BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Data Antropometri
Dari hasil rekap data antropometri yang di peroleh dari hasil
pengukuran dapat dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki ukuran dimensi tubuh yang berbeda-beda. Setelah di analisa dapat di ambil kesimpulan bahwa data yang diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda atau mungkin bisa terjadi kesalahan dalam pengukuran terhadap dimensi ukuran tubuh yang sesungguhnya.
4.1.2. Hubungan penggunaan uji kenormalan pada antropometri
A. Hubungan penggunaan uji kenormalan pada antropometri Uji normalitas untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Penentuan data normal atau tidak merupakandasar dalam pengolahan data antropometri dimana uji kenormalan berdasar pada data asli pekerja saat melakukan pekerjaan sehingga sebelum melanjutkan perhitungan antropometri data tersebut harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Seperti pada uji kenormalan pada berat badan dan jangkauan tangan atas bahwa data harus diasumsikan normal meskipun data tersebut tidak normal.
B. Hubungan penggunaan uji keseragaman pada antropometri Untuk mendapatkan data antropometri yang seragam diperlukan uji keseragaman data untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman data. Seperti pada data yang sebelumnya diperoleh yaitu pada data berat badan dan jangkauan tangan atas diperoleh bahwa kedua data
seragam. Pengujian ini bertujuan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda karena pengaruh pengaruh dari lingkungan kerja.
C. Hubungan penggunaan uji kecukupan pada antropometri Untuk mendapatkan data antropometri data yang diperlukan harus telah dipastikan bahwa data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah cukup secara obyektif
4.2. ANALISIS UJI KENORMALAN DATA
NAMA DIMENSI NORMAL TIDAK NORMAL
Tinggi tubuh tegak ✓ -
Lebar sisi bahu ✓ - ke atas posisi berdiri
✓ -
Tinggi gengaman tangan ke atas posisi duduk
✓ -
Panjang rentang siku ✓ -
Tinggi rentang tangan ke atas posisi berdiri
✓ -
Tinggi gengaman tangan ke atas posisi duduk
Sudut putaran
Variabel dikatakan Normal apabila Nilai α = level signifikansi > 5% = 0,05.
Maka untuk melihat data hasil pengolahan data melalui aplikasi IBM SPSS Statistik Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” harus lebih dari 0.05. Untuk itu semua datanya dikatakan Normal Karna tidak ada yang kurang dari 0,05.
4.3. ANALISIS UJI KESERAGAMAN
NAMA DIMENSI SERAGAM TIDAK SERAGAM
Tinggi tubuh tegak ✓ -
Panjang politeal ✓ -
Panjang rentang tangan ke depan
Panjang rentang tangan
ke samping - ✓
ANALISIS:
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas ( UCL) dan batas kontrol bawah ( LCL ) yang telah ditentukan. Data dikatakan seragam jika berasal dari sistem sebab yang sama, dan bila berada diantara kedua batas kontrol, sedangkan data dikatakan tidak seragam jika berasal dari sistem sebab yang berbeda, dan bila berada diluar batas kontrol. Bila dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data tersebut dibuang / di lakukan pengujian ulang.
4.4. ANALISIS UJI KECUKUPAN DATA
NAMA DIMENSI CUKUP TIDAK CUKUP
Tinggi tubuh ✓ -
Lebar bahu ✓ -
Sudut pergelangan putaran tangan
- ✓
ANALISIS :
Dalam penelitian, idealnya data yang dikumpulkan haruslah cukup agar kesimpulan yang diambil dapat diterima secara logis. Dengan uji kecukupan data, berapa jumlah yang dikatakan “cukup” tersebut bisa diketahui dan disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap penelitian memiliki nilai kecukupannya sendiri-sendiri sehingga tidak bisa mengambil patokan pada penelitian lain.
Untuk mencari berapa data yang seharusnya dikumpulkan (N’), perlu dilakukan penghitungan yang melibatkan jumlah pengamatan (N) dan data tiap individu. Selain itu, perlu juga ditentukan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian.
Tingkat keyakinan adalah seberapa besar keyakinan terhadap pembacaan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Sementara tingkat ketelitian adalah besarnya penyimpangan maksimum dari hasil yang sebenarnya. Tanda data telah mencukupi adalah ketika jumlah N'<N. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka data perlu ditambah dan diuji kembali.
4.5. ANALISIS PERHITUNGAN PERSENTIL
Nama
D11 25 25 30 34,7 35 TUBUH PRIA SEMUA UMUR
Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD
D13 Panjang lutut 39.81 51.27 62.73 6.97
dalam posisi berdiri 148.54 195.06 241.58 28.28
D35 Tinggi genggaman ke atas dalam
posisi duduk 85.75 119.27 152.79 20.38
D36 Panjang genggaman tangan ke
depan 51.81 69.29 86.78 10.63
DATA ANTROPOMETRI INDONESIA TUBUH WANITA SEMUA UMUR
Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD
ANALISIS:
Bisa kita lihat dari kedua tabel di atas antara pria dan wanita sangat amat memiliki perbedaan mulai dari tinggi badan umur 5 tahun untuk pria 126,08 sedangkan untuk wanita 146,01 dan pada umur 50 tahun pria akan jauh lebih tinggi dari pada perempuan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pria dan wanita, seperti : Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan lainnya , lalu Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas data antropometri. Seperti, orang normal dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan. Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
D16 Tinggi popliteal 34.87 40.59 46.31 3.48 D25 Panjang bahu-genggaman tangan
ke depan 47.11 57.24 67.38 6.16
D32 Panjang rentangan tangan ke
samping 135.15 156.28 177.4 12.84
D33 Panjang rentangan siku 68.73 83.07 97.42 8.72
D34 Tinggi genggaman tangan ke atas
dalam posisi berdiri 164.06 190.37 216.69 15.99
D35 Tinggi genggaman ke atas dalam
posisi duduk 97.83 116.08 134.32 11.09
D36 Panjang genggaman tangan ke
depan 47.1 60.28 73.46 8.01
4.7. ANALISIS DAN PERANCANGAN MEJA KERJA PADA STASIUN PEMOTONG
ANALISIS:
Ukuran tubuh yang diperlukan, menggunakan hasil dari nilai persentil p50:
➢ TTT ( Tinggi tubuh posisi tegak ) 155 cm
➢ TB ( Tinggi bahu) 129 cm
➢ TS ( Tinggi siku ) 99 cm
➢ PRTD ( Panjang rentang tangan ke depan) 75 cm
➢ PBTD ( Panjang bahu gengaman tangan kedepan) 61 cm
➢ PT ( Panjang tangan) 18 cm
➢ LT ( lebar tangan ) 10 cm
➢ PRTS ( Panjang pengaman tangan ke dua ) 161 cm Material dan cost Meja kerja stasiun pemotongan :
Bahan Baku :
• Kayu Jati Kampung 5 batang @ Rp. 35.000,- = Rp 175.000
• Kayu Jati Kampung 1½ lmbar @ Rp. 60.000,- = Rp 90.000 Jumlah biaya Bahan Baku = Rp 265.000
Bahan finishing :
• Dempul ½ kg @ Rp. 20.000,- = Rp 10.000
• Sanding IMPRA ½ kg @ Rp. 22.000,- = Rp 11.000
• Amplas 2 lembar @ Rp. 1.500,- = Rp 3.000 Jumlah biaya Bahan finishing = Rp 24.000 Tenaga Kerja :
• Tenaga kayu = Rp 50.000
• Tenaga finishing = Rp100.000
Jumlah biaya tenaga kerja = Rp150.000 Total Biaya pembuatan Meja :
• Bahan Baku = Rp 265.000
• Bahan finishing = Rp 24.000
• Tenaga Kerja = Rp 150.000
Jumlah biaya Pembuatan Meja = Rp 439.000
BAB V
KESIMPULAN DAN SARANA
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum modul tentang Antropometri kami menyimpulkan bahwa:
A. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia.
B. Pengukuran dengan antropometri dilakukan agar tercapai suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya jugadapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis.
C. Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
D. Hubungan penggunaan uji – uji pada antropometri
• Uji normalitas untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Penentuan data normal atau tidak merupakandasar dalam pengolahan data antropometri dimana uji kenormalan berdasar pada data asli pekerja saat melakukan pekerjaan sehingga sebelum melanjutkan perhitungan antropometri data tersebut harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Seperti pada uji kenormalan pada berat badan dan jangkauan tangan atas bahwa data harus diasumsikan normal meskipun data tersebut tidak normal.
• Uji keseragaman untuk mendapatkan data antropometri yang seragam diperlukan uji keseragaman data untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman data. Seperti pada data yang
• sebelumnya diperoleh yaitu pada data berat badan dan jangkauan tangan atas diperoleh bahwa kedua data seragam. Pengujian ini bertujuan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda karena pengaruh pengaruh dari lingkungan kerja.
• Uji kecukupan data ntuk mendapatkan data antropometri data yang diperlukan harus telah dipastikan bahwa data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah cukup secara obyektif.
5.2 Saran
Beberapa saran dalam desain alat dan ruang kerja:
1. Perlu adanya penerapan ergonomi yang disesusaikan dengan antropometri tubuh dari si pengguna. Sehingga pengguna tidak terlalu banyak menjangkau atau melakukan gerakan paksaan yangdapat menyebabkan cedera.
2. Pembenahan atau redesain alat dan tempat kerja apabila tidak sesuaidengan antropometri tenaga kerja. Agar kegiatan dapat berjalandengan lancar.
Beberapa saran dalam melakukan praktikum:
1. Saat pengukuran praktikan diharapkan serius dan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada pengukuran.
2. Praktikan harus memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien.
3. Hendaknya praktikan agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum, agar memperoleh hasil yang maksimal.
4. Perlu adanya redesain kursi dan meja agar probandus dapat lebihnyaman dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB VI DAFTAR ISI
http://repository.uin-suska.ac.id/3894/3/BAB%20II https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html
https://pusdiklat.bps.go.id/diklat/bahan_diklat/BA_Paket%20Program%20Komputer
%20(SPSS)%20-%20Deskriptif%20Statistik_Budiyanto,%20S.Si.,%20M.S.E_2117.pdf https://repository.maranatha.edu/4523/2/0223136_Appendices
https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/matematika/what-is-a-percentile-3126238/
http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/artikel/4/10/data_antrop ometri https://www.temukanpengertian.com/2020/05/pengertian-spss-dan-kegunaannya-serta.html
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12472/05.04.%20BAB%20IV.pd f?sequence=8&isAllowed=y
MODUL II
ERGONOMI ANTROPOMETRI
LABORATORIUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah diperiksa secara seksama dan telah menyelesaikan dengan baik maka laporan modul 2 “Perbaikan Cara Kerja” memenuhi syarat untuk laporan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah di ACC dan dapat dikumpulkan dan dinilai.
KELOMPOK 9
Nama NIM
1. Denta Izha Mahendra (1970031133)
2. Edi Sutisna (1970031150)
3. Denny Setiawan (2070031048)
4. Bayu Aji Nugroho (2070031050)
5. Muhammad Nurkholiq A (2070031056)
6. Heru Adi Prasetyo (2070031057)
7. Amjad Ghufroon Marwanca (2070031059)
8. Putri Indriyani (2070031060)
9. Marsela Dwi Parlina M (2070031061)
Menyetujui,
KaProdi Teknik Industri
Ir. Florida Butarbutar, MT NIDN 0310056507
Mengetahui
Jakarta, November 2021
Herdryantama Ramadhan Saputra NIM 1870031030
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... cxvii DAFTAR ISI... cxviii KATA PENGANTAR ... cxx BAB I ...1 1,1 Maksud dan Tujuan ...1 1.2 Latar Belakang Masalah ...1 1.3 Perumusan Masalah ...1 ...2 1.4 Pembatasan Masalah ...3 1.5 Sistematika Pembahasan ...3 BAB II ...4 2.1 Pengertian Biomekanika ...4 2.2 Tujuan Biomekanika ...5 2.3 Hubungan Biomekanika dengaan Ergonimic ...6 2.4 Pengertian RULA ...7 2.4 Pengertian REBA ...8 2.5 Manual Material Handling (MMH) ... 12 BAB III ... 16 3.1 Tabel RULA sebelum perbaikan ... 16 3.2 Tabel REBA Sebelum Perbaikan ... 22 3.3 Tabel RULA Setelah Perbaikan ... 26 3.3 Tabel REBA Setelah Perbaikan ... 32 BAB IV ... 34
4.1 Analisis hasil praktikum kedua dengan membandingkannya dengan praktikum pertama (analisis level cidera RULA dan REBA) ... 34 4.2 Jelaskan kontribusi modul sebelumnya (Modul I) terhadap praktikum Modul II ini: .
………..34 4.3 Bandingkan praktikum I dan II dilihat dari data waktu siklus apakah dapat
disimpulkan bahwa perbaikan yang dilakukan berhasil? Jelakan. ... 35 4.4 Lakukan analisis terhadap praktikum II sehingga dapat disimpulkan apakah sistem kerja yang diusulkan lebih baik atau tidak bagian yang di analisis yaitu: ... 35 BAB V ... 38 5.1 Kesimpulan ... 38
5.2 Saran ... 38 DAFTAR PUSTAKA ... 39
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Sistem Kerja.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, 5 November 2021
Kelompok 9
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuana. Maksud
1) Mampu Memahami Perbaikan Cara Kerja
2) Mampu Memahami Penggunaan RULA dan REBA
b. Tujuan
1) Memahami dalam mempelajari perbaikan cara kerja
2) Melatih kemampuan menggunakan RULA dan REBA dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.
3) Melatih kemampuan dalam menggunakan RULA dan REBA sebagai alat analisis perbaikan suatu sistem kerja.
1.2 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pekerjaan terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan tersebut, sehingga diperlukan suatu analisa dan perancangan kerja untuk memberikan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pekerjaan dapat berjalan secara optimal dan dapat menghasilkan output baik berupa produk atau jasa yang berkualitas, bernilai tambah dan bagi subyek pelaku pekerjaan dapat bekerja dengan kondisi yang sehat, aman dan nyaman sehingga tercapai produktifitas yang maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para karyawan ini dapat menghambat produktifitas, sehingga harus diadakan analisa gerakan guna mengevaluasi gerakan–gerakan yang dilakukan oleh para karyawan yang tidak produktif bagi perusahaan.
1.3 Perumusan Masalah
Permasalah yang ada dipraktikum modul 2 ini adalah bagaimana cara menggunakan perbaikan cara kerja dalam proses pengelasan dan pengedrilan
besi pada ragum di laboratorium dan menganalisa perbaikan cara kerja tersebut agar langkah-langkah kerja tersebut bisa terlaksana dengan baik dan lancer.
Mulai
Identifikasi masalah
Postur kerja
Pengumpulan data postur kerja
Pengelolaan data postur kerja manual
Analisis manual dan postur kerja
Asistensi
Selesai
Tidak Ya
1.1 1.4 Pembatasan Masalah
Batasan praktikum pada bab ini adalah membahas bagian analisa perbaikan cara kerja yang menggunakan metode RULA dan REBA pada pengelasan dan pengedrilan besi di ragum sesuai dengan arahan yang diberikan pada praktikan dan hanya di ikuti oleh peserta praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
1.2 1.5 Sistematika Pembahasan
Laporan akhir ini terbagi dalam lima bab yang tersusun secara sistematis agar memudahkan dalam membaca dan memahaminya. Sistematika penulisan tugas akhir ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang maksud dan tujuan, latar belakang dari perbaikan cara kerja, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang perbaikan cara kerja dan materi-materi lainnya yang menyangkut dengan tentang perbaikan cara kerja.
BAB 3 : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi pengumpulan hasih data yang diambil saat melakukan perhitungan pada metode yang akan digunakan.
BAB 4 : TUGAS AKHIR DAN ANALISIS HASIL PRAKTIKUM
Bab ini menjelaskan tentang analisis terhadap pengolahan data perbaikan cara kerja yang digunakan pada metode RULA dan REBA.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Membuat kesimpulan hasil penelitian yang sesuai dengan materi penelitian dan
saran pengembangannya, saran perbaikan terhadap jalannya proses praktikum dan penyusunan laporan akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Biomekanika
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan–gerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran ( biologi dan fisiologi ). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari. Menurut Caffin dan Anderson (1984), occupacional biomechanics adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja dan lain-lain untuk meningkatkan performansi dan meminimisasi kemungkinan cidera.
Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan tugas. Dalam hal ini penelitian biomekanika mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu, dengan sikap kerja tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan cara kerja yang lebih baik, dimana kekuatan/ketahanan fisik maksimum dan kemungkinan cidera minimum.
Ilmu Biomekanika membahas mengenai manusia dari segi kemampuan-kemampuannya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep,
analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.
Dalam melakukan tugas-tugas yang manipulatif, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
➢ Menyeimbangkan antara gerakan yang statik dan gerak yang dinamis.
➢ Menjaga kekuatan otot, dimana pemakaian otot maksimum di bawah 15%.
➢ Mencegah Range of Motion (ROM) sendi yang berlebihan.
➢ Menggunakan grup otot yang lebih kecil untuk kecepatan dan ketelitian.
Dalam biomekanika, pada dasarnya ada 2 jenis model gerakan, yaitu:
1. Single- segment Static Model
Menggambarkan beban diterima oleh siku (elbow), yaitu gayareaksi siku (RE) dan momen reaksi siku (ME).
2. Two-segment Static Model
Menggambarkan beban diterima oleh bahu (shoulder), yaitu gayareaksi bahu (RE) dan momen reaksi bahu (MS)
2.2 Tujuan Biomekanika
• Mencegah gangguan/cedera pada sistem otot rangka (MSDs) • Memperbaiki kondisi tempat kerja
• Meningkatkan kinerja organisasi (effisiensi, kualitas dan kepuasan pekerja)
• Panduan prinsip : Maintain D < C
D: task Demands (force, moment, etc.)
C: human Capacity (strength, tissue tolerance, etc.)
Faktor-faktor Resiko terkait Permasalahan MSDs (hand & wrist):
2.3 Hubungan Biomekanika dengaan Ergonimic
Biomekanika memiliki hubungan yang sangat erat dengan Antropometri, dikarenakan dalam Biomekanika mempelajari bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan gaya dengan energi yang kecil. Sedangkan Antropometri merupakan pembelajaran dalam suatu perhitungan kepada alat-alat yang di gunakan oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Antropometri menganalisis dimensi-dimensi alat tersebut dengan menghubungkan tubuh manusi sebagai acuan, sehingga terciptalah suatu alat atau perkakas yang dapat digunakan dengan gaya yang tidak terlalu besar.
Biomekanika tidak saja berhubungan erat dengan Antropometri tetapi juga dengan ilmu fisiologi dan postur kerja karena dengan mempelajari tentang gaya yang bekerja pada tubuh, maka dapat dihitung dan diketahui berapa jumlah energi dan konsumsi oksigen yang dibutuhkan serta dapat mengevaluasi posisi tubuh yang kurang ergonomis pada saat melakukan suatu pekerjaan.
Hubungan antara biomekanika dengan ergonomi juga dapat dilihat dari definisi ergonomi, yaitu suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat
hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
2.4 Pengertian RULA
Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’
sebagai faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi: jumlah gerakan, jerja otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), Rapid Upper Limb Assessment(RULA)
❖ Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas.
❖ Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot.
❖ Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional.
2.4 Pengertian REBA
Rapid Entire Body Assissment (REBA) adalah suatu metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja.
Metode ini juga dilengkapi dengan faktor coupling, beban eksternal, dan aktivitas kerja. Dalam metode ini, segmen-segmen tubuh dibagi menjadi dua grup, yaitu grup A dan Grup B. Grup A terdiri dari punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Sedangkan grup B terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan.
Penentuan skor REBA, yang mengindikasikan level resiko dari postur kerja, dimulai dengan menentukan skor A untuk postur-postur grup A ditambah dengan skor beban (load) dan skor B untuk postur-postur grup B ditambah dengan skor coupling. Kedua skor tersebut (skor A dan B) digunakan untuk menentukan skor C. Skor REBA diperoleh dengan menambahkan skor aktivitas pada skor C. Dari nilai REBA dapat diketahui level resiko cedera.
Pengembangan Rapid Entire Body Assissment (REBA) terdiri atas 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Mengidentifikasikan kerja, 2. Sistem pemberian skor,
3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat yang ada, dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang lebih detail berkaitan dengan analisis yang didapat.
MSDS juga didefinisikan sebagai gangguan dan 2. Metode Rapid Entire Body Assissment (REBA)
Sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang
pekerja luka-luka yang dialami di tempat kerja dikenal sebagai Musculos Keletal Disorder (MSDS). penyakit pada otot yang telah terbukti atau
pekerja luka-luka yang dialami di tempat kerja dikenal sebagai Musculos Keletal Disorder (MSDS). penyakit pada otot yang telah terbukti atau