• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan 1 Pertemuan II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

B. Hasil Analisis Data Secara Statistik

3. Uji Hipotesis

Setelah sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Sampel

Kelas ( ̅) N S thitung ttabel

Eksperimen 76.00 16 8.76

1.645

Kontrol 68.00 16 12.20

Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji-t didapatkan thitung= sedangkan ttabel =1.645 pada taraf nyata α = 0,05. Berarti H1 diterima dan H0 ditolak karena thitung > ttabel yaitu >1.645. Maka dapat disimpulkan bahwa “hasil belajar Biologi siswa dengan menerapkan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ lebih baik dari pada hasil belajar Biologi yang menggunakan pembelajaran konvensional”. Untuk lebih jelasnya uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran 29 halaman 244.

C. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem respirasi di kelas XI MAN 1 Tanah Datar bertujuan untuk meningkatkan hal-hal positif dalam diri siswa, sehingga dalam kebiasaannya siswa akan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, hal tersebut erat kaitannya dengan bagaimana seorang guru mampu menanamkan nilai-nilai IMTAQ guna membangun karakter siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Nilai-nilai IMTAQ yang akan diterapkan ini merupakan salah satu bentuk

pengembangan nilai-nilai keagamaan yang akan berdampak menyeluruh terhadap personal mereka.

1. Aktivitas Belajar

Penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ memberikan hasil yang positif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Siswa akan termotivasi untuk mengamati gambar, memperhatikan teman presentasi dengan serius, bertanya, mengeluarkan pendapat, mendengarkan penjelasan dari guru, menulis jawaban dari lembar self concept dan Lembar Kerja Peserta Didik yang telah ditentukan, menjawab pertanyaan guru atau siswa lain serta keberanian siswa untuk tampil presentasi dan keinginan siswa untuk belajar. Hal ini terlihat dari hasil observasi, dimana adanya peningkatan persentase yang diperoleh siswa selama dua kali pertemuan.

Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ diamati dari 6 indikator (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening activities, (4) Writing activities, (5) Mental activities, (6) Emotional activities. Pada pertemuan pertama rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 80.17%, kemudian meningkat pada pertemuan kedua menjadi 93%. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa sangat tinggi dan siswa antusias dalam pembelajaran Biologi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ. Hal ini sesuai dengan pendapat Maielfia, Ratnawulan, & Usmeldi (2012) bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dikategorikan sangat tinggi dengan menggunakan pembelajaran berbasis IMTAQ.

Aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ mempunyai kesan tersendiri bagi siswa dalam mempelajari materi sistem respirasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai IMTAQ sehingga

siswa dapat mengaplikasikan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas dalam pembelajaran yang menggambarkan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ yaitu ketika siswa diminta mengerjakan tugas secara berkelompok untuk menganalisa dan mencari informasi tentang sistem respirasi. Tahap diskusi kelompok tersebut mengajarkan siswa berfikir kritis, selain itu siswa juga diajarkan untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok dengan teman sekelas melalui presentase.

Pembelajaran yang demikian dapat mendukung perkembangan intelektual siswa diantaranya adalah proses pemecahan masalah, analisa data, pencarian informasi, pengajuan pertanyaan dan penerimaan ide-ide baru.

Hal ini juga di ungkapkan oleh Desy Fajar Priyayi, dkk (2014, p. 10) bahwa aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran ALID mendukung perkembangan intelektual siswa. Perkembangan intelektual yang dimaksud berkaitan dengan kemampuan dalam pikiran siswa untuk merefleksikan setiap pengalaman yang diperoleh.

Secara garis besar, pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Walaupun, ada beberapa indikator aktivitas belajar siswa yang memiliki persentase rendah dibandingkan indikator aktivitas lainnya. Seperti yang terdapat pada indikator Mental Activities dengan persentase 65% pada pertemuan pertama dan meningkat menjadi 79% pada pertemuan kedua. Hal ini disebabkan karena siswa kurang percaya diri untuk menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari siswa lain.

2. Hasil Belajar a. Ranah Kognitif

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan penguasaan materi oleh siswa setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ranah kognitif dituangkan dalam bentuk

tes akhir yang diberikan kepada kedua kelas sampel. Dengan adanya hasil belajar melalui evaluasi yang diberikan kepada siswa, maka guru dapat menilai dan mengetahui sampai dimana kemampuan dan pemahaman siswa dari materi yang telah diajarkan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan.

Hasil belajar siswa sangat menentukan keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis hasil belajar Biologi siswa, diperoleh bahwa hasil belajar Biologi siswa kelas eksperimen lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar Biologi kelas kontrol. Rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen 76.00 sedangkan kelas kontrol 68.00, dengan jumlah siswa 16 orang untuk kelas ekperimen dan 16 orang untuk kelas kontrol.

Dilihat dari hipotesis yang dilakukan menggunakan uji t menunjukkan hasil pengujiannya didapatkan harga thitung = sedangkan ttabel=1.645 pada taraf nyata α = 0,05. Berarti thitung > ttabel yaitu > 1.645. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ, sedangkan pada kelas kontrol hanya menggunakan metode konvensional.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyayi, Sajidan dan Prayitno (2014, p.10) bahwa model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) sesuai diterapkan pada pembelajaran sains yang berbasis pada penemuan, berpikir kritis dan pemecahan masalah oleh siswa sehingga berdampak pada pemahaman siswa yang meningkat dan lebih efektifnya terhadap hasil belajar siswa. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyayi, Sajidan dan Prayitno (2014) menunjukkan bahwa model pembelajaran ALID dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Dewi, Azmi, & Gloria (2015) bahwa peningkatan hasil belajar dikelas

eksperimen yang menggunakan penerapan pembelajaran berbasis IMTAQ lebih besar daripada peningkatan hasil belajar di kelas kontrol yang tidak menggunakan penerapan pembelajaran Biologi berbasis IMTAQ.

Menurut Yudianto (2005, p.72) dalam pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan nilai IMTAQ menggunakan bahan ajar sebagai pendukung utama dalam pembelajaran. Nilai IMTAQ dari suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatnya sehingga manusia mesti bertakwa kepada-Nya.

Penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ dapat membantu siswa dalam menemukan sebuah nilai yang menjadi pedoman dari penjelasan ayat-ayat Al-Quran yang dikaitkan antara pengetahuan teori dengan pengetahuan praktik keseharian, sehingga diharapkan mampu merangsang daya imajinasi siswa yang pada akhirnya siswa dapat belajar mandiri serta mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran. Hal ini senada dengan pendapat Yudianto (2005, p.30 ), pembelajaran sains berbasis IMTAQ dapat diberikan secara eksplisit maupun implisit. Pembelajaran sains berbasis IMTAQ secara eksplisit adalah sains dengan sistem nilai dan moralnya yang dikaitkan dengan dalil-dalil ajaran Agama, seperti dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Quran yang relevan untuk melegitimasinya. Adapun pembelajaran sains berbasis IMTAQ secara implisit adalah menggali sistem nilai dan moral yang dikandung oleh setiap bahan ajarnya dikaitkan dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat untuk dianalogikan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian pembelajaran sains berbasis IMTAQ diharapkan dapat menghasilkan generasi yang

memiliki wawasan akan nilai-nilai dan moral yang dikandung oleh setiap bahan ajarnya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terlihat hasil belajar pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Rendahnya hasil belajar kelas kontrol disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pertama pada kelas kontrol diterapkan metode konvensional dengan diskusi biasa, dimana siswa duduk berkelompok dan kebanyakan hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga pada saat diskusi siswa cenderung bosan dan kurang bersemangat dalam belajar. Kedua, pada kelas kontrol siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif karena hanya menggandalkan dari guru saja. Ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk menemukan konsep yang terkait dengan materi yang diberikan.

b. Ranah Afektif

Dari deskripsi dan analisis data lembar observasi sikap siswa dalam proses pembelajaran terlihat bahwa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil belajar siswa dari aspek afektif sudah tercapai.

Meskipun rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol.

Berdasarkan analisis data terlihat bahwa kelas yang menerapkan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ lebih mempengaruhi hasil belajar afektif siswa dari pada kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena dalam model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan memiliki tanggung jawab dengan perannya masing-masing, sehingga akan meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran.

Pertama, aspek religius, pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai sebesar 81.25 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 73.44. Hal tersebut menandakan bahwa aspek religius kelas eksperimen lebih tinggi dari pada aspek religius kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ.

Sehingga siswa dapat menanamkan nilai-nilai IMTAQ dalam dirinya dengan meneladani sifat-sifat Allah SWT sehingga siswa lebih bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah dan mengingat kebesaran kekuasan Allah. Hal ini sesuai dengan pendapat Yudianto (2005, p.49) bahwa nilai religius berorientasi dengan nilai keimanan sebagai dasar segala pemikiran dan tindakan yang berhubungan dengan kesadaran akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala sifat Asma Ulhusna lainnya. Nilai keimanan ini dapat meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kedua, aspek tanggung jawab, dimana pada kelas dengan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ memperoleh nilai 87.5 dan kelas pembelajaran konvensional memperoleh nilai 82.81, terlihat bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini terjadi karena pada kelas eksperimen masing-masing siswa memiliki tanggung jawab dengan perannya masing-masing, setiap siswa bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan, tanggung jawab dalam kegiatan diskusi, dan tanggung jawab saat melakukan presentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid dan Andayani (2012, p.46) bahwa aspek bertanggung jawab biasa menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu dan biasa mengerjakan tugas-tugas sampai selesai.

Ketiga, aspek lainnya yaitu aspek adil pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, yaitu nilai kelas eksperimen (82.81) dan kelas kontrol (71.88). Hal ini berarti aspek adil berpengaruh terhadap penerapan model pembelajaran Accelerated Learning

Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ. Aspek adil menekankan kepada siswa untuk tidak membeda-bedakan orang lain, tidak serakah dan curang. Aspek adil dapat dinilai pada saat siswa melakukan diskusi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid dan Andayani (2012, p.51) aspek adil yaitu berupaya untuk melakukan sesuatu kepada orang lain secara proporsional.

Keempat, aspek jujur dimana dengan penerapan model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ memperoleh nilai yaitu 79.68 sedangkan dengan pembelajaran konvensional memperoleh nilai yaitu 73,43. Nilai aspek jujur kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas kontrol. Hal ini karena pada kelas eksperimen diterapkannya model pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ, dan siswa yakin bahwa setiap perbuatan yang dilakukan selalu dalam pengawasan Allah SWT. Aspek kejujuran dapat dilihat selama proses diskusi dan saat melakukan tes akhir. Pada saat proses diskusi siswa diharapkan dapat mengakui kesalahan dan menerima kelebihan orang lain. Saat melakukan tes akhir, siswa tidak mencontek jawaban teman. Hadits dari sahabat Abdullah bin Mas‟ ud juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas‟ ud menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, (Markas, 2014, p. 177).

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hatihatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)

Kelima, aspek disiplin siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, tidak dapat perbedaan, dimana terlihat dari aspek disiplin kelas ekperimen dan kelas kontrol memiliki nilai sama-sama 76.56. Hal ini disebabkan karena jadwal pelajaran Biologi di kelas eksperimen dan kelas kontrol ada pada jam pertama. Sehingga banyak siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas. Aspek disiplin yang dinilai antara lain masuk tepat waktu, patuh pada tata tertib dan aturan sekolah, mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid dan Andayani (2012, p.45) bahwa disiplin yaitu bila mengerjakan sesuatu dengan tertib, menfaatkan waktu untuk kegiatan yang positif, belajar secara teratur dan mengerjakan sesuatu penuh dengan tanggung jawab.

Keenam, aspek sopan, pada kelas eksperimen dengan pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ memiliki nilai 87.5 dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional memiliki nilai 75, nilai kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontol. Aspek sopan dapat dilihat dari cara siswa menghargai teman, guru maupun orang lain. Siswa diharapkan dapat berperilaku sopan santun kepada semua orang dan menghindari berprilaku tidak sopan. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid dan Andayani (2012, p.51) bahwa sering berperilaku sopan terhadap orang tua, saudara, teman dan guru dan menghindarkan diri dari perilaku tidak sopan.

Ketujuh, aspek selanjutnya yaitu kerja sama, nilai kelas eksperimen dengan pembelajaran Accelerated Learning Included by Discovery (ALID) berbasis nilai IMTAQ yaitu 87,5 lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yaitu 75, karena pada kelas eksperimen lebih terlihat kerjasama diantara siswa dibandingkan dengan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama.

3. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Accelerated

Dokumen terkait