• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kinerja Keuangan

Dalam dokumen id annual report 2013 (Halaman 44-46)

Beban Pokok Penjualan

Biaya penjualan Perseroan terdiri dari biaya yang berkaitan dengan gaji dan tunjangan karyawan (termasuk biaya dokter profesional), obat-obatan dan perlengkapan medis, biaya penyusutan, persediaan klinis, makanan dan minuman, perbaikan dan pemeliharaan dan biaya lainnya sehubungan dengan rawat inap dan layanan rawat jalan. Biaya penjualan Perseroan meningkat sebesar 37% pada tahun 2013 menjadi Rp 1.845 miliar dari Rp 1.343 miliar pada tahun 2012. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban-beban pokok penjualan di pasien rawat inap dan rawat yang berkaitan dengan gaji dan tunjangan karyawan, obat-obatan dan perlengkapan medis serta beban pokok penjualan pasien rawat inap yang berkaitan dengan biaya penyusutan dan lain-lain. Beban pokok penjualan pasien rawat inap yang berkaitan dengan gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat sebesar 29% menjadi Rp 511 miliar selama 2013 dari Rp 396 miliar pada tahun 2012.

Biaya pokok penjualan yang berkaitan dengan obat- obatan dan perlengkapan medis meningkat 32% menjadi Rp 372 miliar di tahun 2013 dari Rp 281 miliar di tahun 2012. Beban pokok penjualan yang berkaitan dengan biaya penyusutan meningkat sebesar 69% menjadi Rp 97 miliar pada 2013 dari Rp 57 miliar pada 2012. Beban pokok penjualan yang berkaitan dengan makanan dan minuman meningkat sebesar 72 % menjadi Rp 45 miliar pada 2013 dari Rp 26 miliar pada 2012. Beban pokok penjualan lain bi meningkat sebesar 119% menjadi Rp 38 miliar pada 2013 dari Rp 17 miliar pada 2012. Beban pokok penjualan pasien rawat jalan yang berkaitan dengan gaji dan tunjangan karyawan meningkat sebesar 24% menjadi Rp 337 miliar pada 2013 dari Rp 273 miliar pada 2012. Beban pokok penjualan pasien rawat jalan yang berkaitan dengan obat-obatan dan perlengkapan medis meningkat sebesar 57% menjadi Rp 250 miliar pada tahun 2013 dari Rp 159 miliar pada 2012.

Kenaikan di atas terutama disebabkan oleh pembukaan Siloam Hospitals Bali dan Siloam Hospitals TB.

Laba Bruto

Laba bruto Perseroan meningkat 48% menjadi Rp 659 miliar pada tahun 2013 dari Rp 445 miliar pada tahun 2012.

Beban Usaha

Beban usaha Perseroan untuk tahun 2013 sebesar Rp 583 miliar atau naik 58% dari Rp 368 miliar pada 2012. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal berikut:

- Beban Penjualan meningkat sebesar 61% menjadi Rp 26 miliar pada tahun 2013 karena meningkatnya biaya pemasaran dan periklanan yang bertambah sebesar 81% menjadi Rp 16 miliar pada tahun 2013 dari Rp 9 miliar pada tahun 2012.

- Beban Umum dan Administrasi meningkat sebesar 58% dari tahun 2012, terutama disebabkan oleh kenaikan gaji dan tunjangan karyawan, biaya air dan listrik, biaya kantor dan biaya penyusutan. Gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat sebesar 53% menjadi Rp 202 miliar pada tahun 2013 dari Rp 131 miliar pada 2012. Biaya air dan listrik meningkat sebesar 53% menjadi Rp 75 miliar pada 2013 dari Rp 49 miliar pada 2012. Biaya kantor lainnya meningkat sebesar 75% menjadi Rp 74 miliar pada 2013 dari Rp 42 miliar pada 2012. Beban penyusutan meningkat sebesar 64% menjadi Rp 52 miliar pada 2013 dari Rp 32 miliar pada 2012. Kenaikan di atas terutama sebagai akibat dari pembukaan rumah sakit baru pada tahun 2013.

Penghasilan Bunga

Penghasilan bunga Perseroan meningkat sebesar 236% menjadi Rp 12 miliar pada tahun 2013 dari Rp 4 miliar pada 2012, terutama disebabkan oleh pendapatan bunga tabungan dan deposito bank yang lebih besar.

Beban Keuangan

Beban keuangan Perseroan meningkat sebesar 5% menjadi Rp 19 miliar pada 2013 dari Rp 18 miliar pada 2012, terutama disebabkan oleh peningkatan biaya administrasi bank sebagai akibat dari peningkatan jumlah pasien yang membayar melalui kartu kredit.

Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak mengalami penurunan

sebesar 7% menjadi Rp 72 miliar pada 2013 dari Rp 77 miliar pada tahun 2012 karena alasan-alasan yang telah disebutkan di atas.

Beban Pajak

Beban pajak kami menurun sebesar 14% menjadi Rp 22 miliar pada 2013 dari Rp 25 miliar pada tahun 2012 terutama disebabkan menurunnya penghasilan kena pajak sebagai akibat dari peningkatan perubahan penyusutan rumah sakit baru yang dibuka pada tahun 2012 dan 2013.

Laba Bersih

Laba bersih Perseroan mengalami penurunan sebesar 3% menjadi Rp 50 miliar pada 2013 dari Rp 52 miliar pada 2012. Penurunan ini terutama disebabkan oleh alasan- alasan yang telah disebutkan di atas.

Aset

Total Aktiva Perseroan meningkat sebesar 64% menjadi Rp 2.600 miliar pada tahun 2013 dari Rp 1.586 miliar pada tahun 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013, posisi Kas dan Setara Kas Perseroan adalah sebesar Rp 515 miliar, tumbuh 206% dari tahun 2012 karena saldo hasil dari IPO yang belum digunakan. Aset Tetap meningkat sebesar 62% menjadi Rp 1.402 miliar pada tahun 2013 dari Rp 865 miliar pada tahun 2012 karena pembukaan 2 rumah sakit baru dan akuisisi 2 rumah sakit di Bali.

Liabilitas

Jumlah kewajiban pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 962 miliar atau turun 28% dari Rp 1.342 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan jumlah kewajiban ini karena pembayaran sebagian pinjaman Persroan dari PT Lippo Karawaci, Tbk (sebagai perusahaan induk). Jumlah kewajiban lancar pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 296 miliar, meningkat 11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 268 miliar. Kenaikan kewajiban lancar terutama disebabkan peningkatan volume transaksi dengan pemasok obat-obatan dan perlengkapan medis.

Jumlah kewajiban jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp 666 miliar, turun 28% dibandingkan dengan Rp 1.073 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya pembayaran parsial pinjaman kepada perusahaan induk dari hasil IPO .

Ekuitas

Total Ekuitas Perseroan mencatat peningkatan dari Rp 245 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 1.639 miliar pada tahun 2013. Faktor utama penyebab kenaikan adalah karena penerbitan saham baru pada IPO 12 September 2013.

Kebijakan Dividen

Perseroan akan membayar dividen tunai berdasarkan kinerja keuangan dan kondisi keuangan dalam jumlah yang setara dengansebanyak-banyaknya 10% dari laba bersih setiap tahunnya jika laba bersih konsolidasi setelah dipotong pajak pada tahun buku tersebut mencapai minimum Rp 150 miliar, dan dalam kisaran dari 15% hingga 30% dari pendapatan bersih jika pendapatan bersih konsolidasian setelah dipotong pajak pada tahun buku tersebut lebih dari Rp 150 miliar untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang.

Transaksi Material

Berikut ini adalah transaksi material pada tahun 2013 : 1. Pembukaan SHDP (Siloam Hospitals Bali) pada tanggal

1 Januari 2013.

2. Pembukaan SHTB (Siloam Hospitals TB) pada tanggal 1 Juli 2013.

3. IPO pada tanggal 12 September 2013.

4. Akuisisi 2 rumah sakit di Bali (BIMC - Kuta dan Nusa Dua) pada tanggal 14 Desember 2013.

Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan

Dalam dokumen id annual report 2013 (Halaman 44-46)

Dokumen terkait