• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL I ERGONOMI ANTROPOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL I ERGONOMI ANTROPOMETRI"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL I

ERGONOMI ANTROPOMETRI

LABORATORIUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2021

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi di laboratorium Fakultas Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana.

Kelompok 9 :

1. Denta Izha M ( 1970031133 )

2. Edi Sutisna ( 1970031150 )

3. Denny Setiawan ( 2070031048 )

4. Bayu Aji Nugroho ( 2070031050 ) 5. Heru Adi Prasetyo ( 2070031057 ) 6. Muhammad Nurkholiq A ( 2070031056 ) 7. Amjad Ghufron W ( 2070031059 ) 8. Marsela Dwi Parlina M ( 2070031061 ) 9. Putri Indriyani ( 2070031060 )

Dengan ini telah diperiksa untuk : DITERIMA / DITOLAK

Jakarta, 5 Desember 2021

Menyetujui, Mengetahui,

Kaprodi Teknik Industri Asisten Laboratorium

Ir.Florida Butarbutar,MT Akmal Ilham Hermana

(NIDM.0310056507) (NIM.1870031083)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan akhir ini adalah untuk memenuhi syarat untuk lulus pada Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi .Selain itu, laporan akhir ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih ibu Ir.Florida Butarbutar,MT selaku dosen mata kuliah Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi dan juga para asisten dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir ini. Saya menyadari, laporan akhir yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 5 Desember 2021

Kelompok 9

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Maksud dan Tujuan ... 1

1.2 Latar Belakang Masalah ... 1

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Pembatasan Maslah ... 4

1.5 Sistematika Sistem ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Ergonomi ... 6

2.2 Antropometri ... 9

2.3 Perhitungan Statistika ... 14

2.4 Konsep Persentil ... 15

BAB III PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA ... 18

3.1 Rekapitulasi Data Antropometri ... 18

3.2 Uji Kenormalan, Keseragaman & Kecukupan Data ... 22

3.3 Perhitungan Nilai Persentil Setiap Variabel ... 78

BAB IV ANALISIS ... 99

4.1 Analisis Data Antropometri ... 99

4.2 Analisis Uji Kenormalan Mata ... 100

4.3 Analisis Uji Keseragaman ... 102

4.4 Analisis Uji Kecukupan Data ... 104

4.5 Analisis Perhitungan Persentil ... 107

4.6 Sumber Variabilitas Antara Dimensi Tubuh Pria & Wanita ... 108

4.7 Analisis Meja Kerja Stasiun Pemotongan ... 110

BAB V KESIMPULAN & SARAN ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 113

BAB VI DAFTAR ISI ... 114

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

• Untuk mengetahui pengertian dari ergonomi dan antropometri

• Untuk mengetahui perhitungan rekapitulasi data antropometri,uji kenormalan data ,uji keseragaman data ,uji kecukupan data.

• Mengetahui besar beban kerja yang dapat diangkat operator

• Mampu merekomendasi beban benda yang seharusnya dapat di angkat oleh operator.

1.2 Latar belakang masalah

Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi mengenai sifat kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancangan sistem kerja.

Dengan ergonomi diharapkan manusia yang berperan sentral dalam suatu sistem kerja dapat bekerja lebih efektif dan optimal. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana,1979).

Antropometri adalah ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk melakukan perbedaan pada individu, kelompok,dan sebagainya. Dimensi tubuh manusia sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktorfaktor tersebut adalah umur, jenis kelamin, rumpun dan suku bangsa, sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh, pekerjaan, dan kondisi waktu pengukuran (Sutalaksana,1979).

(6)

Semua manusia dalam melakukan suatu pekerjaan ,pastinya terdapat berbagai faktor yang akan mempengaruhi hasil pekerjaan tersebut . Suatu sistem kerja misalnya, merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena sistem kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Kondisi kerja yang kurang nyaman, situasi kerja yang tidak mendukung tentunya berpengaruh terhadap produktifitas kerja manusia. Dalam perancangan stasiun kerja terdapat komponen sistem kerja yang harus di perhatikan yaitu manusia , mesin atau peralatan ,dan lingkuangan fisik kerja. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus di perhatikan kelebihan dan kekurangan manusia itu sendiri baik dari segi fisik maupun psikologinya.

Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian manusia terhadap sistem kerja jauh lebih memakan waktu dan beresiko, maka harus dirancanglah sistem kerja yang dapat menyesuaikan dengan keterbatasan manusia. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Ada beberapa prinsip dalam perancangan area kerja, yaitu:

• Menentukan ketinggian permukaan area kerja dengan tinggi siku

• Menyesuaikan ketinggian berdasarkan pekerjaan yang dilakukan.

• Meletakan semua alat dan bahan dalam jangkauan kerja yang normal

• Mengatur alat , kontrol, dan komponen lain secara optimal untuk meminimalkan gerakan.

Antropometri di bagi atas dua bagian ,yaitu:

a. Antroprometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linier ( lurus ) dan dilakukan pada permukaan tubuh.

Agar hasil pengukuran representatif , maka pengukuran harus dengan metode tertentu berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam.

(7)

b. Antroprometri dinamis ,dimana tubuh di ukur dengan berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak ,sehingga lebih komplexs dan sedikit susah diukur .

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal.

Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.

Uji keseragaman data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil telah seragam atau belum.Suatu data dikatakan seragam bila berada dalam rentang batas kendali tertentu Walpole, 1987.Rentang batas kendali tersebut adalah batas kendali atas BKA dan batas kendali bawah BKB.

Uji kecukupan data adalah suatu pengukuran yang berguna untuk memastikan secara obyektif bahwa data yang dikumpulkan telah cukup. Apabila ditemukan bahwa data belum mencukupi, maka perlu ditambah sesuai dengan jumlah kekurangannya.

Jumlah penambahan ini bisa diketahui secara manual menggunakan suatu rumus.

SPSS adalah sebuah software pengolah data statistik atau yang digunakan untuk analisis statistik interaktif, atau batch. SPSS merupakan kepanjangan dari Statistical

(8)

Package for the Social Sciences. SPSS memiliki tampilan yang user friendly dengan cara penggunaan yang mudah. SPSS biasa digunakan untuk pengolahan dan menganalisis data yang memiliki kemampuan analisis statistik serta sistem manajemen data dengan lingkungan grafis. Aplikasi ini biasanya digunakan untuk ilmu sosial saja, namun perkembangan berikutnya digunakan untuk berbagai disiplin ilmu.

SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences atau Paket Statistik untuk Ilmu Sosial). Versi pertama dirilis pada tahun 1968, diciptakan oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University, yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago.

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan diatas maka permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: mengetahui rekap data antropometri ,dan menguji serta menghitung keseragaman, kenormalan, kecukupan data ,serta nilai persentil dengan menggunakan aplikasi SPSS .

1.4 Pembatasan masalah

Penelitian ini tidak akan keluar dari topik permasalahan dan lebih jelas maka diperlukan batasan masalah sebagai berikut :

• Penelitian ini hanya dilakukan pada meja kerja pada stasiun pemotongan

• Perancangan meja kerja pada stasiun pemotongan ini fokus pada aspek ergonomi dan aspek antropometri.

• Data antropometri yang digunakan adalah data postur tubuh orang Indonesia.

(9)

1.5 Sistematika sistem

Dalam sistematika penulisan penelitian ini agar mudah dimengerti oleh penulis dan pembaca serta memenuhi syarat dalam pengajuan Tugas Akhir, maka penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sistem sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam penulisan bab ini berisi tentang maksud dan tujuan, latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika sistem.

BAB II LANDASAN TEORI

Mencakup seluruh teori ringkas serta prinsip yang

membahas masalah modul yang di laporkan dan berkaitan erat dengan kegiatan praktikum.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini membahas tentang data antrouji kenormalan antropometri ,uji kenormalan data, uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan peerhitungan variabel untuk nilai persentil.

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi tentang penjelasan / penganalisaan pada uji yang sudah di lakukan pada bab pengolahan dan

pengumpulan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran, dimana pada

kesimpulan menjelaskan tentang hasil dari penelitian dan pada saran berisi tentang tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk penelitian selanjutnya.

(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergo yang berarti “kerja” dan nomos yang berarti “hukum alam”. Ergonomi dimaksudkan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan (Susihono, 2009). Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyaman manusia ditempat kerja, dirumah, dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas lingkungan kerja dan lingkungan saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusia

(Nurmianto,2008).

Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu:

• Penyelidikan tentang tampilan (display).

Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan

mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan sebagainya.

• Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia.

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.

• Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.

(11)

Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka terlihat sejumlah disiplin dalam ergonomi, yaitu :

a) Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia.

b) Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran atau dimensi tubuh manusia.

c) Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia.

d) Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia.

2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Ergonomi

Zaman dahulu, ketika masih hidup dalam lingkungan alam asli, manusia sangat tergantung pada kegitan tangan. Peralatan-peralatan, perlengkapan- perlengkapan, dan rumah-rumah sederhana, dibuat hanya sekedar untuk mengurangi ganasnya alam pada saat itu.

Perjalan waktu, walaupun perlahan, telah mengubah manusia dari keadaan primitif manjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan perancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut.

Perubahan pada alat sederhana ini menunjukan bahwa manusia sejak awal kebudayaannya telah berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakai untuk memudahkan dalam pemakaiaannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat kira-kira sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan pemegangan dan cengkeraman saat digunakan (Sutalaksana, I dkk, 2006).

2.1.2. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Widodo.

(2008 : 25) adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan

(12)

beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang lebih baik .

2.1.3. Konsep keseimbangan dalam Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap

kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stres (widodo,2005)

(13)

2.2. Antropometri

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri”

yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb) berat dan lain- lain yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan- pertimbangan ergonomis dalam melakukan interaksi manusia. Data

antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:

1. Perancangan area kerja

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tool) dan sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, komputer, dan lain-lain.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoprasikan atau mengunakan produk tersebut (Wignjosoebroto, 2000).

2.2.1. Data Antropometri dan Pengukurannya

Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Disini ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk harus

memperhatikan faktor-faktor tersebut itu antara lain:

a) Umur. Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh

(14)

dan bertambah besar seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20 tahun. Setelah itu, tidak akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cendrung berubah penurunan ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

b) Jenis kelamin (sex). Dimensi tubuh ukuran laki-laki pada umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh, seperti pinggul dan sebagainya.

c) Suku bangsa (ethnic). Setiap suku bangsa maupun kelompok ethnic akan memeliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

d) Posisi tubuh (posture). Sikap pusture ataupun sikap tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Adapun anggota tubuh yang perlu diukur adalah seperti terlihat pada gambar 2.1 sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2000):

(15)

Keterangan Gambar:

1. Tinggi tubuh posisi tegak (ttt), yaitu jarak vertikal dari lantai ke bagian paling atas kepala

2. Tinggi mata (tm), yaitu jarak vertikal dari lantai ke bagian luar sudut mata.

3. Tinggi bahu (tb), yaitu jarak vertikal dari lantai ke bagian atas bahu kanan (acromion) atau ujung tulang bahu kanan 4. Tinggi siku (ts), yaitu jarak vertikal dari lantai ke titik

terbawah disudut siku bagian kanan.

5. Tinggi pinggul (tp), yaitu jarak vertikal dari lantai ke bagian pinggul kanan.

6. Tinggi tulang ruas (ttr), yaitu jarak vertikal dari lantai ke bagian tulang ruas atau buku jari tangan kanan (metacarpals) 7. Tinggi ujung jari (tuj), yaitu jarak vertikal dari ujung jari

tengah kanan (dacytlion)

8. Tinggi dalam posisi duduk (tmd), yaitu jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas kepala.

9. Tinggi mata dalam posisi duduk (tmd), yaitu jarak vertikal dari alas duduk ke bagian luar sudut mata kanan.

10. Tinggi bahu dalam posisi duduk (tbd), yaitu jarak vertikal dari alas duduk ke bagian atas bahu kanan.

11. Tinggi siku dalam posisi duduk (tsd), yaitu jarak vartikal dari

(16)

alas duduk ke bagian bawah, lengan bawah tangan kanan.

12. Tebal paha (tp), yaitu jarak vertikal dari alas duduk ke bagian paling atas paha.

13. Panjang lutut (pl), yaitu jarak horizontal dari bagian belakang pantat/pinggul ke bagian depan lutut kaki kanan.

14. Panjang popliteal (pp), yaitu jarak horizontal dari bagian belakang pinggul ke bagian belakang lutut belakang.

15. Tinggi lutut (tl), yaitu jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut kanan.

16. Tinggi popliteal (tp), yaitu jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal yang terletak dibawah paha. Tepat di bagian belakang lutut kaki kanan.

17. Lebar sisi bahu (lsb), yaitu jarak horizontal antara sisi paling luar bahu kiri dan sisi paling luar bahu kanan.

18. Lebar bahu bagian atas (lba), yaitu jarak horizontal antar bahu atas kanan dan bahu atas kiri.

19. Lebar pinggul (lp), yaitu jarak horizontal antara sisi luar pinggul kiri dan sisi luar pinggul kanan.

20. Tebal dada (td), yaitu jarak horizontal dari bagian belakang tubuh ke bagian dada untuk subyek laki-laki atau ke bagian buah dada untuk subyek wanita.

21. Tebal perut (tp), yaitu jarak horizontal dari bagian belakang tubuh yang paling menonjol di bagian perut

22. Panjang lengan atas (pla), yaitu jarak vertikal dari bagian bawah lengan bawah kanan ke bawah atas bahu kanan.

23. Panjang lengan bawah (plb), yaitu jarak horizontal dari lengan bawah diukur dari bagian belakang siku kanan ke bagian ujung dari jari tengah.

24. Panjang rentang tangan ke depan (prtd), yaitu jarak dari bagian atas bahu kanan (acromion) ke ujung jari tengah tangan kanan dengan siku dan pergelangan tangan kanan

(17)

lurus.

25. Panjang bahu genggaman tangan ke depan (pbtd), yaitu jarak dari bagian bawah bahu kanan ke bagian pergelapan tangan kanan dengan siku dan tangan kanan lurus.

26. Panjang kepala (pk),yaitu jarak dari bagian tengah kepala belakang ke bagian tengah dahi kepala depan.

27. Lebar kepala (lk), yaitu jarak antara bagian atas telinga kanan ke bagian atas telinga kiri.

28. Panjang tangan (pt), yaitu jarak dari pergelangan tangan atas ke bagian ujung jari tengah tangan kanan.

29. Lebar tangan (lt), yaitu jarak horizontal dari ujung kanan tangan dengan ujung kiri tangan.

30. Panjang rentangan tangan kesamping (prts), yaitu jarak antara ujung jari tengah tangan kanan ke ujung jari tengah tangan kiri.

31. Panjang rentangan siku (prs),yaitu jarak dari ujung siku tangan kanan ke ujung siku tangan kiri.

32. Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri (tgtb), yaitu jarak dari bagian pergelangan tangan kanan ke bagian lantai dalam posisi berdiri.

33. Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi duduk (tgtd), yaitu jarak vertikal dari alas duduk ke bagian pergelangan tangan kanan.

34. Panjang genggaman tangan ke depan (pgtd), yaitu jarak dari bagian pinggang ke pergelangan tangan kanan dengan posisi tangan kanan lurus.

35. Sudut putaran lengan (spl), yaitu mengukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah di posisi awal sampai putaran maksimum. Posisi awal lengan tangan bagian bawah di tekuk ke kiri semaksimal mungkin. Kemudian di putar ke kanan sejauh mungkin. Kemudian putar dari posisi awal ke kiri

(18)

sejauh mungkin.

36. Sudut putaran pergelangan kaki (sppt), yaitu mengukur sudut putaran cengkraman jari tangan .posisi awal , jari jari mengcengkram batang tengah busur. Kemudian di putar ke kanan sejauh mungkin (pergelangan dan lengan tangan tetep diam) .lalu dengan cara yang sama diputar ke kiri sejauh mungkin.

(19)

2.2.2. Aplikasi Data Antropometri Dalam Perancangan produk

Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoprasikannya, maka prinsip-prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data antropometri harus ditetapkan terlebih dahulu seperti berikut:

1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim Prinsip rancangan produk ini dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk:

o Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi

ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata- ratanya.

o Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

2. Prinsip perancangan produk yang bisa diopersikan diantara rentang tertentu Disini rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.

3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata Disini produk rancangan dibuat untuk mereka yang

berukuran sekitaran rata- rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuat rancangan tersendiri.

Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata

(Wignjosoebroto, 2000).

2.3. Perhitungan Statistikakan

Seperti telah diuraikan didepan, studi tentang antropometri akan banyak terkait dengan teknik pengukuran dan data ukuran tentang dimensi tubuh manusia (tinggi badan, panjang lengan atau kaki, lebar bahu, dsb) serta

(20)

karakteristik fisik lain dari tubuh manusia seperti berat, massa, volume, pusat gravitasi, kekuatan otot, dan sebagainya. Pengukuran antropometri

merupakan satu hal yang penting dan merupakan elemen kritis dalam proses perancangan produk, fasilitas kerja maupun area stasiun kerja. Berdasarkan data antropometri (biasanya diperoleh melalui pengukuran sampel populasi yang representatif) yang ada, akan memberi kemungkinan bagi seorang perancang untuk mengakomodasikan potensial populasi yang dikehendaki untuk menggunakan atau mengoperasikan hasil rancangannya kelak. berbagai macam data antropometri telah banyak dikumpulkan dan dipublikasikan untuk populasi orang yang dibedakan menurut jenis kelamin, usia, ras atau etnis dan sebagainya. Data antropometri biasanya diklasifikasikan menurut besaran percentile 5th, 10th, 50th, 90th, dan 95th. Dalam pemakaian data antropometri, satu hal yang penting dan harus selalu diingat adalah segmen populasi (group of people) yang mana yang ingin untuk direkomendasikan dalam penetapan dimensi ukuran dari produk rancangan. Sebagai contoh, bilamana seorang perancang stasiun kerja ingin merancang fasilitas produksi yang akan dioperasikan dalam sebuah lintasan perakitan, maka data

antropometri yang diterapkan adalah data untuk pekerja laki-laki dengan usia sekitar 18 – 30 tahun (Wignjosoebroto, 2000).

2.4. Konsep persentil

Secara statistik terlihat bahwa ukuran tubuh manusia pada suatu populasi berada disekitar harga rata-rata dan sebagian kecil harga ekstrim jatuh di dua sisi distribusi. Perancangan berdasarkan konsep harga rata-rata hanya akan menyebabkan sebesar 50% dari populasi pengguna rancangan yang akan dapat menggunakan rancangan dengan baik. Sedangkan sebesar 50% sisanya tidak dapat menggunakan rancangan tersebut dengan baik. Oleh karena itu tidak dibenarkan untuk merancang berdasarkan konsep harga rata-rata ukuran manusia. Untuk itu dilakukan perancangan yang berdasarkan harga tertentu dari ukuran tubuh manusia.

Sebagian besar data Antropometri dinyatakan dalam bentuk persentil.

Persentil merupakan suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu

(21)

dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% dari populasi adalah sama atau lebih rendah dari 95 persentil, dan 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Dalam konsep persentil ini ada dua konsep yang perlu dipahami. Pertama, persentil antropometri pada individu hanya didasarkan pada satu ukuran tubuh saja, seperti tinggi berdiri atau tinggi duduk. Kedua, tidak ada orang yang disebut sebagai orang persentil ke-90 atau orang persentil ke-5. Artinya, orang yang memiliki persentil ke-50 untuk tinggi duduk mungkin saja memiliiki dimensi persentil ke-40 untuk tinggi popliteal atau persentil ke-60 untuk tinggi siku duduk. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Percentile Perhitungan

1st X – 2,325. SD

2,5th X – 1,96 . SD

5th X – 1,645 . SD

10th X – 1,28 . SD

50th X

90th X + 1,28 . SD

95th X + 1,645 . SD

97,5th X + 1,96 . SD

99th X + 2,325 . SD

(22)

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil akan menggambarkan ukuran manusia yang “Terbesar”, sedangkan 5 persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran manusia yang “terkecil”. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka disini diambil rentang 2,5 dan 97.5 .

Adapun pendekatan dalam penggunaan data antropometri, adalah sebagai berikut:

• Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.

• Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai.

• Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.

• Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.

(23)

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 REKAFITULASI DATA ANTROPOMETRI

NO D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12

ttt tm tb ts tp ttr tuj tpd tmd tbd tsd tp

1 160 145 130 100 80 74 60 96 75 65 30 15

2 163 140 127 95 75 60 65 95 80 60 31 17

3 165 140 132 95 78 60 65 100 79 61 33 12

4 165 142 133 98 75 75 63 92 70 62 31 10

5 164 148 125 98 77 75 63 92 71 60 25 12

6 161 142 125 97 75 69 62 93 72 62 26 13

7 164 150 130 101 79 72 62 94 74 62 27 17

8 165 150 130 95 86 72 61 92 75 69 28 18

9 158 145 125 103 82 73 55 99 80 70 29 19

10 155 145 132 101 84 73 58 98 79 69 30 17

11 161 142 134 100 76 71 58 97 75 68 31 15

12 165 148 134 100 75 71 57 96 71 65 35 18

13 162 150 126 100 78 70 57 96 75 65 34 19

14 158 140 126 105 76 70 59 95 75 61 33 20

15 162 150 125 105 78 70 60 99 73 60 30 10

16 157 150 128 95 84 69 60 100 78 62 28 11

17 160 143 130 95 83 69 65 100 79 63 27 12

18 165 146 130 98 79 69 64 91 75 65 29 13

19 155 146 135 97 79 72 64 101 71 69 28 14

20 158 140 132 99 78 74 63 92 72 69 25 15

21 162 140 131 99 85 74 63 98 75 66 24 15

22 165 148 128 103 81 73 63 96 73 66 30 20

23 162 146 127 102 81 66 62 95 75 65 31 19

24 155 142 128 105 82 60 61 92 76 65 32 18

25 155 145 128 98 84 78 55 94 77 61 35 15

26 163 145 130 95 77 78 55 93 73 62 34 14

27 165 145 130 97 78 79 55 97 78 62 25 11

28 165 140 135 95 79 75 55 99 79 63 25 10

29 155 150 135 98 80 75 62 99 80 64 27 15

30 155 142 125 100 80 75 62 93 79 66 28 16

31 160 148 125 105 80 75 63 92 78 67 30 16

32 160 150 125 95 75 75 61 99 77 65 35 17

(24)

NO D13 D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24 pl ppl tl ttl lsb lba lp td tp pla plb prtd

1 50 40 50 40 50 45 40 25 30 30 45 75

2 55 35 55 41 51 41 35 30 28 31 50 80

3 51 37 54 42 52 40 36 28 29 32 49 79

4 45 36 51 45 54 42 36 26 27 35 41 72

5 46 35 50 45 55 43 37 27 26 35 42 70

6 49 41 51 51 41 41 38 28 31 34 40 71

7 50 42 52 52 40 40 39 29 35 31 41 72

8 51 45 51 51 42 42 35 30 34 30 42 73

9 55 45 52 52 43 43 36 29 33 32 42 71

10 52 42 55 55 42 42 37 30 32 33 41 72

11 55 41 54 54 45 45 38 27 30 32 50 73

12 50 43 54 52 41 41 39 22 31 31 48 71

13 49 44 55 51 40 40 39 23 30 31 48 70

14 45 38 49 50 48 48 40 25 28 32 47 79

15 45 37 47 45 49 49 41 25 29 33 45 78

16 49 35 45 45 50 50 43 26 30 35 45 75

17 51 40 45 47 48 48 44 27 29 35 48 72

18 54 38 50 46 49 49 45 28 30 32 43 73

19 55 39 51 45 41 41 45 21 27 31 41 80

20 55 41 52 48 42 42 41 22 25 32 40 71

21 51 45 55 48 45 45 42 23 26 33 41 75

22 52 45 52 47 43 43 44 24 25 28 41 77

23 53 45 54 49 44 44 42 25 30 28 42 79

24 54 41 48 50 49 49 35 25 35 29 45 80

25 45 38 48 51 49 49 37 26 34 28 46 71

26 49 38 49 52 50 50 38 27 31 25 48 75

27 48 37 45 55 48 48 39 28 32 25 49 76

28 49 35 46 54 44 44 38 27 33 28 41 78

29 45 35 47 55 45 45 40 27 35 29 42 77

30 50 41 50 45 44 44 41 28 30 28 45 75

31 51 45 51 55 43 43 45 30 25 30 45 75

32 54 45 55 51 41 41 45 26 30 31 50 80

(25)

NO D25 D26 D27 D28 D29 D30 D31 D32 D33 D34 D35 D36 pbtd pk lk pt lt prts prs tgtb tgtd pgtd spl sppt

1 60 20 15 17 10 160 75 190 126 65 220 20

2 60 15 10 17 5 165 80 195 125 70 217 18

3 61 25 11 18 14 155 70 191 125 60 216 19

4 62 16 14 18 10 158 71 192 130 70 218 19

5 64 16 15 17 9 157 72 191 130 68 220 19

6 61 17 14 16 8 157 75 192 131 69 222 20

7 64 18 11 14 7 155 80 193 122 67 223 21

8 61 18 12 17 6 157 79 195 122 66 224 23

9 62 19 13 18 5 158 78 188 124 68 224 24

10 63 20 12 17 11 157 76 188 123 63 215 17

11 64 21 11 16 12 161 71 195 124 62 215 25

12 65 23 10 20 13 162 72 187 125 61 216 22

13 66 24 12 20 14 165 75 186 122 62 217 22

14 61 25 13 16 15 162 73 185 122 62 225 24

15 62 24 12 17 8 161 74 188 124 60 219 23

16 63 19 10 18 10 162 75 186 123 61 220 25

17 64 18 11 16 9 162 76 185 126 64 222 16

18 61 17 12 20 10 161 77 190 124 64 222 15

19 62 15 13 17 8 162 78 192 122 65 224 25

20 63 16 10 19 9 163 79 187 122 66 217 16

21 64 17 16 18 14 165 79 193 121 68 218 16

22 59 17 17 20 15 164 80 189 130 67 225 18

23 58 18 18 21 11 160 80 195 129 65 216 17

24 57 19 15 19 12 161 71 192 128 66 219 18

25 55 18 14 17 11 162 72 191 127 70 220 19

26 57 20 13 16 14 161 73 190 129 68 221 20

27 58 21 12 18 13 162 74 190 128 69 222 15

28 57 22 11 19 8 161 75 186 122 70 215 20

29 55 24 10 19 9 160 76 191 124 61 223 21

30 57 25 15 18 7 160 75 192 125 62 224 21

31 58 21 15 20 8 161 74 185 125 64 218 22

32 55 22 13 15 10 165 71 186 128 63 219 24

(26)

3.2 Uji Kenormalan,Uji Keseragaman dan Uji Kecukupan Data untuk setiap variable pengukuran

Pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan sebelumnya, adapun proses pengolahan data adalah sebagai berikut.

3.2.1 Uji Kenormalan

Uji Normalitas Data Antropometri Uji Normalitas digunakan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan uji normalitas dapat mengetahui data tersebut normal atau tidak. Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji normalitas. Dalam perhitungan uji normalitas dibantu dengan software SPSS v.26 berikut ini hasil perhitungan uji normalitas data.

• Table tinggi tubuh posisi tegak (ttt)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D1

N 32

Normal Parametersa,b Mean 160.78

Std. Deviation 3.678 Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .129

Negative -.130

Test Statistic .130

Asymp. Sig. (2-tailed) .185c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Variabel dikatakan Normal apabila Nilai α = level signifikansi > 5% = 0,05. Maka untuk melihat data hasil pengolahan data melalui aplikasi IBM SPSS Statistik Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” harus lebih dari 0.05. Untuk Variabel ttt datanya dikatakan Normal. Karena Asmymp.

Sig. (2-tailed) nya 0,185.

(27)

• Table tinggi mata (tm)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D2

N 32

Normal Parametersa,b Mean 145.09

Std. Deviation 3.649 Most Extreme Differences Absolute .146

Positive .146 Negative -.131

Test Statistic .146

Asymp. Sig. (2-tailed) .083c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.083.

• Table tinggi bahu (tb)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D3

N 32

Normal Parametersa,b Mean 129.25

Std. Deviation 3.370 Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .115

Negative -.119

Test Statistic .119

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.200.

(28)

• Table tinggi siku (ts)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D4

N 32

Normal Parametersa,b Mean 99.03

Std. Deviation 3.326 Most Extreme Differences Absolute .137

Positive .137

Negative -.113

Test Statistic .137

Asymp. Sig. (2-tailed) .131c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.131

• Table tinggi pingul (tp)

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.200.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D5

N 32

Normal Parametersa,b Mean 79.34

Std. Deviation 3.179 Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106 Negative -.086

Test Statistic .106

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance

(29)

• Table tinggi tulang ruas (ttr)

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.021.

• Table tinggi ujung jari (tuj)

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.018.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D6

N 32

Normal Parametersa,b Mean 71.59

Std. Deviation 4.792 Most Extreme Differences Absolute .169

Positive .145 Negative -.169

Test Statistic .169

Asymp. Sig. (2-tailed) .021c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D7

N 32

Normal Parametersa,b Mean 60.56

Std. Deviation 3.242 Most Extreme Differences Absolute .171

Positive .113 Negative -.171

Test Statistic .171

Asymp. Sig. (2-tailed) .018c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

(30)

• Table tinggi dalam posisi duduk (tpd) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D8

N 32

Normal Parametersa,b Mean 95.78

Std. Deviation 3.035 Most Extreme Differences Absolute .137

Positive .133

Negative -.137

Test Statistic .137

Asymp. Sig. (2-tailed) .134c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.134.

• Table tinggi mata dalam posisi duduk (tmd) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D9

N 32

Normal Parametersa,b Mean 75.59

Std. Deviation 3.025 Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.131

Test Statistic .140

Asymp. Sig. (2-tailed) .111c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.111.

(31)

• Table tinggi bahu dalam posisi duduk (tbd) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D10

N 32

Normal Parametersa,b Mean 64.34

Std. Deviation 2.990 Most Extreme Differences Absolute .158

Positive .158

Negative -.118

Test Statistic .158

Asymp. Sig. (2-tailed) .040c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.040

• Table tinggi siku dalam posisi duduk One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D11

N 32

Normal Parametersa,b Mean 29.56

Std. Deviation 3.232 Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .092

Negative -.085

Test Statistic .092

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.200.

(32)

• Table tebal paha

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D12

N 32

Normal Parametersa,b Mean 15.09

Std. Deviation 3.041 Most Extreme Differences Absolute .113

Positive .095

Negative -.113

Test Statistic .113

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.200.

• Table panjang lutut

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.200.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D13

N 32

Normal Parametersa,b Mean 50.41

Std. Deviation 3.310 Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .105 Negative -.117

Test Statistic .117

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

(33)

• Table panjang popliteal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D14

N 32

Normal Parametersa,b Mean 40.13

Std. Deviation 3.581 Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .130

Negative -.132

Test Statistic .132

Asymp. Sig. (2-tailed) .168c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.168

• Table tinggi lutut

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

D15

N 32

Normal Parametersa,b Mean 50.72

Std. Deviation 3.175 Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .089

Negative -.131

Test Statistic .131

Asymp. Sig. (2-tailed) .179c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Untuk Variabel tm Nilai “Asymp. Sig. (2-tailed)” lebih dari 0.05 maka data Dikatakan Normal , yaitu 0.179.

Gambar

3.3  Tabel RULA Setelah Perbaikan  a)  Pengelasan pada besi
3.3  Tabel REBA Setelah Perbaikan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sutalaksana, 1979, ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup

Ergonomi adalah cabang ilmu terintegrasi yang memakai informasi yang berhubungan dengan perilaku, kemampuan kognitif, dan keterbatasan seseorang untuk menciptakan

Sutalaksana dalam bukunya yang berjudul “Teknik Tata Cara Kerja” menuliskan bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai

Ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem

 Ergonomi kerja  adalah ilmu tentang kemampuan, keterbatasan dan sifat manusia dalam sistim kerjanya.. serta memanfaatkan pengetahuan ini untuk mendapatkan sistim kerja yang

Cabang keilmuan yang sistematis memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup

Menurut Nurmianto (2004), ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistemastis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk

Menurut Sutalaksana, 1979 , ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja.. sehingga orang dapat hidup