• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Penentuan komoditas unggulan dan prioritas Tahapan-tahapannya sebagai berikut:

3.3.1.2 Analisis alat tangkap efektif yang ramah lingkungan

Analisis alat tangkap ramah lingkungan ini dilakukan dengan pengamatan dan wawancara terhadap alat tangkap yang sesuai dengan standarisasi yang sudah ada. Penyeleksian alat tangkap yang efektif digunakan metode skoring

Mangkusubroto dan Trisnadi (1985) diacu dalam Sultan (2004). Metode ini dapat digunakan dalam penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda dengan memberi nilai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dalam menilai semua kriteria digunakan nilai tukar, sehingga semua nilai mempunyai standar yang sama. Jenis alat tangkap yang mendapatkan nilai skor tertinggi dapat diartikan lebih baik dari yang lainnya, demikian pula sebaliknya. Standarisasi dengan fungsi nilai dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

V (X) =

Penentuan kategori jenis alat tangkap efektif diberikan pada masing-masing dengan perolehan selang nilai 1 sampai 4. Dalam penelitian ini digunakan empat subkriteria untuk memudahkan dalam penilaian masing-masing kriteria. Kriteria utama penilaian terhadap keramahan lingkungan mengacu pada panduan jenis-jenis penangkapan ikan ramah lingkungan sesuai dengan standar Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yang dikeluarkan oleh FAO pada tahun 1995, bahwa alat tangkap ikan dikatakan ramah lingkungan apabila memenuhi 9 kriteria diantaranya adalah

1. Memiliki selektivitas yang tinggi

Artinya, alat tangkap tersebut diupayakan hanya dapat menangkap ikan/organisme lain yang menjadi sasaran penangkapan saja. Ada dua macam selektivitas yang menjadi sub-kriteria, yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas jenis. Sub-kriteria ini terdiri dari (yang paling rendah hingga yang paling tinggi):

14

1) Menangkap lebih dari tiga spesies ikan dengan ukuran yang berbeda jauh.

2) Menangkap paling banyak tiga spesies ikan dengan ukuran yang berbeda jauh.

3) Menangkap kurang dari tiga spesies dengan ukuran yang relatif seragam.

4) Menangkap ikan satu spesies dengan ukuran yang relatif seragam.

2. Tidak merusak habitat

Ada pembobotan yang digunakan dalam kriteria ini yang ditetapkan berdasarkan luas dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan alat penangkapan.

Pembobotan tersebut adalah sebagai berikut (dari yang rendah hingga yang tinggi) 1) Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas.

2) Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang sempit.

3) Menyebabkan kerusakan sebagian habitat pada wilayah yang sempit.

4) Aman bagi habitat.

3. Tidak membahayakan nelayan

Keselamatan manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena bagaimanpun manusia merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan perikanan yang produktif. Pembobotan resiko diterapkan berdasarkan pada tingkat bahaya dan dampak yang mungkin dialami oleh nelayan, yaitu (dari rendah hingga tinggi):

1) Bisa berakibat kematian pada nelayan.

2) Bisa berakibat cacat permanen pada nelayan.

3) Hanya bersifat gangguan kesehatan yang bersifat sementara.

4) Aman bagi nelayan.

4. Ikan tangkapan bermutu baik

Kualitas ikan hasil tangkapan sangat ditentukan oleh jenis alat tangkap yang digunakan, metode penangkapan dan penanganannya. Untuk menentukan level kualitas ikan dengan berbagai jenis alat tangkap didasarkan pada kondisi hasil tangkapan yang terlihat secara morfologis, yaitu:

1) Ikan mati dan busuk.

2) Ikan mati, segar, dan cacat fisik.

3) Ikan mati dan segar.

4) Ikan hidup.

5. Produk tidak membahayakan konsumen

Tingkat bahaya yang diterima oleh konsumen terhadap produksi yang dimanfaatkan tergantung dari ikan yang diperoleh oleh proses penangkapan.

Apabila dalam proses penangkapan nelayan menggunakan bahan-bahan beracun atau bahan-bahan lainnya yang berbahaya, maka akan berdampak pada tingkat keamanan konsumsi pada konsumen. Tingkat bahaya yang mungkin dialami oleh konsumen, diantaranya adalah:

1) Berpeluang besar menyebabkan kematian pada konsumen.

2) Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan pada konsumen.

3) Berpeluang sangat kecil bagi gangguan kesehatan konsumen.

4) Aman bagi konsumen.

6. Hasil tangkapan yang terbuang minimum

Alat tangkap yang tidak selektif (lihat no.1), dapat menangkap ikan/organisme yang bukan sasaran penangkapan (non target). Dengan alat yang tidak selektif, hasil tangkapan yang terbuang akan meningkat, karena banyaknya jenis non-target yang ikut tertangkap. Hasil tangkapan non-target ada yang bisa dimanfaatkan dan ada yang tidak. Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasarkan pada hal berikut (dari rendah hingga tinggi):

1) By-catch terdiri dari beberapa spesies yang tidak laku dijual di pasar.

2) By-catch terdiri dari beberapa spesies dan ada yang laku di pasar.

3) By-catch kurang dari tiga spesies dan laku dijual di pasar.

4) By-catch kurang dari tiga spesies dan laku dipasar dengan harga yang tinggi.

7. Tidak merusak keanekaragaman hayati

Dampak buruk yang diterima oleh habitat akan berpengaruh buruk pula terhadap biodiversity yang ada di lingkungan tersebut, hal ini tergantung dari bahan yang digunakan dan metode operasinya. Pengaruh pengoperasian alat tangkap terhadap biodiversity yang ada adalah (dari rendah hingga tinggi):

1) Menyebabkan kematian semua makhluk hidup dan merusak habitat.

2) Menyebabkan kematian beberapa spesies dan merusak habitat.

3) Menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat.

4) Aman bagi biodiversity.

16

8. Tidak menangkap protected spesies

Suatu alat tangkap dikatakan berbahaya terhadap spesies yang dilindungi apabila alat tangkap tersebut mempunyai peluang yang cukup besar untuk tertangkapnya spesies yang dilindungi. Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yang dilindungi berdasarkan kenyataan di lapangan adalah (dari rendah hingga tinggi):

1) Ikan yang dilindungi sering tertangkap.

2) Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap.

3) Ikan yang dilindungi pernah tertangkap.

4) Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap.

9. Diterima secara sosial

Penerimaan masyarakat terhadap suatu alat tangkap yang digunakan. Suatu alat tangkap dapat diterima secara sosial oleh masyarakat apabila: 1) biaya investasi murah, 2) menguntungkan secara ekonomi, 3) tidak bertentangan dengan budaya setempat, 4) tidak bertentangan dengan peraturan yang ada. Ada beberapa kemungkinan yang ditemui di lapangan dalam menentukan alat tangkap pada suatu area penangkapan, yaitu:

1) Alat tangkap memenuhi 1 dari 4 kriteria di atas.

2) Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada.

3) Alat tangkap tersebut memenuhi 3 dari 4 kriteria yang ada.

4) Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada.

Penggolongan jenis alat tangkap berdasarkan tingkat keramahan lingkungan dapat disimpulkan sebagai berikut:

X < 0,407 : Tidak ramah lingkungan 0,407 ≤ X ≤ 0,593 : Kurang ramah lingkungan X > 0,593 : Ramah lingkungan

Berikut standarisasi alat tangkap efektif:

Tabel 3 Kriteria alat tangkap yang efektif per unit alat tangkap

No Kriteria

Dokumen terkait