• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Dalam dokumen id annual report 2013 (Halaman 60-62)

e. Kewajaran, yaitu kesetaraan di dalam memenuhi hak- hak seluruh pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Sehubungan dengan ini, Perseroan telah menerapkan perlakuan yang setara kepada publik, otoritas maupun seluruh pemangku kepentingan serta memperhatikan hak dan kewajiban para karyawan secara adil dan wajar.

III. Tata Kelola Klinis dan Standar Mutu

Perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Setiap rumah sakit Perseroan mengikuti protokol standar yang ditetapkan oleh JCI dan National Healthcare Regulation. Pendekatan Perseroan terhadap tata kelola klinis dibagi menjadi empat unsur utama, yaitu

akreditasi Sumber Daya Manusia, tata kelola praktek klinis, manajemen risiko klinis dan komitmen untuk pendidikan klinis berkelanjutan.

1. Mandat Sumber Daya Manusia

Untuk memastikan bahwa semua dokter Perseroan telah memenuhi syarat dengan benar dan standar yang tertinggi, semua calon dokter harus melalui proses mandat sebelum bekerja dengan Perseroan dan semua dokter yang saat ini bekerja bersama Perseroan harus melakukan proses mandat ulang setiap 3 tahun di masing-masing lingkup praktek mereka.

Perseroan juga telah mengembangkan program pelatihan pengobatan darurat dan sertiikasi tersendiri yang mengambil model dari program Rumah Sakit Johns Hopkins, untuk memberikan pelatihan tambahan bagi perawat, paramedis dan dokter, sebagai tambahan dari program pelatihan standar yang dilakukan oleh masing-masing staf medis. Sebagai tambahan, Perseroan bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin untuk menyediakan program PhD untuk dokter.

2. Tinjauan Praktek Klinis

Perseroan telah membentuk struktur organisasi di setiap rumah sakit yang melibatkan semua tingkat staf klinis di rumah sakit, termasuk komite medis dan komite perawatan, yang melakukan peninjauan atas laporan pagi, laporan kasus dan komen apapun yang diterima setiap hari.

Manajemen Perseroan juga terus memantau dan meninjau standar klinis rumah sakit Perseroan untuk memastikan adanya perbaikan secara terus menerus serta untuk memastikan bahwa program saat ini berfungsi secara efektif dan staf medis rumah sakit memenuhi standar yang ditetapkan. Ulasan praktek klinis Perseroan meliputi audit klinis atas catatan medis dan kasus penyakit, pembentukan prosedur yang ketat untuk mengatur pasien bedah, pengendalian infeksi dan kesadaran keselamatan kerja. Saat ini terdapat 23 pedoman klinis dan 370 prosedur operasi standar guna mengelola dan mendukung kinerja klinis. Semua dokumen ini disimpan oleh aplikasi Q-Pulse Enterprise sebagai e-document dan juga mendukung proses audit klinik dan CAPA (Corrective Action & Preventive Action).

Dalam rangka menyediakan layanan terbaik kepada pasien, Perseron berfokus pada IPSG (International Patient Safety Goals).

3. Manajemen Risiko Klinis

Selain pengawasan dan penilaian internal, Perseroan juga melakukan penilaian dan kritik eksternal terhadap praktek klinis melalui penggunaan konsultan eksternal dalam bidang-bidang seperti pengendalian infeksi, protokol klinis, pedoman klinis dan tata kelola klinis. Melakukan peniliain dan kritik eksternal memungkinkan staf klinis dan manajemen untuk mendapatkan perspektif obyektif pada bidang tertentu yang berfungsi dengan baik maupun daerah

yang membutuhkan perbaikan dari praktek. Ini juga termasuk pengakuan eksternal dalam bentuk akreditasi, secara nasional oleh National Hospitals Accreditation Committee dan secara internasional oleh JCI dan ISO. Selanjutnya, Perseroan juga menerima masukan dari pasien.

4. Komitmen Untuk Pendidikan Klinis Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan staf medis Perseroan merupakan bagian yang integral untuk menjaga pengetahuan dan keterampilan kontemporer staf, sehingga mereka dapat menegakkan protokol praktek klinis dan menerapkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah klinis.

Perseroan menyediakan pelatihan untuk staf klinis melalui kombinasi pelatihan on-the-job, program internal dan eksternal dan workshop. Kebijakan Perseroan menyatakan bahwa staf medis harus menyelesaikan 40 jam pelatihan, sedangkan staf non- medis menyelesaikan 20 jam pelatihan per tahun. Perseroan percaya bahwa pemahaman atas inovasi baru dan pentingnya protokol tertentu memfasilitasi penerimaan dan penggunaan protokol, yang pada akhirnya menjunjung tinggi keselamatan pasien. Perseroan berlangganan pada database online, Uptodate.com, yang menyediakan akses kepada staf klinis ke lebih dari 300.000 jurnal medis. Selain itu, SDPDP menyediakan spesialis pengujung dengan manfaat dan hak istimewa untuk mendukung pertumbuhan profesional mereka. Berpartisipasi dalam program tersebut juga memungkinkan dokter untuk mendapatkan akses ke program-program Continuous Medical Education melalui seminar dan konferensi di Indonesia maupun di luar negeri.

Selanjutnya, Perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan Singapore Health Services Pte Ltd (“SingHealth”), dimana SingHealth akan menyediakan pelatihan untuk staf medis Perseroan dan Perseroan akan mereferensikan pasien kepada SingHealth untuk jenis perawat an khusus.

IV. Elemen GCG

Guna menjamin penerapan Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang efektif dan berkelanjutan, Perseroan terus berupaya menyempurnakan perangkat-perangkat pendukung GCG sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

1. Peraturan Perusahaan

Perseroan telah memiliki Peraturan Perusahaan yang telah disahkan, berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tertanggal 7 Maret 2011 No. KEP.560/15797/DISNAKERTRANS.

Peraturan Perusahaan bersama dengan kebijakan- kebijakan perusahaan Perseroan menjadi landasan dalam menjamin hak dan kewajiban Perseroan maupun para karyawannya. Dengan peraturan dan kebijakan-kebijakan ini, dapat tercipta suatu kondisi dan hubungan kerja yang harmonis antara Perseroan dan para karyawannya demi kelancaran dan kemajuan usaha.

2. Kebijakan Perusahaan

Perseroan meyakini bahwa penerapan prinsip GCG dalam segala hal akan mendorong peningkatan kinerja Perseroan dalam jangka panjang. Kebijakan perusahaan Perseroan yang diambil akan selalu memperhatikan nilai-nilai dan sifat-sifat kepemimpinan Perseroan. 3. Prosedur Perusahaan

Seluruh kegiatan operasional di dalam rumah sakit- rumah sakit Perseroan berjalan dengan mengikuti prosedur perusahaan Perseroan yang penyusunannya dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG. Selanjutnya prosedur perusahaan Perseroan disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait untuk memastikan penerapan yang tepat pada setiap jenjang kegiatan. Prosedur perusahaan Perseroan ditinjau secara berkala dan disempurnakan apabila diperlukan.

4. Penilaian Penerapan GCG

Dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas penerapan GCG, penilaian di dalam Perseroan harus dilakukan oleh pihak independen. Kriteria dan metodologi yang digunakan dalam menilai implementasi GCG meliputi 7 aspek pokok, yaitu: 1. Hak dan tanggung jawab pemegang saham 2. Kebijakan GCG

3. Penerapan GCG

4. Pengungkapan informasi 5. Manajemen risiko

6. Hubungan dengan para pemegang saham 7. Komitmen

IV. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

Organ Perseroan

Perseroan memiliki 3 organ, yaitu:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yaitu forum pengambilan keputusan tertinggi bagi para pemegang saham.

2. Dewan Komisaris, yaitu pengawas pengelolaan Perseroan oleh Direksi.

3. Direksi, yaitu pengelola Perseroan.

Pengelolaan Perseroan dilakukan oleh Direksi dengan diawasi oleh Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan tugas pengawasan pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit. Sementara itu, Direksi dibantu oleh Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan.

1. RUPS

RUPS memiliki wewenang untuk, antara lain, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui laporan keuangan serta menetapkan remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan (RUPST) dan RUPS luar biasa.

2. Dewan Komisaris

Tugas dan Kewenangan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS dan tugas Presiden Komisaris adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.

Tugas-tugas pokok Dewan Komisaris secara kolektif di antaranya adalah:

1. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, memberi nasihat dan persetujuan kepada Direksi berkenaan dengan rencana pengembangan Perseroan, Rencana Kerja Jangka Panjang (RKJP), Rencana Kerja Tahunan (RKT) serta pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melakukan tindakan untuk kepentingan Perseroan dan bertanggung jawab kepada RUPS. Dewan Komisaris mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan dan segera melaporkan kepada RUPS apabila Perseroan menunjukkan gejala kemunduran yang mencolok

Dewan Komisaris juga memberi saran kepada RUPS mengenai persoalan lainnya yang dianggap penting termasuk mengusulkan kepada RUPS mengenai akuntan publik yang akan melakukan audit di Perseroan.

3. Menentukan sistem nominasi, evaluasi kinerja, remunerasi yang transparan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang selanjutnya diajukan untuk persetujuan RUPS. Dewan Komisaris juga menentukan sistem nominasi, remunerasi, evaluasi kinerja para eksekutif senior (general manager atau setara) yang tidak menjabat sebagai anggota Direksi.

4. Menetapkan Key Performance Indicator (KPI) Direksi setiap awal tahun kerja serta memantau efektivitas praktik GCG dan pelaksanaan CSR Perseroan.

Dalam menjalankan tugasnya melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Perseroan, Dewan Komisaris mempunyai hak dan kewenangan di antaranya adalah: 1. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen lainnya,

memeriksa kas, surat berharga dan kekayaan Perseroan termasuk meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan untuk keperluan veriikasi.

2. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan- pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan dan meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.

3. Melalui rapat, setiap waktu berhak untuk memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi apabila mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau terdapat indikasi melakukan kerugian Perseroan atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan mendesak bagi Perseroan.

Masa Jabatan Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Setiap anggota Dewan Komisaris menjabat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya dan berakhir pada penutupan RUPST berikutnya dan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya.

Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Perseroan, tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau

Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Dalam dokumen id annual report 2013 (Halaman 60-62)

Dokumen terkait