruknya keterampilan dan penampilan klinik mahasiswa
saat ujian.
B. Blazeck (2010) tentang presentasi dan penanganan sindrom
kecemasan saat praktikum. Sebuah studi kasus pada mahasiswa
keperawatan Universitas Pittsburgh. Studi ini menyimpulkan
bahwa meskipun sindrom kecemasan saat praktikum tidak
benar-nyata adanya, namun efek negatifnya ada, sehingga perlu
dilakukan tindakan untuk mencegah kecemasan berlanjut
menggangu pembelajaran siswa.
C. Horsley (2012) tentang pengaruh kehadiran dosen terhadap tingkat
kecemasan, kepercayaan diri, dan keterampilan klinis mahasiswa
keperawatan saat praktikum. Desain penelitian ini berupa
quasi-experimental dan melibatkan 91 mahasiswa keperawatan di salah
satu universitas di Amerika Utara. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa kehadiran dosen meningkatkan tingkat
kecemasan mahasiswa saat prakitikum.
D. Suyamto, Yayi, dan Caria (2009) tentang pengaruh relaksasi otot
dalam menurunkan skor kecemasan T-TMAS mahasiswa
menjelang ujian ahir program di Akademi Keperawatan
melibatkan 50 responden. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
relaksasi otot dapat menurunkan skor kecemasan mahasiswa.
2.6.2. Penelitian tentang pengaruh zikir terhadap kecemasan
A. Maimunah dan Sofia (2011) tentang pengaruh pelatihan relaksasi
dengan zikir untuk mengatasi kecemasan ibu hamil pertama.
Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen dengan
jumlah responden 10 orang ibu hamil. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pelatihan relaksasi dengan zikir dapat digunakan sebagai
salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil
pertama.
B. Yuliza (2012) tentang pengaruh zikir terhadap tingkat kecemasan
pada pasien pre-operasi sectio secarea (SC) di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini berupa
one-goup pre-test-post test yang dilakukan selama 2 bulan
(April-Mei 2012). Kesimpulan peneilitan ini menyatakan bahwa zikir
mempengaruhi kecemasan pasien pre-operasi SC.
C. Abdullah et al. (2013) tentang efektifitas intervensi psikoterapi
Islami terhadap GAD pada mahasiswa. penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
menemukan bahwa metode intervensi psikoterapi Islami
memberikan pengaruh positif untuk membantu menurunkan GAD
38 3.1. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antarvariabel. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan
hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Pengembangan kerangka
konsep dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan melihat hubungan
variabel dependen-independen dan melalui pendekatan input-output(Wasis,
2006).
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi
nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti
secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007).
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dimanipulasi oleh
peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent. Variabel
ini biasanya diamati, diukur untuk diketahui hubungannya dengan variabel
lain (Setiadi, 2007). Variabel bebas pada penelitian ini adalah membaca
zikir ”Ya Lathyfu”.
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas
terhadap segala perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek,
hasil, outcome, atau event(Hidayat, 2007). Variabel terikat pada penelitian
Variabel perancu (confounding) merupakan variabel yang
berhubungan dengan variabel bebas dan variabel terikat yang nilainya ikut
menentukan variabel lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Identifikasi variabel perancu sangat penting untuk menghindari keseimpulan
yang salah (Nursalam, 2008). Variabel perancu pada penelitian ini adalah
usia, jenis kelamin, angkatan (semester), stressor, etnik, kepercayaan, dan
tingkat ekonomi.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Suatu hasil penelitian bisa terjadi bias karena adanya faktor perancu
(confounding) yang sangat mempengaruhi (Riyanto, 2011). Untuk
menghindari bias yang disebabkan variabel perancu, harus dilakukan
pengontrolan terhadap variabel tersebut. Pada penelitian ini variabel perancu Zikir“YaLathyfu”
Skor Kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill-lab (0-56) Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Usia Jenis Kelamin Semester Stressor Etnik Kepercayaan Tingkat ekonomi Mahasiswa keperawatan yang menghadapi ujian skill-lab Variabel independen Variabel dependen Variabel perancu Variabel diidentifikasi
dikontrol dengan metode matching yaitu menyingkirkan perancu dengan
cara menyamarkan variabel perancu diantara dua kelompok. Cara matching
yang sering digunakan adalah individual matching. Pada cara ini variabel
perancu pada kedua kelompok sudah disamakan, yaitu usia, jenis