• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Data Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan mengenai varibel–variabel yang terdapat dalam model yang digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel dan SPSS untuk mempercepat dan mempermudah perolehan hasil data yang dapat menjelaskan variabel–variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu varibel Y (Risiko Likuiditas) sebagai variabel Dependen, variabel X1 (Capital Adequacy Ratio), X2 (Debt to equity

Ratio), X3 (Return on Assets), dan X4 (Financing to Deposit Ratio)

sebagai variabel independen. Penjelasan dari masing – masing variabel adalah:

a. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo (Rivai, 2010:984). Dalam penelitian ini risiko likuiditas dilihat

55

dari rasio permodalan bank yaitu rasio modal terhadap total asset.Rasio ini tidak dipengaruhi oleh perbedaan risiko yang berkaitan dengan struktur asset yang mungkin berbeda (Siamat, 2001:104).

Tabel 4.1

Nilai Risiko Likuiditas Bank Sampel (Dalam Persen)

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan data risiko likuiditas yang diperoleh dari tabel diatas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1) Tahun 2008 : Pada kuartal I dan II Bank Mega Syariah memiliki nilai risiko paling tinggi yaitu 12,63% dan 12,32%. Pada kuartal III dan IV bank Muamalat nilai risiko likuiditas yang paling tinggi yaitu 10,34% dan 10,14%. Sedangkan Bank

I II III IV Bank Syaria 2008 8.32 8.05 8.16 8.40 2009 9.39 9.11 9.00 8.06 2010 8.33 7.81 7.65 6.71 2011 7.40 7.23 6.54 7.64 2012 7.97 8.14 8.13 8.42 Bank Muam 2008 9.78 8.78 10.34 10.14 2009 10.51 9.03 8.86 8.21 2010 8.95 8.76 11.63 9.92 2011 10.32 9.67 9.29 7.58 2012 8.48 10.55 9.94 8.27 Bank Mega 2008 12.63 12.32 10.24 8.83 2009 8.58 8.17 7.66 7.26 2010 8.28 8.33 8.49 8.16 2011 9.65 9.41 8.98 7.93 2012 8.32 8.63 7.55 7.11 Bank Tahun Triwulan

56

Syariah Mandiri memiliki nilai risiko likuiditas paling rendah dari kuartal I hingga kuartal IV yaitu sebesar 8,32%, 8,05%, 8,16%, dan 8,40%.

2) Tahun 2009 :Pada kuartal I dan kuartal IV Bank Muamalat memiliki nilai risiko likuiditas yang paling tinggi yaitu sebesar 10,51% dan 8,21%. Pada kuartal II dan kuartal III Bank Syariah Mandiri memiliki nilai risiko likuiditas paling tinggi yaitu sebesar 9,11% dan 9,00%. Sedangkan risiko likuiditas terendah dimiliki oleh Bank Mega Syariah pada kuartal I hingga kuartal IV yaitu sebesar 8,58%, 8,17%, 7,66% dan 7,26%.

3) Tahun 2010 :Nilai risiko likuiditas tertinggi pada kuartal I, II, III, dan IV dimiliki oleh bank Muamalat yaitu sebesar 8,95%, 8,76%, 11,63%, dan 9,92%. Nilai risiko likuiditas terendah pada kuartal I dimiliki oleh Bank Mega Syariah yaitu sebesar 8,28%. Pada kuartal II, III, dan IV Bank Syariah Mandiri memiliki nilai risiko likuiditas terendah yaitu sebesar 7,81%, 7,65%, dan 6,71%.

4) Tahun 2011 :Nilai risiko likuiditas tertinggi pada kuartal I, II, dan III dimiliki oleh Bank Muamalat yaitu sebesar 10,32%, 9,67%, dan 9,29%. Pada kuartal IV nilai risiko likuiditas dimiliki oleh Bank Mega Syariah yaitu sebesar 7,93%. Nilai risiko likuiditas terendah dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri

57

pada kuartal I, II, dan III yaitu sebesar 7,40%, 7,23%, dan 6,54%. Pada kuartal IV Bank Muamalat memiliki nilai risiko likuiditas terendah yaitu sebesar 7,58%.

5) Tahun 2012 : Nilai risiko likuiditas tertinggi pada kuartal I, II, dan III dimiliki oleh Bank Muamalat yaitu sebesar 8,48%, 10,55%, 9,94%. Pada kuartal IV Bank Syariah Mandiri memiliki nilai risiko likuiditas tertinggi yaitu sebesar 8,42%. Risiko likuiditas terendah pada kuartal I, dan II dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 7,97% dan 8,14%. Risiko likuiditas terendah pada III dan IV dimiliki oleh bank Mega Syariah yaitu sebesar 7,55% dan 7,11%.

Nilai risiko likuiditas ini menunjukkan seberapa besar bank memenuhi kecukupan modal untuk menunjang asset yang tidak diperhitungkan risikonya.Semakin besar nilai risiko ini memperlihatkan bahwa modal yang dimiliki oleh sebuah bank semakin banyak, namun risiko yang dimiliki juga semakin tinggi karena tidak memperhitungkan tingkat modal yang berisiko.

b. CAR (Capital Adequacy Ratio)

Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan dengan dana dari luar di dalam pembiayaan kegiatan usaha perbankan (Rivai,

58

2010:785). Semakin besar rasio ini maka semakin baik posisi modal sebuah bank.

59

Tabel 4.2

Nilai CAR Bank Sampel (Dalam persen)

(Sumber : Data diolah)

Berdasarkan tabel CAR diatas, dapat diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut :

1) Tahun 2008: Pada tahun 2008 Bank Mega Syariah memiliki nilai CAR paling tinggi pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 17,56%, 18,14%, 15,51%, dan 13,48%. Sedangkan Bank Muamalat memiliki nilai CAR yang terkecil pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 11,63%, 9,64%, 11,34%, dan 11,44%.

2) Tahun 2009: Pada tahun 2009 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai CAR paling tinggi diantara kedua bank yang lain. Pada

I II III IV

Bank Syariah Mandiri 2008 12.08 12.31 11.59 12.72

2009 14.78 14.07 13.37 12.44 2010 12.52 12.46 11.49 10.64 2011 11.89 11.26 11.10 14.70 2012 13.97 13.70 13.20 13.88 Bank Muamalat 2008 11.63 9.64 11.34 11.44 2009 12.29 11.22 10.85 11.15 2010 10.52 10.12 14.62 13.32 2011 12.42 11.64 12.59 12.05 2012 12.13 14.55 13.28 11.70

Bank Mega Syariah 2008 17.56 18.14 15.51 13.48

2009 12.04 11.45 11.06 10.96 2010 13.14 12.11 12.14 12.36 2011 12.03 14.75 15.07 13.77 2012 12.90 13.08 11.16 13.46 Bank Tahun Triwulan

60

kuartal I, II, III, maupun IV, yaitu sebesar 14,78%, 14,07%, 13,37%, dan 12,44%. Sedangkan pada kuartal I dan III Bank Mega Syariah memiliki nilai CAR terkecil yaitu 12,04%, dan 11,06%. Sedangkan Bank Muamalat memiliki nilai CAR terkecil pada kuartal II dan IV yaitu sebesar 11,22% dan 11,15%.

3) Tahun 2010: Pada kuartal I bank Mega Syariah memiliki nilai CAR paling tinggi yaitu sebesar 13,14%, sedangkan pada kuartal II Bank Syariah Mandiri memiliki nilai CAR tertinggi yaitu 12,46%. Pada kuartal III dan IV Bank Muamalat yang memiliki nilai CAR tertinggi yaitu sebesar 14,63% dan 13,32%. Sedangkan yang memiliki nilai CAR paling rendah pada kuartal I dan II adalah Bank Muamalat yaitu sebesar 10,52% dan 10,12%. Pada kuartal III dan IV Bank Syariah Mandiri yang memiliki nilai CAR terkecil yaitu 11,49% dan 10,64%.

4) Tahun 2011: Pada tahun ini Bank Muamalat memiliki nilai CAR paling tinggi pada kuartal I sebesar 12,42%. Pada kuartal II dan III Bank Mega syariah yang memiliki nilai CAR tertinggi yaitu sebesar 14,75% dan 15,07%. Pada kuartal IV CAR tertinggi dimiliki oleh Bank Syariah mandiri yaitu 14,70%. Sedangkan CAR terkecil pada kuartal I, II, dan III

61

dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 11,9%, 11,26%, dan 11,10%.

5) Tahun 2012: Pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri memiliki nilai CAR tertinggi pada kuartal I dan IV yaitu sebesar 13,97% dan 13,88%. Sedangkan pada kuartal II dan III Bank Muamalat memiliki nilai CAR yang paling tinggi yaitu sebasar 14,55% dan 13,28%. CAR terendah pada kuartal I dan kuartal IV adalah Bank Muamalat yaitu sebesar 12,13% dan 11,70%. Bank Mega Syariah memiliki nilai CAR terendah pada kuartal II dan III yaitu sebesar 13,08% dan 11,16%.

Nilai CAR yang semakin tinggi menunjukkan kinerja manajemen bank yang semakin baik dalam memiliki modal. Nilai CAR minimum menurut peraturan BI adalah 8%, jika suatu bank memiliki nilai CAR diatas 8% maka dapat dikatakan bank tersebut sudah memenuhi syarat minimal kepemilikan modal bank sesuai peraturan Bank Indonesia.

c. DER (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar kewajibannya (Rodhoni, Ali, 2010:27).

62

Tabel 4.3

Nilai DER Bank Sampel (Dalam persen)

(Sumber : data diolah)

Dari tabel DER diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Tahun 2008: Bank Syariah Mandiri mendominasi tingkat DER yang paling tinggi pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 15,36%, 15,16%, 14,62%, dan 13,17%. Sedangkan nilai DER terendah ditunjukkan oleh Bank Mega Syariah pada kuartal I hingga kuartal IV. Yaitu sebesar 6,94%, 6,89%, 8,54%, dan 10,96%.

2) Tahun 2009: Bank Muamalat memiliki nilai DER paling tinggi pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 11,66%,16,89%. Bank Mega Syariah mendominasi tingkat

I II III IV

Bank Syariah Mandiri 2008 15.36 15.16 14.62 13.17 2009 11.90 12.02 11.86 12.77 2010 13.11 13.67 13.61 15.22 2011 14.41 14.35 15.54 14.84 2012 14.19 13.33 12.96 11.97 Bank Muamalat 2008 10.90 11.30 11.33 12.04 2009 11.66 13.89 14.93 16.89 2010 14.55 14.74 9.61 10.96 2011 10.94 11.66 11.98 14.87 2012 13.56 13.72 14.37 8.17 Bank Mega Syariah 2008 6.94 6.89 8.54 10.96 2009 11.57 11.73 11.75 12.74 2010 11.34 10.64 10.10 10.33 2011 9.03 9.65 10.00 11.10 2012 11.08 9.79 10.73 10.86 Bank Tahun Triwulan

63

DER terendah pada kuartal I hingga kuartal IV yaitu sebesar 11,57%, 11,73%, 11,75%, dan 12,74%.

3) Tahun 2010: Pada kuartal I dan II Bank Muamalat memiliki nilai DER paling tinggi yaitu sebesar 14,55% dan 14,74%. Sedangkan pada kuartal III dan kuartal IV Bank Syariah Mandiri memiliki nilai DER paling tinggi yaitu sebesar 13,61% dan 15,22%. Nilai DER terendah pada kuartal I dan II ditunjukkan oleh Bank Mega Syariah yaitu sebesar 11,34% dan 10,64%. Pada kuartal III dan IV Bank Muamalat memiliki niali DER paling rendah yaitu sebesar 9,61% dan 10,96%. 4) Tahun 2011: Pada tahun 2011 Bank Syariah Mandiri

mendominasi tingkat DER yang paling tinggi pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 14,41%, 14,35%, 15,54%, dan 14,84%. Sedangkan niali DER terendah dimiliki oleh Bank Mega Syariah pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 9,03%, 9,65%, 10,00%, dan 11,10%.

5) Tahun 2012: Bank Syariah Mandiri menunjukkan nilai DER paling tinggi pada kuartal I dan kuartal IV, yaitu sebesar 14,19% dan 11,97%. Nilai DER terbesar pada kuartal II dan III ditunjukkan oleh Bank Muamalat yaitu sebesar 13,72% dan 14,37%. Nilai DER terendah dimiliki oleh Bank Mega Syariah pada kuartal I, II, dan III. Yaitu sebesar 11,08%, 9,79%, dan 10,73%. Dan pada kuartal IV Bank Muamalat menunjukkan

64

nilai DER paling rendah diantara kedua bank yang lain, yaitu sebesar 8,17%.

Semakin besar rasio DER menunjukkan bahwa bank memiliki tingkat kewajiban yang harus dibayar yang semakin tinggi pula.

d. ROA (Return on Asset)

Return on Asset adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Dendawijaya, 2003:120).

Tabel 4.4

Nilai ROA Bank Sampel (Dalam persen)

(Sumber : data diolah)

I II III IV

Bank Syariah Mandiri 2008 2.05 1.94 1.91 1.83 2009 2.08 2.00 2.11 2.23 2010 2.04 2.22 2.30 2.21 2011 2.22 2.12 2.03 1.95 2012 2.17 2.25 2.22 2.25 Bank Muamalat 2008 3.04 2.77 2.62 2.60 2009 2.76 1.83 0.53 0.45 2010 1.48 1.07 0.81 1.36 2011 1.38 1.74 1.55 1.52 2012 1.51 1.61 1.62 1.54 Bank Mega Syariah 2008 4.25 3.15 2.14 0.98 2009 0.62 1.56 2.08 2.22 2010 1.90 2.98 3.18 2.47 2011 1.58 1.87 1.77 1.65 2012 3.52 4.13 4.12 4.20 Bank Tahun Triwulan

65

Berdasarkan data ROA yang diperoleh dalam tabel diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Tahun 2008: Pada kuartal I dan II Bank Mega Syariah memiliki nilai ROA paling tinggi, yitu sebesar 4,25% dan 3,15%. Pada kuartal III dan IV Bank Muamalat memiliki tingkat ROA yang lebih tinggi yaitu sebesar 2,62% dan 2,60%. Sedangkan Bank Syariah Mandiri memiliki tingkat ROA paling kecil pada kuartal I, II, dan III. Sedangkan pada kuartal IV Bank Mega Syariah menduduki posisi dengan nilai ROA paling kecil.

2) Tahun 2009: Pada kuartal I Bank Muamalat memiliki ROA paling tinggi yaitu sebesar 2,76%. Pada kuartal II, III, dan IV Bank Syariah Mandiri memiliki tingkat ROA tertinggi berturut – turut sebesar 2,00%, 2,11%, dan 2,23%. Bank Mega Syariah memiliki tingkat ROA paling kecil pada kuartal I dan II yaitu sebesar 0,62% dan 1,56%. Pada kuartal III dan IV, Bank Muamalat memiliki tingkat ROA terkecil yaitu sebesar 0,53% dan 0,45%.

3) Tahun 2010: Pada kuartal I Bank Syariah Mandiri memiliki tingkat ROA yang paling tinggi yaitu sebesar 2,04%. Pada kuartal II, III, dan IV Bank Mega Syariah yang memiliki tingkat ROA paling tinggi yaitu sebesar 2,89%, 3,18%, dan 2,47%. Sedangkan pada Bank Mega Syariah pada kuartal I

66

memiliki ROA paling kecil yaitu 1,90%. Pada kuartal II, III, dan IV Bank Muamalat memiliki ROA paling kecil, yaitu 1,07%, 0,81%, dan 1,36%.

4) Tahun 2011: Pada tahun ini Bank Syariah Mandiri mendominasi tingginya tingkat ROA dibandingkan kedua bank yang lain. Pada kuartal I sebesar 2,22%, pada kuartal II sebesar 2,12%, pada kuartal III sebesar 2,03%, dan pada kuartal IV sebesar 1,95%. Sedangkan tingkat ROA terendah ditunjukkan oleh Bank Muamalat pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 1,38%, 1,74%, 1,55%, dan 1,52%.

5) Tahun 2012: Pada tahun ini Bank Mega Syariah mendominasi tingkat ROA yang paling tinggi sejak kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 3,52%, 4,13%, 4,12%, dan 4,20%. Sedangkan Bank Muamalat memiliki nilai ROA terendah pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 1,51%, 1,61%, 1,62%, dan 1,54%.

Nilai ROA yang semakin besar menunjukkan semakin besar pula kemampuan bank dalam menghasilkan laba.Jika bank memiliki tingkat rasio ROA yang semakin tinggi, maka kinerja bank tersebut terlihat semakin baik.

67

Financing to Deposit Ratio dalam penelitian ini diukur dengan skala pegukuran rasio pada data triwulan yang ada pada laporan keuangan bank syariah.

Tabel 4.5

Nilai FDR Bank Sampel (Dalam persen)

(Sumber : data diolah)

Berdasarkan tabel tingkat FDR diatas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Tahun 2008: Pada tahun 2008 ini Bank Muamalat memiliki tingkat FDR paling tinggi pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 95,73%, 102,94%, 106,39%, dan 104,41%. Sedangkan Bank Mega Syariah memiliki tingkat FDR paling rendah pada kuartal I sampai dengan kuartal IV dengan nilai FDR sebesar 90,26%, 81,76%, 81,16%, dan 79,58%.

I II III IV

Bank Syariah Mandiri 2008 91.05 89.21 99.11 89.12 2009 86.85 87.03 87.93 83.07 2010 83.93 85.16 86.31 82.54 2011 84.06 88.52 89.86 86.03 2012 87.25 92.21 93.90 94.40 Bank Muamalat 2008 95.73 102.94 106.39 104.41 2009 98.45 90.27 92.93 85.82 2010 99.47 103.71 99.68 91.52 2011 95.82 95.71 92.45 85.18 2012 97.08 99.85 99.96 94.15 Bank Mega Syariah 2008 90.27 81.76 81.16 79.58 2009 90.23 85.20 82.25 81.39 2010 92.44 86.68 89.11 78.17 2011 79.20 81.48 83.00 83.08 2012 84.90 92.09 88.03 93.08 Bank Tahun Triwulan

68

2) Tahun 2009: nilai FDR tertinggi masih dimiliki oleh Bank Muamalat pada kuartal I, II, III, dan IV dengan nilai FDR sebesar 98,44%, 90,27%, 92,93%, dan 85,82%. Nilai FDR terendah pada kuartal I dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 86,85%. Pada kuartal II, III, dan IV Bank Mega Syariah memiliki nilai FDR paling rendah yaitu 85,20%, 82,25%, dan 81,39%.

3) Tahun 2010: tingkat FDR paling tinggi ditunjukkan oleh Bank Muamalat pada kuartal I, II, III, dan IV yaitu sebesar 99,47%, 103,71%, 99,68%, dan 91,52%. Sedangkan Bank Mega Syariah memiliki FDR paling rendah pada kuartal I, yaitu sebesar 78,17%. Serta Bank Syariah Mandiri memiliki nilai FDR terendah pada kuartal II, III, dan IV yaitu sebesar 85,16%, 86,31%, dan 82,54%.

4) Tahun 2011: Pada kuartal I, II, dan III Bank Muamalat memiliki tingkat FDR terbesar yaitu sebesar 95,82%, 95,71%, dan 92,45%. Sedangkan pada kuartal IV Bank Syariah Mandiri memiliki tingkat FDR yang paling besar yaitu sebesar 86,03%. Nilai FDR terkecil dimiliki oleh Bank Mega Syariah pada kuartal I hingga kuartal IV, yaitu sebesar 83,08%, 81,48%, 79,20%, dan 83,00%.

5) Tahun 2012: Nilai FDR tertinggi pada kuartal I, II, dan III

Dokumen terkait