• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali

ANALISIS DATA

C. Analisis Deskriptif Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kabupaten Boyolali

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dari hasil wawancara dan kuesioner dalam penelitian ini, diperoleh data-data tentang pengrajin logam terutama mengenai pendapatan pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Data-data tersebut antara lain mengenai pendapatan, modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, tingkat pendidikan

Data-data tersebut antara lain :

Data-data yang ditampilkan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Pendapatan

Dari data pendapatan pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa pendapatan tertinggi adalah Rp. 200.000.000,- per bulan, yang terendah adalah Rp. 100.000,- per bulan dan rata – rata pendapatan Rp 32.433.333 . Pendapatan diukur dalam satuan rupiah.

commit to user Tabel 4.7

Distribusi Pendapatan Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

Kelas Pendapatan (Dalam Rupiah) Jumlah Persentase 1. 100.000 – 29.099.999 44 73,33 2. 29.100.000 - 58.099.999 5 8,33 3. 58.100.000 - 87.099.999 3 5 4. 87.100.000 - 116.099.999 2 3,33 5. 116.100.000 - 145.099.999 2 3.33 6. 145.100. 000 -174.099.999 1 1,67 7 174.100.000 – 203.099.999 3 3,33 Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 7 kelas dengan 60 responden terdapat 44 responden (73,33%) yang memiliki pendapatan antara Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 29.099.999,-. Pada pendapatan antara Rp. 29.100.000,- sampai dengan Rp. 58.099.999,- berjumlah 5 responden (8,33%), pada pendapatan antara Rp. 58.100.000,- sampai dengan Rp. 87.099.999,- terdapat 3 responden (5%), pada pendapatan antara Rp. 87.100.000,- sampai lebih kecil dari Rp. 116.099.999,- terdapat 2 responden (3,33%), pada pendapatan antara Rp 116.100.000,- sampai dengan Rp. 145.099.999,- terdapat responden 2 (3,33 %), pada pendapatan antara Rp

commit to user

145.100.000,- sampai dengan Rp. 174.099.999,- terdapat 1 responden (1,67 %), sedangkan responden yang memiliki pendapatan antara Rp 174.100.000,- sampai dengan Rp 203.099.999,- terdapat 3 responden (3,33%).

b. Modal

Dari data modal pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa modal tertinggi adalah Rp. 50.000.000,- dan yang terendah adalah Rp. 10.000,-. Rata – rata modal yang digunakan adalah Rp 5.072.333.

Tabel 4.8

Distribusi Modal Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

Kelas Modal (Dalam Rupiah) Jumlah Persentase 1. 10.000 - 7.209.999 35 58,33 2. 7.210.000 - 14.409.999 8 13,33 3. 14.410.000 - 21.609.999 3 5 4. 21.610.000 - 28.809.999 1 1,67 5. 28.810.000 - 36.009. 999 11 18,33 6. 36.010. 000 - 43.209.999 1 1,67 7 43.210.000 – 50.409.999 1 1,67 Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 7 kelas dengan 60 responden terdapat 35 responden (58,33%) yang memiliki modal antara Rp 10.000,- sampai dengan Rp. 7.209.999,-. Pada modal antara Rp. 7.210.000,- sampai dengan Rp. 14.409.999,- terdapat 8 responden (13,11%), pada modal antara Rp. 14.410.000,- sampai dengan Rp.

commit to user

21.609.999,- terdapat 3 responden (5 %), pada modal antara Rp. 21.610.000,- sampai dengan Rp. 28.809.999,- terdapat 1 responden (1,67%), pada modal antara Rp 28.100.000,- sampai dengan Rp. 36.009.999,- terdapat 11 responden (18,33 %), pada modal antara Rp 36.100.000,- sampai dengan Rp. 43.209.999,- terdapat 1 responden (1,67 %), sedangkan responden yang memiliki modal antara Rp. 43.210.000,- sampai dengan Rp. 50.409.999 sebesar 1 responden (1,67%).

Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi modal terbesar pada modal antara Rp 10.000 sampai dengan Rp7.209.999,

c. Jumlah tenaga kerja

Dari data jumlah tenaga kerja pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa jumlah tenaga kerja tertinggi adalah 50 orang dan yang terendah adalah dua orang. Dari data tersebut dan berdasarkan rumus, penulis mendapatkan nilai interval kelas sebanyak tujuh tenaga kerja. Maka pembagian kelasnya dan distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut :

commit to user Tabel 4.9

Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali

Kelas Jumlah tenaga kerja Jumlah Persentase

1. 2 – 9 30 50 2. 10 – 17 17 28,33 3. 18 - 25 4 6,67 4. 26 - 32 3 5 5. 33 - 40 2 3,33 6. 41- 48 2 3,33 7 49 – 56 2 3,33 Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari tujuh kelas dengan 60 responden terdapat 30 responden (50 %) yang menggunakan tenaga kerja antara dua tenaga kerja sampai dengan sembilan tenaga kerja. Pada jumlah tenaga kerja antara sepuluh sampai dengan tujuh belas terdapat tujuh belas responden (28,33%), pada jumlah tenaga kerja antara delapan belas sampai dengan dua puluh lima terdapat empat responden (6,67%), pada jumlah tenaga kerja antara 26 sampai dengan 32 terdapat tiga responden (5%), pada jumlah tenaga kerja antara 33 sampai dengan 40 terdapat dua responden (3,33%), pada jumlah tenaga kerja antara 41 sampai dengan 48 terdapat dua responden (3,33 %), sedangkan responden yang memiliki

commit to user

jumlah tenaga kerja antara 49 sampai dengan 56 terdapat dua responden (3,33%).

Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi jumlah tenaga kerja terbesar pada jumlah tenaga kerja antara dua sampai sembilan orang tenaga kerja.

d. Pengalaman usaha

Dari data pengalaman usaha pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa pengalaman usaha terlama adalah 40 tahun dan yang pengalaman usahanya sedikit adalah satu tahun.

Tabel 4.10

Distribusi Pengalaman Usaha Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

Kelas Pengalaman Usaha (dalam tahun) Jumlah Persentase

1. 1-6 10 16,67 2. 7-12 18 30 3. 13-18 14 23,33 4. 19-24 10 16,67 5. 25-30 6 10 6. 31-36 1 1,67 7 37-42 1 1,67 Total 60 100

Sumber: Data Primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari tujuh kelas dengan 60 responden terdapat 10 responden (16,67%) yang pengalaman usahanya antara satu sampai dengan enam tahun. Pada pengalaman usaha antara tujuh sampai dengan dari dua belas tahun

commit to user

terdapat delapan belas responden (30%), pada pengalaman usaha antara tiga belas sampai dengan delapan belas terdapat empat belas responden (23,33%), pada pengalaman usaha antara sembilan belas sampai dengan 24 terdapat sepuluh responden (16,67%), pada pengalaman usaha antara 25 sampai dengan 30 terdapat enam responden (10 %), pada pengalaman usaha antara 31 sampai dengan 36 terdapat satu responden (1,67 %), sedangkan responden yang memiliki pengalaman usaha antara 37 sampai dengan 42 terdapat satu responden (1,67%).

Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi pengalaman usaha terbesar pada pengalaman usaha antara tujuh sampai dengan dua belas tahun.

e. Tingkat Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh bagi pengrajin logam dalam mengelola usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola pikir semakin rasional. Tabel 4.11 berikut ini menunjukkan jumlah pengrajin logam menurut tingkat pendidikan formal.

commit to user Tabel. 4.11

Distribusi Tingkat Pendidikan Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali

No Tingkat Pendidikan

(Formal) Frekuensi Persentase

1. SD 52 86,67

2. SMP 3 5

3. SMA 3 5

4. S1 2 3,33

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 60 responden terdapat 52 responden (86,67%) berpendidikan SD, tiga responden (5%) berpendidikan SMP, tiga responden (5%) berpendidikan SMA, dan dua responden (3,33%) berpendidikan S1. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar Pengrajin Logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali berpendidikan SD, karena salah satunya pekerjaan yang siap dilakukan dan tersedia bagi seseorang lulusan SD adalah berdagang atau berwiraswasta.

D. Analisis Data dan Pembahasan