• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Fasilitas penunjang a. MCK

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengembangan usaha penangkapan .1 Penentuan Komoditas Ikan Unggulan .1 Penentuan Komoditas Ikan Unggulan

5.1.2 Analisis Alat Tangkap Efektif yang Ramah Lingkungan

Berdasarkan survei yang dilakukan di PPP Labuan melalui wawancara dan pengamatan langsung dapat teridentifikasi ada tujuh alat tangkap yang beroperasi dan mendaratkan hasil tangkapan di PPP Labuan yaitu payang, mini purse seine, pancing rawai, jaring arad, gillnet, dogol, dan jaring rampus.

Hasil skoring 2 dari 7 jenis alat tangkap yang dikaji tergolong sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan yaitu pancing rawai dan gillnet, 4 diantaranya masuk kategori kurang ramah lingkungan yaitu jaring rampus, dogol/gardan, payang, mini purse seine dan 1 alat tangkap tidak ramah lingkungan yaitu jaring arad (Tabel 25).

Tabel 25 Penggolongan jenis alat tangkap berdasarkan tingkat keramahan lingkungan di PPP Labuan

No Kategori Jenis alat tangkap

1 Tidak ramah lingkungan

44

Tabel 26 Hasil perhitungan skoring pada masing-masing kriteria alat tangkap efektif di PPP Labuan

Sumber : Hasil wawancara dengan nelayan

Jenis alat tangkap yang tidak ramah lingkungan adalah :

 Jaring arad

Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka jenis alat tangkap yang tidak ramah lingkungan adalah jaring arad dengan nilai rata-rata 0,222. Hal ini didasarkan pada penilaian bobot skor yang diberikan dengan mengacu pada panduan jenis-jenis penangkapan ikan ramah lingkungan. Alat tangkap jaring arad terutama memiliki nilai yang rendah pada kriteria selektivitas dan hasil tangkapan sampingan (by-catch) tinggi, hal ini disebabkan oleh jaring arad menangkap semua jenis ikan yang ada di areal penangkapan dari berbagai jenis dan ukuran. Arad adalah sejenis jaring yang digolongkan pukat harimau (trawl) dalam bentuk kecil. Penggunaannya dilarang berdasarkan Keppres 39 Tahun 1980. Arad memiliki mata jaring kecil, di bawah 1 inchi (Anonim, 2007).

Kriteria tidak ramah lingkungan lainnya pada jaring arad adalah merusak habitat pada wilayah yang sempit, merusak keanekaragaman hayati karena pengoperasiannya didasar, pernah menangkap spesies yang dilindungi yaitu penyu dan alat ini bertentangan dengan budaya setempat sehingga rawan konflik antar nelayan. Penggunaan jaring arad di PPP Labuan paling banyak digunakan oleh

nelayan karena harga satu unit alat tangkap jaring arad relatif terjangkau sekitar Rp.300.000-Rp.700.000.

Jenis alat tangkap yang kurang ramah lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Jaring rampus

Alat tangkap jaring rampus ini memiliki skor yang rendah pada kriteria selektivitas. Menurut Ayodhyoa 1981, jenis alat tangkap rampus termasuk yang tidak selektif dan menangkap semua jenis biota dasar yang hidup di dasar laut.

Selektivitas yang rendah menyebabkan semua populasi ikan dan udang terambil, serta biota lainnya. Kriteria kurang ramah lingkungan lainnya adalah ikan hasil tangkapan mati, segar, dan cacat fisik karena cara ikan tertangkap ini umumnya terjerat atau terpuntal dan bycatch yang tinggi.

2. Dogol

Alat tangkap dogol memiliki nilai yang rendah pada kriteria selektivitas, destruktif terhadap habitat dan by catch yang tinggi. Alat tangkap dogol yang beroperasi PPP Labuan dilengkapi dengan gardan yang berfungsi sebagai mesin outboard engine untuk memudahkan penanganan alat tangkap dan memperingan kerja nelayan diatas kapal pada saat hauling.

3. Mini purse seine

Alat tangkap mini purse seine memiliki nilai yang rendah terutama dari aspek selektivitas alat tangkap dan by catch yang tinggi. Menurut muslim tadjuddah dkk (2008) ada dua kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan purse seine sebagai alat tangkap ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah : selektifitas dan biaya investasi yang tinggi dalam satu unit penangkapan.

4. Payang

Alat tangkap payang memiliki nilai yang cukup rendah pada kriteria selektivitas dan by-catch. Menurut muslim tadjuddah dkk (2008) ada terdapat satu kriteria yang kurang ramah lingkungan memenuhi sebagai persyaratan seine net dalam hal ini payang yaitu selektifitas. Sama halnya dengan purse seine, seine net juga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal selektifitasnya ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) pada suatu fishing ground tertentu.

46

Jenis-jenis alat tangkap yang ramah lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Pancing rawai

Alat tangkap pancing rawai memiliki skor yang tinggi pada semua kriteria yaitu selektivitas tinggi karena jenis dan ukuran ikan yang tertangkap merupakan target utama tangkapan, tidak destruktif terhadap habitat, ikan tangkapan bermutu baik, produk tidak membahayakan konsumen, minimum discard dan bycatch, tidak merusak keanekaragaman hayati, tidak menangkap protected spesies, dan diterima secara sosial. Metode pengoperasian dan bahan yang digunakan aman bagi lingkungan, maka alat tangkap pancing rawai memiliki skor yang paling tinggi sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian Heriawan 2008 yang menyatakan dari analisis selektivitas alat tangkap yang dilakukan, maka yang memiliki selektivitas yang terbaik adalah pancing rawai.

2. Gillnet

Kategori yang ramah lingkungan pada alat tangkap gillnet ini adalah tidak destrukti terhadap habitat, tidak membahayakan nelayan, tidak merusak keanekaragaman hayati, tidak menangkap protected spesies, dan diterima secara sosial. Alat tangkap gillnet memiliki skor yang cukup rendah terdapat pada ikan tangkapan yang dihasilkan mati, segar, dan cacat fisik karena cara pengoperasiannya yang terjerat dan terpuntal sama seperti pada hasil tangkapan jaring rampus.

Alat tangkap ramah lingkungan merupakan jenis teknologi penangkapan ikan yang tidak merusak ekosistem dan layak untuk dikembangkan. Suatu alat tangkap dapat dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi 9 kriteria tersebut.

Permasalahan sumberdaya maupun lingkungan yang sedang dihadapi pada saat ini telah menjadi dasar dan alasan penting bagi pengembangan teknologi penangkapan ikan dimasa mendatang dengan menitikberatkan pada kepentingan konservasi sumberdaya (Purbayanto dan Baskoro diacu dalam Sultan 2004).

5.2 Peranan Pengelola Dalam Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pelabuhan perikanan merupakan infrastruktur perekonomian yang mempunyai hubungan terhadap usaha penangkapan ikan. Fasilitas pelabuhan perikanan dibangun dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan penangkapan,

pengolahan, pemasaran, dan distribusi ikan hasil tangkapan nelayan. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha penangkapan ikan. Peranan pelabuhan perikanan, yaitu sebagai pusat aktivitas produksi, pusat distribusi dan pengolahan. Peranan tersebut dapat dikatakan baik apabila penyediaan fasilitas, pengelolaan fasilitas serta pemanfaatannya telah optimal.

Dengan adanya peranan pelabuhan yang baik, diharapkan dapat mendukung usaha penangkapan ikan di PPP Labuan. Peranan pelabuhan ini akan dilihat parameternya yaitu sebagai pusat aktivitas produksi, meliputi penyediaan perbekalan melaut, penyediaan tempat pendaratan, dan penyediaan tempat perbaikan. Pusat distribusi pengolahan antara lain yang berkaitan dengan penyediaan tempat pengolahan dan distribusi. Selain aktivitas-aktivitas tersebut, adanya dukungan modal usaha penangkapan ikan juga dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha penangkapan ikan di PPP Labuan.

Tabel 27 Peranan pengelola dalam mengembangkan usaha penangkapan ikan

Peranan Penilaian (%)

(TB) 1 (KB) 2 (B) 3 1. Sebagai pusat aktivitas produksi

a. Penyediaan perbekalan melaut

2. Sebagai pusat distribusi dan pengolahan

 Penyediaan tempat pengolahan dan pemasaran

 TPI 0 13,33 86,67

 Tempat pengolahan ikan 66,67 33,33 0

 Pasar ikan 0 33,33 66,67

3. Dukungan modal usaha penangkapan ikan

 Koperasi 66,67 33,33 0

Sumber : Hasil wawancara dengan nelayan Keterangan :

TB : Tidak Berperan KB : Kurang Berperan B : Berperan

48

Tabel 28 Jenis dan fasilitas di PPP Labuan serta kondisinya

No Fasilitas Ketersediaan

fasilitas

Kondisi fasilitas Pengelola

1 Solar Ada Tidak beroperasi DKP

2 Air bersih Ada Baik PPP

3 Es/Cold storage Ada Tidak beroperasi DKP

4 Dermaga Ada Tahap perbaikan PPP

5 Kolam pelabuhan Ada Pendangkalan Syahbandar

6 Alur pelayaran Ada Pendangkalan Syahbandar

7 Tempat perbaikan jaring Ada Tahap pembangunan Perseorangan

8 Slipways Ada Tahap perbaikan PPP

9 Bengkel Ada Baik Perseorangan

10 TPI Ada Baik CV. Abdi Bahari

11 Tempat pengolahan ikan Ada Tahap pembangunan Perseorangan

12 Pasar ikan Ada Tahap perbaikan DKP

13 Koperasi Ada Baik DKP

Dokumen terkait