• Tidak ada hasil yang ditemukan

C  KLIK III MODEL WHEEL

D.  KLIK   IV   MODEL WHEEL

4.3  Analisa Data

Hasil  penelitian  ini  mendapatkan  adanya  jaringan  komunikasi  informal  pada  Biro Umum dan Humas BPPT.  Jaringan  komunikasi  informal ini terbentuk  tanpa  direncanakan  dan  bersifat  tidak  resmi,  karena  terjadi  dari  obrolan­obrolan  atau  desas­desus  yang  menyebar  dari  mulut  ke  mulut  sehingga  dalam  jaringan  tersebut terdapat keterangan­keterangan yang tidak resmi. 

Jaringan  komunikasi  informal  yang  ada  pada  Biro  Umum  dan  Humas  BPPT  tidak  hanya  dilakukan  pada  karyawannya  saja,  tetapi    melibatkan  juga  atasan  Humas  tersebut.  Terbentuknya  klik­klik  pada  humas  tidak  hanya  didasarkan  pada  kedudukan  anggota  klik,  tetapi  karena  mereka  sudah  saling  mengenal,  sehingga  mereka  dapat  saling  terbuka  satu  sama  lain,  serta  menumbuhkan  rasa  saling  percaya  diantara  mereka  dalam  membicarakan  masalah­masalah yang ada. 

Dalam  penelitian  ini  terlihat  jelas  bahwa  klik­klik  pada  Biro  Umum  dan  Humas  yang terbentuk di dalam  jaringan  komunikasi informal  ini memang tidak  hanya  melihat  dari  kedudukan  orang  tersebut,  melainkan  juga  dari  rasa  kepercayaan, sifatnya yang familiar serta terbuka dari orang yang diajak bicara. 

Dalam penelitian ini terlihat bahwa faktor kepercayaan, faktor familiar dan  terbuka  serta  faktor  jabatan  merupakan  unsur  yang  penting  untuk  dapat  melakukan komunikasi dengan efektif,  di dalam melakukan komunikasi informal  terutama masalah kedisiplinan kerja. Faktor tersebut banyak dipilih karena untuk  dapat berkomunikasi dengan orang lain kita harus tahu dulu apakah orang tersebut  dapat dipercaya atau tidak. 

Dengan  adanya  kepercayaan  mereka  dapat  berkomunikasi  dengan  orang  tersebut  dengan  bebas  tanpa  harus  takut  pesan  yang  kita  sampaikan  akan

diberitakan  lagi pada orang  lain.  Dalam penelitian pada Biro  Umum dan Humas  BPPT,  bahwa  jaringan  komunikasi  informal  itu  berperan  penting  dalam  penyelesaian permasalahan yang ada dalam organisasi. 

Melalui  jaringan  komunikasi  informal  para  atasan  di  Biro  tersebut  dapat  cepat  mengetahui  masalah­masalah  kedisiplinan  kerja  yang  membuat  para  karyawannya  merasa  tidak  nyaman,  sehingga  permasalahan  yang  ada  dalam  organisasi dapat  cepat ditangani dan tidak berlarut­larut, dan  kondisi  kerja dapat  kembali nyaman. 

Dalam  penelitian  ini  tergambar  jelas  bahwa  dengan  adanya  jaringan  komuniksasi  informal  yanng  terbentuk  pada  Biro  ini  merupakan  penghubung  antara atasan dan bawahan,  sehingga tidak terdapat  kesenjangan diantara mereka  dan  komunikasi  informal  dapat  berjalan  dengan  sendirinya,  permasalahan  kedisiplinan kerja pun dapat diatasi. 

Dalam masalah ini yang banyak dibicarakan adalah tanggung jawab dalam  menyelesaikan pekerjaan, penggunaan jam kerja, serta tentang semangat/ inisiatif  dalam  melakukan  pekerjaan,  ketiga  masalah  tersebut  sangat  banyak  dibicarakan  karena  menyangkut  kepentingan  perusahaan  dan  kepentingan  karyawan  itu  sendiri. 

Tanpa  adanya  rasa  tanggung  jawab  yang  besar  dalam  menyelesaikan  pekerjaan maka tidak akan dapat memajukan perusahaan dan bagi diri sendiri pun  tidak  akan  ada  peningkatan  karir,  selain  rasa  tanggung  jawab  juga  perlu  rasa  semangat  atau  inisiatif  dalam  melakukan  pekerjaan,  karena  tanpa  adanya  rasa  tersebut maka tidak akan tercapai tujuan dari perusahaan atau organisasi. 

Penelitian pada karyawan Biro Umum dan Humas BPPT ditemukan tujuh  peran  responden  yang  mempunyai  fungsi  masing­masing,  di  mana  fungsi  dalam

peranan tersebut sangat penting untuk kelangsungan jaringan komunikasi informal  yang ada. 

Peran  Opinion  Leader  sebanyak  3  orang,  responden  tersebut  tidak  semuanya  memiliki  otoritas  formal  dalam  organisasi,  tetapi  mereka  dapat  membimbing  dan  mempengaruhi  tingkah  laku  dan  keputusan  anggota  kliknya.  Peran  Gate  Kepeer  atau  penjaga  gawang  sebanyak  4  orang,  mereka  merupakan  yang mengkontrol arus informasi diantara anggota kliknya. 

Peran  Cosmopolite  sebanyak  4  orang,  mereka  adalah  orang  yang  menghubungkan  kliknya  dengan  lingkungan  luar  kliknya  yang  lebih  luas.  Peran 

Liaison sebanyak 4 orang, mereka merupakan penghubung antara satu  kelompok  klik dengan kelompok klik lainnya, dan mereka ini responden yang bukan anggota  kedua kelompok.  Peran Isolate sebanyak 2 orang, mereka merupakan responden yang paling  sedikit atau tidak sama sekali melakukan kontak atau komunikasi atau yang sering  di katakan sebagai penyendiri. Untuk peran Star hanya ada 1 orang, responden ini  adalah responden  yang paling banyak dipilih oleh responden lainnya. Sedangkan  peran  Bridge  sebanyak  4  orang  responden,  mereka  ini  adalah  orang  yang  menghubungkan  antara  klik  satu  dengan  klik  lainnya,  tetapi  responden  tersebut  merupakan anggota dari salah satu klik tersebut. 

Jumlah  klik  yang  ada  pada  jaringan  komunikasi  informal  di  Biro  Umum  dan  Humas  BPPT  sebanyak  4  klik.  Di  mana  masing­masing  klik  terdapat  4  sampai  6  orang  responden.  Responden  yang  ada  pada  setiap  klik  tidak  hanya  memegang  satu  peranan,  tetapi  ada  beberapa  orang  yang  memegang  lebih  dari  satu peran dalam jaringan komunikasi informal ini, mereka adalah responden no.  11 yang berperan sebagai Opinion Leader, Star dan Cosmopolite. Responden no.

13 berperan sebagai Gate Keeper dan Cosmopolite. Sedangkan responden no.  17  berperan sebagai Cosmopolite dan Bridge. Mereka yang memiliki peran lebih dari  satu, karena mereka memiliki kelebihan dibandingkan  responden lainnya. 

Klik­klik  yang terbentuk di sini bersifat informal tidak mengikuti struktur  formal, tetapi terjadi interaksi sosial yang wajar diantara anggota organisasi. Klik­  klik  ini  membentuk  beberapa  model  jaringan  komunikasi  informal,  klik  I  yaitu  membentuk  model  Wheel,  klik  II  terbentuk  klik  all  channel,  klik  III  terbentuk  model Wheel, sedangkan klik IV terbentuk model Wheel. Masing­ masing model  memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Kelebihan pada model all channel adalah semua anggota klik mempunyai  kekuatan  yang  sama  untuk  mempengaruhi  anggota  klik  lainnya.  Antara  anggota  klik  dapat  melakukan  interaksi  secara  timbal  balik.  Antara  anggota  klik  bisa  berkomunikasi  sangat  mudah  dengan  setiap  anggota  kliknya.  Sedangkan  kekurangannya  adalah  tidak  adanya  seorang  pimpinan  pada  klik  tersebut,  sehingga  peran  seorang  pemimpin  untuk  memberikan  arahan  atau  masukan  (penengah)  kepada  anggotanya  dalam  setiap  terjadinya  suatu  masalah  yang  ada  tidak ada, karena di sini posisi tiap anggotanya sama kuat. Sehingga apabila tidak  ada rasa saling mengalah, maka tidak akan menemukan jalan keluarnya. 

Kelebihan  pada  model  wheel  adalah  sistem  jaringan  komunikasi  di  sini  menjadikan  semua  laporan,  instruksi,  perintah  kerja,  dan  pengawasan  terpusat  pada  satu  orang  pemimpin  yang  dapat  memimpin  dengan    empat  bawahan  atau  lebih.  Sedangkan  kekurangannya  adalah,  tidak  terjadi  interaksi  (komunikasi)  antara satu bawahan dengan bawahan lainnya. Apabila seorang anggota klik ingin  memberikakn  pesan  kepada  anggota  klik  lain  harus  disampaikan  kepada

pemimpin  terlebih  dahulu.  Jadi  hanya  satu  orang  yang  dapat  mengirim  dan  menerima pesan dari anggota klik. 69 

Di dalam model tersebut terjadi juga dua pola komunikasi pertama mutual 

pair di mana antara anggota klik dapat saling bertukar informasi atau melakukan 

hubungan  timbal  balik  diantara  anggota­anggota  klik  untuk  saling  bertukar  informasi,  dan  yang  kedua  terjadi  pola  interlocking  di  mana  setiap  anggota  klik  bebas memilih siapa yang akan diajak berkomunikasi. 

69 

Rosady Rusla, Manajemen PR dan Media Komunikasi, Jakarta, 2005, PT. Raja Grafindo Persada,  hal: 108‐109

BAB V 

Dokumen terkait