• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Nilai IMTAQ

Integrasi nilai dalam pembelajaran/pendidikan merupakan proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang berorientasikan pada

penanaman nilai kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai-nilai agama, budaya, etika dan estetika menuju pembentukan peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara. Pendidikan nilai mengantarkan peserta didik mengenali, mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai, moral, dan keyakinan agama, untuk memasuki budaya zamannya (Adisusilo, 2012, p. 70).

Menurut Haedar Nasir dalam (Komariah, Azmi, & Gloria, 2015, p. 3) Iman dalam Bahasa Arab artinya “at-tasdiqu bil qalbi”, yang artinya membenarkan dengan (dalam) hati. Secara syariat, iman berarti

“memadukan ucapan dengan pengakuan hati dan perilaku”. Adapun pengertian iman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kepercayaan yang berkenaan dengan agama atau keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab dan sebagainya. Menurut (Majid & Andayani, 2012, p. 93) iman yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah. Jadi tidak cukup kita hanya percaya adanya Allah, melainkan harus meningkat menjadi sikap mempercayai kepada adanya Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.

Iman bagi orang-orang yang berilmu merupakan suatu kepercayaan bahwa alam dan isinya di alam semesta ini ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Melalui suatu keyakinan yang tergambarkan oleh Iman ini akan melahirkan sikap hidup manusia yang seimbang dan harmoni, sebab melalui iman maka manusia tidak hanya mengandalkan akalnya, namun juga mengandalkan hatinya, sebab kepercayaan merupakan suatu unsur yang ada dihati. Ilmu yang disertai iman akan ditindaklanjuti dan dicerminkan melalui perbuatannya.

Ada aspek lain yang harus beriringan dengan Iman, diantaranya adalah Taqwa. Taqwa secara harfiah berarti takut, hati-hati, mawas diri dan waspada. Pengertian taqwa secara umum ialah sikap yang sadar

penuh bahwa Allah selalu mengawasi kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhai Allah, dan menjauhi atau menjaga diri dari dari sesuatu yang tidak diridhainya (Majid & Andayani, 2012, p. 93).

Deskripsi iman dan taqwa di atas hanyalah memperjelas bahwa pentingnya pendidikan dalam konteks keislaman dan moralitas adalah terbinanya hubungan vertikal disamping secara manusiawi dan sosial.

Maka sebuah konsep pendidikan atau pembinaan yang dilandasi keimanan dan ketakwaan, bukan hanya menghasilkan output yang memiliki tanggung jawab sosial (pribadi, masyarakat, bangsa) namun juga memiliki tanggung jawab moral kepada Tuhan.

Menurut Sabda dalam (Maielfi, Ratnawulan, & Usmeldi, 2012, p.

3) IMTAQ merupakan gambaran karakteristik nilai-nilai keagamaan (keislaman) yang harus dimiliki oleh setiap muslim. IMTAQ merupakan urusan yang berkaitan dengan nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari Alquran dan Hadist.

Pembelajaran sains berbasis IMTAQ dapat diberikan secara eksplisit maupun implisit. Pembelajaran sains berbasis IMTAQ secara eksplisit adalah mempelajari sains dengan sistem nilai dan moralnya yang dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an untuk melegitimasinya.

Pembelajaran sains secara implisit adalah menggali sistem nilai dan moral yang dikandung oleh setiap bahan ajarnya dikaitkan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat untuk dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari (Yudianto, 2005, pp. 30-31).

Berdasarkan berbagai pandangan dan latar belakang di atas, penerapan pembelajaran berbasis IMTAQ ke dalam proses pembelajaran Biologi diharapkan dapat membuka cakrawala berpikir siswa agar lebih bersemangat untuk memotivasi diri dalam belajar Biologi sehingga dapat meningkatkan IMTAQ untuk senantiasa belajar dari hukum alam (ayat-ayat Allah yang tercipta atau tersirat dalam

ilmu pengetahuan alam) dan ayat-ayat Allah yang tersurat dalam kitab suci, agar kita senantiasa berusaha menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Setiap orang beragama semestinya dalam mengamalkan ajaran Agamanya secara menyeluruh (kaffah), termasuk pula dalam penyelenggaraan pembelajaran atau Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah berpedoman kepada ajaran Agama (Yudianto, 2005, p. 32).

Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan betapa kuatnya Pegaruh iman dan takwa yang mampu melahirkan akhlak dan moral yang luhur dalam kehidupan manusia, seperti jujur, adil dalam segala situasi, diucapkan kebenaran walaupun terasa sangat berat, ditegakkan kebenaran sekalipun berakibat merugikan dirinya dan keluarganya, bersikap adil terhadap lawan sebagaimana bersikap adil di tengah-tengah kawan, masih banyak lagi norma-norma luhur yang dicetuskan oleh kekuatan iman. Oleh karena sangat patut sekali apabila dinyatakan bahwa iman dan takwa adalah kunci pengalaman nilai-nilai luhur.

b. Karakteristik Pembelajaran berbasis IMTAQ

Karakteristik yang berkembang dalam pembelajaran berbasis IMTAQ adalah bagaimana siswa yang menerima pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang dijadikan sebagai indikator agar dapat mencapai tujuannya. Pentingnya peranan nilai yang dimiliki oleh siswa ditujukan agar siswa dapat mencari jati diri dan berusaha untuk melepaskan diri dari lingkungannya dengan kehidupan yang nyata dan mandiri. Karakteristik tersebut dapat dicirikan dengan adanya perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik.

Nilai IMTAQ merupakan nilai dasar yang dianggap penting dalam pengintegrasian ilmu sains, khususnya dalam pembelajarannya.

Prisnsip dasar yang terdapat didalamnya dapat dijadikan sebagai sebuah literatur atau pedoman dalam membentuk perilaku yang ada didalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran.

IMTAQ dapat dijadikan sebagai sebuah sarana yang dapat menjadikan suatu pendidikan dapat maju dan berkembang dalam mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri yang melingkupi perkembangan kemajuan sebuah negara, sebab sebuah negara dapat dilihat maju dan berkembang apabila pendidikan dinegara tersebut sangat dinilai baik dengan berbagai prestasi-prestasi penting yang dihasilkan oleh nilai yang telah teraplikasikan dalam proses pendidikan tersebut, oleh karenanya melalui pengaplikasian nilai dalam pembelajaran pun sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter-karakter siswa menjadi lebih baik lagi. Pembentukan karakter siswa tersebut akan bergantung pada bagaimana cara siswa dalam menghargai dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.

Apabila IMTAQ dikaitkan dengan pembelajaran Biologi dinilai sangat menguntungkan sebab penerapan nilai IMTAQ ini akan memancing nilai-nilai keagamaan bagi kepribadiannya, khususnya adalah kesadaran diri untuk meyakini ketuhanan. Menurut Sabda dalam (Maielfi, Ratnawulan, & Usmeldi, 2012, p. 3) IMTAQ merupakan gambaran karakteristik nilai-nilai keagamaan (keislaman) yang harus dimiliki oleh setiap muslim. IMTAQ merupakan urusan yang berkaitan dengan nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari Alquran dan Hadist.

Penerapan nilai-nilai karakter keagamaan dapat diterpakan pula oleh seluruh guru, sebab pada hakikatnya guru adalah pencetak karakter siswa dan sebagai subjek utama untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam pembelajaran. Dalam Penerapanya akan memiliki suatu implikasi sosial dan moral yang sangat luas terhadap siswa.

Karena melalui pembelajaran sains yang berbasis IMTAQ maka dapat meningkatkan pemahaman pribadi siswa terhadap integrasi nilai agama Islam dan sains. Pengembangan program pembelajaran sains berbasis IMTAQ perlu dirumuskan secara jelas bagaimana nilai-nilai Islam dalam program dan praktek pembelajarannya dalam semua

aspek pembelajarannya yang akan menghasilkan kesadaran diri siswa bahwa ilmu merupakan satu komponen dalam sumber Islam dan bersumber dari wahyu Allah Swt. Sebab Ilmu pada hakikatnya akan membawa manusia pada kebaikan yang berumber pada Allah serta dengan begitu akan membentuk akhlak yang mulia.

Menurut Ari Ginanjar Agustian dalam (Majid & Andayani, 2012, p. 43) menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu Al-Asma Al-Husna. Sifat-sifat dan nama-nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi setiap karakter yang bisa diteladani dari nama-nama Allah itu.

Berikut adalah nilai karakter yang berkaitan dengan IMTAQ : 1) Religius

Nilai religius berorientasi pada nilai keimanan sebagai dasar segala pemikiran dan tindakan yang berhubungan kepada kesadaran akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat Asma Al-Husna lainnya. Nilai keimanan ini dapat meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Yudianto, 2005, p. 49).

2) Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran yang muncul dari dalam diri sendiri untuk menjalankan suatu amanah, tugas atau kewajiban, sebab manusia hidup di dunia tidak terlepas dari tanggung jawab. Islam berpandangan bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawabannya kelak oleh Allah. Tanggung jawab memiliki cakupan yang luas, sebab tanggung jawab tidak hanya pada diri sendiri, keluarga, tetangga, teman sejawat, masyarakat luas, namun sikap tanggung jawab juga harus kita miliki selaku makhluk yang diciptakan dimuka bumi ini untuk menjalankan amanahnya untuk menaati setiap perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

3) Adil

Keadailan atau adil merupakan suatu makna “tidak berat sebelah atau tidak memihak”, sedangkan keadilan berarti sifat, perbuatan, perlakuan dan keadilan yang adil. Keadilan memang tidak mudah diwujudkan, oleh karenanya pertama-tama harus ada nilai kejujuran yang bertumpu pada kebenaran sebagai dasar dari tingkah laku atau tindakan para pelakunya untuk senantiada berbuat dan menegakkan keadilan.

4) Jujur

Jujur merupakan salah satu sifat baik, orang yang ingin maju mutlak harus memiliki sifat jujur. Dalam belajar siswa harus memiliki sikap tersebut, sebab dengan bersikap jujur terhadap diri sendiri, maka seorang siswa tidak akan berani untuk mencontek, sebab dengan mencontek siswa tersebut berarti telah membohongi dirinya sendiri dengan ketidak mampuannya.

5) Disiplin

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin adalah tata tertib atau ketaatan akan suatu peraturan. Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah tidak bersedia ditemui anaknya yang bernama Abdullah bin Umar saat di ruang kerjanya. Hal tersebut mengartikan bahwa kedisiplinan Umar bin Khattab dalam menjalankan tugas kenegaraannya memiliki perilaku yang disiplin, sebab keberadaannya dikantor adalah untuk kepentingan umat, maka yang patut ia dahulukan adalah kepentingan umat, bukannya kepentingan keluarganya, walaupun hal tersebut sangat mendesak dan berkaitan dengan persoalan keluarganya. Kedisiplinan akan lahir dari kesadaran diri, bukannya dari keterpaksaan.

6) Sopan

Sopan merupakan sikap menghargai orang lain. Berpriaku sopan santun terhadap orang tua, saudara, teman, dan guru, dan menghindarkan diri dari perilaku tidak sopan.

7) Kerjasama

Kita hidup di dunia ini butuh bantuan orang lain, karena kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Begitu juga didalam pembelajaran, kita butuh kerjasama dengan teman untuk melakukan sebuah pekerjaan. Tapi kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam kebaikan.

4. Model Pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery

Dokumen terkait