• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. ANALISIS POTENSI, KERENTANAN, RISIKO DAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

3.1. Analisis Ancaman

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana yang di maksud ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana. Di sisi lain, terminologi Pengurangan Risiko Bencana yang dikeluarkan oleh Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN) mendefinisikan ancaman bahaya sebagai suatu fenomena, substans, aktivitas manusia atau kondisi berbahaya yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.17

Ancaman Sektor Pariwisata

Dilihat dari letak geografisnya Desa Claket berada pada ketinggian 950 mdpl – 1300 mdpl dengan rata-rata kemiringan wilayah berbentuk landai hingga curam, secara alamiah Desa Claket memiliki ancaman bencana yang sedang terhadap longsor pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau dengan masih banyaknya tutupan lahan hutan mengakhibatkan Desa Claket memiliki tingkat ancaman sedang terhadap kebakaran hutan. Perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir mengakibatkan Desa Claket semakin berisiko terhadap kedua ancaman bencana tersebut. Secara historis, baik longsor maupun kebakaran hutan terjadi setiap tahun.

Diluar kedua ancaman tersebut, Desa Claket juga berisiko terhadap beberapa ancaman bencana lain.

Hasil analisis yang dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat, bencana yang terjadi di Desa Claket meliputi: longsor, kebakaran hutan, banjir, dan angin puting beliung.

Tabel 4. Ancaman Bencana Pada Objek Wisata Di Desa Claket18

Nama Objek Wisata

Ancaman Bencana Pada Objek Wisata Jenis

17 ADRRN. 2009. Terminologi Pengurangan Risiko Bencana, Indonesia Edition, Asian Disaster Risk Reduction and Response Network (ADRRN) - UNISDR

18 Hasil FGD 2 13-15 Februari 2019

Claket Informasi Bencana Indonesia, yang dimaksud dengan Tanah Longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng19. Ancaman longsor di Desa Claket merupakan salah satu ancaman yang paling diwaspadai oleh masyarakatnya karena terjadi hampir di setiap musim hujan. Kemiringan lereng landai hingga terjal menyebabkan beberapa titik lokasi di Desa Claket rawan terhadap longsor. Longsor yang terjadi di Desa Claket mayoritas berada pada kemiringan lereng miring hingga terjal yaitu pada akses jalan, hutan, serta kebun masyarakat. Pada wilayah permukiman tidak pernah terjadi longsor karena topografinya yang datar. Peta kemiringan lereng Desa Claket dapat dilihat pada Gambar 5.

19 Peraturan Kepala BNPB No. 07 Tahun 2012

Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng Desa Claket20

Secara historis ancaman tanah longsor cukup tinggi menimpa Desa Claket karena terjadi setiap tahun.

Setiap tahun terdapat satu hingga lima titik longsor, mulai dari longsor kecil hingga longsor sedang.

Longsoran tersebut terjadi di beberapa akses jalan. Di wilayah administrasi desa belum pernah terjadi longsoran yang menimpa rumah penduduk.

Kondisi kemiringan lereng di Desa Claket secara umum memiliki kemiringan antara 0 – 25 %. Lokasi permukiman berada pada kemiringan lereng 0 – 8 % dan pada kemiringan diatas 8 %, meyoritas merupakan akses jalan, kebun, dan hutan yang dikelola oleh masyarakat.

Hasil pemodelan ancaman longsor menunjukkan bahwa Desa Claket merupakan wilayah dengan tingkat ancaman sedang. Faktor pengontrol yang paling berpengaruh adalah kemiringan lereng. Faktor curah hujan, jenis tanah, kondisi geologi di Desa Claket memiliki karakteristik yang sama dalam satu desa.

Sedangkan kondisi penggunaan lahan di Desa Claket mayoritas berupa permukiman, sawah, tegalan, dan kebun. Peta ancaman bencana longsor Desa Claket dapat dilihat pada Gambar 6.

20 Hasil pemodelan USAID APIK 2018

Gambar 6. Peta Ancaman Bencana Longsor Sektor Pariwisata Desa Claket21 Dilihat dari peta ancaman bencana longsor pada sektor pariwisata di Desa Claket mayoritas memiliki tingkat ancaman sedang. Lokasi wisata yang terpapar ancaman bencana longsor antara lain Claket Adventure Park, Wisata Edukasi, PPKA Indreng Genitri, Gedung Pusat Pelatihan, pendakian Puthuk Siwur, dan air Air Terjun Surodadu. Tingkat ancaman pada lokasi wisata termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas lokasi wisata berada pada kemiringan lereng miring hingga terjal. Selain pada lokasi wisata, bencana longsor juga mengancam akses menuju lokasi wisata. Sebagian besar akses menuju lokasi wisata berada pada kemiringan miring hingga terjal sehingga potensi terjadinya longsor semakin tinggi.

Tanah Longsor yang terjadi di beberapa titik akses jalan di Desa Claket terjadi akibat pada kemiringan lereng lebih dari 25%. Solum tanah memiliki ketebalan yang tipis. Akibatnya, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, rawan terjadi longsor. Selain itu, wilayah permukiman di Desa Claket berada pada

21 Hasil pemodelan USAID APIK 2018

kemiringan 0-15 % sehingga tingkat kerawanan terhadap tanah longsor tergolong rendah. Namun kejadian tanah longsor di Desa Claket sangat mempengaruhi sektor pariwisata. Longsor yang terjadi di beberapa titik akses jalan menyebabkan akses menuju lokasi wisata sangat terganggu.

Gambar 7. Titik Lokasi Longsor Pada Akses Jalan22

Pada tahun 2016 terjadi tanah longsor di jalan penghubung Dusun Mligi-Sembung menyebabkan akses jalan tertutup material. Pada tahun yang sama terjadi longsor juga di jalan poros Claket-Mligi sebanyak 3 kali. Kejadian tanah longsor tersebut menutup akses jalan sehingga berdampak terhadap akses menuju lokasi wisata menjadi terganggu. Dari hasil penilaian karakteristik ancaman maka dapat disimpulkan bahwa ancaman bencana tanah longsor di Desa Claket memiliki tingkat ancaman SEDANG.

Ancaman Banjir Bandang

Menurut Peraturan Kepala BNPB Nomor 07 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Bencana Indonesia, yang dimaksud dengan Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat, sedangkan dalam SK-SNI M-18-1989-F (1989) dijelaskan bahwa Banjir adalah aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.23

Probabilitas terjadinya bencana banjir di Desa Claket tergolong rendah karena bencana banjir dalam kurun waktu 10 tahun terakhir hanya terjadi 1 kali pada tahun 2014. Pada tahun tersebut bencana banjir terjadi di Jl Claket-Trawas. Probabilitas terjadinya bencana banjir cukup rendah karena wilayah hutan di Desa Claket masih terjaga, selain itu dalam beberapa tahun terkakhir di beberapa titik daerah tangkapan air di Desa Claket telah dibangun sumur resapan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap tingkat resapan air semakin baik sehingga air hujan dapat terserap dengan baik dan tidak menjadi limpasan yang

22 Foto diambil oleh Choirul Mubarok

23 Peraturan Kepala BNPB No. 07 Tahun 2012

dapat menyebabkan terjadinya banjir. Dari hasil penilaian karakteristik ancaman tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman bencana banjir di Desa Claket memiliki tingkat ancaman RENDAH.

Ancaman Kebakaran Hutan

Menurut Peraturan Kepala BNPB Nomor 07 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Bencana Indonesia, yang dimaksud dengan Kebakaran adalah situasi di mana bangunan pada suatu tempat seperti rumah/pemukiman, pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban jiwa dan/atau kerugian harta benda, sedangkan kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan di mana hutan dan lahan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian ekonomi dan atau lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar.24 Intensitas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Desa Claket terjadi ketika musim kemarau/kering.

Pada musim kemarau/kering intensitas curah hujan menurun sehingga menyebabkan wilayah hutan rentan terbakar. Ancaman kebakaran hutan mengancam wisata Pendakian Puthuk Siwur. Pendakian Puthuk Siwur terletak di wilayah hutan Desa Claket bagian selatan, karena letaknya berada di hutan maka lokasi wisata tersebut terancam terkena dampak dari kebakaran hutan. Gambar dibawah ini merupakan peta ancaman kebakaran hutan di Desa Claket.

Kebakaran hutan di wilayah hutan di Desa Claket terakhir terjadi pada tahun 2018. Kejadian tersebut terjadi pada bulan agustus saat wilayah Desa Claket mengalami musim kemarau. Penyebab kebakaran hutan kemungkinan karena intensitas hujan yang menurun sehingga udara menjadi panas dan banyak pohon mulai kering sehingga menjadi mudah terbakar. Berdasarkan hasil penilaian karakteristik ancaman maka dapat disimpulkan bahwa ancaman kebakaran hutan dan lahan di Desa Claket memiliki tingkat ancaman SEDANG.

24 Ibid

Gambar 8. Peta Ancaman Kebakaran Sektor Pariwisata Desa Claket25 Ancaman Angin Puting Beliung

Menurut Peraturan Kepala BNPB No. 07 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Bencana Indonesia, yang dimaksud dengan Angin Puting Beliung adalah Puting Beliung yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu singkat (3-5 menit)26. Desa Claket sering mengalami kejadian bencana angin puting beliung. Namun demikian ancaman tersebut tidak menjadi sebuah bahaya yang signifikan.

25 Hasil pemodelan BPBD Kab Mojokerto 2018

26 Peraturan Kepala BNPB No. 07 Tahun 2012

Gambar 9. Peta Ancaman Bencana Angin Puting Beliung Wilayah Kecamatan Pacet27 Peristiwa angin puting beliung atau Puting Beliung di Desa Claket terjadi setiap tahun. Secara historis kejadian tersebut mayoritas terjadi di bulan Februari saat musim hujan dan di bulan Agustus saat musim kemarau. Dilihat dari segi probabilitas kejadian bencana angin puting beliung atau Puting Beliung di Desa Claket tergolong sedang. Berdasarkan hasil penilaian karakteristik ancaman, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman Angin Puting Beliung di Desa Claket berada pada tingkat SEDANG.

Ancaman Sektor Sumber Daya Air Ancaman Longsor

Secara historis ancaman tanah longsor cukup tinggi menimpa Desa Claket karena terjadi setiap tahun.

Setiap tahun terdapat satu hingga lima titik longsor, mulai dari longsor kecil hingga longsor sedang.

Longsoran tersebut terjadi di beberapa akses jalan. Di wilayah administrasi desa belum pernah terjadi longsoran yang menimpa rumah penduduk. Kondisi kemiringan lereng di Desa Claket secara umum memiliki kemiringan antara 15-45%. Lokasi permukiman berada pada kemiringan lereng 15-25% dan pada kemiringan diatas 25%, merupakan kebun yang dikelola oleh masyarakat. Wilayah landai dengan kemiringan 0-15%.

27 Hasil pemodelan BPBD Kab Mojokerto 2018

Gambar 10. Peta Kemiringan Lereng Sektor Sumberdaya Air Desa Claket28

Hasil pemodelan ancaman longsor menunjukkan bahwa Desa Claket merupakan wilayah dengan tingkat ancaman sedang. Faktor pengontrol yang paling berpengaruh adalah kemiringan lereng. faktor Curah hujan, jenis tanah, kondisi geologi di Desa Claket memiliki karakteristik yang sama dalam satu desa.

Sedangkan kondisi penggunaan lahan di Desa Claket mayoritas berupa permukiman, sawah, tegalan, dan kebun. Gambar dibawah ini merupakan peta ancaman bencana pada sektor sumberdaya air di Desa Claket.

Sumber mata air di Desa Claket mayoritas berada pada kemiringan lereng miring hingga terjal sehingga probabilitas terkena bencana longsor termasuk sedang. Ketika bencana longsor terjadi sumber mata air dapat tertutup tanah longsoran sehingga dapat mengurangi intensitas debit. Jaringan pipa air di Desa Claket mulai dari sumber mata air sampai ke wilayah permukiman berada pada kemiringan lereng miring hingga terjal sehingga tingkat ancaman terkena longsor juga tinggi, apabila pipa jaringan terkena longsor tentu akan mengganggu distribusi air bersih bagi masyarakat Desa Claket.

28 Hasil pemodelan USAID APIK 2018

Gambar 11. Peta Ancaman Bencana Longsor Sektor Sumberdaya Air Desa Claket29 Tanah Longsor yang terjadi di beberapa titik di Desa Claket terjadi akibat pada kemiringan lereng lebih dari 25%. Solum tanah memiliki ketebalan yang tipis. Akibatnya, apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, rawan terjadi longsor. Dampak tanah longsor pada wilayah permukiman di Desa Claket tidak signifikan karena pada wilayah permukiman belum pernah terjadi tanah longsor. Wilayah permukiman di Desa Claket berada pada kemiringan 0-15 % sehingga tingkat kerawanan terhadap tanah longsor tergolong rendah. Namun kejadian tanah longsor di Desa Claket mempengaruhi sektor sumberdaya air.

Longsor pada sumber mata air dapat menyebabkan mata air tertutup longsor karena sumber mata air mayoritas berada di bawah tebing dengan kemiringan miring hingga terjal. Karena tertutup longsor, debit air dapat berkurang sehingga mengganggu pasokan air bagi masyarakat. Selain itu, longsor dapat merusak jaringan pipa air. Jaringan pipa distribusi air mayoritas berada di kemiringinan lereng miring hingga terjal sehingga tingkat ancaman longsornya tinggi. Longsor pada jaringan pipa dapat mengganggu ditribusi air bagi masyarakat.

29 Hasil pemodelan USAID APIK 2018

Gambar 12. Kejadian Longsor di Sekitar Sumber Mata Air30

Berdasarkan hasil penilaian karakteristik ancaman maka dapat disimpulkan bahwa ancaman bencana longsor pada sektor sumberdaya air di Desa Claket memiliki tingkat ancaman TINGGI.

Ancaman Kebakaran Hutan

Intensitas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Desa Claket semakin terasa ketika musim kemarau/kering. Pada musim kemarau/kering intensitas curah hujan menurun sehingga menyebabkan wilayah hutan rentan terbakar. Peta ancaman kebakaran hutan di Desa Claket dapat dilihat pada Gambar.

Kebakaran hutan di wilayah hutan di Desa Claket terakhir terjadi pada tahun 2018. Kejadian tersebut terjadi pada bulan Agustus saat wilayah Desa Claket mengalami musim kemarau. Penyebab kebakaran hutan kemungkinan karena intensitas hujan yang menurun sehingga udara menjadi panas dan banyak pohon mulai kering sehingga menjadi mudah terbakar.

Kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi di lokasi sumber mata air karena sumber mata air berada pada wilayah hutan. Di beberapa titik lokasi sumber mata air di Desa Claket belum pernah terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan pernah terjadi akan tetapi letak kebakaran jauh sumber mata air. Dilihat dari kejadian yang pernah terjadi, maka probabilitas kebakaran hutan terhadap sektor sumberdaya air dapat dikategorikan rendah.

Dari segi dampak, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah hutan Desa Claket meyebabkan debit air di beberapa sumber mata air mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut tidak sampai berdampak signifikan terhadap pemenuhan air untuk kebutuhan. Namun apabila kejadian kebakaran

30 Foto diambil oleh Choirul Mubarok

hutan terjadi pada setiap tahun, bisa jadi debit air akan menurun drastis hingga mengganggu pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat Desa Claket. Berdasarkan hasil penilaian karakteristik ancaman, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman kebakaran hutan dan lahan di Desa Claket memiliki tingkat ancaman RENDAH.

Ancaman Banjir

Probabilitas terjadinya bencana banjir di Desa Claket tergolong rendah karena bencana banjir dalam kurun waktu 10 tahun terakhir hanya terjadi 1 kali pada tahun 2014. Pada tahun tersebut bencana banjir terjadi di Jl Claket-Trawas. Probabilitas terjadinya bencana banjir cukup rendah karena wilayah hutan di Desa Claket masih terjaga, selain itu dalam beberapa tahun terkakhir di beberapa titik daerah tangkapan air di Desa Claket telah dibangun sumur resapan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap tingkat resapan air semakin baik sehingga air hujan dapat terserap dengan baik dan tidak menjadi limpasan yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Pada sektor sumberdaya air, tingkat ancaman terjadinya bencana banjir di sekitar sumber mata air cukup rendah. Secara historis tidak ada catatan yang menyatakan sumber mata air di Desa Claket pernah terkena dampak bencana banjir.

Pada kejadian banjir tahun 2014 menyebabkan akses jalan tertutup dan gorong-gorong rusak di Jl. Raya Claket-Trawas dan beberapa ladang warga ada yang tergerus. Namun bencana tersebut juga tidak berdampak pada sumber mata air dan jaringan pipa air di Desa Claket. Oleh sebab itu dampak bencana banjir terhadap sektor sumberdaya air di Desa Claket dapat dikategorikan rendah.

Dari hasil penilaian karakteristik ancaman, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman bencana banjir sektor sumberdaya air di Desa Claket memiliki tingkat ancaman RENDAH.

Ancaman Angin Puting Beliung

Desa Claket sering mengalami kejadian bencana angin puting beliung. Namun demikian ancaman tersebut tidak menjadi sebuah bahaya yang signifikan. Peta ancaman angin puting beliung atau angin kencang di wilayah Kecamatan Pacet dapa dilihat pada gambar dibawah ini.

Peristiwa angin puting beliung atau angin kencang di Desa Claket terjadi setiap tahun. Secara historis kejadian tersebut mayoritas terjadi di bulan Februari saat musim hujan dan di bulan Agustus saat musim kemarau. Dilihat dari segi probabilitas kejadian bencana angin puting beliung atau angin kencang di Desa Claket tergolong sedang.

Meskipun tergolong sedang, secara historis bencana tersebut tidak pernah terjadi di wilayah sekitar sumberdaya air. Mayoritas kejadian angin puting beliung terjadi di wilayah permukiman penduduk sedangkan lokasi sumberdaya air mayoritas terletak di wilayah hutan sehingga tidak pernah terjadi bencana tersebut. Dilihat dari segi probabilitasnya, bencana angin puting beliung atau angin kencang pada sektor sumberdaya air di Desa Claket tergolong rendah.

Adapun kerugiannya angin puting beliung atau angin kencang pada wilayah permukiman dan lahan pertanian meliputi rusaknya sebagian rumah penduduk, rusaknya tanaman padi dan holtikultura, serta banyaknya pepohonan tumbang yang menghalangi jalan desa maupun jalan pertanian. Secara materiil peristiwa tersebut tidak berdampak pada kerugian yang signifikan. Demikian juga dari unsur manusianya, tidak ada kerugian yang mengancam nyawa dan kesehatan warga, sehingga dapak dari peristiwa tersebut dapat dianggap rendah.

Radius dampak bencana bencana angin puting beliung atau angin kencang di Desa Claket hanya berada pada wilayah permukiman dan tidak pernah sampai meluas ke wilayah hutan. Pada sektor sumberdaya air, dampak yang ditimbulkan bencana tersebut tergolong rendah karena apabila ada bencana tersebut terjadi di wilayah permukiman maka tidak sampai berdampak pada lokasi sumber mata air atau fasilitas mata air.

Dari hasil penilaian karakteristik ancaman, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman angin puting beliung atau angin kencang sektor sumberdaya air di Desa Claket berada pada tingkat RENDAH.

Analisis Perubahan dan Kecenderungan

Perubahan dan kecenderungan menjadi salah satu aspek penting dalam penilaian dan perencanaan komunitas dengan pendekatan partisipatif. International Institute of Rural Reconstruction atau IIRR (1998) mengemukakan bahwa melalui analisis perubahan dan kecenderungan yang diperoleh melalui alat berupa tabel, peneliti, masyarakat maupun pihak yang terlibat dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek-aspek kehidupan suatu komunitas masyarakat meliputi lingkungan, demogafis maupun aktivitas sosial-ekonomi.

Hasil analisis bersama masyarakat menunjukkan beberapa perubahan sumber daya yang ada di Desa Claket. Masyarakat menilai bahwa hujan mengalami peningkatan dibanding periode tahun 1990. Hal ini berlawanan dengan debit air yang dinilai mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Selain itu, masyarakat juga menilai adanya perubahan pada eksistensi beberapa hewan liar di Desa Claket.

Masyarakat menilai bahwa jumlah babi hutan dan burung mengalami penurunan dibanding tahun 1990, sedangkan jumlah kera mengalami peningkatan. Di sisi lain, jumlah rusa mengalami fluktuasi. Pada periode 2000 hingga 2010, masyarakat menilai bahwa jumlah rusa sempat mengalami penurunan, namun mengalami peningkatan kembali pada periode tahun 2010-2018.31

Selain sumber daya, masyarakat juga menilai perubahan-perubahan yang terjadi pada produksi beberapa komoditas pertanian dan peternakan yang ada di Desa Claket. Produksi tanaman hortikultura dinilai mengalami peningkatan dibanding periode tahun 1990-2000, sedangkan produki cengkeh mengalami penurunan dan produksi padi dinilai stabil. Di bidang peternakan, masyarakat menilai bahwa terdapat peningkatan produksi beberapa hewan ternak, seperti sapi, kambing, kelinci dan ayam potong. Selain itu, masyarakat juga menilai bahwa jumlah pohon di Desa Claket mengalami peningkatan dibanding tahun 1990-2000. Seluruh perubahan-perubahan yang terjadi diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat Desa Claket.32

Dokumen terkait