• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 60 responden didapatkan rata-rata kemampuan membaca pemahaman 70,08 dengan standar deviasi 16,89 dan rata-rata kemampuan mengapresiasi cerita pendek adalah 57,78 dengan standar deviasi 16,64.

Tabel 4.1

Analisis Deskripsi Kemampuan Membaca Pemahaman dan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

Variabel Rata-rata N Kemampuan Membaca Pemahaman 70% 60 Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek 58% 60

Berdasarkan uraian pada tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata penguasaan kemampuan membaca pemahaman di Gugus Sultan Agung termasuk

kategori baik dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa di Gugus Sultan Agung termasuk kategori kurang. Deskripsi dari masing-masing variabel berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

4.1.1.1 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk memahami isi bacaan atau teks secara menyeluruh dan dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya dengan cara membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasanya sendiri melalui aktivitas proses kognitif yang dilakukan oleh pembaca. Membaca pemahaman bertujuan untuk memperoleh pemahaman atau informasi dari suatu bacaan secara menyeluruh agar siswa mampu menghubungkan informasi lama dan informasi yang baru diketahuinya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati diperoleh hasil perhitungan skor tertinggi 91, skor terendah 23, mean (skor rata-rata) adalah 70; rentang skor 69; banyak kelas 7; dan panjang kelas 10.

Data yang diperoleh, akan ditentukan jumlah kelas intervalnya agar lebih mudah untuk ditabulasikan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi data ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dan histogram frekuensinya dapat dilihat pada gambar 4.1. Langkah-langkah menentukan tabel distribusi frekuensi (Sugiyono 2012:35) sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah kelas interval, dengan menggunakan rumus Sturges K = 1 + 3,3 log n

= 6,9 yang dibulatkan menjadi 7 2. Menghitung rentang data

Rumus R = data terbesar – data terkecil + 1 = 91-23+1

= 69

3. Menentukan panjang kelas

Menentukan panjang kelas digunakan rumus panjang kelas = R : K = 69 : 7 = 9,9 dibulatkan menjadi 10.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman No kelas Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Mean Tengah F F Relatif % F Kumulatif % 1 83-92 82,5 92,5 87,5 13 22% 22% 2 73-82 72,5 82,5 77,5 23 38% 60% 3 63-72 62,5 72,5 67,5 8 13% 73% 4 53-62 52,5 62,5 57,5 6 10% 83% 5 43-52 42,5 52,5 47,5 5 8% 92% 6 33-42 32,5 42,5 37,5 3 5% 97% 7 23-32 22,5 32,5 27,5 2 3% 100% 60 100%

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui persentase ketuntasan hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa. Batas minimal ketuntasan peserta tes didasarkan pada pedoman yang sudah ada, yaitu berdasarkan Depdiknas RI yang telah menentukan batas minimal ketuntasan sebesar 60%, sehingga siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas dapat dikatakan masuk kategori tuntas. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Kriteria Ketuntasan Kemampuan Membaca Pemahaman

No. Perolehan Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1. ≥ 60 Tuntas 44 73%

2. < 60 Tidak Tuntas 16 27%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa sudah tuntas dalam kemampuan membaca pemahaman yaitu sebanyak 44 dari 60 siswa

0 5 10 15 20 25 26,5 36,5 46,5 56,5 66,5 76,5 86,5 F re kue nsi Absolut

atau 73%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dalam kemampuan membaca pemahaman adalah 16 dari 60 siswa atau 27%.

Untuk mengetahui tingkatan kriteria nilai tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh siswa dijelaskan dengan analisis deskriptif persentase dengan mengonsultasikan pada tabel kriteria (lihat BAB III pada tabel 3.8).

Berdasarkan pedoman kriteria penilaian, perolehan nilai dari siswa dijelaskan dengan pemberian kategori sebagai berikut.

Tabel 4.4

Analisis Deskripsi Persentase Kemampuan Membaca Pemahaman

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 23 38%

70

2 70 – 79 Baik 13 22%

3 60 – 69 Cukup 8 13%

4 50 – 59 Kurang 8 13%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 8 13%

60 100% Baik Berdasarkan tabel perhitungan tersebut, sebanyak 23 siswa atau 38% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Tingkat kemampuan membaca pemahaman pada interval 70 – 79 terdapat 13 siswa atau 22%% dari 60 siswa dengan kategori baik. Tingkat kemampuan membaca pemahaman pada interval 60 – 69 terdapat 8 siswa atau 13% dari 60 siswa mendapat kategori cukup. Tingkat kemampuan membaca pemahaman pada interval 50 – 59 terdapat 8 siswa atau 13% dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan pada interval 49 ke bawah terdapat 8 siswa atau 13% dari 60 siswa mendapat kategori sangat kurang. Rata-rata perolehan skor pada hasil sebaran tes kemampuan membaca pemahaman adalah 70, sehingga dapat diketahui bahwa

sebagian besar siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik.

Data yang terkumpul dari hasil penyebaran tes variabel kemampuan membaca pemahaman pada 60 responden dapat diketahui presentase skor dari masing-masing indikator yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.5

Presentase Skor Per Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman

No. Indikator Jumlah

Soal

Jumlah

Skor % Skor Kategori 1. Memahami arti kata-kata sesuai

penggunaan dalam wacana 3 135 75% Baik

2.

Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya

3 149 83% Sangat

Baik 3.

Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana

3 46 46% Sangat

Kurang 4.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana

13 558 72% Baik

Skor Rata-rata 70

Kategori Baik

Dari hasil pengumpulan data tersebut diketahui bahwa rata-rata perolehan skor pada hasil sebaran tes adalah 70 dengan kategori baik, dimana perolehan skor tertinggi (83%) terdapat pada indikator “mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya” dengan jumlah tiga butir soal diperoleh skor sebesar 149. Skor tertinggi kedua (75%) terdapat pada indikator “memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana” dengan jumlah tiga butir soal diperoleh skor sebesar 135. Selanjutnya yaitu indikator “menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana” dengan

jumlah tiga belas butir soal diperoleh skor sebesar 558 (72%) dan skor paling rendah (46%) terdapat pada indikator “mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana” dengan jumlah tiga butir soal diperoleh skor sebesar 46. Adapun penjelasan dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut. 1. Memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana

Pada indikator ini terdiri dari tiga butir soal yaitu pada nomor 9, 20, dan 21. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa sebanyak 29 responden mendapatkan nilai A dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, indikator “memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana” termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 75. Perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Memahami Arti Kata-kata sesuai Penggunaan dalam Wacana

Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

9 45 33,3%

20 45 33,3%

21 45 33,3%

Jumlah 135 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 29 48%

75

2 70 – 79 Baik 0 0%

3 60 – 69 Cukup 20 33%

4 50 – 59 Kurang 0 0%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 11 18%

60 100% Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor untuk tiap butir soal adalah 33,3%, jadi setiap butir soal menyumbangkan sebesar 33,3% terhadap indikator memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana.

Hasil perhitungan setiap butir soal pada indikator ini 29 siswa atau 48% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 tidak ada siswa yang mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 20 atau 33% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Tidak ada siswa atau yang mendapat kategori kurang dan 11 siswa atau 18% dari 60 siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.

2. Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya Pada indikator ini terdiri dari tiga butir soal yaitu pada nomor 2, 12, dan 18. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa sebagian besar (35 responden) mendapatkan nilai A dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, indikator “mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya” termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase sebesar 83. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Mengenali Susunan Organisasi Wacana dan Antar Hubungan Bagian-bagiannya

Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

2 45 30,2%

12 55 36,9%

18 49 32,9%

Jumlah 149 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 35 58%

83

2 70 – 79 Baik 0 0%

3 60 – 69 Cukup 19 32%

4 50 – 59 Kurang 0 0%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 6 10%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 9 diperoleh skor 30,2%, nomor 12 diperoleh skor 36,9%, dan nomor 18 diperoleh skor 32,9%. Jadi pada indikator ini butir soal nomor 12 mendapatkan skor tertinggi. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 35 siswa atau 58% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 tidak ada siswa yang mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 19 atau 32% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Tidak ada siswa yang mendapat kategori kurang dan 6 siswa atau 10% dari 60 siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.

3. Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana

Pada indikator ini terdiri dari tiga butir soal yaitu pada nomor 16, 17, dan 22. Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap kemampuan membaca pemahaman didapatkan hasil bahwa sebagian besar (32 responden) mendapatkan nilai E dengan kategori sangat kurang. Secara keseluruhan, indikator “mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana” termasuk dalam kategori sangat kurang dengan persentase sebesar 46. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Mengenali Pokok-pokok Pikiran yang Terungkapkan dalam Wacana

Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

16 32 38,6%

17 38 45,8%

22 13 15,7%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 5 8%

46

2 70 – 79 Baik 0 0%

3 60 – 69 Cukup 23 38%

4 50 – 59 Kurang 0 0%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 32 53%

60 100% Sangat Kurang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pada butir soal nomor 16 diperoleh skor 338,6%, nomor 17 diperoleh skor 45,8%, dan nomor 22 diperoleh skor 15,7%. Jadi pada indikator ini butir soal nomor 17 mendapatkan skor tertinggi. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 5 siswa atau 8% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 tidak ada siswa yang mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 19 siswa atau 38% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Tidak ada siswa yang mendapat kategori kurang dan 32 siswa atau 53% dari 60 siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.

4. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana

Pada indikator ini terdiri dari 13 butir soal yaitu pada nomor 1, 3-8, 10, 11, 13, 14, 15, dan 19. Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap kemampuan membaca pemahaman didapatkan hasil bahwa terdapat 22 responden yang mendapatkan nilai A dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, indikator “menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana” termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 72. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Menjawab Pertanyaan-pertanyaan yang Jawabannya secara Eksplisit terdapat dalam Wacana

Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

1 50 9% 3 42 7,5% 4 55 9,9% 5 46 8,2% 6 54 9,7% 7 40 7,2% 8 19 3,4% 10 43 7,8% 11 36 6,5% 13 56 10% 14 44 7,9% 15 40 7,2% 19 33 6% Jumlah 558 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 22 37%

72

2 70 – 79 Baik 15 25%

3 60 – 69 Cukup 8 13%

4 50 – 59 Kurang 4 7%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 11 18%

60 100% Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pada butir soal nomor 13 diperoleh skor tertinggi yaitu 10% dan skor terendah terdapat pada butir soal nomor 8 yaitu 3,4%. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 22 siswa atau 37% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 terdapat 15 siswa atau 25% dari 60 siswa mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 8 siswa atau 13% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Terdapat 4 siswa atau 7% dari 60 siswa mendapat

kategori kurang dan 11 siswa atau 18% siswa dari 60 siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.

4.1.1.2 Data Variabel Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

Apresiasi sastra khususnya cerita pendek dapat melatih siswa mengembangkan tingkat imajinasi, menambah wawasan dan memberi pengetahuan baru sehingga siswa sadar dengan kehidupan sekelilingnya, serta dapat membantu siswa menyelesaikan atau meringankan masalah yang dihadapinya. Selain itu, kegiatan apresiasi di sekolah akan mengarahkan siswa menjadi orang yang menggemari karya sastra sehingga dapat menyerap nilai-nilai terutama nilai moral yang terkandung dalam cerita pendek tersebut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati diperoleh hasil perhitungan skor tertinggi 87, skor terendah 20, mean (skor rata-rata) 58; rentang skor 68; banyak kelas 7; dan panjang kelas 10.

Data yang diperoleh, akan ditentukan jumlah kelas intervalnya agar lebih mudah untuk ditabulasikan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi data ini dapat dilihat pada tabel 4.12 dan histogram frekuensinya dapat dilihat pada gambar 4.2. Langkah-langkah menentukan tabel distribusi frekuensi (Sugiyono 2012:35) sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah kelas interval, dengan menggunakan rumus Sturges K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 60

2. Menghitung rentang data

Rumus R = data terbesar – data terkecil + 1 = 87-20+1

= 68

3. Menentukan panjang kelas

Menentukan panjang kelas digunakan rumus panjang kelas = R : K = 68 : 7 = 9,7 dibulatkan menjadi 10.

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek No kelas Kelas Interval Batas Bawah Batas Atas Nilai Tengah F F Relatif % F kumulatif % 1 80-89 79,5 89,5 84,5 5 8% 8% 2 70-79 69,5 79,5 74,5 10 17% 25% 3 60-69 59,5 69,5 64,5 15 25% 50% 4 50-59 49,5 59,5 54,5 12 20% 70% 5 40-49 39,5 49,5 44,5 8 13% 83% 6 30-39 29,5 39,5 34,5 8 13% 97% 7 20-29 19,5 29,5 24,5 2 3% 100% Jumlah 60 100%

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui persentase ketuntasan hasil tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa. Batas minimal ketuntasan peserta tes didasarkan pada pedoman yang sudah ada, yaitu berdasarkan Depdiknas RI yang telah menentukan batas minimal ketuntasan sebesar 60 %, sehingga siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas dapat dikatakan masuk kategori tuntas. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11

Kriteria Ketuntasan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

No. Perolehan Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

1. ≥ 60 Tuntas 30 50%

2. < 60 Tidak Tuntas 30 50%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang sudah tuntas dalam kemampuan mengapresiasi cerita pendek yaitu sebanyak 30 dari 60 siswa

0 2 4 6 8 10 12 14 16 19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 F re kue nsi Absolut

atau 50%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dalam kemampuan mengapresiasi cerita pendek adalah 30 dari 60 siswa atau 50%.

Untuk mengetahui tingkatan kriteria nilai tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh siswa dijelaskan dengan analisis deskriptif persentase dengan mengonsultasikan pada tabel kriteria (lihat BAB III pada tabel 3.8).

Berdasarkan pedoman kriteria penilaian, perolehan nilai dari siswa dijelaskan dengan pemberian kategori sebagai berikut.

Tabel 4.12

Analisis Deskripsi Persentase Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 5 8%

58

2 70 – 79 Baik 10 17%

3 60 – 69 Cukup 15 25%

4 50 – 59 Kurang 12 20%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 18 30%

Jumlah 60 100% Kurang

Berdasarkan tabel perhitungan tersebut, terlihat bahwa sebanyak 5 siswa atau 8% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 70 – 79 terdapat 10 siswa atau 17% dari 60 siswa dengan kategori baik. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 60 – 69 terdapat 15 siswa atau 25% dari 60 siswa mendapat kategori cukup. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 50 – 59 terdapat 12 siswa atau 20% dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan pada interval 49 ke bawah terdapat 18 siswa atau 30% dari 60 siswa mendapat kategori sangat kurang. Rata-rata perolehan skor pada hasil

sebaran tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek adalah 58, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati memiliki kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang kurang.

Data yang terkumpul dari hasil penyebaran tes variabel kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada 60 responden dapat diketahui presentase skor dari masing-masing indikator yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.13

Presentase Skor Per Indikator Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

No. Indikator Jumlah

Soal

Jumlah

Skor % Skor Kategori 1.

Aspek kognitif: memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif

7 1140 54% Kurang

2.

Aspek emotif: menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca (menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan cerita)

3 615 68% Cukup

3. Aspek evaluatif: memberikan

penilaian terhadap isi bacaan 2 325 54% Kurang

Skor Rata-rata 58

Kategori Kurang

Dari hasil pengumpulan data tersebut diketahui bahwa rata-rata perolehan skor pada hasil sebaran tes adalah 58 termasuk dalam kategori kurang, dimana perolehan skor tertinggi (68%) terdapat pada indikator “aspek emotif” dengan jumlah tujuh butir soal diperoleh skor sebesar 1140. Skor aspek kognitif dengan jumlah tiga butir soal diperoleh skor sebesar 615 (54%) dan aspek evaluatif dengan jumlah dua butir soal diperoleh skor sebesar 325 (54%). Adapun penjelasan dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut.

1. Aspek kognitif: memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif Pada indikator ini terdiri dari tujuh butir soal yaitu pada nomor 1-4, 6, 7, dan 9. Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek didapatkan hasil bahwa sebanyak 24 responden mendapatkan nilai E dengan kategori sangat kurang. Secara keseluruhan, indikator “aspek kognitif” termasuk dalam kategori kurang dengan persentase sebesar 54. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.14

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Aspek Kognitif Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

1 97 8,5% 2 151 13,2% 3 132 11,6% 4 138 12,1% 6 155 13,6% 7 284 24,9% 9 183 16,1% Jumlah 1140 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 3 5%

54

2 70 – 79 Baik 13 22%

3 60 – 69 Cukup 11 18%

4 50 – 59 Kurang 9 15%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 24 40%

60 100% Kurang Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pada butir soal nomor 7 diperoleh skor tertinggi yaitu 24,9% dan skor terendah terdapat pada butir soal nomor 1 yaitu 8,5%. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 3 siswa atau 5% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 terdapat 13 siswa atau 22% dari 60 siswa

mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 11 siswa atau 18% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Terdapat 9 siswa atau 15% dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan 24 siswa atau 40% siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.

2. Aspek emotif: menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca

Pada indikator ini terdiri dari tiga butir soal yaitu pada nomor 5, 8, dan 11. Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek didapatkan hasil bahwa sebanyak 24 responden mendapatkan nilai A dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan, indikator “aspek emotif” termasuk dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 68. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.15

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Aspek Emotif Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

5 224 36,4%

8 225 36,6%

11 166 27%

Jumlah 615 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 24 40%

68

2 70 – 79 Baik 6 10%

3 60 – 69 Cukup 13 22%

4 50 – 59 Kurang 3 5%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 14 23%

60 100% Cukup Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 5 diperoleh skor 36,4%, nomor 8 diperoleh skor 36,6%, dan nomor 11 diperoleh

skor 27%. Jadi pada indikator ini butir soal nomor 8 mendapatkan skor tertinggi. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 24 siswa atau 40% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 terdapat 6 siswa atau 10% dari 60 siswa mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 13 siswa atau 22% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Terdapat 3 siswa atau 5% dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan 14 siswa atau 23% siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang. 3. Aspek evaluatif: memberikan penilaian terhadap isi bacaan

Pada indikator ini terdiri dari dua butir soal yaitu pada nomor 10 dan 12. Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek didapatkan hasil bahwa sebanyak 26 responden mendapatkan nilai E dengan kategori sangat kurang. Secara keseluruhan, indikator “aspek evaluatif” termasuk dalam kategori kurang dengan persentase sebesar 54. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.16

Analisis Deskripsi Persentase Indikator Aspek Evaluatif Butir Soal Jumlah Nilai (%) Skor

10 166 51,1%

12 159 48,9%

Jumlah 325 100%

No Tingkat Penguasaan (%) Kategori F % Rata-rata

1 80 ke atas Sangat Baik 16 27%

54

2 70 – 79 Baik 7 12%

3 60 – 69 Cukup 2 3%

4 50 – 59 Kurang 9 15%

5 49 ke bawah Sangat Kurang 26 43%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada butir soal nomor 10 diperoleh skor 51,1% dan nomor 12 diperoleh skor 48,9%. Jadi pada indikator ini butir soal nomor 10 mendapatkan skor tertinggi. Hasil perhitungan keseluruhan pada indikator ini didapatkan 16 siswa atau 27% dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Pada interval nilai 70 – 79 terdapat 7 siswa atau 12% dari 60 siswa mendapat kategori baik. Interval nilai 60 – 69 diperoleh 2 siswa atau 3% dari 60 siswa dengan kategori cukup. Terdapat 9 siswa atau 15% dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan 26 siswa atau 43% siswa mendapat nilai 49 ke bawah dengan kategori sangat kurang.