• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

Peneliti melakukan analisis data pada instrumen tes dan kuesioner yang telah diisi responden. Instrumen tes tersebut adalah tes mengenai membaca level akademik. kuesioner yang akan dianalisis yaitu kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner budaya baca, dan kuesioner strategi DRTA. Hasil analisis data yang dilakukan akan dikembangkan menjadi produk yaitu buku ajar. Produk yang dikembangkan akan disesuaikan dengan strategi Directed Reading Thinking and

Activity (DTRA) dan kondisi generasi Z masa kini. Diharapkan produk yang

dikembangkan akan meningkatkan kemampuan membaca level akademik para generasi Z, khususnya mahasiswa.

4.2.1 Identifikasi, Klasifikasi, dan Interpretasi Data

Pada bagian ini akan dijelaskan satu per satu mengenai identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi data. Pertama, identifikasi di sini berarti mengidentikasi jawaban responden. Jadi, dari angket yang diberikan akan diidentifikasi jawaban setuju, netral dan tidak setuju yang dipilih responden. Dari

jawaban tersebut akan diketahui seberapa besar atau berapa persen responden yang memilih setuju, netral dan tidak setuju mengenai suatu pernyataan.

Kedua, klasifikasi yaitu pengelompokkan. Sebelumnya sudah dibahas bahwa angket penelitian menggunakan skala likert. Dari lima skala likert yang digunakan, akan dikelompokkan jawaban responden dengan kategori tinggi, cukup, dan sangat rendah. Jadi skala 1,2 dan 4,5 dibuat menjadi satu kategori dengan kategori tinggi untuk skala 4 dan 5, kategori rendah untuk skala 1 dan 2. Sedangkan kategori cukup untuk skala 3.

Ketiga, interpretasi adalah penafsiran dari jawaban atau hasil yang telah dianalisis. Artinya, setelah setiap indikator dari angket dianalisis, akan diambil kesimpulan. Misalnya untuk angket budaya baca dinyatakan bahwa “sebagian besar responden belum memiliki budaya baca yang baik”. Kata “sebagian besar responden belum memiliki budaya baca yang baik” merupakan sebuah kesimpulan dari angket budaya baca. Begitu juga dengan dua angket lainnya. 4.2.2 Deskripsi Penelitian

Peneliti melakukan observasi pada Senin, 6 November 2017 di ruang K.30B dengan responden mahasiswa PBSI semester III kelas B. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kelas dan mahasiswa saat sedang melaksanakan perkuliahan. Selain itu, observasi ini ingin melihat sejauh mana mahasiswa memahami apa yang dibacanya saat melakukan presntasi di depan kelas.

Observasi dilakukan saat perkuliahan pertama, yaitu pukul 07.00 – 08.30. Sebelum memulai perkuliahan, dosen memeriksa kesiapan mahasiswa dan

fasilitas yang digunakan. Memeriksa fasilitas seperti menghidupkan lampu agar ruang kelas tidak gelap, membuka jendela, dan menyalakan kipas angin. Selesai memeriksa kesiapan kelas, perkuliahan dimulai dan dibuka dengan doa. Setelah doa, dosen mereview perkuliahan minggu lalu dengan bertanya siapa yang presentasi, ada berapa kelompok yang presentasi dan menentukan ada berapa kelompok yang presentasi pada hari itu.

Model perkuliahan saat itu adalah Student Active Learning (SAL). Mahasiswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Selama presentasi, belum semua mahasiswa lepas teks saat memaparkan materi. Selain itu, bahasa tubuh mahasiswa kurang luwes dan hanya terpaku pada satu tempat.

Metode yang digunakan saat perkuliahan adalah metode presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Kelompok yang selesai presentasi akan membuka sesi tanya jawab. Namun, dilihat dari partisipasi mahasiswa, mereka kurang aktif di kelas. Mereka cenderung pasif. Saat kelompok pertama presentasi, tidak ada yang bertanya, sehingga dosen harus memberikan pemaparan mengenai materi yang dipresentasikan untuk memperjelas pemahaman siswa. Dosen juga memberikan contoh konkret dalam pemaparannya mengenai materi yang sedang mereka pelajari. Pemaparan ini bertujuan agar muncul pertanyaan dari benak mahasiswa. Setelah pemaparan dari dosen, mahasiswa mulai ada yang bertanya dan pertanyaannya cukup kritis.

Presentasi pertama selesai, dilanjutkan presentasi kedua. Hampir sama seperti presentasi pertama, mahasiswa cenderung membaca dan diam di tempat

saat presentasi. Namun, ada satu mahasiswa yang mencoba menjelaskan materi dengan lepas teks. Hal ini merupakan suatu yang patut diapresiasi. Begitu presentasi selesai, partisipasi mahasiswa meningkat. Mereka mulai banyak bertanya. Pertanyaan mereka pun kritis.

Dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa, proses perkuliahan menjadi lebih hidup. Diskusi terus berjalan antarmahasiswa dan dosen. Hal ini memunculkan kesan proaktif di kelas. Dosen juga membantu membangkitkan situasi proaktif di kelas dengan bertanya pada kelompok yang presentasi.

Turut berpartisipasinya dosen dalam perkuliahan, memiliki dampak besar dalam membangkitkan keaktifan mahasiswa di kelas. Misalnya tadi, pemberian paparan ulang mengenai materi presentasi dapat memunculkan pertanyaan dari mahasiswa. Pertanyaan yang diajukan pada kelompok yang presentasi juga berdampak untuk meningkatkan sikap kritis di kelas.

Dari awal perkuliahan, dosen tidak menggunakan bahan ajar dan media apapun. Dosen hanya membawa presensi mahasiswa dan menerima handout materi dari kelompok yang presentasi. Meskipun dosen tidak membawa bahan ajar dan menggunakan media, dosen bisa menjelaskan materi dengan jelas dan konkret. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa dosen tersebut telah menguasai materi secara keseluruha.

Di akhir perkuliahan, dosen mengevaluasi perkuliahan dengan mengomentari kelompok yang presentasi. Dosen juga meminta mahasiswa yang presentasi untuk memberikan materi presentasi dalam bentuk hardcopy dengan

pemaparan yang lengkap. Di samping itu, dosen menyimpulkan perkuliahan dengan penegasan materi yang dipelajari hari itu dan meminta kelompok selanjutnya mempersiapkan presentasi untuk minggu depan. Perkuliahan hari itu diakhiri dengan ucapan selamat pagi.

Dari observasi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa mengenai keseluruhan teks masih kurang. Hal ini terlihat ketika mereka presentasi dengan membawa teks. Selain itu, perkuliahan saat itu bertujuan menggali kemampuan berpikir kritis dan memahami materi secara keseluruhan. Hal ini guna membangkitkan keaktifan mahasiswa dengan cara bertanya dan menyikapi informasi yang diterima.

Dokumen terkait