• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. DATA

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan selama pengambilan data dan dari video rekaman proses pembelajaran yang dilakukan di kelas Guru P dan guru W, tampak bahwa bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh Guru P dan guru W berbeda. Dari video rekaman proses pembelajaran, peneliti dapat mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk–bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru yang meliputi metode dan media yang digunakan guru, cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi dari guru. Hasil penelitian akan disampaikan pada bagian berikut:

a. Data Penelitian

Data penelitian berupa catatan observasi (field notes), transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan transkrip wawancara dengan guru yang bersangkutan. Data tersebut diperoleh dari penelitian yang dilakukan di SMA N dan SMA S dengan guru Fisika sebagai subjek dan bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru sebagai objek

penelitian. Pengambilan data di lakukan dengan observasi (peneliti mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung) dan perekaman kegiatan pembelajaran dengan handycam. Dari data yang diperoleh, ternyata sebagian besar dari apa yang teramati dan dicatat oleh peneliti dalam field notes, telah terekam juga oleh handycam. Data yang diperoleh dari observasi (field notes) dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.

Data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru P diperoleh dari empat kali pertemuan dan pertemuan I hanya 1 JP sedangkan pertemuan II, III, dan IV terdiri dari 2 JP, yaitu :

1. Pertemuan I (23 Juli 2009), membahas tentang Persamaan Kecepatan dan Percepatan Getaran Gelombang, dan Persamaan Gelombang Stasioner.

2. Pertemuan II (13 Agustus 2009), membahas tentang Persamaan Gelombang Stasioner (menentukan persamaan gelombang datang dan gelombang pantul, mengidentifikasi letak perut dan simpul pada ujung pantul terikat dan ujung bebas)

3. Pertemuan III (20 Agustus 2009), membahas tentang Gelombang Stasioner pada Ujung Pantul Terikat dan Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas dan guru memberi latihan soal Gelombang Stasioner 4. Pertemuan IV (27 Agustus), membahas tentang Cepat Rambat

Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru W diperoleh dari tiga kali pertemuan yaitu :

1. Pertemuan I (22 Juli 2009), membahas tentang persamaan simpangan gelombang datang, gelombang pantul, pada gelombang stasioner 2. Pertemuan II (24 Juli 2009), membahas latihan soal tentang kecepatan

gelombang, dan membahas tentang gelombang stasioner ujung bebas 3. Pertemuan III (27 Juli 2009), membahas latihan soal dan

mengidentifikasi letak simpul dan perut pada gelombang stasioner, kecepatan gelombang pada dawai, serta energi dan intensitas gelombang.

Guru-guru yang terlibat dalam penelitian ini termasuk guru yang sudah berpengalaman karena sudah mengajar dalam waktu yang cukup lama. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 September, diperoleh informasi bahwa Guru P sudah mengajar selama 20 tahun yaitu sejak tahun 1989. Pada awal mengajar beliau diperbantukan di sekolah swasta kemudian pindah ke sekolah negeri hingga sekarang. Menurut guru P, kita sebagai guru harus siap dengan materi (memahami materi). Saat mengajar di sekolah swasta, beliau merasa bahwa pemahaman tentang materi menjadi tidak berkembang (jawa: mandeg) karena di sekolah tersebut siswanya sedikit dan kurang aktif. Kemudian setelah mengajar di sekolah negeri, baru beliau merasakan bahwa apa yang dikerjakan ada harganya karena di sekolah tersebut siswanya lebih aktif dan begitu ada soal, siswa langsung mengerjakan sendiri. Menurut Guru P, semakin siswa

aktif maka kita (guru) akan semakin terpacu untuk berkembang. Meskipun sudah mempunyai pengalaman mengajar yang cukup lama, namun ketika akan mengajar beliau tetap membutuhkan persiapan. Menurut beliau, beliau selalu perlu mencari setrategi/cara baru untuk mengajar karena untuk siswa yang berbeda membutuhkan cara mengajar yang berbeda juga. Cara mengajar yang digunakan oleh Guru P saat ini merupakan hasil kreasi dari Guru P sendiri yang diperoleh dari pengalaman mengajar.

Menurut guru (dari wawancara 19 November 2009), untuk mengajar itu membutuhkan kejujuran, jadi apa yang perlu kita sampaikan, kita sampaikan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi, tidak perlu gengsi, dsb. Hal itu menunjukkan bahwa guru telah menerapkan sikap ilmiah yaitu jujur seperti yang telah disampaikan oleh Trowbridge & Bybee dalam Paul Suparno, 2007 mengenai tujuan umum pengajaran yaitu menggunakan sikap ilmiah. Makanya Guru P selalu menerima dan berterima kasih apabila ada siswa yang memberi koreksi pada apa yang disampaikan guru. Jadi menurut guru, koreksi dari siswa itu bukan hal yang memalukan bagi guru. Pada awal mengajar, kalau mengajar di kelas yang baru, guru selalu menyampaikan bahwa kalau siswa mau mengkritik silahkan. Apabila guru sedang menulis kemudian ada siswa yang bertanya atau memberi koreksi dan koreksian dari siswa tersebut ternyata salah, maka guru tidak langsung menyalahkan siswa tetapi siswa tersebut diajak diskusi. Karena apabila siswa memberi koreksian dan ternyat koreksiannya salah, berarti siswa mempunyai pemahaman yang berbeda, menurut guru hal tersebut perlu diatasi.

Dari hasil wawancara dengan guru W, diperoleh informasi bahwa guru W sudah mengajar selama 23 tahun. Tahun 1986/1987 mengajar di SPG, 1987–1989 mengajar di SMP, kemudian tahun 1989 sampai sekarang mengajar di SMA S. Menurut guru, mengajar di SPG, SMP, dan SMA memiliki perbedaan. Ketika mengajar di SPG orientasinya untuk menjadi guru SD karena siswa-siswanya disiapkan untuk menjadi guru SD, kalau mengajar SMP siswanya masih anak–anak masih banyak aktivitas visinya. Sedangkan ketika di SMA homogen seperti sekarang berbeda lagi, dari segi kenakalan beda dan kalau siswa putri cenderung kurang tertarik untuk belajar eksak. Sebelum mengajar, guru W juga melakukan persiapan dengan membuka buku acuan dan buku agenda untuk melihat pelajaran yang sudah disampaikan sampai mana. Setelah melihat buku agenda maka guru tahu bagian mana yang perlu diulang, bagaimana memberi motivasi, serta apakah ada materi prasyarat yang perlu disampaikan. Selain itu, pada awal pelajaran guru berkeliling meja siswa untuk melihat catatan siswa guna mengingat kembali materi yang telah disampaikan. Untuk metode pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi dan siswanya.

b. Transkripsi

Pembuatan transkripsi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengamati rekaman video pembelajaran dan rekaman wawancara dengan guru yang bersangkutan. Apa yang tampak di rekaman video (metode

dan media yang digunakan guru, aktivitas guru, tutur kata), yang memuat bentuk–bentuk representasi bahan ajar di salin dalam bentuk tulisan. Proses tersebut dilakukan dengan melihat video secara berulang-ulang sampai peneliti yakin bahwa data-data yang diperlukan telah di transkrip semua. Tidak semua kejadian yang tampak dalam video di transkrip melainkan hanya kegiatan/peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan bentuk-bentuk representasi bahan ajar. Transkripsi data video proses pembelajaran Guru P dapat di lihat pada lampiran 7, transkripsi data video proses pembelajaran guru W pada lampiran 8, transkrip data wawancara Guru P dapat di lihat pada lampiran 10, transkrip data wawancara guru W pada lampiran 11.

Dokumen terkait