• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.3 SUBJEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian korelasi ini adalah siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

3.3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

3.3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016.

3.4 POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING

3.4.1 Populasi

Sugiyono (2012:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Arikunto (2013:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi populasi merupakan keseluruhan obyek atau subjek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu untuk dipelajari oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V sekolah dasar di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati berjumlah 120 siswa dari tujuh sekolah tahun pelajaran 2015/2016 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas V SD di Gugus Sultan Agung

Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2015/2016

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1 SDN Karangwotan 01 27 2 SDN Karangwotan 02 28 3 SDN Karangwotan 03 9 4 SDN Bodeh 7 5 SDN Kepoh Kencono 27 6 SDN Triguno 14 7 SDN Grogolsari 8 Jumlah 120

Sumber : UPTD Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati

3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling

Sugiyono (2012:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari oleh sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Arikunto (2013:174) yang mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jadi, sampel adalah bagian dari kualitas dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel yang diambil harus betul-betul representatif karena kesimpulan yang diambil dari sampel tersebut akan diberlakukan untuk populasi.

Dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran sampel dengan menggunakan acuan dari Musfiqon (2012:91) yang menyatakan bahwa pengambilan sampel disesuaikan dengan besarnya populasi, yaitu berkisar antara 20-30 persen dari total jumlah populasi. Hal ini didukung juga oleh pendapat dari Darmawan (2014:143) menyatakan bahwa jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%. Dalam penelitian ini dengan populasi sejumlah

120 siswa dan akan diambil 50% dari jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan sampel yang berjumlah 60 siswa.

Peneliti menggunakan teknik Probability Sampling yaitu Proportional Random Sampling untuk menentukan pengambilan sampel. Menurut Sugiyono

(2012:120), proportional sampel merupakan teknik sampling yang dapat digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Menurut Arikunto (2013:182), proportional artinya pengambilan sampel dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai, tiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dari setiap kelas. Random artinya menganggap semua subjek memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Dari tujuh SD di Gugus Sultan Agung kelas V, peneliti menggunakan semua sekolah untuk dijadikan sampel penelitian dengan jumlah sampel setiap sekolah yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan dan dapat memenuhi kuota sampel yang telah ditentukan. Perhitungan jumlah sampel dari setiap SD ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

ni = x n

Sumber: (Riduwan 2015:29) dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah proporsi menurut sampel N = jumlah populasi seluruhnya

Tabel 3.2

Data Pengambilan Sampel Siswa Kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati

Tahun pelajaran 2015/2016

No Nama Sekolah Perhitungan Proporsi Jumlah Sampel

1 SDN Karangwotan 01 x 27 = 13,5 13 2 SDN Karangwotan 02 x 28 = 14 14 3 SDN Karangwotan 03 x 9 = 4,5 5 4 SDN Bodeh x 7 = 3,5 4 5 SDN Kepoh Kencono x 27 = 13,5 13 6 SDN Triguno x 14 = 7 7 7 SDN Grogolsari x 8 = 4 4 Jumlah 60

3.5 VARIABEL PENELITIAN

Sugiyono (2012:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, jadi variabel merupakan suatu yang bervariasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.5.1 Variabel bebas (X)

Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman.

3.5.2 Variabel terikat (Y)

Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya veriabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan mengapresiasi cerita pendek.

3.6 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Pada penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu kemampuan membaca pemahaman (X) dan kemampuan mengaresiasi cerita pendek (Y). Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional sebagai berikut.

1. Kemampuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan suatu rangkaian aktivitas proses kognitif yang dilakukan oleh pembaca untuk memahami isi bacaan atau teks secara menyeluruh dan dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya dengan cara membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Pemahaman bacaan dalam penelitian ini ialah memahami isi/pesan yang terkandung dalam suatu cerita pendek berupa rincian-rincian/fakta-fakta, mendapatkan ide pokok paragraf, membuat kesimpulan bacaan, dan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang diperoleh siswa mencerminkan kesanggupan siswa dalam menangkap ide/informasi yang disampaikan oleh seorang penulis sehingga ia mampu menginterpretasikan ide-ide yang ia temukan dalam sebuah bacaan baik secara tersurat maupun

tersirat. Indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman dalam penelitian ini ialah: 1) memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana; 2) mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya; 3) mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana; dan 4) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara ekplisit terdapat dalam wacana.

2. Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek

Apresiasi sastra merupakan suatu kegiatan seseorang dalam menggauli karya sastra untuk memberikan penilaian/pujian terhadap kualitas sebuah karya melalui perasaan atau kepekaan batin, pemikiran kritis, pemahaman, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh pengarang. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada jenis/genre karya sastra cerita pendek. Nilai yang diperoleh siswa mencerminkan kesanggupannya dalam mengenali, memahami, menghayati, dan menghargai cerita pendek, yang diukur melalui keterampilannya untuk menangkap unsur-unsur dalam cerita pendek yang dibacanya. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengapre-siasi dalam penelitian ini ialah: (1) aspek kognitif: memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif; (2) aspek emotif: menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca (menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam bacaan cerita); dan (3) Aspek evaluatif: memberikan penilaian terhadap isi bacaan.