BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Analisis Capaian Kinerja
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawab atau tanggung jawab dan menerangkan kinerja serta tindakan organisasi pada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggung jawaban atas dasar pengertian akuntabilitas tersebut. Baristand Industri Bandar Lampung sesuai tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya berkewajiban untuk menyampaikan akuntabilitas penyelenggaraan Litbang di bidang industri secara tertulis setiap berakhirnya tahun anggaran. Untuk menilai akuntabiliti tersebut diperlukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja memiliki makna ganda yaitu pengukuran kinerja itu sendiri dan evaluasi kinerja. Pengukuran kinerja menjadi jembatan antara perencanaan strategis dan akuntabilitas.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capain sasaran. Metode ini dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3.1.1. Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2021
Untuk capaian kinerja Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dengan alur berdasrkan IKU Renstra kementerian Perindustrian disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Matriks Alur Keterkaitan IKU Kementerian Perindustrian Sampai Dengan Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021
Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung
Kode Sasaran
Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran
Strategis IKU
1 2 3 4 5 6 7 8
SS1. Meningkatnya daya saing
SP1. Meningkatnya Daya Saing Industri saing industri hijau
Meningkatnya SS2.1 Penguatan
implementasi Making
Perusahaan dengan nilai Indonesia
SP2. Penguatan Implementasi Making Indonesia
Produktivitas/efisie nsi perusahaan industri yang telah
Penguatan
15
Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung
Kode Sasaran
Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran
Strategis IKU
1 2 3 4 5 6 7 8
Indonesia 4.0 Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) >3.0
4.0 dilaksanakan
pembimbingan dan pendampingan industri 4.0
Indonesia 4.0 pengembangan industri Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri
SNI bidang industri yang diterapkan jasa industri di dalam negeri barang dan jasa di lingkungan industri di dalam negeri
SS7 Tersedianya regulasi
SP4. Tersedianya kebijakan pembangunan industri berdasarkan hasil review/ kajian
Efektifitas regulasi terhadap layanan jasa industri Internal yang Efektif dan Efisien minimal level 3
Tercapainya
Nilai disiplin Nilai disiplin
16
Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung
Kode Sasaran
Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran
Strategis IKU
1 2 3 4 5 6 7 8 publik minimal B SS12 Terwujudnya
Birokrasi yang
SP9. Penguatan Akuntabilitas
SS13 Tersusunnya Perencanaan
SP9. Penguatan Akuntabilitas Organisasi
Satker yang memperoleh nilai akuntabilitas kinerja minimal A
Penguatan
Dari tabel 3.1. tersebut dapat dilihat Alur IKU Kementerian Perindustrian Sampai Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA.2021. Sasaran strategis yang diturunkan dari Kementerian Perindustrian hingga BSKJI lalu diturunkan kembali menjadi sasaran strategis di Baristand Industri Bandar Lampung. Beberapa diantara sasaran strategis tersebut menjadi indikator kinerja utama di Baristand Industri Bandar Lampung.
Sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab II, Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi dalam pelaksanaannya, setiap triwulan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian tersebut melalui Laporan Triwulanan, e-monitoring, dan ALKI. Dengan adanya kebijakan nasional untuk memusatkan kegiatan riset pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sehingga terjadi perubahan Perjanjian Kinerja pada Tahun 2021 sebagaimana disajikan pada table Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.2. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 (Semula)
No Indikator Target TW I TW II TW III TW IV
T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas
1. Efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan hasil riset/inovasi
6% 15 0 35 0 40 0
2. Persentase hasil riset/inovasi lima tahun terakhir yang dimanfaatkan perusahaan
17% 15 0 35 0 40 0
17
No Indikator Target TW I TW II TW III TW IV
T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
industri/badan usaha
3. Perusahaan industri/badan usaha yang memanfaatkan paket teknologi/problem solving/supervisi/konsultasi
2 Paket Teknologi/
Litbangyasa
15 0 35 0 40 0
2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan standardisasi industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan
1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri
3,5 pada skala 1-4
20 25 30 30 40 40
2. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Internasional yang terindeks global.
Karya Tulis 10 0 10 0 50 0
3. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Nasional yang terakreditasi
Karya Tulis 10 0 10 0 50 0
Tabel 3.3. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 (Menjadi)
No Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja Target TW I TW II TW III TW IV T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas
1. Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri
1 Kegiatan
- - - - - - 100 100
2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 1. Peningkatan peran balai dalam
3 Meningkatnya kemampuan industri barang dan jasa dalam negeri
1. Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi
5,5%
- - - - - -
100 100
2. Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri
3% - - - - - - 100 100
3. Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri
2 Ruang
Lingkup - - - - - - 100 100
4. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa
35%
- - - - - -
100 100
4 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien
1. Nilai minimal indeks manajemen resiko 0 Nilai - - - - - - 100 100 2. Rekomendasi hasil pengawasan internal
telah ditindaklanjuti oleh satker
91,5%
- - - - - - 100 100
5 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan
1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri
3,5 Indeks - - - - - - 100 100
6 Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional
1. Rata-rata indeks profesionalitas ASN 75 Indeks - - - - - - 100 100
2. Nilai disiplin pegawai 80 Nilai - - - - - - 100 100
18
No Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja Target TW I TW II TW III TW IV T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7 Penguatan Layanan Publik
1. Nilai minimal indeks layanan publik B Indeks - - - - - - 100 100 8 Penguatan Layanan Prima dan Akuntabilitas
Organisasi
1. Nilai minimal akuntabilitas kinerja 80,1 Nilai - - - - - - 100 100 2. Nilai minimal laporan keuangan 90 Nilai - - - - - - 100 100
Dari tabel 3.2 dan tabel 3.3 diatas terlihat bahwa tugas Litbangjirap telah dikeluarkan dari Perjanjian Kinerja Kepala Baristand Industri Bandar Lampung pada Triwulan IV TA.
2021. Tabel tersebut juga menyajikan realisasi fisik per triwulan dari Rencana Aksi yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 baik sebelum maupun sesudah perubahan perjanjian kinerja. Pada umumnya, indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan per Triwulan, namun terdapat beberapa indikator yang realisasinya tidak mencapai target per-Triwulan. Adapun kendala dalam pencapaian kinerja Triwulan I, II dan Triwulan III disebabkan Sasaran dan Indikator Kegiatan sudah tidak menjadi Tugas Pokok dan Fungsi Baristand Industri Bandar Lampung sejak diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2020 tentang Kementerian Perindustrian. Dengan mengikuti arahan dari Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri bahwa setiap kegiatan yang terkait dengan penelitian dan pengembangan tidak dilaksanakan lagi sambil menunggu regulasi baru dari Kementerian Perindustrian terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baristand Indsutri Bandar Lampung.
Agar tujuan dan sasaran kegiatan Baristand Industri Bandar Lampung tetap tercapai, maka dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian perlu dilakukan perubahan Perjanjian Kinerja pada Triwulan IV Tahun 2021 yang sejalan dengan perubahan Rencana Strategis BSKJI Tahun 2021 – 2024. Perubahan perjakin dapat terlihat pada Tabel 3.3 di atas.
Diharapkan pada tahun berikutnya, setelah ditetapkannya SOTK yang baru Baristand Industri Bandar Lampung dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebagai bahan tindak lanjut, evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan program/kegiatan.
18
Sasaran Kegiatan ini merupakan turunan dari Sasaran Strategis BSKJI yang terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Berikut target, realisasi dan capaian dari Sasaran Kegiatan I.
Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan I Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung Tahun 2021
Sasaran Kegiatan I Indikator Target Realisasi Capaian
(%) Meningkatnya Daya Saing
Industri Pengolahan Nonmigas
Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi dalan Rangka Pengembangan Industri
1 Kegiatan
1
Kegiatan 100
1. Indikator Kinerja I : Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri
Indikator ini memiliki kriteria tercapainya penguasaan teknologi industri yang meliputi aspek pemetaan, pemilihan, pelaksanaan pengadaan, pemanfaatan, penjaminan risiko, optimalisasi, dan audit oleh Pejabat Fungsional Pembina Industri di setiap Balai Standardisasi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak baik akademisi, lembaga penelitian, ataupun instansi lainnya. Hasil kolaborasi dapat berbentuk kajian dalam bentuk model konseptual, spesifikasi, rancangan, atau prototipe. Keseluruhan hasil tersebut didokumentasikan dalam bentuk dokumentasi yang mengacu pada format tertentu yang disepakati seluruh balai. Bentuk pengembangan industri sebagai contoh problem solving, instalasi peralatan, dan lain – lain. Ketercapaian indikator ini ditunjukkan dengan menghitung jumlah kegiatan kolaborasi berdasarkan SPK/bukti lain yang mencerminkan peningkatan kapabilitas dengan basis kolaborasi pada tahun ketika pengukuran dilakukan.
1) Hasil yang telah dicapai
Dalam perhitungan akumulasi dan verifikasi diperoleh data terdapat sebanyak 1 hasil kolaborasi dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dalam bentuk metode produksi pupuk organik dari bahan kulit pisang Sentra IKM Kripik Pisang Bandar Lampung.
Adapun formula perhitungan target dan realisasi Indikator Kinerja 1 adalah dengan menghitung jumlah kegiatan kolaborasi berdasarkan SPK/bukti lain yang mencerminkan peningkatan kapabilitas dengan basis kolaborasi pada tahun ketika pengukuran dilakukan. Berikut tabel Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri.
SASARAN
KEGIATAN 1 Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas
19
Tabel 3.5. Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi Dalam Rangka Pengembangan Industri Tahun 2021
No Nama
Perusahaan
Jasa Konsultansi Yang Diberikan
Nama Perusahaan Industri/Badan Yang
Berkolaborasi
Performansi Sebelum
Performansi Setelah
Perbandingan (%)
1
IKM Keripik Pisang
Pendampingan produksi pupuk organik dari bahan kulit pisang
Institut Teknologi Sumatera (ITERA)
Kulit pisang masih menjadi limbah buangan
Belum memperoleh hasil dari pendampingan karena belum didukung sumber dana
Berikut dokumentasi kerjasama kolaborasi:
Gambar 3.1 Dokumentasi kolaborasi dengan ITERA
20 2) Analisis hasil yang telah dicapai
a) Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2021
Tabel 3.6. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kinerja I TA.2021 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%) Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam
rangka pengembangan industri
1
Sehingga dari target 1 Kegiatan, telah berhasil terealiasi 1 Kegiatan, dengan capaian sebesar 100%.
b) Perbandingan Dengan Capaian Tahun Sebelumnya
Pada Tabel 3.7 berikut ini menyajikan perbandingan capaian Indikator 1 tahun 2020 dan tahun 2021. Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa realisasi capaian indikator 1 tahun 2021 sebesar 1 Kegiatan berbeda dengan tahun 2020 dimana tidak terdapat indikator kinerja peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri.
Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja I TA. 2020 dan 2021
Indikator Kinerja
2020
Indikator Kinerja
2021 Target Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi Capaian dibandingkan karena pada tahun 2020 tidak ada indikator kinerja peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri.
c) Perbandingan Capaian Dengan Target Pada RENSTRA 2020 – 2024
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Renstra 2020 – 2024 bahwa target jangka menengah 5 tahun Indikator Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri adalah 4 Kegiatan. Sementara realisasi indikator 1 tahun 2021 sebanyak 1 Kegiatan. Perbandingan target jangka menengah Indikator I dan realisasi target Indikator I tahun 2021 disajikan dalam tabel 3.8 berikut ini.
21
Tabel 3.8. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja I Tahun Anggaran 2021 dan Target Jangka Menengah Renstra 2020 – 2024
Indikator Kinerja pada Renstra 2020 – 2024
Target Jangka Peningkatan kapabilitas hasil
kolaborasi dalam rangka pengembangan industri
4 Kegiatan 1Kegiatan 25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi Indikator Kinerja I adalah 1 Kegiatan dengan capaian 25 persen atau tercapai 25 persen dari target Jangka Menengah yang telah ditetapkan dalam Renstra 2020 – 2024.
d) Perbandingan Capaian Dengan Organisasi Yang Sejenis
Pada tabel 3.9 berikut ini disajikan perbandingan reslisasi dan capaian Indikator Kinerja 1 Tahun 2021 antara Baristand Industri Bandar Lampung dan Baristand Industri Pontianak. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa Baristand Industri Bandar Lampung memiliki capaian yang sama dengan Baristand Industri Pontianak.
Tabel 3.9. Perbandingan Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja I Tahun 2021 dengan Unit Kerja Lain
Indikator Kinerja Baristand Industri Pontianak Indikator Kinerja
Baristand Industri Lampung Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Peningkatan
Analisis Keberhasilan Kinerja
Tercapainya Indikator Kinerja 1 sebesar 1 Kegiatan dengan realisasi sebesar 100 persen disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
a. Hasil kolaborasi yang dihasilkan dalam bentuk proposal kegiatan pendampingan.
b. Dukungan biaya dan anggaran belum tersedia dalam DIPA tahun 2021 namun perusahaan/industri sangat membutuhkan dan bersemangat untuk bekerjasama dengan Baristand Industri Bandar Lampung.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pemanfaatan limbah kulit pisang yang dihasilkan oleh industri kecil menengah sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan nilai ekonominya. Sumber daya
22
yang digunakan adalah limbah kulit pisang dan peralatan untuk proses produksi, seperti alat pencacah, bak fermentasi, dan pengayak.
Analisis Program/kegiatan Yang Menunjang
Pelatihan dan praktik cara pembuatan pupuk organik dari limbah kulit pisang di lokasi produksi. Pendampingan pengujian kualitas pupuk yang dihasilkan, serta cara pengemasannya.
3) Kendala
Beberapa kendala yang dihadapi pada Tahun Anggaran 2021 antara lain :
- Belum tersedianya anggaran untuk kegiatan karena pada awalnya pendanaan diusulkan melalui program penerapan produk teknologi yang didiseminasikan, diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Namun proposal belum disetujui, sehingga harus mencari pendanaan dari anggaran lain.
Tidak terdapat Indikator Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi Dalam Rangka Pengembangan Industri pada Tahun 2020 sehingga tidak terdapat tindaklanjut dari kendala Tahun 2020.
Evaluasi terhadap capaian Indikator Kinerja I antara lain :
- Belum terdapat dukungan anggaran untuk tercapainya indikator ini.
4) Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi Dalam Rangka Pengembangan Industri pada Tahun Anggaran 2021 antara lain :
- Rencana penerapan alih teknologi pada industri dengan melakukan kolaborasi dengan pihak instansi pemerintah daerah maupun Balai-Balai yang berada dibawah BSKJI yang akan diprogramkan pada perencanaan anggaran Baristand Industri Bandar Lampung TA.2022.
23
Sasaran Kegiatan ini merupakan turunan dari Sasaran Strategis BSKJI Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 yang terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Berikut target, realisasi dan capaian dari Sasaran Kegiatan II.
Tabel 3.10 Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan II Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung Tahun 2021
Sasaran Kegiatan II Indikator Target Realisasi Capaian
(%) Penguatan Implementasi
Making Indonesia 4.0
Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri
1 Perusahaan
1
Perusahaan 100
Sasaran Kegiatan II pada Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021 memiliki 1 (satu) indikator kinerja yang diuraikan selanjutnya sebagai berikut.
1. Indikator Kinerja II.1 : Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri
Indikator ini memiliki kriteria yaitu pemanfaatan teknologi dan implementasi mutu/standar merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan industri untuk meningkatkan kemampuan industri. Namun dapat dipahami bahwa tidak semua perusahaan industri mempunyai kompetensi untuk mengkaji penerapan teknologi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, perusahaan industri dapat bekerja sama dengan balai – balai sebagai penyedia jasa konsultansi.
Keberhasilan kerja sama jasa konsultansi diukur dari seberapa besar peningkatan produktivitas/efisiensi yang didapatkan setelah penerapan teknologi hasil konsultasi dibandingkan dengan kondisi sebelum penerapan. Kegiatan pengembangan industri ini termasuk kegiatan konsultasi untuk mendorong implementasi teknologi industri 4.0.
1) Hasil yang telah dicapai
Hasil capaian dari Indikator Kinerja II.1 ini adalah telah dilaksanakan konsultasi penerapan teknologi 4.0 di IKM Sakti Jaya Mandiri produsen Kopi Bubuk di Kota Bandar Lampung. Adapun formula perhitungan target dan realisasi Indikator Kinerja II.1 adalah sebagai berikut :
SASARAN
KEGIATAN 2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0
jumlah perusahaan yang mendapatkan layanan jasa konsultasi dari Balai pada tahun berjalan
24
Berikut data hasil perhitungan Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri Tahun Anggaran 2021.
Tabel 3.11. Hasil Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri Tahun 2021
Konsultasi penerapan teknologi 4.0 di IKM Sakti Jaya Mandiri di Kota Bandar Lampung
Produksi Kopi Bubuk masih diakukan secara manual
Belum memperoleh hasil dari pendampingan karena belum didukung sumber dana dan masih menghasilkan MoU
Dari tabel 3.11 di atas terlihat bahwa pada tahun 2021 telah dilaksanakan Konsultasi penerapan teknologi 4.0 di IKM Sakti Jaya Mandiri produsen Kopi Bubuk di Kota Bandar Lampung. Kosultansi telah berlangsung selama Triwulan IV Tahun 2021 namun baru dilkaukan penandatanganan kesepahaman (MoU) untuk dilanjutkan pelaksanaan konsultansi pada Tahun 2022.
2) Analisis hasil yang telah dicapai
a) Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun Anggaran 2021
Tabel 3.12. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kinerja II.1 Tahun Anggaran 2021
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) Peningkatan Peran Balai Dalam
Pengembangan Industri
1 Perusahaan
1
Perusahaan 100
Dari tabel 3.12. di atas terlihat bahwa realisasi dari Indikator Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri yaitu sebesar 100 persen. Sehingga dari target 1 perusahaan yang telah tercapai 1 perusahaan atau sebesar 100 persen.
b) Perbandingan Dengan Capaian Tahun Sebelumnya
Tabel berikut ini menyajikan perbandingan capaian Indikator Kinerja II.1 tahun 2020 dan tahun 2021.
25
Tabel 3.13. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja 2 TA. 2020 dan 2021
Indikator Kinerja
2020
Indikator Kinerja
2021 Target Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi Capaian dibandingkan karena pada tahun 2020 tidak terdapat indikator kinerja peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri.
c) Perbandingan Capaian Dengan Target Pada RENSTRA 2020 – 2024
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Renstra 2020 – 2024 bahwa target jangka menengan 5 (lima) tahun Indikator Peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri adalah 4 Perusahaan. Sementara realisasi target Indikator Kinerja II.1 tahun 2021 ini diperoleh 1 Perusahaan. Perbandingan target dan realisasi jangka menengah Indikator Kinerja 2 disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.14. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja II.1 Tahun Anggaran 2020 dan Target Jangka Menengah Renstra 2020 – 2024
Indikator Kinerja pada Renstra 2020 – 2024
Target Jangka Peningkatan Peran Balai
Dalam Pengembangan Industri
4 Perusahaan
1
Perusahaan 25
Dari tabel 3.14. di atas dapat dilihat bahwa realisasi Indikator Kinerja II.1 Tahun Anggaran 2021 diperoleh 1 Perusahaan atau tercapai 25% dari target Jangka Menengah yang telah ditetapkan dalam Renstra 2020 – 2024 yaitu sebesar 4 Perusahaan.
d) Perbandingan Capaian Dengan Organisasi Yang Sejenis
Pada tabel berikut ini disajikan perbandingan realisasi dan capaian Indikator Kinerja II.1 Tahun 2021 antara Baristand Industri Bandar Lampung dengan Baristand Industri Pontianak. Jika dibandingkan dengan Unit Kerja yang setara maka terlihat bahwa capaian Baristand Indsutri Bandar Lampung masih lebih baik dibanding dengan capaian Baristand Industri Pontianak, dan akan ditingkatkan pada periode selanjutnya.
26
Tabel 3.15. Perbandingan Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja II.1 Tahun 2021 dengan Unit Kerja Lain
Indikator Kinerja
Baristand Industri Pontianak Indikator Kinerja
Baristand Industri Lampung
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Peningkatan
Pada Tahun Anggaran 2021 Baristand Industri Pontianak tidak menargetkan pelaksanaan Indikator ini sehingga tidak dapat dibandingkan target dan capaian dengan Baristand Industri Bandar Lampung.
Analisis Keberhasilan Kinerja
Tercapainya Indikator Kinerja II.1 dengan realisasi sebesar 1 Perusahaan dengan telah dilakukannya penandatanganan MoU dengan IKM Sakti Jaya Mandiri dalam rangka menerapkan teknologi 4.0 pada proses produksi kopi.
Analisis Program/kegiatan Yang Menunjang
- Pembuatan desain alat pengukur suhu pada alat roasting yang dapat dipantau secara real-time melalui jaringan internet (android).
- Pemasangan sensor pemantau suhu pada alat roasting kopi dan dilakukan unjuk kinerja.
- Evaluasi efektivitas penggunaan sensor pemantau suhu berbasis android pada alat roasting kopi.
3) Kendala
Beberapa kendala yang dihadapi pada Tahun Anggaran 2021 antara lain :
- Adanya perubahan Renstra pada akhir tahun sehingga penandatanganan MoU baru dapat dilaksanakan setelah pengesahan Renstra.
Indikator Kinerja II.1 ini merupakan Indikator Kinerja baru yang ditetapkan mulai Tahun 2021 sehingga tidak terdapat tindaklanjut dari kendala pencapaian Indikator Kinerja II.1 pada TA. 2020.
Evaluasi terhadap capaian Indikator Kinerja II.1 antara lain :
- Telah dilakukan diskusi dengan IKM Sakti Jaya Mandiri terkait penerapan teknologi industri 4.0 pada pengolahan kopi.
27
- Telah dilakukan penandatanganan MoU untuk penerapan teknologi industri 4.0 di IKM Sakti Jaya Mandiri, namun belum tersedianya anggaran pada TA.2021.
4) Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan peningkatan Peran Balai Dalam Pengembangan Industri pada Tahun Anggaran 2021 antara lain :
- Kegiatan implementasi penerapan hasil konsultansi lebih dititikberatkan pada penguatan penguasaan teknologi industri 4.0 pada TA.2022.
- Menyiapkan anggaran untuk kegiatan penerapan teknologi industri 4.0 pada pengolahan kopi pada TA.2022.
28
Sasaran Kegiatan ini merupakan turunan dari Sasaran Strategis BSKJI yaitu Meningkatnya Kemampuan Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja. Berikut target, realisasi dan capaian dari Sasaran Kegiatan III.
Tabel 3.16 Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan III Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung Tahun 2021
Sasaran Kegiatan III Indikator Target Realisasi Capaian
(%) Meningkatnya Kemampuan
Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri
Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi
5,5 0 0%
Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di
dalam negeri 3 17,55 585%
Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri
di dalam negeri 2 4 200%
Persentase nilai capaian penggunaan produk
dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa 35 35 100%
1. Indikator Kinerja III.1: Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi
Indikator Kinerja III.1 ini memiliki definisi sebuah pemanfaatan teknologi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan industri untuk meningkatkan kemampuan industri. Namun dapat dipahami bahwa tidak semua perusahaan industri mempunyai kompetensi untuk mengkaji penerapan teknologi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, perusahaan industri dapat bekerja sama dengan perusahaan penyedia jasa konsultansi. Penyedia jasa melakukan kajian untuk memilih, merancang penerapan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi teknologi industri sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan industri.
Keberhasilan kerja sama jasa konsultansi diukur dari seberapa besar peningkatan produktivitas/efisiensi yang didapatkan setelah penerapan teknologi hasil konsultansi dibandingkan dengan kondisi sebelum penerapan. Adapun cara menghitung rata – rata
Keberhasilan kerja sama jasa konsultansi diukur dari seberapa besar peningkatan produktivitas/efisiensi yang didapatkan setelah penerapan teknologi hasil konsultansi dibandingkan dengan kondisi sebelum penerapan. Adapun cara menghitung rata – rata