BAB III GAMBARAN UMUM
A. Medan Wacana (Field of Discourse)
1. Analisis Data 1
Medan wacana ini membahas tentang larangan wanita Muslimah
untuk menghias atau mewarnai kukunya dengan pewarna kuku yang kedap air
untuk menghias atau mewarnai kukunya dengan kutek, hal ini disesuaikan
dalam isi berita:
“Pemirsa beriman seperti yang kita tahu bahwa dalam ajaran Islam melarang wanita Muslimah untuk menghias atau mewarnai kukunya dengan kutek. Zat anti air pada kutek dianggap sebagai penghalang jalan air ketika Muslimah hendak bersuci atau berwudhu jika begitu shalatpun menjadi tidak sah.”1
Kemudian seiring dengan perkembangan zaman saat ini dikarenakan
memakai kutek yang kedap air tidak diperbolehkan maka saat ini terdapat
inovasi baru dengan diciptakannya kutek yang mampu menembus air jika saat
berwudhu. Namun pembuatan kutek yang kedap air tersebut dianggap tidak
dapat digunakan untuk shalat walupun dapat menembus air dan udara, hal ini
sesuai dengan pendapat Sea yang merupakan seorang fashion blogger dari
Malaysia. Seperti yang dipaparkan seperti berikut:
“Sea seorang fashion blogger dari Malaysia yang menyatakan bahwa semua Cat kuku tidak dapat digunakan untuk shalat sekalipun memiliki klaim tembus air dan udara yang berpendapat bahwa proses berwudhu air harus benar-benar membasuh kulit tidak hanya sekedar rembesan atau tetesan air termasuk pada kuku. Pendapat Sea ini juga di dukung oleh Mukhti Soael Tarmahomed ulama ternama dari Afrika Selatan, karena jika kutek yang tembus air dan udara ini dikategorikan halal maka Cat kuku biasa juga dapat dikatakan halal. Jika diusapkan sangat tipis bisa ditembus air dan udara.”2
Permasalah tentang munculnya kutek yang dapat menembus air
tersebut tidak dapat mengubah kemungkinan bahwa menggunakan pewarna
pada kuku untuk menghias kuku wanita merupakan tidak diperbolehkannya
1
Naskah Berita Islami Masa kini, berjudul Benarkah Ada Kutek Halal Bagi Wanita Muslimah, pada 14 Mei 2015
2
Naskah Berita Islami Masa kini, berjudul Benarkah Ada Kutek Halal Bagi Wanita Muslimah, pada 14 Mei 2015
karena dinilai bertabaruj. Bertabaruj merupakan wanita yang memamerkan
kecantikannya atau keindahan kepada lelaki yang bukan muhrimnya.
Memakai pewarna kuku sama saja seperti membuat kuku berwarna-warni.
Pendapat tersebut disampaikan pula melalui surat Al-Azhab ayat 30, hal ini
sesesui dengan naskah Beriman sebagai berikut:
“Salah satu hukum Islam yang jelas yang mengharamkan Cat kuku atau kutek yakni tabaruj. Ya tabaruj menurut bahasa adalah wanita yang memamerkan keindahan, kecantikan, dan perhiasannya kepada laki-laki dan menurut syariah tabaruj adalah setiap keindahan atau kecantikan yang diperlihatkan wanita kepada orang-orang yang bukan muhrimnya dan ditunjukkan untuk dinikmati oleh orang lain. Hal seperti ini termasuk tabaruj yang dilakukan oleh wanita-wanita kafir pada zaman jahiliyah. Allah SWT berfirman yang artinya “ dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Qs. Al-Azhab: 33)3
Penafsiran dari Al-quran surat Al-Azhab ayat 33 tersebut yang
dimaksud tabarruj adalah kejelasan dan keterbukaan. Larangan bertabaruj merupakan larangan menampakkan “perhiasan” yang biasanya tidak ditampakkan oleh wanita yang baik atau memakainya secara tidak wajar
dipakai, seperti berdandan secara berlebihan, berjalan dengan
lenggak-lenggok dan seterusnya. Menampakkan sesuatu selain kepada suami dapat
mengundang nafsu bagi orang yang usil. Sedangkan, penafsiran kata jahiliyah
merupakan kaum terdahulu pada masa sebelum datangnya Islam,
3
Naskah Berita Islami Masa kini, berjudul Benarkah Ada Kutek Halal Bagi Wanita Muslimah, pada 14 Mei 2015
menggambarkan kondisi di mana masyarakatnya mengabaikan nilai-nilai
Illahi, melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik atas dorongan nafsu,
kepentingan sementara, maupun kepicikan pandangan. Adapun tentang Ahl
Bait para ulama berbeda pendapat selain dari istri-istri Nabi SAW.4
Penjelasan tersebut juga diberikan kesimpulan pada akhir naskah yang
menyatakan bahwa seorang muslim dilarang untuk mengumbar
kecantikannya. Kuku warna-warni yang menghiasi kukunya dapat menarik
perhatian kepada lawan jenis. Sesuai dengan naskah sebagai berikut:
“Nah pemirsa beriman terlepas dari adanya kutek halal Allah jelas melarang seorang Muslimah mengumbar kecantikannya untuk lelaki yang bukan mahramnya. Kuku warna-warni yang terlihat cantik dan indah sudah pasti dapat menarik perhatian lawan jenis jadi sebaiknya kita sebagai Muslimah tidak perlu menggunakan Cat kuku atau pewarna kuku sebagai pemanis penampilan terlebih jika tujuannya untuk menarik perhatian orang lain. Wallahhualam bisoam.”5
Pada naskah di atas dalam hukum memakai pewarna kuku yang
tembus air atau yang tidak tembus air adalah hukumnya haram karena
termasuk bertabaruj, dinilai mampu menarik perhatian lawan jenisnya. Hal
ini telah diperjelas dalam ayat Al-quran surat Al-Azhab ayat 30 yang
menyatakan bahwa larangan berhias karena seperti tingkah laku orang
jahiliyah. Diperjelas oleh tanggapan produser tentang tayangan ini, sebagai
berikut:
4
M Quraish Shihab, Al-quran dan Maknanya, (Tangerang: Lentera Hati, 2010), hal.422 5
Naskah Berita Islami Masa kini, berjudul Benarkah Ada Kutek Halal Bagi Wanita Muslimah, pada 14 Mei 2015
“Kalau Islam baginya itu memakai kutek menyerupai orang yahudi kalau kita pakai. Jangankan orang yang sudah bersuami atau tidak tetep saja memakai itu tetep menyerupai orang yahudi. Untuk masalah tabaruj kan semua tubuh wanita itu aura ketika dia keluar rumah maka setan yang mengikutinya jadi kita sebagai wanita harus menjaga segala yang terlihat.”6
Pemakaian kutek mampu menyerupai orang yahudi, Islam tidak
memerbolehkan hal itu. Beriman menyampaikan kepada penonton dengan
maksud agar mengetahui bahwa memakai kutek sebenarnya kurang baik dan
wainita di anjurkan untuk menjaga dirinya dari apa yang dilihat oleh orang
lain.