BAB V – ANALISIS DATA
B. Analisis Dampak Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Berdasarkan analisis evaluasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan melalui indikator-indikator evaluasi kebijakan seperti yang telah dikemukakan di atas, ada dua indikator yang terlaksana dengan baik, yaitu efisiensi dan responsivitas. Dari kedua indikator tersebut, peneliti akan menjabarkan dampak-dampaknya terhadap masyarakat kelompok sasaran didalam bagian ini.
Sebuah program dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif dan kalau diamati dampak tersebut ada yang direncanakan maupun dampak yang tidak direncanakan. Program-program, baik yang memiliki dampak positif maupun dampak negatif merupakan kesempatan belajar untuk optimalisasi pendekatan dan implementasi ke depan. Upaya evaluasi kebijakan ialah untuk menentukan dampak dari kebijakan pada kondisi kehidupan nyata. Dampak dapat dilihat pada perubahan kondisi baik secara fisik maupun sosial yang merupakan akibat dari hasil kebijakan.
Hasil penelitian di KPP Pratama Medan Kota sebagian pihak-pihak yang
menerima pelaksanaan sosialisasi perpajakan menunjukkan, selain menerima
manfaat, pihak-pihak tersebut juga dapat merasakan dampak pelaksanaan
sosialisasi perpajakan. Dampak dari pelaksanaan sosialisasi perpajakan bagi
pihak-pihak tersebut ialah meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan,
meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mendorong kesuksesan reformasi administrasi perpajakan.
Selama ini KPP Pratama Medan Kota menerapkan pelayanan prima direktorat jenderal pajak yang telah diatur didalam surat edaran direktorat jenderal pajak nomor : SE - 84/PJ/2011, didalam surat edaran tersebut salah satu sasaran strategis Direktorat Jenderal Pajak (DJP) adalah meningkatkan kepuasan wajib pajak dan seluruh stakeholder perpajakan dalam rangka mewujudkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap pelayanan perpajakan.
Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dan arahan presiden republik Indonesia terkait upaya menghentikan segala bentuk kejahatan dan penyimpangan serta dalam rangka meningkatkan capaian kinerja DJP. Salah satu upaya untuk mencapai tingkat kepuasan yang tinggi atas pelayanan perpajakan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada wajib pajak. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wajib pajak sehingga tercipta pelayanan prima, perlu dibangun budaya melayani (service mindset) sebagai bagian dari penerapan nilai-nilai kementerian keuangan profesionalisme dan pelayanan di seluruh jajaran DJP.
Salah satu indikator untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan, terutama dalam peningkatan pemahaman dan kesadaran wajib pajak maka dari itu direktorat jenderal pajak melalui KPP Pratama medan kota melaksankan kegiatan sosialisasi perpajakan. Kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh pelaksanaan sosialisasi perpajakan adalah masyarakat dapat memperoleh dan menambah wawasan serta pengertahuannya terhadap informasi dan peraturan perpajakan dan dapat menjalankan kewajiban perpajaknnya dengan mudah, Murah, dan fleksibel. Penjelasannya, antara lain :
1. Mudah dalam arti wajib pajak KPP pratama medan kota tidak harus bersusah payah datang ke KPP Pratama Medan kota untuk mengetahui mendapat informasi yang berkaitan dengan perpajakan terutama mengenai penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan. Wajib pajak dapat memperoleh informasi mengenai perpajakan melalui media-media sosialisasi yang telah disediakan. Wajib pajak dapat membuka internet, mendengarkan radio, membaca dari artikel, dan lainnya.
2. Murah dalam arti wajib pajak tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk
memperoleh pengetahuan dan peratutaran perpajakan yang terbaru. Karena pihak Direktorat Jenderal Pajak melalui KPP Pratama Medan Kota menyediakan booklet dan leaflet yang dapat diperoleh oleh wajib pajak secara gratis. Selain itu juga disediakan peraturan dalam bentuk softfile yang dapat dengan mudah di unduh dan tanpa biaya.
3. Fleksibel dalam arti dengan mengikuti sosialisasi pajak bukan terpaku kepada
satu metode saja. Banyak akses atau cara yang bisa digunakan wajib pajak untuk memperoleh informasi megenai perpajakan. Bahkan jika diperlukan pihak KPP pratama medan kota bersedia datang ke tempat wajib pajak, untuk memberikan penyuluhan secara langsung.
Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap perpajakan dan mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak untuk melaporkan surat pemberitahuan tahunan wajib pajak agar tepat waktu dan benar.
Selain untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan prima direktorat jenderal pajak, sosialisasi perpajakan juga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak akan pentingnya peran pajak terhadap perekonomian di Indonesia. Sehingga hal tersebut dapat mendorong wajib pajak untuk lebih patuh dalam menyampaikan surat pemberitahuan tahunannya yang nantinya akan berdampak pada terpenuhinya target penerimaan pajak. Untuk dapat mencapai target tersebut diperlukan upaya-upaya maksimal terutama dalam menyadarkan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Suksesnya pencapaian target tersebut perlu didukung dengan salah satunya tingkat kepuasan dan kepatuhan wajib pajak. Untuk meningkatkan kepuasan dan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan dengan mengedepankan upaya pelayanan, penyuluhan dan kehumasan dibandingkan tindakan pengawasan.
3) Mendorong Kesuksesan Reformasi Administrasi Perpajakan
Direktorat jenderal pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan
(change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi. Sejak Reformasi perpajakan Indonesia sampai saat ini menganut sistem self assessment. Dimana pada sistem ini keberhasilan perpajakan juga bergantung kepada kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Adapun jiwa dari reformasi admnistrasi perpajakan ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel. Jika program reformasi admnistrasi perpajakan ini ditelaah secara mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka dapat dilihat
perubahan yang cukup mendasar. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak.
Pelakasanaan sosialisasi perpajakan merupakan bentuk pelayanan yang
dilakukan demi mewujudkannya tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap perpajakan di Indonesia. Reformasi admnistrasi perpajakan yang diciptakan direktorat jenderal pajak untuk mendukung terciptanya sistem administrasi perpajakan yang transaparan dan akuntabel.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak (studi pada penyampaian Surat Pemberitahuan tahunan) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan medan kota
memberikan dampak positif bagi pihak fiskus maupun Wajib Pajak sasaran.
Sesuai dengan petunjuk teknis yang terdapat dalam SE-22/PJ/2007, pelaksanaan
sosialisasi perpajakanperlu dilanjutkan dan sebaiknya memperluas cakupan serta
memelihara wujud program yang telah ada. Sebab, dampak program ini cukup
baik untuk menjagakesinambungan antara direktorat jenderal pajak dalam hal ini
KPP pratama medan kota dan Wajib Pajak.
Dampak yang dirasakan masyarakat seperti meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan, meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan mendorong suksesnya reformasi administrasi perpajakan. Meskipun dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan seperti kegiatan tersebut dominan dilaksanakan pada batas akhir masa penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Hal ini dilihat dari
hasil wawancara, observasi dan data sekunder yang menunjukkan bahwa
indikator-indikator evaluasi hampir semuanya dapattercapai cukup baik.
Hasil evaluasi pelaksanaan sosialisasi perpajakan didasarkan pada enam
responsivitas dan ketepatan. Kesemua indikator tersebut tetap saling berhubungan satu sama lain. Namun, indikator perataan dan ketepatan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan indikator lainnya dalam penerapan pelaksanaan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan medan kota. Faktor sumber daya manusia, sumber daya modal dan capaian waktu yang ditetapkan menujukkan efisiensi program, dan adanya tanggapan positif, kritik serta saran memperlihatkan tingginya responsivitas Wajib Pajak terhadap pelaksanaan sosialisasi perpajakan di KPP Pratama medan kota. Secara ringkas, kesimpulan dari tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas pelaksanaan sosialisasi perpajakan sudah terlaksana dengan baik
meskipun hasil yang ada belum sesuai dengan tujuan untuk mengatasi masalah kepatuhan Wajib Pajak yang diharapkan. Hasil program hanya sampai pada kualitas kegiatan sosialisasi perpajakan yang semakin baik, namun belum berdampak pada peningkatan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Medan Kota. Namun, pemeliharaan dan evaluasi selanjutnya diserahkan kepada direktorat jenderal pajak melalui KPP Pratama medan kota serta Wajib Pajak itu sendiri.
2. Efisiensi program memiliki nilai yang baik karena target pencapaian realisasi
dari target pelaksanan sosialisari perpajakan tidak terlalu berat dalam mencapai realisasinya, karna beberapa bentuk kegiatan sosialisasi perpajakan di bantu langsung oleh pihak Kantor Wilayah SUMUT I.
3. Indikator kecukupan masih dirasa kurang oleh pihak KPP Pratama Medan
sosialisasi perpajakan telah menjadi jawaban bagi masalah kurangnya kesadaran memenuhi kewajiban perpajakan yang selama ini dialami masyarakat karena alasan kurang pemahaman terhadap perpajakan.
4. Dalam hal pemerataan, pelaksanaan kegiatan sosialisasi perpajakan
sebenarnya telah berupaya untuk memberikan bantuan dan pelayanan bagi Wajib Pajak yang ingin mendapat kemudahan dalam hal memperoleh berbagi informasi, peraturan dan pengetahuan mengenai perpajakan di KPP Pratama Medan Kota.
5. Responsivitas fiskus dan Wajib Pajak pada pelaksanaan sosialisasi perpajakan
didapati sangat baik. Program ini memang berjalan sesuai dengan pendekatannya yaitu agar Wajib Pajak tanggap terhadap pajak, dan mengetahui akan hak dan kewajibannya. Melalui program sosialisasi perpajakan, Wajib Pajak tidak lagi hanya sekadar menjadi penerima program, tetapi juga pemberi usulan dan pengambil keputusan demi tercapainya kebutuhan perpajakannya.
6. Pelaksanaan sosialisasi perpajakan memang sudah terlaksana dengan baik di
KPP Pratama Medan Kota, namun hasil yang diinginkan belum tercapai dengan tepat. Sekalipun program ini sudah tepat pada kelompok sasaran, namun masih ada kekurangan dari pada waktu pelaksanaan dan proporsi sasaran sosialisasi tersebut, sehingga tujuan dari program ini yaitu meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan tahunan Wajib Pajak belum dapat tercapai.
B. Saran
Berdasarakan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan dan kesimpulan yang telah di uraikan sebelumnya, dalam penulisan skripsi ini penulis ingin memberikan saran – saran yang sifatnya membangun. Adapun saran – saran tersebut antara lain ialah:
1. Sosialisasi pajak tanpa tindakan aktif tidak akan berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan pajak Wajib Pajak, oleh karena itu, tindakan aktif dari fiskus harus selalu ditingkatkan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Selain sosialisasi yang telah dilakukan oleh fiskus atau kantor pajak, upaya lain yang dapat dilakukan oleh fiskus atau kantor pajak untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan masyarakat akan pajak dapat dilakukan dengan cara – cara berikut:
- Selama ini masyarakat merasa sulit memahami pajak dikarenakan
peraturan tentang pajak yang dinamis dan berubah-ubah serta menggunakan bahasa yuridis yang sulit dipahami. Maka lebih baik informasi pajak yang disampaikan sedapat mungkin menarik dan menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti selain bahasa yuridis yang sulit dipahami orang awan. Dibuat brosur penuntun pajak yang sangat komunikatif dan digemari oleh orang karena brosur tersebut ditulis dengan bahasa yang semaksimal mungkin menghindari istilah akademik atau terminologi pajak, dengan ilustrasi gambar yang bukan menampilkan petugas pajak misalnya brosur pajak dibuat selucu
mungkin dengan ilustrasi gambar kartun yang membangkitkan rasa humor, serta menghindari gambaran kaku para petugas pajak.
- Ssosialisasi perpajakan dilaksanakan secara rutin tidak hanya musiman.
Dan sebaiknya isi dari sosialisasi tidak hanya berupa himbauan masalah kewajiban Wajib Pajak saja namun juga hak-hak yang dimiliki Wajib Pajak
- Menumbuhkan sikap positif terhadap pajak perlu dilakukan sejak dini
pada masa usia sekolah. Perlu sekali dibentuk kelompok remaja yang mempunyai kesadaran akan pentingnya pajak. Kelompok ini akan berguna tidak hanya bagi kepentingan remaja itu sendiri, tetapi juga akan ikut menyadarkan orang lain disekitarnya.
- Penting sekali diketahui bagaimanakah keinginan dan harapan para
Wajib Pajak tentang penggunaan uang pajak yang telah mereka bayar. Secara teoritis, semakin sesuai antara keinginan si pembayar pajak dengan pemanfaatan uang pajak yang mereka bayar, maka semakin senang mereka untuk membayar pajak. Untuk mengetahui pendapat pembayar pajak di bidang apakah uang pajak harus digunakan, kiranya diperlukan semacam usaha untuk menjaring informasi tersebut. Hal itu dapat dilakukan lewat survei pendapat pembayar pajak.
- Petugas pajak diharapkan simpatik, bersifat membantu, mudah
dihubungi, dan bekerja jujur. Bila petugas berbuat yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka status mereka sama dengan pagar yang memakan tanaman. Tanpa ada perubahan ke arah perilaku yang
simpatik dan kejujuran dalam bertugas di kalangan para petugas pajak, maka sulit untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk taat pajak.
Tugas pegawai negeri adalah melayani rakyat dan bukan dilayani
rakyat. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah selain pelayanan pajak itu sendiri seperti yang telah dibicarakan di atas, juga pelayanan pemerintah pada masyarakat dalam makna yang lebih luas. Pelayanan yang diberikan pemerintah dalam makna meluas ini merupakan stimulus insentif bagi masyarakat terutama pembayar pajak. Insentif ini harus diberikan pemerintah sebagai imbalan. Uang pajak yang dibayarkan kepada pemerintah diharapkan untuk dikembalikan dalam wujud pelayanan yang baik kepada masyarakat. Petugas Pemerintah yang menyiksa rakyatnya melalui komersialisasi jabatan, korupsi, dan kebiasaan mempersulit segala urusan yang mudah akan menyebabkan masyarakat tidak antusias membayar pajak. Selain itu, perlu pula disadari bahwa petugas pemerintah adalah orang yang sering menjadi panutan masyarakat. Kalau sekiranya petugas penelitian ini dalam segala strata jabatannya telah membayar pajak dengan baik, maka besar kemungkinan masyarakat akan mengikuti jejak yang demikian. Dalam hal membayar pajak hendaknya ada keterbukaan. Kalau sekiranya ada
keterbukaan, mudah – mudahan orang akan antusias membayar pajak
dan taat akan kewajiban perpajakan lainnya.
- Para Wajib Pajak mengharapakan agar uang yang diserahkan kepada
atau Wajib Pajak ingin melihat dengan jelas apa yang telah dilakukan terhadap uang pajak yang telah mereka bayar. Apakah ada perbaikan di dalam pelayanan terhadap mereka sebagai warganegara? Apakah urusan dalam berbagai hal yang semula kurang lancar kini berubah menjadi lancar? Demikian pula dengan sarana – sarana yang menyangkut kepentingan orang banyak seperti pendidikan, jalan-jalan, transpostasi, listrik, telepon dan sebagainya, apakah semakin baik? perlu dijelaskan bahwa pelayanan yang mereka terima adalah hasil dari pajak yang telah mereka bayar. Kalau ada pembangunan jalan yang biayanya bersumber dari pajak, misalnya, maka perlu diumumkan bahwa pembangunan tersebut dibiayai oleh uang pajak. Hal demikian menuntut adanya pemisahan antara pembiayaan pembangunan yang bersumber dari pajak, dan yang bersumber dari sektor lainnya. Kejelasan kaitan antara pajak dengan hasil-hasil kegiatan pembangunan harus dibuat sejelas mungkin di mata para pembayar pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku – Buku Literatur
Devano Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, Dan Isu.
Jakarta: Prenada Media Group..
Gunawan Setiyaji, Hidayat Amin. 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan
Indonesia,Jurnal Ekonomi Universitas Indonusa Esa Unggul,Jakarta.
John Hutagaol. 2007. Perpajakan:Isu-isu Kontemporer.Yogyakarta: Graha Ilmu
Mardiasmo. 2004. Perpajakan.Yogyakarta: Andi Offset
Mohammad Zain. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT.Salemba Emban
Patria
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik (Teori Dan Praktik).
Jakarta : PT Grasindo
Pandiangan, Liberti. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Pajak. Jakarta:
PT Elek Media Koputindo.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rogers, Everett M., Dan Shoemaker, F.Floyd. 1987. Communication Of
Innovations. Terjemahan Abdillah Hanafi Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Safitri, Nurmantu. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Kelompok Yayasan
Obor
Simbolon, Maringan Masry. 2004. Dasar – Dasar Administrasi Dan Manajemen.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Singarimbun, Masri Dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta
: LP3ES
Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak Edisi 4. Yogyakarta : Salemba Empat
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung CV Alvabeta
Bandung
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana
Syofrin Syofyan, Asyhar Hidayat. 2004. Hukum Pajak dan Permasalahannya.
Trilestari, Endang Wirjatmi. 2004. Keikutsertaan Masyarakat Dalam Membangun Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 1 No. 1 Tahun 2004. STIA LAN, Bandung
Walgito, Bimo. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi
Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan perundang-undangan
Undang Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 235/Kmk.03/2003
Tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/PJ/2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha Dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan Dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 20/PMK.03/2008 Tentang Jangka Waktu
Pendaftaran Dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta Pengukuhan Dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-24/PJ/2009 Tentang Tata Cara
pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e-Registration.
Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-22/PJ/2007 Tentang
Penyeragaman Sosialisasi Perpajakan Bagi Masyarakat.
Surat Edaran Direktur Jendral Pajak No.SE-98/PJ/2011 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja Dan Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit Vertikal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA-S1 EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Saya seorang mahasiswa pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Henny Utami Putri
NIM : 130921035
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Universitas : Universitas Sumatera Utara (USU), Medan
Bermaksud melakukan penelitian mengenai Dampak Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Penyampaian Surat Pemberitahuan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota) kemudian dari hasil jawaban tersebut akan dianalisis dan disimpulkan. Saya memohon kepada Saudara untuk bersedia menjawab wawancara ini sesuai dengan hati nurani Saudara sendiri dan berkenan untuk memberi data yang saya perlukan, demi kelancaran tugas yang diberikan kepada saya.
Demikianlah atas kerja samanya, tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih.
Penulis,
IDENTITAS INFORMAN
DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA
Nama informan : Ir Erny L.Mangunsong, MM
INFORMAN 1
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : Strata-2
Jabatan : Kepala seksi Ekstensifikasi
Nama informan : Chandra
INFORMAN 2
Usia : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Jabatan : Pelaksana Seksi PDI (Pusat Data dan Informasi)
Nama informan : Fitri
INFORMAN 3
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : Diploma-3
Nama informan : Ita Agus Suryani
INFORMAN 4
Alamat : Percut Sei Tuan
Usia : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Pekerjaan : Guru
Nama informan : Toni Waluyo (Mewakili Wajib Pajak Badan)
INFORMAN 5
Alamat : Jl. Jermal XI
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Pekerjaan : Karyawan
Jenis SPT digunakan : 1770 S
Nama informan : Maryam Monika
INFORMAN 6
Alamat : Jl Karya Kasih Lk.XIII
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : Strata-1
Pekerjaan : Karyawan
DOKUMENTASI DENGAN INFORMAN
Ket: Bersama salah satu Informan di KPP Pratama Medan Kota
Ket: Memperoleh data sekunder dan wawancara bersama Informan di KPP
DOKUMENTASI DENGAN INFORMAN
Ket: Interview salah satu wajib pajak, sebagai informan di KPP Pratama Medan Kota
Ket: Interview salah satu wajib pajak, sebagai informan di KPP Pratama Medan Kota
DOKUMENTASI LOKASI PENELITIAN
Ket: Tempat Pelayanan Terpadu KPP Pratama Medan Kota
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN
Ket: Aksi turun ke jalan membagikan flyer berisikan himbauan dan informasi penyampaian mengenai Surat Pemberitahuan Tahunan pada 2013
Ket: Dipasang spanduk berisi himbauan penyampaian SPT Tahunan pada
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN
Ket: Pojok Pajak pada acara DIES NATALIS IMPROSAJA KE-XVII di
FISIP USU tahun 2013
Ket:Tax Goes To Campus, bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN