• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui peningakatan aktivitas, hasil belajar serta respon siswa setelah kegiatan pembelajaran. Teknik pengumpulan data untuk aktivitas siswa dilakukan dengan pengamatan langsung yang disajikan dalam bentuk lembar observasi. Lembar observasi diisi pada saat pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data untuk hasil belajar kognitif siswa dilaksanakan dengan pemberian tes akhir di kelas eksperimen dan kontrol. Alat pengumpulan data berupa tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda. Sedangkan teknik pengumpulan data untuk respon siswa disajikan dalam bentuk lembar angket. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012, p. 134).

I. Teknik Analisis Data 1. Lembar Observasi

Data yang diperoleh melalui lembar observasi, yaitu aktivitas siswa dan aspek afektif dianalisis dengan menggunakan rumus persentase,yaitu:

Keterangan:

P % = Persentase aktivitas

F = Frekuensi aktivitas yang dilakukan N = Jumlah Siswa (Sudijono, 2005, p. 43) Tabel 3.14 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

Persentase Aktivitas Kriteria

0 % - 25 % Kurang

26 % - 50 % Cukup

51 % - 75 % Aktif

76 % - 100 % Sangat Aktif

Sumber: Nana Sudjana dalam (Kurnia, 2013, p. 59) 2. Hasil Belajar

Setelah data penelitian nilai hasil belajar diproses, maka ditentukan nilai rata-rata kelas eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol. Untuk

menarik kesimpulan maka dilaksanakan pengujian hipotesis secara statistik yaitu uji-t. Untuk melakukan uji-t maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi kedua kelompok data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Datanya berupa hasil belajar maka uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun skor hasil belajar dalam suatu tabel skor, kemudian data X1, X2,...Xn yang diperoleh disusun dari yang terkecil hingga yang terbesar

2. Pengamatanx1, x2, x3...xn, kemudian dijadikan bilangan baku z1, zn

z ...2 , dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

s distribusi normal baku di hitung peluang:

)

F(zi) : Bilangan baku dilihat dari table kurva normal

4. Menghitung jumlah proporsi z1, z ...2 zn, yang lebih kecil atau sama

Keterangan:

S(zi) : Proporsi data n : Jumlah siswa

5. Menghitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6. Ambil harga mutlak yang terbesar dan harga mutlak selisih diberi simbol L0, L0 = Maks F(zi) –S(zi).

7. Kemudian bandingkanL0 dengan nilai kritis L yang diperoleh pada tabel nilai kritis untuk uji Liliefors dan taraf α yang dipilih.

Kriteria pengujiannya :

a) Jika berarti data sampel berdistribusi normal.

b) Jika berarti data sampel berdistribusi tidak normal (Sudjana, 2005, p. 466).

Berdasarkan hasil uji normalitas kelas sampel didapatkan hasil untuk kelas XI MIA 1 L0 = 0.115 < Ltabel = 0.213 berarti kelas berdistrubisi normal begitu juga dengan kelas XI MIA 2 L0 = 0.183 <

Ltabel = 0.213 berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 240.

b. Uji Kesamaan Dua Variansi (Homogenitas)

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen. uji ini dilakukan dengan cara uji dua variansi yang dikenal dengan uji kesamaan dua variansi atau uji f. Uji f dapat dilakukan dengan langkah-langkah:

1) Tulis H1 dan H0 yang diajukan:

2) Tentukan nilai sebaran f dengan v1n11 dan v2n2 1 3) Tetapkan taraf nyata signifikansi ( )

tabel

L L0

tabel

L L0

4) Tentukan wilayah kritiknya jika H1:s12s22 maka wilayah

6) Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima (Homogen).

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak (Tidak Homogen).

Berdasarkan uji homogenitas kelas sampel didapatkan hasil

1 2

f atau 0.41<0.51<2.40, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang homogen, untuk lebih lengkapnya proses uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 242.

c. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk menarik kesimpulan maka dilaksanakan pengujian hipotesis secara statistik yaitu uji-t.

Dengan hipotesis statistik H0:1=2 dan H1: 1>2. Dengan pengertian hipotesis

H0 : Hasil belajar Biologi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Accelerated Lerning Included by Discovery (ALID) berbasis IMTAQ tidak lebih baik dengan hasil belajar Biologi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : Hasil belajar Biologi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Accelerated Lerning Included by Discovery (ALID) berbasis IMTAQ lebih baik dengan hasil belajar Biologi peserta didik dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, skor hasil belajar siswa berdistribusi normal dan bervariansi homogen. Menurut (Sudjana, 2005, p. 239) menghitung uji hipotesis dapat menggunakan rumus berikut:

X = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 1

X = Nilai rata-rata kelompok kontrol 2

n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol

2

S = Variansi hasil belajar kelompok eksperimen 1 2

S = Variansi hasil belajar kelompok kontrol 2

Sp = Simpangan Baku Gabungan (2.152>1.701) maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included By Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ lebih baik daripada hasil belajar Biologi dengan

metode konvensional. Untuk lebih jelasnya uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 244.

3. Angket Respon Siswa

Dalam angket respon siswa diperoleh dengan cara menghitung skor siswa yang menjawab masing-masing item sebagaimana terdapat pada angket. Data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Masing-masing butir pernyataan angket dikelompokkan sesuai dengan indikator yang diamati.

b. Menurut pedoman penskoran angket yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor setiap butir pernyataan sesuai dengan indikator yang diamati.

Tabel 3.15 Pedoman Penskoran Angket Respon Siswa Pernyataan Angket Skor Jawaban

SS S KS TS STS

Pernyataa Positif (+) 5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif (-) 1 2 3 4 5

(Sumber: Riduwan, 2005, p. 87) Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

c. Jumlah skor yang diperoleh pada setiap indikator selanjutnya dicari berapa besar persentase skor angket.

d. Menentukan rata-rata persentase dari aspek yang diamati dan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan untuk membuat kesimpulan.

e. Cara menghitung persentase angket sebagai berikut:

Keterangan:

P : Persentase untuk setiap kemungkinan jawaban F : Frekuensi setiap kemungkinan jawaban N : Jumlah Responden (Sudijono, 2005, p. 43)

f. Jumlah skor yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk menentukan seberapa besar respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

g. Selanjutnya persentase skor hasil respon siswa dianalisis sesuai dengan pedoman peniliain sebagai berikut:

Tabel 3.16 Kriteria Persentase Skor Angket

No Persentase yang diperoleh Keterangan

1. 0% - 20% Sangat Lemah

2. 21% - 40% Lemah

3. 41% - 60% Cukup

4. 61% - 80% Kuat

5. 81% - 100% Sangat Kuat

(Sumber: Riduwan, 2005, p. 89)

74 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait