• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan penyuluhan pajak memiliki andil besar dalam mensukseksan sosialisasi pajak keseluruhan Wajib Pajak. Hal ini tertuang dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP.114/PJ/2005 tentang Pembentukan Tim Sosialisasi Perpajakan. Berbagai media diharapkan mampu menggugah kesadaran Wajib Pajak dalam rangka meningkatkan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak dalam rangka pentingya pajak bagi pembiayaan negara dapat tersampaikan.

Sosialisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyrakat di lingkungannya. Arti berikutnya adalah upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat atau pemasyarakatan.

Pengertian sosialisasi menurut Soerjono Soekanto adalah suatu proses yang menempatkan anggota masyarakat yang baru mempelajari norma – norma dan nilai – nilai masyarakat di tempat dia menjadi anggota, sedangkan pengertian sosialisasi menurut Robert M.Z Lawang adalah proses mempelajari norma, nilai, peran dan persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Broom dan Seznic (1961) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai – nilai kelompok pada diri seseorang.

Ritcher Jr, (1987) Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa

dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat.

Menurut samudera (2004:6) bahwa dalam melakukan sosialisasi perlu adanya strategi dan metode yang tepat yang dapat diaplikasikan dengan baik, yaitu : publikasi, kegiatan, pemberitaan, keterlibatan komunitas, pencantuman identitas, dan pendekatan pribadi.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan beberapa pengertian pokok sosialiasi sebagai berikut:

1) Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.

2) Dalam sosialisasi terjadi saling mempengaruh antara individu beserta segala

potensi kemanusiaan masyarakat beserta kebudayaannya.

3) Melalui proses sosialisasi individu menyerap pengetahuan, kepercayaan nilai

– nilai norma, sikap dan keterampilan – keterampilan dari budaya masyarakatnya.

4) Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi suatu

pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.

b. Dimensi Sosialisasi Perpajakan

Dampak dari adanya beberapa perubahan dalam undang - undang perpajakan mengharuskan Direktorat Jendral Pajak untuk melakukan sosialisasi perpajakan dan juga turut membantu masyarakat dalam memahami peraturan pajak terbaru. Dengan kegiatan sosialisasi perpajakan diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan perpajakan bagi semua Wajib Pajak, membangun kesadaran membayar dan melaporkan kewajiban.

Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-98/PJ./2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, disebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hak kewajiban perpajakannya harus terus dilakukan karena beberapa alasan, antara lain:

1) Program ekstensifikasi yang terus menerus dilakukan Direktorat Jenderal

Pajak diperkirakan akan menambah jumlah Wajib Pajak Baru yang membutuhkan sosialisasi/penyuluhan;

2) Tingkat kepatuhan Wajib Pajak terdaftar masih memiliki ruang yang besar

untuk ditingkatkan;

3) Upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak dan meningkatkan

besarnya tax ratio;

4) Peraturan dan kebijakan di bidang perpajakan bersifat dinamis.

Dalam rangka mencapai tujuannya, maka kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dibagi ke dalam 3 (tiga) fokus, yaitu:

1) Kegiatan sosialisasi bagi calon Wajib Pajak bertujuan untuk membangun

awareness tentang pentingnya pajak serta menjaring Wajib Pajak baru.

2) Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak baru bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman dan kepatuhan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, khususnya bagi mereka yang belum menyampaikan SPT dan belum melakukan penyetoran pajak untuk yang pertama kali.

3) Kegiatan sosialisasi bagi Wajib Pajak terdaftar bertujuan untuk menjaga komitmen Wajib Pajak untuk terus patuh.

Aspek yang akan diperoleh dari penyampaian informasi perpajakan yang dilakukan pemerintah akan sangat mempengaruhi kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak, (Soekanto, 2002) antara lain:

1) Waktu

Dalam mensosialisasikan pajak Ditjen Pajak dapat menggunakan waktu di setiap kesempatan yang ada, baik dengan mengunjungi ke masing – masing rumah atau tempat uaha, maupun saat Wajib Pajak sendiri datang ke kantor pajak setempat.

2) Media yang digunakan

Media informasi tentang pajak bersumber dari media massa, namun media luar ruang juga menjadi sumber informasi pajak yang diperhatkan masyarakat, maka sebaiknya media informasi lebih banyak digunakan dalam sosialisasi perpajakan.

3) Bentuk Sosialisasi

Bentuk sosialisasi berupa penyampaian materi sosialisasi kepada masyarakat harus lebih ditekankan pada manfaat pajak, manfaat Nomor Pokok Wajib Pajak dan pelayanan pajak dimasing – masing unit. Sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat melalui seminar, diskusi, serta penyuluhan.

Kualitas informasi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin dan bukan bersifat teknis, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik.

c. Tugas Tim Sosialisasi

Direktorat Jenderal Pajak mengatur pembentukan tim sosialisasi untuk

memberikan sosialisasi perpajakan bagi masyarakat dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP – 114/PJ/2005. Kepada tim sosialisasi perpajakan ini dibebankan empat tugas penting antara lain:

- Menyiapkan metode dan materi sosialisasi perpajakan kepada pelajar,

mahasiswa, dan masyrakat Wajib Pajak

- Melakukan sosialisai perpajakan kepada pelajar, mahasiswa, dan

masyrakat Wajib Pajak

- Meningkatkan pemahaman pelajar, mahasiswa, dan masyrakat Wajib

Pajak tentang perpajakan

- Tugas – tugas lain sebagaimana yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.

Segala biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan tugas tim berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak ini dibebankan pada Daftar Alokasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Direktorat Jenderal Pajak.

d. Bentuk Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

1) Sosialisasi langsung

Sosialisasi langsung adalah kegiatan sosialisasi perpajakan dengan berinteraksi langsung dengan Wajib Pajak atau calon Wajib Pajak.

2) Sosialisasi Tidak Langsung

Sosialisasi tidak langsung adalah kegiatan sosialisasi perpajakan kepada masyarakat dengan tidak atau sedikit melakukan interaksi dengan peserta. Contoh kegiatan sosialisasi tidak langsung antara lain sosialisasi melalui radio/ televisi,

penyebaran buku/ booklet/ leaflet perpajakan. Bentuk-bentuk sosialisasi tidak

langsung dapat dibedakan berdasarkan medianya.

Direktorat Jendral Pajak mengatur mengenai penyeragaman kegiatan sosialisasi perpajakan bagi masyarakat dalam surat edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-22/PJ/2007. Media informasi yang dapat digunakan dalam melakukan sosialisasi perpajakan meliputi media televisi, koran, spanduk, flyers (poster dan brosur), billboard/mini billboard, dan radio. Penyampaian informasi perpajakan dapat dilakukan dengan cara kontak langsung dengan masyarakat misalnya melalui seminar, diskusi dan sejenisnya.

Dokumen terkait