• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendapatan dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya a.Pengertian Pendapatan a.Pengertian Pendapatan

A. Kajian Teori

7. Pengertian Pendapatan dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya a.Pengertian Pendapatan a.Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan karena seseorang telah berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah

commit to user

dikerjakannya. Pendapatan industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah mengorganisasikan seluruh faktor – faktor produksi yang dikelolanya. Pendapatan yaitu pendapatan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya atau dalam persamaan matematik dapat dinyatakan (William A. Eachern, 2001 : 98) :

TR = P X Q,

Dimana TR = Penerimaan Total atau Pendapatan P = Harga Jual Produk

Q = Jumlah produksi yang terjual

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi dengan biaya – biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud disini adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diiukur dalam satuan uang, yang dikeluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk menghasilkan suatu produk tertentu (Mulyadi, 1990 : 7). Biaya ini merupakan pengorbanan yang secara ekonomis tidak dapat dihindari dalam proses produksi.

b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan 1) Modal Usaha

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk menaikkan tingkat produksi, atau modal adalah

commit to user

barang – barang yang dapat digunakan untuk berproduksi dimasa yang akan datang (Irwan & M. Suparmoko, 1992 : 75).

Jenis modal menurut sumbernya dibagi menjadi (Bambang Riyanto, 1994 : 171 – 172) :

a) Modal sendiri

Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari pemilik pribadi pengusaha dan tertanam pada usaha tertentu dan digunakan untuk waktu yang tidak tentu lamanya.

b) Modal asing yaitu modal yang berasal dari luar, yang bersifat sementara sehingga modal tersebut merupakan hutang dan pada saatnya harus dikembalikan. Modal yang diperoleh dari pihak asing akan mempunyai konsekuensi berupa pembayaran bunga pada tiap bulannya, sehingga dengan modal ini biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pengusaha akan meningkat.

Jenis modal berdasarkan fungsi kerjanya terbagi menjadi (Bambang Riyanto, 1994 : 51)

a) Modal tetap yaitu modal yang berwujud peralatan untuk proses produksi.

b) Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasi usaha seperti membayar persekot bahan baku, yang diharapkan dapat kembali lagi. Uang masuk yang berasal dari hasil penjualan produk akan dikeluarkan lagi untuk membiayai

commit to user

operasi produksi selanjutnya. Modal merupakan salah satu faktor produksi atau input yang sangat mempengaruhi besarnya tingkat output yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Semakin banyak modal, maka semakin banyak pula tingkat output yang dihasilkan (Sukirno, 2002 : 192). Tingkat produksi yang lebih tinggi mengakibatkan pendapatan yang akan diperoleh pengusaha menjadi lebih besar.

2) Tenaga Kerja

Soetomo (1990 : 3) mendefinisikan tenaga kerja adalah sebagai berikut :

a) Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat dominan dalam kegiatan produksi, karena faktor produksi inilah yang mengkombinasikan berbagai faktor produksi yang lain guna menghasilkan suatu output. Beberapa pengertian tenaga kerja adalah sebagai berikut : (Soetomo, 1990: 3). 1. Tenaga kerja adalah seseorang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, 2. Tenaga kerja adalah sejumlah penduduk yang dapat menghasilkan barang dan jasa, jika ada permintaan tenaga kerja dan mereka bersedia berpartisipasi dalam akivitas tersebut. Tenaga kerja juga berarti penduduk usia kerja dalam arti sudah bekerja, sedang bekerja, mencari kerja, dan yang

commit to user

sedang melakukan kegiatan seperti sekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan lainnya, namun sewaktu – waktu dapat berpartisipasi untuk bekerja jika dibutuhkan.

Pengertian tenaga kerja menurut PBB adalah penduduk usia 15 tahun sampai 64 tahun yang telah menghasilkan pendapatan. Pengertian tenaga kerja bagi penduduk Indonesia adalah penduduk usia 10 tahun keatas, karena pada kenyataannya penduduk Indonesia yang berusia diatas 65 tahun masih ada yang bekerja. (Aris Ananta dkk, 1988 : 21).

Adapun tenaga yang benar – benar terlibat dalam kegiatan produksi dan yang sedang mencari pekerjaan disebut angkatan kerja. Definisi angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang bekerja dan menganggur atau sedang mencari lowongan kerja (Payaman J. Simanjuntak, 1985 : 3).

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan harus diperhitungkan dalam proses produksi dengan jumlah yang cukup, tidak hanya dalam hal jumlah namun juga dalam hal kualitas dan macam tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimum (Soekartawi, 2003 : 27).

commit to user

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah pemakaian tenaga kerja agar optimal adalah (Sugiyarto et al., 2002 : 495) :

a) Tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan karena menambah penggunaan tenaga kerjanya.

b) Tambahan penerimaan (produk yang dihasilkan) yang diperoleh perusahaan karena menambah penggunaan tenaga kerjanya (MPL). Penambahan pemakaian jumlah tenaga kerja (L) akan menaikkan tingkat output. Jika output tersebut terjual maka penerimaan yang diperoleh perusahaan juga akan naik. Perusahaan akan terus menambah penggunaan tenaga kerjanya sepanjang petambahan penerimaan yang diterima perusahaan masih lebih besar daripada tambahan biaya yang harus dikeluarkan akibat menambah jumlah tenaga kerja yang digunakan (Sugiyarto et al., 2002 : 495).

Tingkat produksi yang dicapai perusahaan mula – mula akan terus mengalami kenaikan seiring adanya penambahan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Namun pada titik tertentu kenaikan tersebut semakin berkurang. Hal ini lebih dikenal sebagai the law of diminishing return yang ditunjukkan oleh gambar 2.1 berikut (Sugiyarto et al., 2002 : 496)

commit to user MPL L MPL 1 MPL 2 MPL 3 L 1 L 3 L 2 L Gambar 2.1

Permintaan Tenaga Kerja Perusahaan Pada Pasar Persaingan Sempurna

Dari gambar 2.1 di atas dapat terlihat bahwa dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja yang digunakan maka tambahan produk yang dihasilkan semakin berkurang..

Sebagai contoh pada saat penggunaan tenaga kerja pada tingkat L1 maka tambahan output sebesar MPL1, tapi setelah penggunaan tenaga kerja ditambah menjadi L2 maka tambahan produk yang dihasilkan berkurang menjadi MPL2.

3) Pengalaman Usaha

Pengalaman dapat diartikan sebagai interaksi diri pribadi dengan lingkungan, dimana didalamnya seseorang belajar secara aktif dan interaktif dengan lingkungan tersebut. Istilah pengalaman yang lain juga dapat diartikan sebagai hasil belajar. Pengalaman yang diperoleh seseorang meliputi tiga aspek yaitu (Soemanto, 2002 : 22) :

commit to user a) Pengalaman berupa pengetahuan b) Pengalaman berupa keterampilan c) Pengalaman berupa sikap atau nilai.

Pengalaman berupa keterampilan dapat memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah, karena dengan keterampilan yang lebih baik maka seseorang akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan pendapatannya.

Ritawati Tedjakususma (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor Kematangan Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Pekerja Operasional pada Pengusaha Alat–alat Dapur di Kecamatan Candi, KabuaptenSidoarjo menunjukkan bahwa pengalaman usaha secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi kerja dan produktifitas pekerja, yang selanjutnya akan meningkatkan jumlah pendapatan yang diterima.

Ismono Wahyu dalam skripsinya bahwa terdapat beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang pengalaman kerja, diantaranya adalah:

a) Harold, berpendapat bahwa kecakapan atau keterampilan merupakan suatu kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman kerja setelah melalui suatu masa kerja.

commit to user

b) John Locke, berpendapat dalam perkembangan jiwa seseorang pada lingkungan yang dinamis akan mendapatkan pengalaman yang berguna dalam menyelesaikan tugasnya

4) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan dan latihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian akan meningkatkan produktifitas.

Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa peningkatan pendapatan seseorang akan diperoleh salah satunya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, namun hal tersebut berarti menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun karena mengikuti sekolah (Payaman J. Simanjuntak, 1985 : 58 – 59).

Hubungan pendidikan dan produktivitas kerja dapat terlihat dari pendapatan yang lebih tinggi pula. Tentu perbedaan tingkat pendapatan juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengalaman usaha, keahlian, sektor usaha, jenis usaha, lokasi usaha, dan lain – lain. Namun setelah diamati dalam kondisi yang sama tingkat pendapatan berbeda menurut tingkat pendidikan (Payaman J. Simanjuntak, 1985 : 66).

commit to user B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian Deny Ertanto (2008) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki KabuaptenSukoharjo tahun 2008 . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat Pendapatan Pengrajin Gitar di Desa Mancasan Kecamatan Baki KabuaptenSukoharjo. Variabel – variabel penjelas dari variabel dependen tingkat pendapatan yang digunakan adalah variabel modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu : data primer yang berupa data cross sectional yang diambil dengan teknik kuesioner dari sampel yang berjumlah 43 responden. Sedangkan data sekunder yang merupakan pendukung dari penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data – data yang telah ada pada instansi – instansi yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang sedang diteliti dan diperoleh sebelum maupun sesudah penelitian berlangsung. Model persamaan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier.

Hasil penelitian tersebut dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5 % dari keempat variabel tersebut variabel yang mempengaruhi adalah variabel modal kerja, tenaga kerja, dan tingkat pendidikan yang secara nyata berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin gitar dengan nilai koefisien regresi dan probabilitas

commit to user

masing – masing sebesar 0,0943 (0,000), 218.530,2 (0,24), dan 128.770,2 (0,39)

Didik Budi Santoso (2006) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pengusaha Mebel di Kecamatan Kalijambe KabuaptenSragen Tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat Pendapatan Pengusaha Mebel di Kecamatan Kalijambe KabuaptenSragen. Variabel – variabel penjelas dari variabel dependen tingkat pendapatan yang digunakan adalah modal, tenaga kerja, pengalaman usaha, tingkat pendidikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu : data primer yang berupa data cross sectional yang diambil dengan teknik kuesioner dari sampel yang berjumlah 80 responden. Sedangkan data sekunder yang merupakan pendukung dari penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) KabuaptenSragen, Kantor Kecamatan, maupun kantor kelurahan. Model persamaan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier.

Hasil penelitian tersebut dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5 % dari keempat variabel tersebut hanyalah variabel modal kerja dan tenaga kerja yang secara nyata berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha mebel dengan nilai koefisien regresi dan probabilitas masing – masing sebesar 0,69975 (0,000) dan 1005672 (0,006262)

commit to user C. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui keberhasilan usaha para pengrajin logam, akan dihitung dari pendapatan yang diperoleh pengrajin untuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam penelitian ini, pendapatan pengrajin dipengaruhi oleh faktor – faktor modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan keterangan di atas serta untuk memudahkan dalam menganalisa data skripisi ini, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan. Dari permasalahan di atas dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga variabel modal usaha berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

Modal Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Pengalaman Usaha

Tingkat Pendidikan

Pendapatan pengrajin Logam

commit to user

2. Diduga variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan, Cepogo, Kabupaten Boyolali.

3. Diduga variabel pengalaman usaha berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

4. Diduga variabel tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

5. Diduga variabel modal usaha, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, dan tingkat pendidikan secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

commit to user BAB III