DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskirpsi Data
A. Analisis Data
2. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas
Tahap analisis dimulai dengan menelaah data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
a. Data Hasil Observasi Pembelajaran
Selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti didampingi oleh guru kolabolator yaitu guru mata pelajaran Fiqih yang bertindak sebagai observer seluruh aktivitas pembelajaran baik itu aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Observer bertugas menilai kondisi dan kegiatan seluruh aktivitas saat proses kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama di siklus I sampai dengan pertemuan keempat pada siklus II,
Setelah peneliti menelaah data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, diketahui bahwa pada siklus II terdapat peningkatan. Aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I peneliti gambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.1
Persentase Aktivitas Guru Dan Aktivitas Siswa Dengan Metode Group Investigation Siklus I
84,55
90,91
83,33
86,67
PERTEMUAN 3 PERTEMUAN 4
aktivitas guru aktivitas siswa
Sedangkan aktivitas guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran mata pelajaran Fiqih dengan metode group investigation pada siklus II dapat digambarkan peneliti pada grafik di bawah ini.
Grafik 4.2
Persentase Aktivitas Guru Dan Aktivitas Siswa Dengan Metode Group Investigation Siklus II
Pada grafik 4.2 terlihat bahwa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode group investigation pada siklus II mengalami peningkatan yaitu untuk aktivitas guru meningkat menjadi 90,91% dan untuk aktivitas siswa meningkat hingga 86,67%
b. Data Hasil Penilaian Pembelajaran Siswa
Dari hasil tes belajar yang telah dilakukan oleh siswa, maka diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dirangkum dalam tabel berikut
Tabel 4.9
Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siswa Tingkat kemampuan
siswa
Hasil belajar siswa Siklus I Siklus II
Terendah 58 68
Tertinggi 94 98
Rata-rata 75,56 82,14
Indikator ketercapaian hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah jika siswa mendapatkan nilai ≥ 67, maka penelitian dihentikan.
Dilihat dari persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari tes akhir siklus I kemudian tes akhir siklus II.
c. Hasil Wawancara Siswa Setelah Tindakan
Wawancara siswa dilakukan setelah berakhirnya tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Selain itu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa setiap siklusnya. Hal itu menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode group investigation telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti, karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran.2
2 Hasil wawancara akhir dengan perwakilan siswa kelas VI-A MI Al Ishlahiyah pada hari Rabu, 6 November 2019
B. PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil tindakan siklus I dan siklus II. Setiap siklus melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi. Pada siklus II, tahapan tersebut dilaksanakan dengan perbaikan dari pembelajaran siklus I.
Pada siklus I terjadi beberapa kendala dalam proses kegiatan pembelajaran diantaranya, guru belum maksimal dalam menyampaikan materi belajar kepada siswa, beberapa siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan guru karena guru kurang dalam pengelolaan kelas dan pemanfaatan waktu. Akibatnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Fiqih menggunakan metode group investigation terlaksana dengan persentase sekitar 69,44%. Begitu pula dengan aktivitas guru, sesuai data hasil observasi aktivitas guru pada mata pelajaran Fiqih sebesar 73,64%
Pada kegiatan pertemuan kedua terjadi peningkatan aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation yakni sebesar 76,67% walaupun masih ada beberapa siswa yang masih bergantung kepada teman kelompoknya saaat kegiatan diskusi berlangsung.
Pada pertemuan kedua ini aktivitas guru mengalami peningkatan, aspek aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik, pada pertemuan kali ini terlaksana 80,91%
Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode group investigation.
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh rata-rata siswa sebesar 75,56.
Dari 27 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I, 18 orang siswa mencapai nilai KKM 67. Hal tersebut masih perlu ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada pertemuan ketiga aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan. Dan pada pertemuan keempat yang merupakan pertemuan terakhir dalam tindakan pembelajaran siklus II aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik sesuai dengan perbaikan yang dilakukan setelah siklus I dilaksanakan. Pada aktivitas siswa mengalami peningkatan menjadi 86,67%. Demikian pula halnya dengan observasi kegiatan guru meningkat menjadi 90,91% untuk semua aspek yang diamati.
Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes untuk mengukur peningkatan kemampuan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode group investigation. Dari 29 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II, seluruh siswa sudah mencapai nilai KKM. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 82,14. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa pada akhir siklus I sebesar 75,56 maka pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,58. Hal tersebut menunjukkan tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakan pembelajaran pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.10
Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Tingkat kemampuan
siswa
Hasil belajar siswa Peningkatan Siklus I Siklus II
Terendah 58 68 10
Tertinggi 94 98 4
Rata-rata 75,56 82,14 6,58
Berdasarkan tabel data tes hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II dapat dijelaskan bahwa kemampuan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini
58
94
75,56 68
98
82,14
NILAI TERENDAH NILAI TERTINGGI RATA-RATA NILAI
siklus 1 siklus 2
Grafik 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI-A MI Al Ishlahiyah
Dengan memperhatikan hasil yang dicapai siswa yang mengalami peningkatan, serta tidak ditemukan kekurangan-kekurangan pada siklus II ini, maka peneliti merasa cukup puas dengan dua siklus dan tidak perlu mengadakan pengulangan tindakan pada pembelajaran di siklus berikutnya.
73 A. Kesimpulan
Berlandaskan dari rumusan masalah, hasil analisis penelitian, paparan data dan serangkaian penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, maka kesimpulan yang dapat diambil terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VI-A di MI Al Ishlahiyah pada mata pelajaran Fiqih dengan menerapkan metode group investigation, bahwa pada siklus I diperoleh hasil pada pertemuan pertama, aktivitas guru terlaksana 69,44%, sedangkan aktivitas siswa terlaksana 73,64%. Kemudian pada siklus II pertemuan ke empat aktivitas guru dan aktivitas siswa mengalami peningkatan, dimana untuk aktivitas guru meningkat menjadi 90,91% sedangkan aktivitas siswa menjadi 86,67%.
Perolehan hasil ini menunjukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Fiqih dengan menerapkan metode group investigation dapat dikatakan berhasil.
Dilihat dari hasil belajar siswa, terbukti bahwa penggunaan metode group investitagtion dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisis yang diperoleh dari hasil pada siklus I dan siklus II.
Perolehan rata-rata siswa pada siklus I sebesar 75,56. Dari 27 siswa yang mengikuti tes hasil akhir siklus I terdapat 18 siswa yang nilainya telah mencapai KKM, yaitu sebesar 67. Selanjutnya pada siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,14 dan seluruh siswa sudah mecapai nilai KKM.
Pada siklus II ini mengalami peningkata rata-rata sebesar 6,58. Hal tersebut menunjukan bahwa tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakan pembelajaran pada siklus II berhasil meningkatkan hasi belajar siswa.
B. Implikasi
Penggunaan metode group investigation dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih. Selain itu dapat diimplementasikan sebagai bahan kajian pendekatan
pembelajaran bagi guru untuk diterapkan di MI Al Ishlahiyah sebagai alternatif metode pembelajaran mata pelajaran Fiqih. Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti sampaikan beberapa implikasi sebagai berikut; bagi siswa, pembelajaran menggunakan metode group investigation ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan kualitas belajar metode ini dapat dipakai dan dikembangkan dalam pembelajaran selanjutnya yang sesuai dengan materi.
Bagi guru, pembelajaran menggunakan metode group investigation dalam mata pelajaran Fiqih dapat dijadikan variasi dalam menentukan metode yang akan dipakai agar pembelajaran berjalan dengan aktif dan menyenangkan bagi siswa.
Bagi sekolah, agar pelaksanaan kegiatan siswa dalam pembelajaran Fiqih dapat dilakukan dengan baik dan mandiri perlu ditunjang dengan sumber-sumber belajar lainnya yang dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan pro aktif memfasilitasi segala kebutuhan guru dan siswa dalam upaya meningkatakan mutu layanan pendidikan.
Bagi peneliti sendiri agar lebih giat lagi memberikan pembelajaran kepada para siswa dengan variasi model pembelajaran lainnya yang tentunya sesuai dengan materi atau konsep pada pelajaran Fiqih begitu pula dengan mata pelajaran lainnya.
A. Saran
Dari kesimpulan yang telah peneliti kemukakan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran yang perlu disampaikan sebagai berikut:
1. Untuk siswa
a. Siswa hendaknya berperan serta aktif dalam setiap pembelajaran sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.
b. Siswa hendaknya suportif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
c. Siswa yang mendapatkan skor terendah dihararapkan tidak berkecil hati dan tetap semangat belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
2. Untuk guru
a. Guru diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran sendiri dan menemukan metode-metode baru yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak didiknya dan untuk tujuan pendidikan.
b. Guru dapat menggunakan metode yang lebih kreatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Metode group investigation sebagai sumber referensi dalam upaya memperbaiki dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan khususnya dalam mata pelajaran Fiqih Untuk sekolah.
3. Untuk sekolah
Metode group investigation ini merupakan salah satu metode yang dapat menjadi rujukan dalam rangka meningkatkan pembelajaran khususnya mata pelajaran Fiqih dan dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
77 Hambra.
Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Faturrohman, M. (2015). Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2014). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Jani, A. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Peradilan Islam kelas XI IPA 2 MA Kartayuda Wado Kedungtuban Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.
Semarang: IAIN Walisongo Semarang.
Junaidi. (2011). Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI. Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Kunandar. (2007). Guru Profesional: Implementasi Kurikulum KTSP. Jakarta: PT.
Raja Grafindoo Persada.
Kunandar. (2007). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhaimin. (2009). Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Murofik, A. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Group Investigation dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XC di SMAN 1 Pleret Bantul. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Muslich, M. (2016). Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nasional, D. P. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Parwati, N. N. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada.
Purwanto, N. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
78
Slavin, R. E. (t.thn.). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Sudaryono. (2014). Classroom Action Reaserch. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.
Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudiyono, A. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. BAndung:
Alfabeta.
Susanto, A. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B.; Nina Lamatenggono. (2016). Landasan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Usman, M. B. (2002). Metodologi Pembelajaran Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Yani, N. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Sholat Jumat di Kelas VII MTs Al-Hasanah Medan.
Medan: UIN Sumatera Utara.
79
PEDOMAN WAWANCARA GURU MATA PELAJARAN FIQIH