• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3. Analisis

Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh tiap-tiap guru berbeda-beda, hal itu karena tiap-tiap-tiap-tiap guru memiliki pengetahuan tersendiri yang mendasari setiap tindakannya. Seperti yang tampak dalam video rekaman proses pembelajaran dalam penelitian ini, peneliti melihat adanya perbedaan bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh Guru P dan guru W. Apa yang mendasari tindakan guru dalam penelitian ini ditelusuri melalui wawancara dengan guru yang

bersangkutan. Dalam memberikan pertanyaan wawancara, peneliti berusaha untuk tidak mengarahkan jawaban Guru Pada jawaban yang

diinginkan oleh peneliti, sehingga alasan yang diberikan Guru Pada setiap tindakannya murni dari pengetahuan guru. Karena keterbatasan peneliti dalam wawancara (peneliti kurang bisa mengembangkan pertanyaan dan kurang bisa menggali jawaban dari guru), sehingga tidak semua tindakan yang dilakukan guru berhasil di cari tahu alasannya. Pertanyaan wawancara dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.

Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa berikut:

a. Media pembelajaran yang digunakan guru

1). Media pembelajaran yang digunakan oleh Guru P

Peristiwa-peristiwa dalam rekaman video proses pembelajaran yang menunjukkan media pembelajaran yang digunakan guru P yaitu :

- 23 Juli 2009 menit ke 16’16”

Guru menyampaikan persamaan getaran gelombang dengan powerpoint kemudian menjelaskan proses perolehan persamaan tersebut dengan menulis di papan tulis.

- 13 Agustus 2009 (A) menit ke 20’50” – 21’54”

Guru menampilkan simulasi Gelombang Stasioner dengan power point

- 13 Agustus 2009(A) menit ke 23’29” – 26’13”

Guru menjelaskan terjadinya titik maksimum dan titik minimum pada gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi dengan menggunakan simulasi yang ditampilkan dengan powerpoint.

- 13 Agustus 2009 (B) menit ke 00’00” – 00’10”

Guru mendemonstrasikan arah rambatan gelombang (gelombang datang dan gelombang pantul) dengan slinki.

- 13 Agustus 2009 (B) menit ke 21’31” – 22’33”

Guru melakukan demonstrasi dengan slinki untuk menjelaskan perbedaan gelombang datang dan gelombang pantul pada gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat

- 13 Agustus 2009 (B) menit ke 23’21” – 23’58”

Guru menunjukkan perbedaan gelombang pantul pada gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat dengan menunjukkan simulasi gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat dengan powerpoint.

G.S ujung terikat G.S ujung bebas

- 20 Agustus 2009 (A) menit ke 3’18” - 04’07”

Guru menampilkan simulasi gelombang stasioner ujung bebas dan persamaan interferensi dengan powerpoint

- 20 Agustus 2009 (A) menit ke 08’03” – 09’16”

Guru menulis di papan tulis lx = l – x = letak titik (simpul / perut) dari sumber (asal) gelombang stasioner.

- 27 Agustus 2009 (A) menit ke 04’03” – 05’34”

Guru menampilkan gambar gelombang dan persamaan cepat rambat gelombang dengan powerpoint.

Dari video rekaman proses pembelajaran yang dilakukan Guru P pada tanggal 23 Juli, 13 Agustus, 20 Agustus, dan 27 Agustus tahun 2009, tampak bahwa dalam merepresentasikan bahan ajar khususnya tentang getaran dan gelombang, guru menggunakan berbagai media yaitu komputer (simulasi, powerpoint), alat peraga (slinki), dan papan tulis (white board).

Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 September dan 19 November 2009 bersama Guru P, peneliti memperoleh

informasi mengenai alasan guru menggunakan beberapa media dalam menyampaikan materi gelombang.

Peneliti: “Dalam mengajar, bapak menggunakan powerpoint, alat peraga (slinki), dan menulis di papan tulis juga, itu sudah berapa lama pak?”

Guru : “Untuk yang pakai powerpoint itu dua tahun ini, karena fasilitas LCD baru ada itu.”

Peneliti: “Untuk hasilnya bagaimana pak?”

Guru : “Untuk hasilnya, ya menurut saya ada peningkatan cukup bagus, dan juga di samping itu penekanan bahwa memahami fisika itu kita harus melihat secara fisiknya saja jadi misalnya kalau bicara gaya itu,kita gambar gayanya, sebanyak gaya yang ada, arahnya kemana?, gaya kan arahnya bolak-balik ada selisihnya, kalau searah di jumlah. Kan begitu? Kalau gelombang, dia dengan gambar saja kan selesai, begitu? Ada, pada dua tahun yang lalu kalau ulanagn gelombang anak itu pake gambar set , set, set, diberi keterangan gini, lalu jawabannya bener saya nilai, dia dapat seratus malahan. Kan tidak usah matematis.”

Peneliti: “Pemakaian power point hanya untuk bab itu atau bab lain juga?”

Guru :“Saya berusaha yang bisa saya ... yang sifatnya ada animasinya begitu saya bikin power point. Artinya untuk memperkuat, memudahkan pemahaman konsep siswa. Seperti kelas sebelas, dulu saya belum pake itu, sekarang saya sudah pake yang untuk kinematika itu saya pake jadi ada gambar, ini kalau secara matematis itu koordinatnya begini ada bahasan fisikanya. Ini bahasan matematika, ini fisika jadi anak biar kalau dia paham di matematika jangan sampai matematika di tinggalkan terpisah begitu, itu kita hanya bicara koordinat dan persamaan vektor satuan, kinematika kan begitu.”

Peneliti : ”Jadi kita harus punya trik agar siswa mudah memahami?”

Guru : ”iya, karena problem di matematika akhirnya menganggap fisika yang sulit. Makanya kemarin saya mencoba menggunakan alat. Kadang dengan alat mereka tahu begitu, tapi kadang yang terekam dari dia pembalikan seperti apa kan ndak tahu, maka dengan animasinya itu lebih ekstrim perubahan fase maupun beda fasenya. Kalau hanya mengamati dari

slinkinya kan mungkin hanya o iya seperti itu, tapi gelombang pastinya seperti apa? Artinya mereka tahu tp untuk maksudnya seperti apa nggak ngerti kan? makanya dengan animasi. Tapi kalau hanya dengan animasi saja, mereka sebetulnya tanya ’itu apa?’ kan begitu juga. Karena siswa itu kan macam-macam, ada yang dia bisa pahami kalau dia melihat gerakan, ada yang dengan melihat sesuatu mungkin gambar, dia baru memahami, tapi ada juga yang di jelaskan aja bisa. Jadi saya berusaha ..., makanya kalau alatnya ada saya bawa, animasinya ada saya bawa, saya gabungkan semua kan gitu. Karena tidak semua anak dengan tayangan di LCD itu pasti bisa paham, ada yang bingung juga kan? Karena kadang-kadang mereka tidak bisa fokus, tapi mungkin dengan tambahan alat justru mungkin anak akan fokusnya disitu. Makanya kalau alatnya ada kemudian saya punya media, medianya saya tampilkan di situ, kalau cukup saya bawa semua.” Jadi yang menjadi pertimbangan guru untuk menggunakan beberapa media dalam menyampaikan bahan ajar yaitu kemampuan siswa yang bermacam-macam, fasilitas sekolah, serta sifat dari materi itu sendiri (apakah materi tersebut dapat dibuat simulasi/animasi atau tidak).

2). Media pembelajaran yang digunakan oleh guru W:

Dari video rekaman proses pembelajaran, tampak bahwa untuk mengajar materi gelombang, guru manggunakan media konvensional (white board) dan alat peraga (melde). Topik data yang menunjukkan kategori ini adalah:

- Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 05’28” – 08’21”

Guru menunjukkan bentuk gelombang stasioner yang dihasilkan oleh interferensi gelombang dengan melakukan demonstrasi percobaan melde.

Guru : “ maka gelombang stasioner seperti apa akan saya tunjukkan di belakang. Sekarang kalian balik badan saja. Akan saya tunjukkan bagaimana gelombang stasioner. Jadi saya tidak akan percobaan cuma menunjukan saja gelombang stasioner itu seperti apa?”

- Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 09’29” – 10’02”

Guru menjelaskan kembali tentang percobaan melde kemudian menggambar gelombang datang dan gelombang pantul di papan tulis.

Guru : “sekarang kita lihat persamaannya di sini, persamaan simpangan gelombang stasioner. Ini akibat pemantulan ujung bebas, kita gambar ujung ini di sini bagian fibrator kita beri nama sebuah titik.

Guru : ”Kemudian gelombang ini kan tadi merambat sampai ditempat katrol tadi saya buat seperti ini. sampai di katrol tadi gelombang membalik karena diikat (terikat). Membalik, saya buat putus-putus biar kelihatan.

Media utama yang digunakan guru W untuk merepresentasikan bahan ajar adalah papan tulis tetapi apabila alat tersedia di sekolah, maka untuk menyampaikan bahan ajar, guru menggunakan alat peraga. Untuk menunjukkann bentuk gelombang stasioner, guru menggunakan alat peraga melde. Pada saat menggunakan alat peraga tersebut, guru mengajak siswa ke laboratorium. Saat ini guru sedang merencanakan pembelajaran yang berbasis TI (pembelajaran dengan powerpoint/simulasi) tetapi belum mulai berjalan karena di kelas belum ada fasilitas viewer. Penggunaan media dipengaruhi oleh pengetahuan guru terhadap fasilitas sekolah dan juga pengetahuan guru terhadap media.

b. Metode pembelajaran yang digunakan guru

1). Metode Pembelajaran yang digunakan oleh Guru P

Peristiwa-peristiwa dalam rekaman video proses pembelajaran yang menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan guru yaitu :

- Pertemuan 13 Agustus 2009(A) menit ke 23’29” – 26’13” Guru menjelaskan terjadinya titik maksimum dan titik minimum pada gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi dengan menampilkan simulasi gelombang menggunakan media komputer.

- Pertemuan 13 Agustus 2009 (B) menit ke 00’00” – 00’10”

Guru mendemonstrasikan arah rambatan gelombang (gelombang datang dan gelombang pantul) dengan slinki

Guru : Jadi ini datangnya ke atas, kembalinya ke ... bawah.

- Pertemuan 13 Agustus 2009 (B) menit ke 21’31” – 22’33” Guru melakukan demonstrasi dengan slinki untuk menjelaskan perbedaan gelombang datang dan gelombang pantul pada gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat.

- Pertemuan 20 Agustus 2009 (A) menit ke 14’35” – 13’22” Guru menjelaskan sambil mengajak siswa berdiskusi.

Guru : ”Di ujung pantul? x nya berapa? Nol kan. Nah masukkan nilai

x itu nol, berarti cos berapa? 4π (0) kan berarti cos berapa?” Siswa: ”nol”

Guru : ”nilainya berapa?” Siswa: ”satu”

Guru : ”satu kan? Ini kecil apa besar?” Siswa: ”besar”

Guru : ”kalau besar maksimum kan? Kalau maksimum berarti simpangannya maksimum atau tidak maksimum? Terjadi perut atau simpul?”

Siswa: ”perut,”

Guru : ”di ujung pantul perut berarti ujung?” Siswa: ”bebas”

Guru : ”bebas, begitu. Jadi ini kan maksimum berarti apa? terjadi perut, nah berarti ujung bebas. Coba aja kalau x nya kamu masukkan nol di sin. Sin nya berapa?”

Siswa: ”nol”

Guru : ”nol kan? Berarti kan terjadi simpul, pasti ujung terikat. Nah itu caranya, jangan di hafalkan. Beri nilai x itu nol. Begitu

ujung pantulnya maksimum, oh perut berarti bebas, oh kok nol berati simpul, maka ujung terikat.”

- Pertemuan 27 Agustus 2009 (A) menit ke 11’11” – 13’15” Guru mengajak siswa melakukan percobaan sederhana.

Guru : ”Nah, sekarang pertanyaannya, pada kenyataan gelombang yang sudah kalian lihat yaitu gelombang bunyi, itu merambatnya di zat gas, zat cair, dan zat padat, paling cepet dimana?” Siswa: “gas,”

Siswa: “padat,”

Guru : “padat, gas, ada yang cair? Padat, cair, gas. Yang bener apa? Ada yang padat, ada yang zat gas. Nah, sekarang pembuktiannya begini, sekarang kita buktikan coba temen yang satu meja di ujung satu ketuk-ketuk pelan mejanya, pelan aja. Temen satunya denger tidak? Dengar tidak? Kemudian ketuk-ketuk lagi, teman satunya telinganya tempelkan di meja, dengar tidak? Lebih kedengaran kan?”

Berdasarkan video pembelajaran dari Guru P, metode pembelajaran yang digunakan oleh Guru P adalah metode demonstrasi, ceramah siswa aktif (diskusi), simulasi komputer, dan percobaan sederhana.

Sebagian besar materi dijelaskan dengan metode ceramah dan simulasi komputer, kemudian untuk konsep yang bisa di demonstrasikan dan alatnya tersedia, maka guru akan menjelaskan dengan demonstrasi. Metode ceramah yang digunakan oleh Guru P adalah ceramah siswa aktif yaitu guru tidak hanya menjelaskan dengan kata-kata kemudian siswa hanya sebagai pendengar, tetapi saat ceramah guru sering bertanya kepada siswa atau berdiskusi. Siswa juga sering diberi latihan soal dan diminta untuk mengerjakannya sehingga siswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga ikut aktif. Untuk materi yang bisa dibuat animasi, maka guru akan menjelaskan dengan menggunakan simulasi komputer.

Kemudian saat melakukan demonstrasi, kadang guru melibatkan seorang siswa untuk membantu melakukan demonstrasi. Dalam penelitian ini, tampak bahwa guru meminta seorang siswa untuk membantu memegang slinki, kemudian siswa yang lain diminta untuk mengamati gelombang yang terjadi pada slinki. Seperti yang tampak pada pertemuan 13 Agustus 2009(B) menit ke 22 yaitu :

Guru : ” Kalian bisa melihat bedanya, coba kalau slinkinya mas pegang! Seperti tadi. Kalau tadi kan datangnya ke atas, nah kembalinya langsung ke bawah kan?”

Guru melakukan demonstrasi di depan kelas. Kegiatan praktikum juga ada, tetapi dilakukan sore hari, diluar jam pelajaran.

Dalam menyampaikan konsep/bahan ajar, kadang guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan sederhana seperti ketika menyampaikan tentang cepat rambat gelombang bunyi. Untuk menyampaikan konsep bahwa bunyi merambat paling cepat di zat padat, cair, atau gas, guru meminta siswa melakukan percobaan/pembuktian dengan mengetuk-ngetuk meja.

Alasan guru melakukan hal tersebut yaitu karena jika anak itu menemukan sendiri, biasanya lebih mudah memahami dan tidak

gampang lupa. Seperti yang diungkapkan guru dalam wawancara 19 November 2009 yaitu sebagai berikut:

Peneliti :”Pada saat menyampaikan tentang cepat rambat gelombang, bapak meminta siswa untuk membuktikan yaitu dengan menyuruh siswa yang satu mengetuk meja pelan, kemudian siswa yang satunya mendengarkan. Apa itu bisa membantu siswa dalam memahami materi tersebut?”

Guru :”iya, kalau itu di lihat juga teorinya, kalau anak itu menemukan sendiri biasanya lebih mudah memahami dan tidak gampang lupa. Sehingga saya tunjukkan itu dan ternyata akhirnya berkembang, ada yang menanyakan : lho kenapa itu kok terdengar bunyi? Sebenarnya dikatakan lebih cepat merambatnya, gitu. Ada yang menanyakan itu di kelas lain, nah itu kan begini prosesnya karena energinya merambat sampai telinga dengan energi besar, akhirnya kan menggetarkan udara di dalam telinga kan lebih kuat, sehingga bunyi yang terdengar lebih keras.”

Meskipun dengan metode-metode tersebut hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yang cukup bagus, namun Guru P tetap selalu berusaha mencari strategi baru dalam mengajar apabila pada pertemuan sebelumnya ada yang kurang tepat atau perlu diperbaiki. Seperti yang diungkapkan oleh guru dalam wawancancara 10 september 2009, yaitu sebagai berikut:

Peneliti : ”kalau akan mengajar apa ada yang perlu bapak siapkan?”

Guru : ”kadang kalau ada yang ingin saya butuh penekan yang kemarin keliahatannya kok saya perlu mencari strategi baru begitu, dipersiapkan lebih lagi. meskipun materi-materi ya kemungkinan saya tidak salah konsep, tapi harus ada cara bagaimana penyampainnya karena bagi saya, untuk siswa yang berbeda dari tahun ke tahun, dengan cara yang berbeda-beda kan begitu. Dan seperti sering saya katakan bahwa rumus fisika dsb sebenarnya kamu

bisa fisikanya. Ketika ada soal, angka di kasih simbol nanti ketemu ... sederhana itulah rumus fisika dan sebagainya. Kan begitu”

Jadi, alasan guru menggunakan berbagai metode adalah untuk membantu memudahkan siswa memahami konsep, sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami/diserap oleh siswa dan agar siswa tidak gampang lupa dengan konsep yang telah diterima.

2). Metode Pembelajaran yang digunakan oleh guru W

Dari rekaman video pembelajaran di kelas guru W pada tanggal 22, 24, dan 27 Juli 2009 tampak bahwa dalam menyampaikan materi tentang gelombang, guru W menggunakan metode ceramah dan diskusi (ceramah siswa aktif) serta demonstrasi. Topik data yang menunjukkan hal tersebut antara lain:

- Secara umum, guru menjelaskan materi/bahan ajar dengan ceramah.

- Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 05’28” – 08’21”

Guru menunjukkan bentuk gelombang stasioner yang disebabkan oleh interferensi gelombang dengan melakukan demonstrasi percobaan melde.

Guru : “ maka gelombang stasioner seperti apa akan saya tunjukkan di belakang. Sekarang kalian balik badan saja. Akan saya tunjukkan bagaimana gelombang stasioner. Jadi saya tidak akan percobaan cuma menunjukan saja gelombang stasioner itu seperti apa?”

Guru mendemonstrasikan bentuk gelombang stasioner dengan menggunakan melde dan tampak bahwa guru tidak melibatkan siswa dalam percobaan/demonstrasi yang dilakukan. Demonstrasi dilakukan sendiri oleh guru kemudian siswa diminta untuk mengamati gelombang yang dihasilkan melde.

- Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 12’12” – 14’44”

Guru menjelaskan proses perolehan persamaan simpangan gelombang datang dan simpangan gelombang pantul secara matematis tanpa melihat buku dengan ceramah dan sambil mengajak siswa berdiskusi.

Guru : “ Sekarang kita cari gelombang y1 berapa,y2 berapa, yp berapa secara matematis? Kita cari bersama-sama. Lihat y1! y1

simpangan di P, karena apa? Karena gelombang datang. Ujung sana sudah bergetar selama t maka di P akan bergetar selama mendapat t, maka simpangan di P karena gelombang datang y1 jika ujung sudah bergetar selama t maka y1= A sin

ωt min atau plus?” Siswa : “ minus.”

Guru : “minus, ya kan!.” “ Sekarang jaraknya?” Siswa: “l. . .x. . .

Guru : ” l? x? nah jaraknya adalah apa l – x ya ndak?. ”[sambil menunjukkan gambar yang telah dibuat tadi].

Guru : “ ini adalah ωt dikurangi di sini apa? L – x dibagi P. Ngerti ndak? Ngerti to! Jadi

v x l t

. Nah sekarang y2 ,

persamaannya karena apa?” [Persamaan y1= A sin

ωt v x l t]

Guru : “ Jadi apa? Y2 = A sin ωt –. v x l t +

- Pertemuan 27 Juli 2009 menit ke 06’22” – 09’33”

Guru mengajak siswa berdiskusi dalam mengerjakan soal. Guru : ”Kemudian ujung terikat, maka pada ujung terikat letak

perutnya, persamaannya apa kemarin? ” X = (2n + 1)¼ λ (bersama-sama dengan siswa) Guru : “X – nya = perut ke berapa?”

Siswa: “ 3.”

Guru : “ perut ke – 3, berarti n – nya?.” Siswa: “3.”

Guru : ”3 . .?”

Guru : ”perut ketiga berarti n-nya 3, benar perut ke 3 n-nya 3?” Siswa: “ iya.”

Guru : ”2 kali 3 tambah 1 kali ¼ kali 12 { X = (2.3+ 1) ¼.12 }. Hasilnya? kita cek dulu perut ke tiga n – nya 3 benar apa tidak? Hasilnya 7 x 3= 21, apakah sudah saya tuliskan kemarin y dalam meter?

Siswa: “ belum.”

Guru : “Kalau belum berarti dalam numerik angka, kecuali saya beri keterangan y dalam cm t dalam s.” nah ini n-nya 3, perut ke 3 kita lihat di sini [guru menggambar]. Kalau ujung terikat, diujung terbentuk apa? simpul, ya ndak, disini terbentuk simpul. [guru menggambarkan gelombang menit 8.47]. ini perut keberapa? Satu, disini perut ke dua, sini perut ke tiga ya ndak? Berarti x sampai sini. Berapa λ di situ? 1 ¼ λ, ya ndak? ”

Siswa: “ iya”

Ketika menyampaikan materi dengan ceramah, guru W sering memberikan pertanyaan kepada siswa tetapi guru kadang tidak memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan menjawab, pertanyaan cenderung di jawab oleh guru sendiri. Apabila guru bertanya, kadang guru langsung memberikan suku kata pertama (awalan kata) dari jawaban kemudian siswa tinggal melanjutkan kata yang di maksud.

Guru : ” Maka kalau mengalami pembalikan fase itu fasenya berbeda berapa? Berbeda 180 jadi disini plus π. Tahu ndak yang namanya pembalikan fase itu kan beda 180 0..” ( 22 Juli 2009 menit ke 15’35” – 15’51”)

Guru : “kalau misalnya di y = sin x, kemudian di sini ada y = sin (x + π). Apakah boleh y tak tulis menjadi – sin x ? coba di ingat, x nya di beri angka 300 maka di sini y nya sama dengan ...? ½ . kalau di sini, y nya sama dengan sinus ...? 210, berapa ...? – ½ apakah boleh di tulis dengan – sin 300?” (22 Juli 2009 menit ke 17’20” – 18’00”)

Guru : ”Untuk ujung bebas terbentuk apa dulu? Perut, perut pertama itu jaraknya berapa? n ... nol”

Siswa: “ nol.”

Guru : “perut pertama jaraknya nol, berarti ini tadi perut pertama n –nya nol, terbentuk perut. (27 Juli 2009 menit ke 22’10”).

Guru : ” berikutnya kamu menemukan data yaitu apa? f, darimana data itu tadi? Dari P LN, ditulis di sana 50-60 Hz. Data berikutnya kita temukan apa? lam ... da, dari mana λ kamu temukan? Ini tadi, ada berapa gelomang sepanjang l ... (menunjuk gambar menit 34.30) maka λ bisa dicari ½ l ”( 27 Juli 2009 menit ke 37’02”)

Hal tersebut sepertinya sudah menjadi kebiasaan guru, sehingga seolah-olah guru tanpa sadar melakukan hal tersebut.

Tetapi kadang guru juga mengajak siswa berdiskusi dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab.

Misalnya,

Guru : ”nah ditanyakan kecepatan gelombangnya, berapa kecepatan gelombangnya? Nah kita cari. . alau kecepatan itu apa? f kali λ, kita butuh apa? butuh f dan λ. Dari mana kita dapatkan? ω=2πf. omeganya berapa?

Siswa: “dua”.

Guru : ” 2 = 2πf, berarti f-nya = . λ darimana kita dapatkan? K = . K-nya berapa?

Siswa: ” k–nya ”.

Guru : ” = , jadi λ nya berapa? Siswa: ” λ=12”

Dari penelitian ini tampak bahwa tingkat keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Mungkin apabila waktu dan kondisi memungkinkan, guru dapat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran di kelas

dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal di depan atau mendiskusikan soal dengan temannya.

Cara mengajar/metode pembelajaran yang digunakan guru tersebut sudah digunakan cukup lama dan menurut beliau hasilnya sampai saat ini belum ada siswa yang nilai fisikanya tidak lolos dalam standar nasional. Meskipun dengan metode pembelajaran yang digunakan guru W selama ini nilai fisika semua kelas XII lolos dalam UAS, tetapi guru tetap ingin mencoba metode yang lain. Guru sudah pernah mencoba menggunakan metode yang lain, tapi berdasarkan pengalaman, guru merasa tidak cocok dengan metode yang baru tersebut sehingga kembali ke metode yang sebelumnya. Metode baru yang sedang ingin dikembangkan oleh guru W adalah metode pembelajaran berbasis komputer (guru menyebutnya berbasis TI) seperti powerpoint. Jadi menurut guru, untuk materi atau kelas yang berbeda, metode pembelajaran yang digunakan bisa berbeda, hal itu disesuaikan dengan siswanya.

c. Cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami siswa

Cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa sangat bermacam-macam hal itu dapat dilihat dari tindakan, ucapan, gerak-gerik guru, media yang digunakan guru. 1). Cara Guru P menyampaikan materi/konsep penting

Cara Guru P dalam menyampaikan materi/konsep penting yaitu dengan :

a). Memberi penekanan

Guru memberikan penekanan dengan menggunakan kalimat-kalimat penekanan seperti :

- Pertemuan 23 Juli 2009 menit ke 09’30” – 09’43”

Guru : Jadi kecepatan berubah simpangannya itu bagaimana? Kan ada gelombang yang naiknya pelan gitu [guru mengayunkan tangan naik turun agak pelan], kemudian ada yang begini [guru mengayunkan tangan naik-turun dengan lebih cepat] nah itukan kecepatan getarannya, tapi kalau merambatnya sudah kesana kemari” [Guru mengayunkan tangan ke depan dan ke belakang]

- Pertemuan 23 Juli 2009 menit ke 16’26” – 19’26”

Guru : “Makanya kalau kita belajar gelombang itu kalian kaitkan dengan dasar GLB, GLBB, gerak melingkar, baru getaran, baru gelombang gitu, karena persamaannya mirip.”

- Pertemuan 13 Agustus 2009 (A) menit ke 26’30” – 27’02”

Dokumen terkait