• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka melihat posisi Bank Agro, analisis Space Matrix digunakan untuk melihat posisi dan arah pengembangan strategi bank selanjutnya. Berdasarkan analisis Space Matrixtersebut dapat terlihat dengan jelas garis vektor bersifat negatif baik untuk kekuatan keuangan (KU) maupun kekuatan industri (KI), sehingga dapat dikatakan bahwa Bank Agro ini secara keuangan relatif lemah sehingga tidak dapat mendayagunakan secara optimal keuntungan kompetitifnya. Bank Agro Niaga disarankan melaksanakan strategi marketing yang kompetitif untuk merebut market share. Pada Tabel 8 dapat dilihat analisis matriks SPACE.

Tabel 8 Matrik SPACE Analisis Kekuatan Keuangan dan Stabilitas Lingkungan Bisnis

Posisi Faktor Strategi Internal Rating Posisi Faktor Strategi Eksternal Rating

Kekuatan Keuangan (KU) Stabilitas Lingkungan Bisnis (SL)

1. Imbal hasil atas aset 2009 sebesar 0,18%, dan sebesar 2010 0,67%

2. Imbal hasil atas equitas 2009 sebesar 0,79% dan 2010 sebesar 4,17%

3. Rasio kecukupan modal 2009 sebesar 19,63%, dan 2010 sebesar 14,42%

4. Rasio dana terhadap kredit 2009 sebesar 80,99% dan 2010 sebesar 86,68%

5. Rasio kredit bermasalah bersih 2009 sebesar 4,47% dan 2010 sebesar 1,84%

6. Margin bunga bersih 2009 sebesar 4,98% dan sebesar 2010 5,03% 7. Biaya opersional/Pendapatan operasional 2009 sebesar 97,98% dan 2010 sebesar 95,84% 8. Harga saham Q IV Rp.168/lembar

9. Nilai EVA dan MVA rendah

1 2 2 1 2 2 1 1 1 1. Inflasi 2011 sebesar 6,38 % 2. Pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 6,1% dan 2011 sebesar 6,5%

3. Suku bunga bank Indonesia sebesar 6,7% tahun 2011 4. Kompetisi pasar semakin

tinggi

5. Kemajuan teknologi perbankan

6. Melemahnya kondisi pasar modal akibat krisis USA dan Eropa

7. Kebijakan ekonomi pemerintah memperkuat sektor agrobisnis

8. Inovasi,new business model disegmen retail -2 -6 -2 -2 -6 -2 -6 -6 13 32

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dapat dijelaskan posisi faktor strategis yaitu;

A. Faktor internal dari kekuatan keuangan bank dan Keunggulan Kompetitif (KK) sebagai berikut;

1. Kekuatan keuangan bank menunjukan imbal hasil atas aset tahun 2009 sebesar 0,18%, meningkat sebesar 0,67% tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan kemampuan Peseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang dimiliki yang dukur dari perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata jumlah aktiva meningkat. Imbal hasil atas equitas tahun 2009 sebesar 0,79% meningkat sebesar 4,17% tahun 2010. Kinerja Perseroan dalam menghasilka laba bersih dari modal sendiri yang di investasikan meningkat. Imbal hasi ekuitas rata – rata juga mengalami perbaikan karena rugi bersih sejak tahun 2008 berkurang dibandingkan tahun sebelumnya dan hal ini berpengaruh pada laporan keuangan pada tahun 2009 dan 2010.

2. Rasio kecukupan modal tahun 2009 sebesar 19,63%, dan menurun sebesar 14,42% tahun 2010 hal ini disebabkan pengelolaan aktiva produktif kurang lancar atau NPL meningkat, tetapi posisi CAR diatas masih memenuhi ketetuan Bank Indonesia diatas > 8%, artinya Perseroan mampu mengembangkan usaha lebih baik. Sementara itu, Rasio dana terhadap kredit tahun 2009 sebesar 80,99% dan tahun 2010 meningkat sebesar 86,68%. Pada posisi ini bank cuku efektif menjalankan fungsi intermedisi

3. DPK yang dihimpun oleh bank untuk disalurkan kepada Industri. Sedangkan perkembangan Rasio kredit bermasalah bersih 2009 sebesar 4,47% menurun signifikan tahun 2010 sebesar 1,84% artinya bank menjalankan fungsi intermediasi secara prudent sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang fungsi pengendalian risiko.

4. Pendapatan bank dari margin bunga bersih tahun 2009 sebesar 4,98% meningkat menjadi 5,03% tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan kualitas aktiva produktif yang dimiliki Perseroan dikelola dengan prinsip kehati-hatian. Kemudian disisi operasional bank mampu mengendalikan beban operasional secara efektif untuk menaikan laba bersih bank terbukti dengan menurunnya rasio BOPO yang dimiliki Biaya opersional/Pendapatan operasional tahun 2009 sebesar 97,98% menurun sebesar 95,84% tahun 2010, masih dibawah ketentuan Bank Indonesia.

5. Perkembangan harga saham Q IV Rp.168/lembar tahun 2010 menunjukan trend yang positif dibandingkan periode sebelumnya Desember 2007

sampai dengan Oktober 2009 tidak terjadi perdagangan saham, walaupun apresiasi pasar belum positif menaggapi kinerja bank. Kondisi ini menyebabkan return saham bank rendah sehingga tidak menciptakan laba ekonomis dan nilai tambah pasar.

6. Keunggulan kompetitif Bank Agro dilihat dari besarnya pertumbuhan Captive market agrobisnis mencapai 63% dari keseluruhan kegiatan usaha bank. Bank Agro didirikan untuk menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia dengan pendirian awal modal saham dimiliki DAPENBUN PT.Perkebunan Nusantara. Dalam menjalankan usahanya Perseroan menerapkan suku bunga cukup kompetitif dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan. Suku bunga kredit tahun 2009 dan tahun 2010 berkisar 10% - 12% dibandingkan rata – rata industri mencapai 12%. Suku bunga acuan ini cukup kompetitif untuk meningkatkan ekspansi kredit.

7. Menghimpun DPK bank dengan menawarkan produk keuangan inovatif seperti tabungan, giro, dan deposito dengan tetap menjaga positif spread bagi perseroan. Selain itu perseroan mengembangkan produk dan jasa layanan transaksi yang dapat meningkatkan pendapatan komisi. Kekuatan penawaran produk disertai dengan strategi Financial service marketing melalui hadia dan undian yang menarik para nasabah.

8. Dalam menjalankan manajemen perseroan, direksi secara konsisten menerapkan GCG sesuai peraturan Bank Indonesia. Prinsip – prinsip GCG yang dijalankan adalah transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran. Selanjutnya untuk mendukung GCG direksi membangun core values perusahaan untuk menjaga faktor kepercayaan yang merupakan aset utama yang diletakan pada posisi prioritas. Core values bank terletak pada Visi bank terdepan dan terpercaya disektor agrobisnis nasional denagn menjadi bank yang sehat, efisien dengan menawarkan produk layanan yang berkualitas. Strategi mewujudkan usaha tersebut bank menerapkan manajemen risiko secara efektif agar tetap protektif terhadap kemungkinan risiko dalam menjalankan bisnis. Kemudian disamping produk yang inovatif dan layanan yang berkualitas

bank juga membangun technology banking system untuk menunjang kegiatan operasional bank dalam melayani kebutuhan nasabah, antara lain dengan membuka kantor pelayanan ATM disetiap kantor cabang pembantu.

Tabel 9 Matrik SPACE Analisis Keunggulan Kompetitif dan Kekuatan Industri

Keunggulan Kompetitif (KK) Rating Kekuatan Industri (KI) Rating

1. Captive market agrobisnis sebesar 63%

2. Tingkat suku bunga kompetitif 3. Produk keuangan inovatif 4. Financial service marketing 5. Good corporate governance 6. Core values perusahaan 7. Management risk 8. Teknologi perbankan -6 -2 -2 -3 -4 -4 -3 -2

1. Market share kredit BUSN devisa 2010 sebesar 39,59%

2. Pertumbuhan pangsa pasar kredit tinggi 2010 sebesar 20,10%

3. Pertumbuhan DPK sebesar 13,30%

4. Pertumbuhan aset naik sebesar 13,23%

5. Prospek laba naik sebesar 28,04%

6. NPL turun sebesar 3,98 % dari ketentuan BI 5% 7. Kondisi kecukupan modal

baik sebesar 16,44%, NIM sebesar 6%

8. Capital intensive ( arus dana masuk meningkat di pasar modal)

9. Kebutuhan modal yang tinggi 6 6 6 5 4 2 4 5 4 -26 42 KU = 13/9 = 1,45 KK = -26/8= -3,25 SL = -32/8 = -4,00 KI = 42/9 = 4,67 Sumber : Data Sekunder diolah (2012)

B. Faktor eksternal dari stabilitas lingkungan bisnis dan Kekuatan Industri (KI) sebagai berikut;

1. Pada tahun 2010, posisi harga dipengaruhi oleh tekanan inflasi yang cenderung meningkat, terutama bersumber dari kelompok volatile foods. Sampai dengan 2010 inflasi IHK tercatat sebesar 6,33% dan laju inflasi 2011 sebesar 6,38 %. Kenaikan laju inflasi berpengaruh terhadap penetapan SBI dan juga akan terjadi penyesuain suku bunga perbankan.

2. Perekonomian Indonesia di tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global. Sepanjang tahun 2010 perekonomian tumbuh sebesar 6,1% dan 2011 sebesar 6,5%. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh bank untuk meningkatkan portofolio bisnis.

3. Perkembangan Suku bunga bank Indonesia tahun 2010 sebesar 6,5% tahun 2011 terjadi kenaikan sebesar 6,7% atau kenaikan 0,2 basis poin. Kenaikan ini akan diikuti kenaikan suku bunga perbankan nasional. Sementara suku bunga kredit naik berkisar antara 10 % - 12% . Suku bunga yang dibebankan pada debitor (lending rate) adalah penjumlahan dari SBDK ditambah dengan premi risiko akan mengganggu kinerja perbankan dari margin revenue rate.

4. Kompetisi pasar semakin tinggi dengan dengan banyaknya jumlah bank beroperasi di Indonesia. Data Bank Indonesia tahun 2010 jumlah bank umum nasional yang beroperasi mencapai 122 bank dan diantaranya termasuk bank non devisa mencapai 29 bank. Dengan ketatnya persaingan antar bank akan berpengaruh pada penetapan suku bunga pinjaman dan kredit dan posisi pinjaman investasi rupiah dan valas. Impikasi lain adalah berlomba –lombanya bank dalam investasi teknologi perbankan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

5. Melemahnya kondisi pasar modal akibat krisis USA dan Eropa akan berdampak pada pasar modal di Indonesia. Kondisi ini juga akan mempengaruhi kinerja saham perbankan nasional.

6. Kebijakan ekonomi pemerintah memperkuat sektor agrobisnis telah menjadi kekuatan yang medorong perbankan membiyai kredit investasi Agobisnis. Posisi investasi perbankan tahun 2011 untuk sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan mecapai Rp.54.381 triliun.

7. Inovasi, new business model disegmen retail. Para pelaku industri perbankan melihat peluang pasar yang cukup besar untuk memasuki industri retel. Pertumbuhan sektor ritel tahun 2011 mencapai 11% di

Indonesia tertinggi di Asia Pasifik. Bank Agro perlu melakukan inovasi produk untuk memasuki bisnis ritel.

8. Data Bank Indonesia menunjukan terjadi kenaikan Market share kredit BUSN devisa 2010 sebesar 39,59% dengan total alokasi kredit mencapai Rp. 48.757 triliun dan tahun 2011 sebesar Rp. 68.143 triliun. Peningkatan yang cukup signifikan ini disertai dengan kenaikan pertumbuhan pangsa pasar kredit tahun 2010 sebesar 20,10% pertumbuhan DPK sebesar 13,30%, pertumbuhan aset naik sebesar 13,23%, prospek laba naik sebesar 28,04% dan NPL turun sebesar 3,98 % dari ketentuan BI 5%. Sementara kondisi kecukupan modal bank berada pada level baik 16,44%, dan NIM mencapai 6%.

9. Memburuknya perekonomian di AS dan zona Eropa makan capital intensive atau arus dana masuk melalui pasar modal dan obligasi meningkat sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai US$ 960 miliar atau Rp.8.640 triliun. Peningkatan arus modal dapat dimanfaatkan oleh perbankan sebagai sumber untuk memperkuat struktur modal bank. (BKPM, 2011).

KU + SL = 1,45 + (-4,00) = -2,55 KK + KI = -3,25 + 4,67 = 1,42

Gambar 16 Diagram Matriks SPACE Bank Agro Niaga

+1.00 +6.00 -1.00 -6.00 -6.00 +1 +6.00 -2.55 1.42 KU KK KL SL Competitive Defensive Conservative Aggresive

Matriks SPACE adalah matriks untuk evaluasi posisi dan tindakan strategik merupakan alat penting lainnya untuk mencocokan posisi bank saat ini. Kerangka kerja SPACE matriks menggambarkan kuadrat yang mengindikasikan strategi agresif, konservatif, defensif atau kompetitif. Sumbu matriks SPACE mewakili kondisi internal yaitu kekuatan keuangan (financial strenght atau FS),dan keunggulan kompetitif (competitive advantage atau CA) dan dua dimensi eksternal yaitu stabilitas lingkungan (enviromental stability atau ES) dan kekuatan industri (industrial strenght atau IS).

Hasil analisis SPACE matriks menunjukan posisi Bank Agro Niaga berada pada strategi competitive dimana nilai kekuatan keuangan KU =1,45 dan stabilitas lingkungan SL = -4,00 atau (KU + SL = 1,45 + (-4,00) = -2,55). Dengan posisi seperti ini Bank Agro Niaga menggunakan Strategi pertumbuhan dengan memanfaatkan kekuatan keuangan dan stabilitas lingkungan.

Dokumen terkait