• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BARISTAND INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BARISTAND INDUSTRI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

2021

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BARISTAND INDUSTRI

BANDAR LAMPUNG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT akhirnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAK) Balai Riset dan Standardisasai Industri Bandar Lampung Tahun Anggaran 2020 telah dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Sebagai tindak lanjut dari TAP MPR dan Undang-undang tersebut, Pemerintah melalui Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) mewajibkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahannegara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis (Renstra) dan Rencana kinerja (Renkin) yang ditetapkan oleh masing- masing instansi.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung menyusun Laporan Kinerja 2021 (LK 2021) Tahun Anggaran 2021 berdasarkan Peraturan Menteri Nomor: 150/M-IND/PER/12/2011 sebagai gambaran pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi selama tahun bersangkutan. Disamping itu LK 2021 ini juga sebagai bahan bagi penyusunan Laporan Kinerja 2020 (LK 2021) bagi BSKJI Kementerian Perindustrian.

Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna, karena itu kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan ini, semoga laporan ini dapat berdayaguna sesuai peruntukannya.

Bandar Lampung, 20 Januari 2021 Kepala,

Prima Yudha Hayati

(3)

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Terselenggaranya Good Governance atau Kepemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah maka Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung berkewajiban mempertanggung jawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepada Balai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan Kinerja merupakan akuntabilitas terhadap kinerja Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung yang harus diberikan kepada publik. Laporan Kinerja (LAK) 2021 berguna sebagai bahan jawaban kepada atasan atau yang member wewenang dan juga kepada publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

Dengan demikian setiap penyelenggara memiliki visi dan misi yang jelas dan harus memiliki akuntabilitas atas beban tugas yang diembannya, disini dapat terlihatapakah penyelenggara negara tersebut berhasil atau gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung sebagai Unit Pelaksana Teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada BSKJI Kementerian Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri.

(4)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Tugas dan Fungsi Organisasi... 1

1.2.Peran Strategis Organisasi ... 2

1.3.Struktur Organisasi ... 3

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 5

2.1.Rencana Strategis Organisasi ... 5

2.2.Rencana Kinerja ... 7

2.3.Rencana Anggaran ... 8

2.4.Dokumen Perjanjian Kinerja ... 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 13

3.1.Analisis Capaian Kinerja ... 13

3.1.1.Analisis Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja TA.2021 ... 13

3.2.Akuntabilitas Keuangan... 74

3.2.1.Realisasi Anggaran Keuangan (RM) ... 74

3.2.2.Realisasi Anggaran Keuangan (PNBP) ... 90

BAB IV PENUTUP ... 97

4.1.Kesimpulan ... 97

4.2.Permasalahan dan Kendala ... 97

4.3.Rekomendasi Untuk Perbaikan Kinerja ... 97

LAMPIRAN ... 63

Perjanjian Kinerja TA. 2021... 64

Pengukuran Perjanjian Kinerja (PK) TA. 2021 ... 65

Realisasi Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA. 2021... 67

Realisasi Renstra Satker/ Unit Kerja (2021-2024) ... 68

Realisasi Program Prioritas Nasional TA. 2021 ... 71

(5)

4

DAFTAR TABEL

Table 2.1. Rencana Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021 ... 7

Tabel 2.2. Total Anggaran Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021 ... 8

Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja TA. 2021 (Semula) ... 9

Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja TA. 2021 (Sesudah Perubahan) ... 10

Tabel 2.5. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ... 11

Tabel 3.1. Matriks Alur Keterkaitan IKU Kementerian Perindustrian Sampai Dengan Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021 ... 13

Tabel 3.2. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 ... 15

Tabel 3.3. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 (Menjadi) ... 16

Tabel 3.4. Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan I Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung Tahun 2021 ... 18

Tabel 3.5. Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi Dalam Rangka Pengembangan Industri Tahun 2021 ... 19

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi

Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Bandar Lampung merupakan Unit Pengelola Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sesuai Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 dengan tugas melaksanakan riset dan standardisasi serta sertifikasi dibidang industri.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Baristand Industri Bandar Lampungmempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi industri di bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan pencemaran industri;

2. Penyusunan program dan pengembangan kompetensi di bidang jasa riset/litbang;

3. Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi dalam bidang bahan baku, bahan penolong, proses, peralatan/mesin, dan hasil produk;

4. Melaksanakan pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian dan pengembangan; dan

5. Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan dan tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, koordinasi penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sebagai satker Eselon I yang membawahi Baristand Indsutri Bandar Lampung telah berubah nama menjadi Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) seiring dengan adanya kebijakan nasional untuk memusatkan kegiatan riset pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021. Adapun tugas BSKJI yang baru adalah menyelenggarakan koordinasi, perumusan, penerapan, pemberlakuan, dan pengawasan standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi industrI, penguatan industrI hijau, dan penyusunan rekomendasi kebijakan jasa industri. Dari Tugas BSKJI yang baru tersebut terlihat bahwa BSKJI tidak memiliki tugas penelitian dan pengembangan Industri. Sehingga Baristand Industri Bandar Lampung yang berada dibawah BSKJI juga tidak memiliki tugas penelitian dan pengembangan industri. Untuk perubahan tugas tesebut maka perlu dilakukan perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Baristand Industri Bandar Lampung. Sampai dengan Laporan ini dibuat

(7)

2

SOTK tersebut sedang dilakukan pembahasan oleh BSKJI dan Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian

1.2. Peran Strategis Organisasi

Dengan adanya kebijakan nasional untuk memusatkan kegiatan riset pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maka mulai tahun 2021 ini, Kementerian Perindustrian menyelaraskan kebijakan nasional tersebut dengan membentuk BSKJI sebagai transformasi dari BPPI. Sasaran strategis pembangunan industri yang semula adalah Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi. Pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional diubah untuk menguatkan perasn dari BSKJI. Peran BSKJI dalam pembangunan industri Nasional bertujuan untuk Meningkatkan kemampuan infrastruktur (hard dan soft) penunjang pertumbuhan industri, Meningkatkan aktivitas pengembangan yang berperan pada pertumbuhan industri, Meningkatkan kolaborasi penunjang pertumbuhan industri, dan Meningkatkan good governance.

Arah kebijakan Kementerian Perindustrian tahun 2020-2024 disusun berdasarkan visi dan dijabarkan ke dalam enam misi pembangunan industri, melalui kebijakan pembangunan sektor industri, yaitu:

1) Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Industri;

2) Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Industri;

3) Kebijakan Pemberdayaan Industri;

4) Kebijakan Pengembangan Perwilayahan Industri;

5) Kebijakan Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal;

6) Kebijakan Reformasi Birokrasi.

Selaras dengan arah kebijakan Kementerian Perindustrian tersebut, BSKJI telah menentukan arah kebijakan dan strategi yang mengacu pada Kebijakan Industri Nasional (KIN) yaitu :

1) Pengembangan dan Penguatan Infrastruktur Standardisasi Industri;

2) Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum Standardisasi Industri;

3) Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri;

4) Pengembangan dan Pemanfaatan Jasa Industri;

5) Pengembangan dan Penguatan Infrastruktur Standar Industri Hijau, dan;

6) Pengembangan Pelayanan Jasa Industri dan Kesekretariatan

(8)

3

Dalam rangka menyukseskan program pemerintah di sektor industri tersebut, Balai Riset dan Standardisasi Indusri Bandar Lampung sebagai unit pelaksana teknis di bawah BSKJI diharapkan akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai arahan dari Kementerian Perindustrian, khususnya melalui kegiatan pengawasan standardisasi, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri dan jasa industri, serta pengembangan industri hijau.

Melalui kegiatan standardisasi industri, Baristand Industri Bandar Lampung sudah memiliki kompetensi dan pengakuan dalam hal penerapan standard khususnya Standard Nasional Indonesia (SNI). Lembaga-lembaga Penilai Kesesuaian yang dikelola oleh Baristand Industri Bandar Lampung, sudah terakreditasi dengan jumlah ruang lingkup yang selalu berkembang mengikuti kebutuhan industri.

1.3. Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri Berdasarkan SK.

Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

BARISTAND INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

KEPALA BAR ISTAND

KASUB BAG TATA USAHA

Plt. KEPALA SEKSI SS Plt. KEPALA SEKSI PJT Plt. KEPALA S EKSI PPK Plt. KEPALA S EKSI TI

KELOMPOK FUNGSIONAL

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Baristand Industri Bandar Lampung

(9)

4

Peranan Balai Riset dan Standardisasi Industri Bandar Lampung di Propinsi Lampung pada khususnya adalah memaksimalkan peningkatan kinerja melalui kegiatan standardisasi dan sertifikasi terhadap industri dalam upaya pengolahan sumber daya alam, kesiapan bahan baku/ bahan pembantu industri yang dapat mensubstitusi impor, meningkatkan kualitas produk industri yang ada sehingga dapat dipasarkan lebih luas secara kompetitif, baik didalam negeri maupun diluar negeri, meningkatkan kapasitas produksi dari industri yang ada melalui riset terapan dan standardisasi serta sertifikasi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat digambarkan bahwa pada dasarnya Akuntabilitas Kinerja Instansi mencoba mengkomunikasikan pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah dikaitkan dengan sejauh mana organisasi publik tersebut telah melakukan upaya-upaya strategis dan operasionalnya di dalam mencapai tujun/sasaran strategisnya dalam kerangka pemenuhan Visi misi yang ditetapkan. Visi dan misi organisasi serta tujuan strategis organisasi telah diformatkan di dalam suatu renstra yang memiliki rentang waktu 5 tahun. Selanjutnya untuk capaian yang harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun yang dimaksud didalam renstra ditetapkan pula sejumlah sasaran strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis tersebut setiap tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian strategis organisasi di akhir tahun kelima, dengan alur pikir bahwa apabila tujuan strategis organisasi telah dipenuhi maka orgainsasi tersebut dapat dipersepsikan telah memenuhi visi misinya.

(10)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Organisasi

Renstra Baristand Industri Bandar Lampung merupakan penjabaran dari Rencana Strategis BSKJI 2020-2024. Pembangunan Industri Nasional didasarkan pada beberapa Sasaran Strategis. Dalam perspektif Pemangku Kepentingan, BSKJI bertekat Meningkatkan aktivitas pengembangan yang berperan pada pertumbuhan industri dengan menetapkan sasaran strategis: Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas.

Dalam perspektif Pelanggan, BSKJI memprioritaskan untuk meningkatkan kemampuan infrastruktur (hard dan soft) penunjang pertumbuhan industri dengan menetapkan sasaran strategis: Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 dan Meningkatnya Kemampuan Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri. Dalam perspektif Proses Internal, BSKJI memprioritaskan untuk Meningkatkan good governance dengan menetapkan Sasaran Strategis Tersedianya Kebijakan Pembangunan Industri yang Efektif, Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan, dan Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien. Sedangnkan dalam perspektif learn &

growth BSKJI memprioritaskan untuk Meningkatkan kolaborasi penunjang pertumbuhan industri dengan menetapkan Sasaran Strategis Penguatan Sistem Informasi Terintegrasi, Kolaborasi dan Layanan Publik.

Dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran strategis BSKJI tersebut, Baristand Industri Bandar Lampung menetapkan visi, misi, tujuan, dan sasarannya (2020-2024) adalah :

A. Visi

Seiring dengan visi BSKJI menjadi badan yang akuntabel, adaptif, kolaboratif dan berorientasi pelayanan dalam mewujudkan industri nasional yang mandiri dan berdaya saing, maka untuk mendukung visi tersebut Baristand Industri Bandar Lampung diharapkan akan menjadi lembaga layanan yang akuntabel, kolaboratif, efektif dan efisien serta terdepan dalam memberikan pelayanan Standardisasi dan jasa Industri.

B. Misi

Untuk mencapai Visi BSKJI tersebut di atas, BSKJI mengemban misi: Peningkatan kemandirian, daya saing dan kolaborasi industri melalui pemanfaatan

(11)

6

infrastruktur dan revitalisasi standardisasi, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, jasa industri dan industri hijau, yang bercirikan:

1) Standardisasi industri yang mandiri (mengurangi ketergantungan pada asing), produktif (efektif, efisien dan optimasi teknologi), dan berorientasi industri dalam negeri.

2) Pengawasan implementasi standardisasi industri yang efektif.

3) Optimalisasi pemanfaatan teknologi industri untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri.

4) Peningkatan peran jasa industri pendukung pembangunan industri secara profesional.

5) Penguatan industri hijau secara bertahap.

6) Pelayanan pembangunan industri yang berdaya saing.

7) Pelaksanaan tata kelola yang baik/good governance dalam keseluruhan aktivitas yang efektif dan akuntabel.

Dalam rangka menselaraskan Misi BSKJI, Baristand Industri Bandar Lampung juga menjalankan Misisebagai berikut :

1. Melakukan kolaborasi dalam rangka pengembangan industri di Propinsi Lampung dan sekitarnya.

2. Memberikan pendampingan industri dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk menciptakan produk yang memiliki daya saing tinggi dengan penerapan industri 4.0.

3. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang alih teknologi industri 4.0.

4. Mengembangkan kemampuan SDM dan sarana pendukung Standardisasi untuk meningkatkan pelayanan jasa bidang industri kepada masyarakat.

5. Membangun sistem tata kelola pemerintahan yang baik sehingga tercapai akuntabilitas yang baik dalam mengelola seluruh program dan kegiatan.

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai oleh Baristand Industri Bandar Lampung dalam jangka waktu tahun 2021 untuk mendukung tujuan BSKJI yang ingin dicapai tahun 2020 – 2024 yaitu peningkatan kemandirian, daya saing dan kolaborasi industri melalui pemanfaatan infrastruktur dan revitalisasi standardisasi, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, jasa industri dan industri hijau.

(12)

7 D. Sasaran Strategis

Tujuan yang akan dicapai secara nyata oleh Baristand Industri Bandar Lampung pada tahun 2021 dituang dalam Sasaran Strategis sebagai berikut :

1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya daya saing industri pengolahan nonmigas.

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri

2. Sasaran Strategis II: Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah peningkatan peran Balai dalam pengembangan industri.

3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Kemampuan Industri Barang Dan Jasa dalam Negeri

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:

a. Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi.

b. Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri;

c. Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri;

d. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa.

4. Sasaran Strategis IV : Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah:

a. Nilai minimal indeks manajemen resiko

b. Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker 5. Sasaran Strategis V : Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang

Perindustrian yang Berkelanjutan

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri.

6. Sasaran Strategis VI : Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah :

a. Rata-rata indeks profesionalitas ASN b. Nilai disiplin pegawai

7. Sasaran Strategis VII : Penguatan sistem informasi terintegrasi, kolaborasi dan layanan publik

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah Nilai minimal indeks layanan publik 8. Sasaran Strategis VIII : Penguatan Layanan Prima dan Akuntabilitas Organisasi

Indikator Kinerja sasaran strategis ini adalah a. Nilai minimal akuntabilitas kinerja b. Nilai minimal laporan keuangan

(13)

8 2.2. Rencana Kinerja

Dari Sasaran-sasaran strategis yang sudah ditetapkan oleh Baristand Industri Bandar Lampung, maka disusunlah Rencana Kinerja. Rencana Kinerja adalah penjabaran dari sasaran strategis yang disesuaikan dengan Renstra BSKJI. Untuk tahun 2021, Rencana Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung adalah :

Tabel 2.1. Rencana Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

SK1 Meningkatnya daya saing industri

pengolahan nonmigas

Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri

1 Perusah

aan SK2 Penguatan

Implementasi Making Indonesia 4.0

Peningkatan peran Balai dalam pengembangan industri

1 Perusah

aan SK3 Meningkatnya

Kemampuan Industri Barang Dan Jasa dalam Negeri

Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

5,5%

Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri

3%

Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri

2 Ruang Lingkup

Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam

pengadaan barang dan jasa

35%

SK4 Tercapainya

Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

Nilai minimal indeks manajemen

resiko -

Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker

91,5%

SK5 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan

Indeks Kepuasan Masyarakat

terhadap layanan jasa industri 3,5 Indeks

SK6 Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

Rata-rata indeks profesionalitas ASN 75 Nilai disiplin pegawai 80 Nilai

SK7 Penguatan layanan publik

Nilai minimal indeks layanan publik

B SK8 Penguatan

Akuntabilitas Organisasi

Nilai minimal akuntabilitas kinerja 80,1 Nilai minimal laporan keuangan

90

2.3. Rencana Anggaran

Dalam rangka pencapaian sasaran kinerja tahun 2021, Baristand Industri Bandar Lampung mendapat dukungan dana sebesar Rp. 16.283.966.000 (Enam Belas Juta Dua Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah), yang

(14)

9

terdiri : Anggaran Rupiah Murni sebesar Rp. 9.056.193.000,- dan Anggaran dari Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 7.227.773.000,-.Total anggaran tersebut untuk membiayai :

Table 2.2. Total Anggaran Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021

KODE

OUTPUT OUTPUT PAGU (Rp)

BAD Pelayanan Publik kepada Industri 3.552.422.000

AEC Kerjasama 16.120.000

AEF Sosialisasi dan Diseminasi 48.500.000

BDI Fasilitasi dan Pembinaan Industri 76.040.000

EAA Layanan Perkantoran 9.792.909.000

EAB Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 699.528.000

EAD Layanan Sarana Internal 1.557.287.000

EAE Layanan Prasarana Internal 398.900

EAM Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 142.260

TOTAL 16.283.966.000

Pendapatan PNBP sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp. 5.366.271.984,- dari target sebesar Rp. 7.500.000.000,- sehingga pencapaian sebesar 71,55%. Sebagai satuan kerja yang pengelolaan keuangan BLU (Badan Layanan Umum), Baristand Industri Bandar Lampung perlu mengoptimalkan lagi kompetensi dan usahanya untuk meraih target PNBP yang sudah direncanakan di tahun berikutnya.

2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja

Dukungan anggaran yang tertuang dalam DIPA, tersebar dalam beberapa output, diberikan untuk mencapai target kinerja yang sudah ditetapkan oleh Baristand Industri Bandar Lampung. Target kinerja ditetapkan di awal tahun 2021 merupakan kontrak kerja antara Kepala Baristand Industri Bandar Lampung dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Kinerja.

Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja TA. 2021 (Semula)

No. Tujuan/Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1. Meningkatnya kontribusi inovasi dalam rangka mendukung pertumbuhan PDB industri pengolahan non migas.

Effisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan hasil riset/inovasi.

5,5%

(15)

10

No. Tujuan/Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

2. Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian industri pengolahan non migas.

Persentase hasil riset/inovasi lima tahun terakhir yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha.

17%

Perusahaan industri/badan usaha yang memanfaatkan paket teknologi/problem solving/supervisi/konsultasi.

2 perusahaan/

industri/badan usaha 3. Terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang litbangyasa dan layanan jasa industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri.

3,5 indeks Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di

prosiding/jurnal nasional/ internasional yang terakreditasi/ terindeks global dan pengajuan Paten.

a. Jurnal Internasional 1 KTI

b. Prosiding Internasional 1 KTI

c. Jurnal Nasional 2 KTI

d. Prosiding Nasional 4 KTI

e. Pengajuan Paten 1 Paten

Namun, seiring dengan perubahan nomenklatur satker/BPPI menjadi BSKJI sehingga terjadi perubahan menjadi Renstra BSKJI Tahun 2021 dan adanya kebijakan nasional untuk memusatkan kegiatan riset pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maka pada bulan Desember 2021 terjadi perubahan Perjanjian kinerja Kepala Baristand Industri Bandar Lampung dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

Dokumen perjanjian kinerja Baristand Industri Bandar Lampung setelah perubahan sebagai berikut.

Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja TA. 2021 (Sesudah Perubahan)

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1 Meningkatnya daya saing industri pengolahan nonmigas

Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi

dalam rangka pengembangan industri 1 Kegiatan 2 Penguatan Implementasi

Making Indonesia 4.0

Peningkatan peran Balai dalam pengembangan industri

1 Perusahaan 3 Meningkatnya Kemampuan

Industri Barang Dan Jasa dalam Negeri

Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

5,5%

Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri

3%

Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri

2 Ruang Lingkup Persentase nilai capaian penggunaan

produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa

35%

4 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

Nilai minimal indeks manajemen resiko - Rekomendasi hasil pengawasan internal

telah ditindaklanjuti oleh satker 91,5%

5 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri

3,5 Indeks

(16)

11

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

6 Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

Rata-rata indeks profesionalitas ASN 75

Nilai disiplin pegawai 80 Nilai

7 Penguatan sistem informasi terintegrasi, kolaborasi dan layanan publik

Nilai minimal indeks layanan publik

B 8 Penguatan Layanan Prima

dan Akuntabilitas Organisasi

Nilai minimal akuntabilitas kinerja 80,1 Nilai minimal laporan keuangan 90

Sasaran kegiatan sebagaimana tertuang pada dokumen perjanjian kinerja yang baru terdiri dari kegiatan kolaborasi, pengembangan kemamapuan industri, pengembangan layanan publik dan pengembangan kemampuan internal. Untuk mencapai Sasaran Kegiatan yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja tersebut diatas maka disusun rencana aksi yang dibagi dalam periode triwulan sebagai berikut.

(17)

12

Table. 2.5. Rencana Aksi Perjanjian Kinerja Tahun 2021

No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Rencana

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas

Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka

pengembangan industri

1

Kegiatan - - - - - - 100% Sosialisasi dan

Pelaporan

2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

Peningkatan peran balai dalam pengembangan industri

1

Perusahaan - - - - - - 100%

Sosialisasi dan pendampingan,

dan Pelaporan 3 Meningkatnya

kemampuan industri barang dan jasa dalam negeri

Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

5,5 % - - - - - - 100%

Sosialisasi dan implementasi, dan Pelaporan

Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri

3% - - - - - - 100%

Penyelesaian administrasi dan

pelaporan Peningkatan jumlah

lingkup layanan jasa industri di dalam negeri

2 Ruang Lingkup

- - - - - - 100%

Terakreditasinya 1 (satu) ruang lingkup kalibrasi

dan 3 (tiga) ruang lingkup laboratorium uji Persentase nilai

capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa

35% - - - - - - 100%

Penyelesaian administrasi dan

pelaporan 4 Tercapainya

Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

Nilai minimal indeks manajemen resiko

0

Nilai - - - - - - 100%

Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker

91,5% - - - - - - 100%

Tindak lanjut hasil temuan TA

2020 sudah disampaikan

(18)

13

No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Rencana

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

Target Antara

Rencana Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5 Terselenggaranya Urusan

Pemerintahan di Bidang

Perindustrian yang Berkelanjutan

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri

3,5

Indeks - - - - - - 100%

Analisis data dan penyusunan

pelaporan

6 Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

Rata-rata indeks profesionalitas ASN

80

Indeks - - - - - - 100% Pengisian

kuesioner Nilai disiplin pegawai

90

Nilai - - - - - - 100%

Laporan penilaian kinerja

pegawai 7 Penguatan

sistem informasi terintegrasi, kolaborasi dan layanan publik

Nilai minimal indeks layanan publik

B

Indeks - - - - - - 100%

Penilaian mandiri layanan

publik

8 Penguatan Layanan Prima dan Akuntabilitas Organisasi

Nilai minimal akuntabilitas kinerja

80,1

Nilai - - - - - - 100% Pengumpulan

dokumen kinerja Nilai minimal laporan

keuangan 90

Nilai - - - - - - 100%

Penyusunan laporan keuangan akhir

tahun

(19)

14 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Kinerja

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawab atau tanggung jawab dan menerangkan kinerja serta tindakan organisasi pada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggung jawaban atas dasar pengertian akuntabilitas tersebut. Baristand Industri Bandar Lampung sesuai tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya berkewajiban untuk menyampaikan akuntabilitas penyelenggaraan Litbang di bidang industri secara tertulis setiap berakhirnya tahun anggaran. Untuk menilai akuntabiliti tersebut diperlukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja memiliki makna ganda yaitu pengukuran kinerja itu sendiri dan evaluasi kinerja. Pengukuran kinerja menjadi jembatan antara perencanaan strategis dan akuntabilitas.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capain sasaran. Metode ini dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak- pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

3.1.1. Analisis Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2021

Untuk capaian kinerja Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dengan alur berdasrkan IKU Renstra kementerian Perindustrian disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1. Matriks Alur Keterkaitan IKU Kementerian Perindustrian Sampai Dengan Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA. 2021

Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung

Kode Sasaran

Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran

Strategis IKU

1 2 3 4 5 6 7 8

SS1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas

Efisiensi sumber daya industri dalam rangka peningkatan daya saing industri hijau

SP1. Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas

Efisiensi sumber daya industri dalam rangka peningkatan daya saing industri hijau

Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas

Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka

pengembangan industri SS2.1 Penguatan

implementasi Making

Perusahaan dengan nilai Indonesia

SP2. Penguatan Implementasi Making Indonesia

Produktivitas/efisie nsi perusahaan industri yang telah

Penguatan Implementasi Making

Peningkatan peran balai dalam

(20)

15

Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung

Kode Sasaran

Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran

Strategis IKU

1 2 3 4 5 6 7 8

Indonesia 4.0 Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) >3.0

4.0 dilaksanakan

pembimbingan dan pendampingan industri 4.0

Indonesia 4.0 pengembangan industri

SS3.1

Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri

Jumlah SNI bidang industri yang diterapkan dan

diberlakukan.

SP3.

Meningkatnya Kemampuan Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri

SNI bidang industri yang diterapkan dan diberlakukan.

Meningkatnya Kemampuan Industri Barang dan Jasa Dalam Negeri

Produktivitas/efis iensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi Produktivitas/efi

siensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

Tingkat Kepatuhan LPK terhadap regulasi

Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri

Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan BSKJI

Produktivitas/efisie nsi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri

Persentase nilai

capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan BSKJI

Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa

NON IKU NON IKU NON IKU

SS7 Tersedianya regulasi pembangunan Industri yang efektif

Efektivitas regulasi yang ditetapkan di lingkungan Kemenperin

SP4. Tersedianya kebijakan pembangunan industri berdasarkan hasil review/ kajian

Efektifitas regulasi standardisasi industri

SS8

Terselenggara nya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berdaya saing dan Berkelanjutan

Perusahaan industri

menengah besar yang

tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)

SP5.

Terselenggaranya urusan

pemerintahan di bidang perindustrian yang berkelanjutan

Jumlah perusahaan industri menengah besar yang tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)

Terselenggara nya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan

Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri Indeks Kepuasan

Masyarakat terhadap layanan jasa industri SS9

Tercapainya pengawasan internal yang efektif dan efisien

Rekomendasi hasil

pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker

SP6.

Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

Satker yang memperoleh nilai Indeks Manajemen Risiko mencapai minimal level 3

Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

Nilai minimal Indeks Manajemen Risiko

Index penerapan manajamen risiko (MRI) Kementerian Perindustrian

Rekomendasi hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker

Rekomendasi

hasil pengawasan internal telah ditindaklanjuti oleh satker SS10

Terwujudnya ASN yang Profesional dan

Rata-rata Indeks Profesionalitas ASN

Kemenperin

SP7.

Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

Rata-rata Indeks Profesionalitas ASN

Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

Rata-rata Indeks Profesionalitas ASN

Nilai disiplin Nilai disiplin

(21)

16

Kemenperin BSKJI Baristand Industri B.Lampung

Kode Sasaran

Strategis IKU Kode Sasaran Strategis IKU Sasaran

Strategis IKU

1 2 3 4 5 6 7 8

Berkepribadia n

pegawai pegawai

SS11

Terwujudnya Sistem Informasi Industri yang Berkualitas

Data dan informasi sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan

SP8.

Penguatan Sistem Informasi Terintegrasi, Kolaborasi dan Layanan Publik

Implementasi kerja sama

Penguatan Sistem Informasi Terintegrasi, Kolaborasi dan Layanan Publik

Nilai minimal indeks layanan publik Satker yang

terintegrasi dengan Sistem Informasi Pelayanan Publik Terpadu Satker yang memperoleh Indeks layanan publik minimal B SS12 Terwujudnya

Birokrasi yang Efektif, Efisien, dan

Berorientasi pada Layanan Prima

Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

SP9. Penguatan Akuntabilitas Organisasi

Satker yang memperoleh nilai laporan keuangan minimal 90

Penguatan Akuntabilitas Organisasi

Nilai minimal laporan keuangan

SS13 Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan serta Pengendalian yang Berkualitas dan Akuntabel

Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instnasi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Perindustrian

SP9. Penguatan Akuntabilitas Organisasi

Satker yang memperoleh nilai akuntabilitas kinerja minimal A

Penguatan Akuntabilitas Organisasi

Nilai minimal akuntabilitas kinerja

Dari tabel 3.1. tersebut dapat dilihat Alur IKU Kementerian Perindustrian Sampai Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung TA.2021. Sasaran strategis yang diturunkan dari Kementerian Perindustrian hingga BSKJI lalu diturunkan kembali menjadi sasaran strategis di Baristand Industri Bandar Lampung. Beberapa diantara sasaran strategis tersebut menjadi indikator kinerja utama di Baristand Industri Bandar Lampung.

Sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab II, Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi dalam pelaksanaannya, setiap triwulan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian tersebut melalui Laporan Triwulanan, e-monitoring, dan ALKI. Dengan adanya kebijakan nasional untuk memusatkan kegiatan riset pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sehingga terjadi perubahan Perjanjian Kinerja pada Tahun 2021 sebagaimana disajikan pada table Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.2. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 (Semula)

No Indikator Target TW I TW II TW III TW IV

T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Meningkatnya kinerja litbangyasa dalam rangka mendukung daya saing dan kemandirian industri pengolahan nonmigas

1. Efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan hasil riset/inovasi

6% 15 0 35 0 40 0

2. Persentase hasil riset/inovasi lima tahun terakhir yang dimanfaatkan perusahaan

17% 15 0 35 0 40 0

(22)

17

No Indikator Target TW I TW II TW III TW IV

T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

industri/badan usaha

3. Perusahaan industri/badan usaha yang memanfaatkan paket teknologi/problem solving/supervisi/konsultasi

2 Paket Teknologi/

Litbangyasa

15 0 35 0 40 0

2 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang litbangyasa dan standardisasi industri untuk mendukung industri yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri

3,5 pada skala 1-4

20 25 30 30 40 40

2. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Internasional yang terindeks global.

Karya Tulis 10 0 10 0 50 0

3. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Nasional yang terakreditasi

Karya Tulis 10 0 10 0 50 0

4. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Prosiding Internasional.

Karya Tulis 10 0 20 0 40 0

5. Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan di Prosiding Nasional.

Karya Tulis 10 0 20 0 40 0

6. Pengajuan Paten Paten 10 0 60 0 20 0

Tabel 3.3. Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2021 (Menjadi)

No Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja Target TW I TW II TW III TW IV T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas

1. Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri

1 Kegiatan

- - - - - - 100 100

2 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 1. Peningkatan peran balai dalam

pengembangan industri

1 Perusahaa

n

- - - - - -

100 100

3 Meningkatnya kemampuan industri barang dan jasa dalam negeri

1. Produktivitas/efisiensi perusahaan industri yang memanfaatkan teknologi industri melalui jasa konsultansi

5,5%

- - - - - -

100 100

2. Meningkatnya utilisasi layanan jasa industri di dalam negeri

3% - - - - - - 100 100

3. Peningkatan jumlah lingkup layanan jasa industri di dalam negeri

2 Ruang

Lingkup - - - - - - 100 100

4. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa

35%

- - - - - -

100 100

4 Tercapainya Pengawasan Internal yang Efektif dan Efisien

1. Nilai minimal indeks manajemen resiko 0 Nilai - - - - - - 100 100 2. Rekomendasi hasil pengawasan internal

telah ditindaklanjuti oleh satker

91,5%

- - - - - - 100 100

5 Terselenggaranya Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian yang Berkelanjutan

1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap layanan jasa industri

3,5 Indeks - - - - - - 100 100

6 Terwujudnya ASN BSKJI yang Professional

1. Rata-rata indeks profesionalitas ASN 75 Indeks - - - - - - 100 100

2. Nilai disiplin pegawai 80 Nilai - - - - - - 100 100

(23)

18

No Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja Target TW I TW II TW III TW IV T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%) T(%) R(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

7 Penguatan Layanan Publik

1. Nilai minimal indeks layanan publik B Indeks - - - - - - 100 100 8 Penguatan Layanan Prima dan Akuntabilitas

Organisasi

1. Nilai minimal akuntabilitas kinerja 80,1 Nilai - - - - - - 100 100 2. Nilai minimal laporan keuangan 90 Nilai - - - - - - 100 100

Dari tabel 3.2 dan tabel 3.3 diatas terlihat bahwa tugas Litbangjirap telah dikeluarkan dari Perjanjian Kinerja Kepala Baristand Industri Bandar Lampung pada Triwulan IV TA.

2021. Tabel tersebut juga menyajikan realisasi fisik per triwulan dari Rencana Aksi yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 baik sebelum maupun sesudah perubahan perjanjian kinerja. Pada umumnya, indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan per Triwulan, namun terdapat beberapa indikator yang realisasinya tidak mencapai target per- Triwulan. Adapun kendala dalam pencapaian kinerja Triwulan I, II dan Triwulan III disebabkan Sasaran dan Indikator Kegiatan sudah tidak menjadi Tugas Pokok dan Fungsi Baristand Industri Bandar Lampung sejak diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2020 tentang Kementerian Perindustrian. Dengan mengikuti arahan dari Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri bahwa setiap kegiatan yang terkait dengan penelitian dan pengembangan tidak dilaksanakan lagi sambil menunggu regulasi baru dari Kementerian Perindustrian terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Baristand Indsutri Bandar Lampung.

Agar tujuan dan sasaran kegiatan Baristand Industri Bandar Lampung tetap tercapai, maka dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian perlu dilakukan perubahan Perjanjian Kinerja pada Triwulan IV Tahun 2021 yang sejalan dengan perubahan Rencana Strategis BSKJI Tahun 2021 – 2024. Perubahan perjakin dapat terlihat pada Tabel 3.3 di atas.

Diharapkan pada tahun berikutnya, setelah ditetapkannya SOTK yang baru Baristand Industri Bandar Lampung dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebagai bahan tindak lanjut, evaluasi dan perbaikan dalam pelaksanaan program/kegiatan.

(24)

18

Sasaran Kegiatan ini merupakan turunan dari Sasaran Strategis BSKJI yang terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Berikut target, realisasi dan capaian dari Sasaran Kegiatan I.

Tabel 3.4 Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan I Perjanjian Kinerja Baristand Industri Bandar Lampung Tahun 2021

Sasaran Kegiatan I Indikator Target Realisasi Capaian

(%) Meningkatnya Daya Saing

Industri Pengolahan Nonmigas

Peningkatan Kapabilitas Hasil Kolaborasi dalan Rangka Pengembangan Industri

1 Kegiatan

1

Kegiatan 100

1. Indikator Kinerja I : Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri

Indikator ini memiliki kriteria tercapainya penguasaan teknologi industri yang meliputi aspek pemetaan, pemilihan, pelaksanaan pengadaan, pemanfaatan, penjaminan risiko, optimalisasi, dan audit oleh Pejabat Fungsional Pembina Industri di setiap Balai Standardisasi melalui kolaborasi dengan berbagai pihak baik akademisi, lembaga penelitian, ataupun instansi lainnya. Hasil kolaborasi dapat berbentuk kajian dalam bentuk model konseptual, spesifikasi, rancangan, atau prototipe. Keseluruhan hasil tersebut didokumentasikan dalam bentuk dokumentasi yang mengacu pada format tertentu yang disepakati seluruh balai. Bentuk pengembangan industri sebagai contoh problem solving, instalasi peralatan, dan lain – lain. Ketercapaian indikator ini ditunjukkan dengan menghitung jumlah kegiatan kolaborasi berdasarkan SPK/bukti lain yang mencerminkan peningkatan kapabilitas dengan basis kolaborasi pada tahun ketika pengukuran dilakukan.

1) Hasil yang telah dicapai

Dalam perhitungan akumulasi dan verifikasi diperoleh data terdapat sebanyak 1 hasil kolaborasi dengan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dalam bentuk metode produksi pupuk organik dari bahan kulit pisang Sentra IKM Kripik Pisang Bandar Lampung.

Adapun formula perhitungan target dan realisasi Indikator Kinerja 1 adalah dengan menghitung jumlah kegiatan kolaborasi berdasarkan SPK/bukti lain yang mencerminkan peningkatan kapabilitas dengan basis kolaborasi pada tahun ketika pengukuran dilakukan. Berikut tabel Peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri.

SASARAN

KEGIATAN 1 Meningkatnya Daya Saing Industri Pengolahan Nonmigas

Referensi

Dokumen terkait

Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Implementasi pembelajaran BCCT di KB SCA Karanganyar dilakukan melalui tiga aspek, yaitu: (a) perencanaan, yaitu:

Besarnya kontribusi pencairan tunggakan PKB dengan surat peringatan (SP) terhadap penerimaan PKB di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur UPTD Malang Kota

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

Hal ini terlihat dari tugas pengawasan BPD di desa Sereh 1 terkesan hanya sekedar organisasi saja, banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai kinerja Kaur ekonomi pembangunan

Sumber Daya Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena sumber daya manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

Berangkat dari kajian ini,mendorong penulis melakukan penelitian dengan memilih judul“HUBUNGAN BUDAYA PATRIARKI TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH DALAM

Dengan demikian, pengendalian intern gaji dapat dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuannya yaitu: Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara