• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

D. Analisis Data dan Pembahasan 1.Metode analisis data 1.Metode analisis data

2. Interpretasi Secara Ekonomi

a. Pengaruh variabel jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pengrajin logam

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh variabel jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pengrajin logam bernilai positif, artinya apabila jumlah tenaga kerja mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan pada pendapatan pengrajin logam, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya dari hasil uji signifikansi variabel jumlah tenaga kerja terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap pendapatan pengrajin logam pada taraf signifikansi 5%. Besarnya pengaruh jumlah

commit to user

tenaga kerja terhadap pendapatan pengrajin logam dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi tersebut.

Dari hasil pengolahan data telah didapatkan besarnya koefisien variabel jumlah tenaga kerja sebesar 2934633 artinya, setiap tambahan tenaga kerja sebesar satu orang, akan mengakibatkan kenaikan pada pendapatan pengrajin logam sebesar 2934633 satuan dengan menganggap variabel independen yang lainnya tetap/konstan.

b. Pengaruh variabel tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengrajin logam

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh variabel tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengrajin logam bernilai positif, artinya apabila jumlah tingkat pendidikan mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan pada pendapatan pengrajin logam, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya dari hasil uji signifikansi variabel tingkat pendidikan terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap pendapatan pengrajin logam pada taraf signifikansi 5%. Besarnya pengaruh jumlah tingkat pendidikan terhadap pendapatan pengrajin logam dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi tersebut.

Dari hasil pengolahan data telah didapatkan besarnya koefisien variabel tingkat pendidikan sebesar 8379122 artinya, jika lama pendidikan meningkat satu tahun, maka pendapatan akan meningkat sebesar 8379122 satuan. Dapat juga dikatakan jika lama pendidikan meningkat satu tahun, maka pendapatan akan meningkat sebesar Rp.

commit to user

8379122,- pada tiap bulannya dengan menganggap variabel independen yang lainnya tetap/konstan.

c. Interpretasi terhadap variabel modal usaha dan pengalaman usaha secara nyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin logam

Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu bahwa modal usaha dan pengalaman usaha berpengaruh secara positif terhadap pendapatan pengusaha. Namun dari hasil analisis terlihat bahwa nilai koefisien variabel modal usaha dan pengalaman usaha adalah positif dengan nilai koefisien masing – masing adalah 0.434330 dan 239698.1. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil estimasi kedua variabel ini masih konsisten dengan teori yang ada walaupun secara statistik tidak signifikan (Insukindro,dkk,2003 : 56)

Ketidaksesuaian variabel modal usaha dan pengalaman usaha dengan teori yang ada mengindikasikan bahwa masih banyak faktor – faktor diluar model yang mempengaruhi pendapatan pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Faktor tersebut sepertiorientasi pasar, kualitas produk yang berakibat terhadap harga jual, tingkat kekeringan produk , kelancaran pembayaran dari pembeli, faktor jiwa kewirausahaan yang dimiliki tiap – tiap pengusaha, etos kerja, serta faktor – faktor lainnya yang belum diamati.

Modal usaha dan pengalaman usaha tidak berpengaruh dikarenakan berdasarkan fakta dilapangan bahwa di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali banyak sekali pengrajin –

commit to user

pengrajin yang mempunyai inovasi dan pemikiran yang lebih maju dan mempuyai tingkat pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan pengrajin yang sudah berdiri jauh sebelumnya dan banyak juga pengrajin yang punya banyak pengalaman dengan menggunakan modal yang besar, sekarang malah menurun usahanya karena kalah bersaing dengan pengrajin – pengrajin muda yang punya motivasi besar dan modal merupakan bagian pembuatan

Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiki Setiawan (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman usaha dengan nilai koefisien sebesar 0,59683 dengan nilai probabilitas sebesar 0,6039, tidak berpengaruh secara nyata terhadap profit pengusaha wedangan (HIK) di Kecamatan Serengan Surakarta.

commit to user BAB V PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 60 pengrajin logam di sentra kerajinan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Dengan tingkat signifikansi 5%, variabel modal terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin logam. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa modal berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan tidak terbukti.

2. Dengan tingkat signifikansi 5%, variabel jumlah tenaga kerja terbukti berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin logam. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan terbukti.

3. Dengan tingkat signifikansi 5%, pengalaman usaha tebukti tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatangrajinpe logam. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa modal usaha berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan tidak terbukti.

4. Dengan tingkat signifikansi 5%, tingkat pendidikan tebukti berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin logam. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan terbukti.

commit to user

5. Secara bersama-sama variabel modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, dan, tingkat pendidikan dengan tingkat signifikansi 5% di dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada industri kerajinan logam di kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali.

B. Saran

1. Bagi Pengrajin Logam

a. Berkaitan dengan jumlah tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajn logam, maka disarankan para pengrajin harus memilih tenaga kerja yang benar – benar produktif dan berkualitas sehingga hasil produksi yang dihasilkan juga memenuhi syarat. Untuk menunjang kualitas tenaga kerjanya disarankan para pengrajin logam menjalin kemitraan dengan perusahaan besar dengan sistem bapak angkat, Karena dengan adanya sistem bapak angkat, perusahaan besar juga memberikan konsultasi menajemen yang terwujud dalam bentuk pelatihan secara kontinyu dan terarah sehingga para pengrajin kecil bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk pengembangan tenaga kerjanya. b. Berkaitan dengan tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh pengusaha industri kerajinan logam, penulis menyarankan pada pengusaha industri kerajinan logam supaya para pengusaha kerajinan logam menempuh pendidikan formal. Pendidikan formal ini diperlukan agar pengusaha dapat menjalankan usahanya dengan sistem yang terstruktur,

commit to user

contohnya, pengusaha dapat membuat laporan keuangan dengan baik, bagaimana mengelola usaha agar berjalan efektif dan efisien, sehingga pengusaha dapat merencanakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan baik.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

Menurut pengrajin logam bahwa selama ini perhatian dari pemerintah masih kurang, baik itu dari pemerintah pusat maupun daerah. Para pengrajin logam sangat mendukung apabila pihak pemerintah memberi bimbingan dan pengarahan khusus berupa pelatihan – pelatihan kewirausahaan terutama mengenai cara pembukuan keuangan. Karena hampir semua pengrajin yang ada di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali tidak menggunakan pembukuan dalam mengatur keuangan usaha mereka dan pemerintah bersedia mendirikan pendidikan formal kejuruan khusus membuat kerajinan logam, dengan tersedianya pendidikan formal khusus tersebut melatih keterampilan dan meningkatkan kapasitas dari pengrajin.

3. Berdasarkan kuesioner yang berkaitan dengan harapan responden terhadap kebijakan pemerintah daerah

a. Pemerintah daerah Kabupaten Boyolali perlu membantu para pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dalam hal peningkatan kapasitas modal, perluasan akses pemasaran, penyediaan bahan baku yang murah, dan kebijakan lainnya yang berpihak terhadap kerajinan logam. Hal ini penting untuk

commit to user

dilakukan mengingat kontribusi pada sektor ini dalam menyediakan lapangan kerja cukup besar, khususnya di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo.

b. Perlu dibentuk lagi suatu perkumpulan atau asosiasi yang mengakomodir semua permasalahan para pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dulu pernah dibentuk suatu koperasi, akan tetapi karena anggota koperasi yang mementingkan kepentingan usaha pribadi akhirnya berhenti ditengah jalan, karena jika koperasi tersebut dikelola dengan baik maka akan dapat mengakomodasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin. Misalnya dalam penyediaan bahan baku yang sulit didapatkan dan masalah harga jual hasil kerajinan logam yang dapat disetarakan dan tidak terjadi persaingan harga antar sesama pengrajin.

4. Nilai Konstanta dalam persamaan regresi menunjukkan tanda negatif yang memiliki pengertian bahwa usaha itu belum efisien sehingga perlu pengembangan usaha secara konsisten. Bentuk konkret dukungan untuk pengembangan tersebut baik dari aspek manajerial, keuangan, produksi dan pemasaran. Dukungan tersebut secara terintegrasi dari pemerintah, asosiasi pengusaha, perguruan tinggi, perbankan, dan pihak lain yang terkait.