• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Estimasi Nilai Ekonomi Total Ekosistem Sungai Siak 1. Manfaat Langsung

KUISIONER PENELITIAN

F. Kesediaan Masyarakat untuk Melakukan Pembayaran terhadap Manfaat Pilihan dari Ekosistem Sungai Siak

6.3. Analisis Estimasi Nilai Ekonomi Total Ekosistem Sungai Siak 1. Manfaat Langsung

Nilai manfaat langsung diperoleh dengan menghitung manfaat langsung yang diterima oleh masyarakat sekitar Sungai Siak. Manfaat langsung meliputi manfaat penangkapan ikan dan udang serta manfaat dari air baku yang dikelola oleh PDAM Tirta Siak. Berdasarkan wawancara langsung dengan 50 orang nelayan berikut jenis-jenis tangkapan ikan dan udang yang biasa diperoleh nelayan, yaitu ikan baung (Mystus nemurus), ikan tapah (Wallago leerie), ikan betutu (Oxyeleotris marmorat), ikan selais (Kryptopterus apogon Blkr), ikan pantau (Rasbora borneesis), ikan juara (Pangisius pdyuranodon), ikan gabus

56 (Channa striatus) dan udang (Macrobrachium rosenbergii). Perhitungan manfaat penangkapan ikan dan udang dihitung dengan menggunakan harga pasar yang diperoleh dengan melakukan observasi di pasar-pasar yang ada di sekitar sungai, berikut Tabel 22 harga jenis-jenis tangkapan yang biasa diperoleh nelayan di Sungai Siak.

Tabel 22. Harga Jenis-Jenis Tangkapan di Sungai Siak

No Jenis Ikan Harga (Rp/kg)

1 Baung 30.000 2 Tapah 70.000 3 Betutu 75.000 4 Selais 35.000 5 Pantau 30.000 6 Juara 20.000 7 Gabus 25.000 8 Udang 120.000

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Nelayan-nelayan dalam melakukan penangkapan ikan dan udang menggunakan berbagai macam peralatan, seperti sampan, pompong, jaring, pancing, jala, tangguk, belat, dan sebagainya. Umur dari pemakaian alat-alat berbeda untuk masing-masing nelayan, tergantung pemakaian dari nelayan tersebut. Berdasarkan survei dari 50 orang nelayan, nelayan yang menangkap ikan dan juga menangkap udang memiliki persentase sebesar 66 %, nelayan yang menangkap ikan saja sebesar 30 %, dan nelayan ikan keramba sebesar 4 %. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pembagian nelayan dapat dilihat pada Gambar 9.

57 Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Gambar 9. Pembagian Nelayan

Sesuai hasil wawancara terhadap responden, diperoleh jumlah total tangkapan ikan baung sebanyak 12.656,50 kg/tahun, untuk ikan selais sebanyak 8.997,75 kg/tahun, ikan tapah sebanyak 2.832,2 kg/tahun, ikan juara sebanyak 1.391,65 kg/tahun, ikan betutu sebanyak 1.465,6 kg/tahun, ikan pantau sebanyak 2.041,2 kg/tahun, ikan gabus sebanyak 3.720 kg/tahun, dan udang sebanyak 3332,05 kg/tahun. Nilai manfaat dari nelayan yang menangkap ikan dan udang sebesar Rp 1.045.073.703,18 (Lampiran 3) dan nelayan yang menangkap ikan saja, diperoleh nilai manfaat tangkapan ikan sebesar Rp 381.264.769,84 (Lampiran 4).

Nelayan ikan keramba membudidayakan jenis ikan baung. Ikan ini dibudidayakan karena sangat digemari oleh masyarakat di Provinsi Riau sebagai makanan khas masyarakat melayu serta untuk memenuhi permintaan dari rumah makan melayu yang ada di Kota Pekanbaru sehingga kebutuhan akan ikan baung semakin meningkat, dan ikan ini merupakan ikan air tawar yang cocok dibudidayakan di Sungai Siak. Nilai manfaat dari ikan keramba sebesar Rp 94.909.000,00 dengan total ikan keramba sebanyak 4.064 kg/tahun (Lampiran 5).

66 % 30 %

4 %

58 Jumlah nelayan yang ada di ekosistem Sungai Siak Kota Pekanbaru sebanyak 127 jiwa (Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Riau, 2011). Penjumlahan manfaat dari nelayan ikan dan udang, nelayan ikan serta nelayan ikan keramba dibagi dengan 50 responden kemudian nilai rata-rata (mean) dikalikan dengan total seluruh nelayan yang ada di ekosistem Sungai Siak sehingga diperoleh nilai manfaat ekonomi total dari ikan dan udang sebesar Rp 3.863.968.581,48 per tahun. Keterangan mengenai nilai manfaat ekonomi total dari ikan dan udang di Sungai Siak dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Nilai Manfaat Ekonomi Ikan dan Udang

No Mata Pencaharian Nilai Manfaat

1 Nelayan Ikan dan Udang 1.045.073.703,18

2 Nelayan Ikan 381.264.769,84

3 Nelayan Ikan Keramba 94.909.000,00

Total 1.521.274.473,02

Rata-Rata 30.424.949,46

Jumlah Nelayan 127

Manfaat Ikan dan Udang 3.863.968.581,48 Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Penyediaan air bersih di Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang terdapat di setiap provinsi di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah yang diberi tanggung jawab dalam mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau. Pengawasan dan pemonitoran dari PDAM dilakukan oleh aparat pemerintah dari masing-masing daerah.

Air baku di Kota Pekanbaru dikelola oleh PDAM Tirta Siak dimana air baku berasal dari Sungai Siak. Air baku tersebut diolah menjadi air bersih/air minum yang kemudian didistribusikan ke rumah tangga, industri, perusahaan, kantor pemerintahan, dan sebagainya yang ada di Kota Pekanbaru. Berikut nilai

59 ekonomi air Sungai Siak sebagai bahan baku air minum di Kota Pekanbaru sebagaimana tampak pada Tabel 24.

Tabel 24. Nilai Ekonomi Air Baku PDAM

No. Keterangan Harga per unit (Rp/m3)

Nilai Total (Rp/tahun)

1 Harga jual air minum 2.674,00 28.265.138.816,18

2 Total biaya 1.247,36 13.185.075.224,45

Biaya pengolahan air :

a. Biaya bahan kimia 1.864.956.316,00 b. Upah tenaga kerja 4.072.912.487,00 c. Penyusutan mesin 3.848.166.238,45 d. Rupa-rupa biaya pengolahan air 2.942.700,00 e. Biaya pemeliharaan pengolahan air 287.628.000,00 Biaya langsung usaha :

a. Biaya operasi sumber air 2.551.770.885,00 b. Biaya pemeliharaan sumber air 11.707.950,00 c. Biaya baku air 124.920.000,00 Biaya transmisi dan distribusi :

a. Biaya pemakaian bahan dan perlengkapan

24.088.500,00 b. Biaya pemeliharaan transmisi dan

distribusi

180.870.760,00 Pemeliharaan gedung dan peralatan :

a. Pemeliharaan inventaris kantor 31.169.220,00 b. Pemeliharaan kendaraan dinas 166.479.468,00 c. Pemeliharaan bangunan 7.867.000,00 d. Pemeliharaan instalasi umum 6.343.200,00 e. Pemeliharaan taman dan bangunan 3.252.500,00

3 Keuntungan usaha (15%* Rp.

1.247,36)

187,10 1.977.761.283,67

4 Nilai/Harga air baku 1.239,53 13.102.302.308,06

Catatan : Jumlah Produksi air minum 10.570.358,57 m3/tahun Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak, diolah (2011)

Berdasarkan data yang diperoleh dari PDAM Tirta Siak, harga air minum Rp 2.674,00 per m3 dan jumlah produksi air minum sebanyak 10.570.358,57 m3 per tahun, sehingga nilai total dari penerimaan, yaitu sebesar Rp 28.265.138.816,18 per tahun. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah air, yaitu sebesar Rp 13.185.075.224,45 per tahun dengan total biaya per unit sebesar Rp. 1.247,36 per m3. Biaya-biaya itu mencakup biaya pengolahan air, biaya langsung usaha, biaya transmisi dan distribusi serta biaya pemeliharaan gedung dan peralatan. Keuntungan usaha yang dihitung sebagai balas jasa terhadap modal

60 yang dipasok oleh produsen sebesar 15% x Rp 13.185.075.224,45 per tahun = Rp 1.977.761.283,67 per tahun. Diperoleh nilai/harga air baku, yaitu sebesar Rp 13.102.302.308,06 per tahun dengan harga per unit sebesar Rp 1.239,53 per m3 (Lampiran 6). Untuk keterangan lebih lanjut mengenai nilai manfaat langsung ekosistem Sungai Siak dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 25. Nilai Manfaat Langsung Ekosistem Sungai Siak

No Manfaat Nilai Manfaat

Rp/tahun Persentase (%) 1 Penangkapan Ikan dan Udang 3.863.968.581,48 22,77

2 Air baku PDAM 13.102.302.308,06 77,23

Total 16.966.270.889,54 100,00

Sumber : Data Primer, diolah (2011) 6.3.2. Manfaat Tidak Langsung

Banjir di Sungai Siak sering terjadi disetiap musim hujan. Hal ini karena secara topografi Kota Pekanbaru terletak pada dataran rendah. Selain itu saluran drainase dan anak-anak sungai mengalir tidak lancar yang menyebabkan genangan lokal di daerah rawan banjir. Permasalahan banjir ini telah mengganggu aktifitas dan perekonomian dari masyarakat Kota Pekanbaru, untuk mengontrol air sungai agar tidak terjadi banjir maka dibangun beberapa bangunan pengendali banjir.

Bangunan pengendalian banjir yang ada di Kota Pekanbaru terbagi menjadi enam sektor dengan luas kawasan sebesar 1860 ha. Sektor-sektor pengendali banjir dibagi berdasarkan daerah yang rawan banjir, sektor-sektor ini berada pada Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Payung Sekaki, dan Kecamatan Rumbai Pesisir sebanyak dua tempat. Masing-masing dari sektor pengendali banjir yang dibangun memiliki ketahanan

61 selama 20 tahun. Untuk keterangan mengenai nilai dari sektor-sektor pengendali banjir dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Nilai Sektor Pengendali Banjir

No Pengendali Banjir

Lokasi Luas (Ha) Biaya

1 Sektor 1, Kecamatan Senapelan 150 8.210.000.000,00 2 Sektor 2, Kecamatan Lima Puluh 120 19.875.000.000,00 3 Sektor 3, Kecamatan Rumbai 850 22.475.000.000,00 4 Sektor 4, Kecamatan Rumbai Pesisir 350 147.706.000.000,00 5 Sektor 5, Kecamatan Rumbai Pesisir 190 95.000.000.000,00 6 Sektor 6, Payung Sekaki 200 365.000.000.000,00 Total 1860 658.266.000.000,00

Nilai ekonomi per tahun 32.913.300.000,00

Sumber : Balai Wilayah Sungai, diolah (2011)

Jadi, manfaat tidak langsung dari sektor-sektor pengendali banjir yang ada di ekosistem Sungai Siak sebesar Rp 32.913.300.000,00 per tahun.

6.3.3. Manfaat Pilihan

Manfaat pilihan dari ekosistem Sungai Siak diperoleh dari willingness to pay (WTP) yang diajukan kepada masyarakat. Diperoleh nilai WTP yang berbeda-beda dari responden, berdasarkan tingkat pendidikan. Nilai manfaat yang diberikan responden yang tidak sekolah sebesar Rp 50.000,00–Rp 120.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SD sebesar Rp 50.000,00–Rp 110.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SMP sebesar Rp 50.000,00–Rp 150.000,00, dan responden yang tingkat pendidikannya SMA sebesar Rp 105.000,00. Nilai rata-rata (mean) dari manfaat pilihan dikalikan dengan jumlah kepala keluarga. Dari hasil perhitungan didapat total nilai manfaat pilihan sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun (Lampiran 7).

62 6.3.4. Manfaat Keberadaan

Manfaat keberadaan dari Ekosistem Sungai Siak juga diperoleh dengan willingness to pay (WTP). Nilai WTP berdasarkan tingkat pendidikan dari responden. Nilai manfaat dari responden yang tidak sekolah sebesar Rp 50.000,00–Rp 120.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SD sebesar Rp 50.000,00–Rp 110.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SMP sebesar Rp 50.000,00–Rp 150.000,00, dan responden yang tingkat pendidikannya SMA sebesar Rp 105.000,00. Nilai rata-rata (mean) dari manfaat keberadaan dikalikan dengan jumlah kepala keluarga. Sehingga diperoleh nilai total dari manfaat keberadaan sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun (Lampiran 8).

Tabel 27. Nilai Ekonomi Total Ekosistem Sungai Siak

No Manfaat Nilai Manfaat

(Rp/tahun) Persentase (%)

1 Manfaat Langsung 16.966.270.889,54 31,65

2 Manfaat Tidak Langsung 32.913.300.000,00 61,40 3 Manfaat Pilihan 1.873.715.592,86 3,50 4 Manfaat Keberadaan 1.848.383.485,71 3,45

Total 53.601.669.968,11 100,00

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Dari hasil perhitungan (Tabel 27), diperoleh nilai ekonomi total (total economic value) dari ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per tahun. Manfaat langsung yang terdiri dari manfaat ikan dan udang serta manfaat air baku PDAM sebesar Rp 16.966.270.889,54 per tahun, manfaat tidak langsung yang berasal dari manfaat dari sektor pengendali banjir sebesar Rp 32.913.300.000.000,00 per tahun. Nilai ekonomi kegunaan (use value) merupakan penjumlahan dari manfaat langsung dan manfaat tidak langsung sehingga diperoleh nilai ekonomi kegunaan sebesar Rp 49.879.570.889,54 per tahun.

63 Manfaat keberadaan dari ekosistem Sungai Siak sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun. Nilai manfaat yang paling besar diperoleh dari manfaat pilihan dengan nilai manfaat sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun. Sehingga nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) yang merupakan penjumlahan antara manfaat keberadaan dan manfaat pilihan sebesar Rp 3.772.099.078,57 per tahun.

64 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Penilaian masyarakat di sekitar Sungai terhadap keberadaan dari ekosistem Sungai Siak dimana sejauh ini ekosistem Sungai Siak mengalami perubahan, seluruh responden yang diwawancarai mengaku merasakan perubahan dari ekosistem sungai. Hal ini dibuktikan sebanyak 60 % responden atau 39 responden menyatakan kondisi ekosistem Sungai Siak dalam keadaan yang buruk. Sebanyak 49,24 % responden atau 32 responden mengaku perubahan dari ekosistem sungai terjadi sekitar 0-10 tahun yang lalu. Perubahan dari ekosistem sungai dalam bentuk perubahan dari kualitas air sungai dan lingkungan akibat pencemaran, berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity), dan intensitas terjadinya banjir yang semakin meningkat. 2) Sebanyak 100 % responden atau seluruh responden menyatakan setuju

terhadap perbaikan dari ekosistem Sungai Siak. Perubahan dari ekosistem Sungai Siak berpengaruh buruk terhadap perekonomian dari masyarakat yang tinggal dan menjadikan Sungai Siak sebagai sumber matapencahariannya. Preferensi masyarakat terhadap kelestarian dari ekosistem sungai dimana masyarakat menginginkan perbaikan dari kualitas air dan lingkungan yang sudah tercemar, penambahan jumlah ikan dan udang, perbaikan sistem drainase untuk mencegah terjadinya banjir.

3) Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai ekonomi total (total economic value) dari ekosistem Sungai Siak Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per

65 tahun. Nilai ekonomi total (total economic value) terdiri dari nilai ekonomi kegunaan (use value) dan nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) dimana nilai ekonomi kegunaan (use value) sebesar Rp 49.879.570.889,54 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat langsung (direct use value) sebesar Rp 16.966.270.889,54 per tahun dan manfaat tidak langsung (indirect use value) sebesar Rp 32.913.300.000.000,00 per tahun. Nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) sebesar Rp 3.772.099.078,57 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat keberadaan sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun dan manfaat pilihan sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disarankan :

1) Pengelolaan serta pemeliharaan dari ekosistem Sungai Siak agar berkelanjutan keadaan, sifat serta fungsi dari ekosistem sungai sekaligus tetap terjaga baik dalam hal kualitas maupun kuantitas sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat pada saat ini maupun dimasa yang akan datang.

2) Pemerintah diharapkan mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kerjasama dengan masyarakat untuk menangani masalah perubahan ekosistem Sungai Siak dan upaya pelestarian dari ekosistem Sungai Siak.

3) Perlu adanya penegakan aturan yang lebih kuat oleh pemerintah terhadap penyalahgunaan pemanfaatan dari ekosistem Sungai Siak.