METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
G. Instrumen Penelitian
3) Analisis Butir Soal
Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka perlu dianalisis terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas, indeks kesukaran, daya beda, dan reliabilitias.
a) Validitas Tes
Validitas adalah tingkat ketepatan tes. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu cara membuat butir soal yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diajarkan tertera pada kurikulum (Arikunto, 2015, p. 82).
Perhitungan validitas dari sebuah instrumen dapat menggunakan rumus kolerasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson. Menghitung validitas item soal objektif dapat menggunakan rumus berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( ) + Dimana:
Rxy= Koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan
x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item y = Skor yang diperoleh subjek seluruh item N = Banyaknya responden
= Jumlah skor dalam distribusi x = Jumlah skor dalam distribusi y
= Jumlah kuadrat skor dalam distribusi x = Jumlah kuadrat skor dalam distribusi y
Hasil analisis validitas tes soal objektif yang peneliti peroleh terdapat 27 butir soal yang valid dan 13 butir soal yang tidak valid. Untuk lebih jelasnya proses validitas tes dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 208.
b) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut soal mudah, sedang atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2015, p. 222). Rumus yang digunakan untuk menentukan derajat kesukaran yaitu (Arikunto, 2015, p. 223):
P = Di mana :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
No Indeks Kesukaran Klasifikasi
1. 0,00 – 0,30 Sukar
2. 0,31 – 0,70 Sedang
3. 0,71 – 1,00 Mudah
(Sumber : Arikunto, 2015, p. 225)
Berdasarkan tabel klasifikasi, kriteria indeks kesukaran soal yang penulis gunakan adalah 0,30-0,70 yaitu soal sedang (klasifikasi soal-soal yang dianggap baik). Hasil analisis indeks kesukaran soal objektif yang peneliti peroleh terdapat 8 butir soal yang tergolong mudah, 25 butir soal tergolong sedang dan 7 butir soal yang tergolong sukar. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis indeks kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 211.
c) Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi (Arikunto, 2015, p. 226). Rumus yang digunakan untuk menentukan daya beda yaitu: (Arikunto, 2015, p. 228).
B
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda
No Daya Pembeda Kriteria
1 0.00-0.20 Jelek (poor)
2 0.21-0.40 Cukup (satistifactory)
3 0.41-0.70 Baik (good)
4 0.71-1.00 Baik Sekali (excellent) (Sumber: Arikunto, 2015, P. 232)
Berdasarkan tabel klasifikasi, kriteria yang digunakan adalah kriteria cukup 0.21-0.40 sampai dengan kriteria baik sekali 0.71-1.00. Apabila klasifikasi yang diperoleh tidak memenuhi maka daya pembeda soal yang diperoleh dikatakan jelek. Hasil analisis daya pembeda soal objektif terdapat 11 butir soal kategori jelek, 3 butir soal kategori cukup, 25 butir soal kategori baik dan 1 butir soal kategori baik sekali. Untuk
lebih jelasnya tentang proses analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 212
d) Reliabilitas Tes
Realiabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dapat dikatakan memilki realibilitas yang tinggi, apabila tes tesebut mampu memberikan hasil tes yang tetap (Arikunto, 2015, p. 100). Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut:
(1) Menjumlahkan skor-skor dan butir-butir item bernomor belahan ganjil-genap yang dimiliki oleh masing-masing individu
(2) Menghitung korelasi product moment dengan rumus:
X = Jumlah jawaban benar yang dijawab kelompok ganjil Y = Jumlah jawaban benar yang dijawab kelompok genap n = Jumlah responden.
(3) Menghitung reabilitas seluruh tes dengan cara:
Tabel 3.12 Kriteria Reliabilitas Tes
No Reliabilitas Kriteria 1 0.80 < r11 <1.00 Reliabilitas sangat tinggi 2 0.60 ≤ r11 < 0.80 Reliabilitas tinggi
3 0.40 ≤ r11 <0.60 Reliabilitas sedang 4 0.20 ≤ r11 <0.40 Reliabilitas rendah
5 0.00 ≤ r11 <0.20 Reliabilitas sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2015, p. 89)
Berdasarkan tabel di atas, kiteria yang digunakan adalah kriteria reabilitas cukup 0.40 ≤ r11 <0.60 sampai dengan
kriteria sangat tinggi 0.80 < r11 <1.00. Apabila kriteria yang diperoleh tidak memenuhi maka tingkat reabilitas soal dikatakan tidak reliabel. Nilai r yang diperoleh dibandingkan dengan . Jika > maka dapat disimpulkan bahwa soal tes reliabel. Hasil analisis reliabilitas soal diperoleh , jadi klasifikasinya sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 213.
e) Klasifikasi Soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal (P), daya pembeda soal (D) dan reliabilitas tes maka ditentukan soal yang akan digunakan untuk tes akhir. Dari hasil perhitungan indeks kesukaran dan daya pembeda soal, peneliti melakukan klasifikasi soal untuk mengetahui soal yang akan dipakai pada kelas sampel. Setelah item soal dianalisis, peneliti mendapatkan sebanyak 25 soal yang dipakai yaitu soal nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 215.
b. Instrument Lembar Penilaian Afektif Siswa
Aspek afektif siswa dilakukan oleh 2 orang observer, yaitu peneliti dan Ibu Rahma Dona, M.Si selaku guru mata pelajaran Biologi. Penilaian afektif ini dilakukan dengan cara mengobservasi langsung selama proses pembelajaran.
Penilaian afektif dilakukan untuk menilai sikap siswa saat proses pembelajaran. Aspek yang dinilai ada tujuh macam, yaitu:
1) Religius, aspek yang dinilai adalah peserta didik berdo‟a sebelum dan sesudah pembelajaran, mengucapkan rasa syukur atas nikmat kesehatan dan pengetahuan, peserta didik memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi.
2) Tanggung jawab, aspek yang dinilai yaitu peserta didik bertanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bertanggung jawab dalam kegiatan diskusi, dan tanggung jawab saat melakukan presentasi.
3) Adil, aspek yang dinilai yaitu tidak membeda-bedakan orang lain, Jujur, aspek yang dinilai yaitu tidak mencontek saat ujian/ulangan, tidak menjadi plagiat atau menyalin tugas orang lain.
4) Disiplin, aspek yang dinilai antara lain datang tepat waktu dan mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu.
5) Sopan, aspek yang dinilai yaitu sopan dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman.
6) Kerja sama Aspek yang dinilai bekerjasama dalam kegiatan kelompok baik dalam diskusi dan saat presentase.
3. Angket
Kusioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012, p. 199).
Lembar angket siswa ini digunakan untuk melihat respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ pada materi sistem respirasi.
Skala yang digunakan dalam angket antara lain dapat disusun dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari serangkaian pertanyaan positif dan negatif berkenaan dengan respon siswa yang di ukur, dengan pilihan dan bobot seperti tabel berikut:
Tabel 3.13 Skala Likert Angket Respon Siswa
No. Jawaban siswa Skor untuk setiap pertanyaan Positif Negatif
1 Sangat setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Kurang Setuju (KS) 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
(Sumber: Riduwan, 2005, p. 87)