• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengolahan dan Analisis Data Tabel 1. Matriks Analisis Data

KUISIONER PENELITIAN

F. Kesediaan Masyarakat untuk Melakukan Pembayaran terhadap Manfaat Pilihan dari Ekosistem Sungai Siak

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Tabel 1. Matriks Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Analisis Data Jenis Data 1 Mengetahui penilaian masyarakat di sekitar sungai terhadap keberadaan dari ekosistem Sungai Siak. Wawancara terhadap responden dengan media kuisioner Analisis Deskriptif Primer 2 Mengetahui preferensi masyarakat di sekitar sungai terhadap kelestarian dari ekosistem Sungai Siak Wawancara terhadap responden dengan media kuisioner Analisis Deskriptif Primer 3 Menghitung nilai ekonomi total (total economic value) ekosistem Sungai Siak di kota Pekanbaru. Wawancara terhadap responden dengan media kuisioner, Instansi dan Dinas yang terkait. Metode Valuasi Ekonomi Primer dan Sekunder 4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan penilaian masyarakat mengenai keberadaan dari ekosistem sungai serta untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap kelestarian dari ekosistem sungai. Selain itu, analisis deskriptif yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi riil lokasi dan objek penelitian.

27 4.4.2. Analisis Valuasi Ekonomi

Nilai ekonomi total terdiri dari dua bagian, yaitu nilai kegunaan (use value) dan nilai bukan kegunaan (non-use value). Untuk menghitung nilai ekonomi total (total economic value) menurut Pearce and Moran (1994) dari ekosistem Sungai Siak digunakan rumus sebagai berikut :

TEV = UV + NUV

TEV = (DUV + IUV) + (OV + EV) Keterangan :

TEV = Total economic value (nilai ekonomi total) UV = Use value (nilai kegunaan)

NUV = Non use value (nilai bukan kegunaan) DUI = Direct use value (manfaat langsung)

IUV = Indirect use value (manfaat tidak langsung) OV = Option value (manfaat pilihan)

EV = Existence value (manfaat keberadaan) Nilai Kegunaan (use value) terdiri dari :

1) Manfaat langsung (direct use value)

Untuk memperoleh manfaat langsung digunakan rumus :

Keterangan :

DUV = Direct use value

DUVi = Manfaat langsung ke i sampai ke n i = Jumlah manfaat langsung (1, 2, 3.…n)

28 2) Manfaat tidak langsung (indirect use value)

Untuk menghitung manfaat tidak langsung digunakan rumus :

Keterangan :

IUV = Indirect use value

IUVi = Manfaat tidak langsung ke i sampai ke n i = Jumlah manfaat tidak langsung (1, 2, 3….n)

Nilai Bukan Kegunaan (non- use value) terdiri dari : 1) Manfaat pilihan (option value)

Untuk memperoleh manfaat pilihan digunakan rumus :

Keterangan :

OV = Option value

WTPi = Willingness to pay dari responden ke i sampai ke n i = Responden (1, 2, 3,….n)

2) Manfaat keberadaan (existence value)

Untuk memperoleh manfaat keberadaan digunakan rumus :

Keterangan :

EV = Existence value

WTPi = Willingness to pay dari responden ke i sampai ke n i = Responden (1, 2, 3,….n)

29 4.4.2.1. Contingent Valuation Method

CVM adalah teknik yang sering digunakan untuk menilai manfaat yang tidak memiliki pasar (non-market value) yang diperoleh dari barang dan jasa lingkungan. Metode ini menggunakan teknik berbasis survei yang memperkirakan manfaat sosial yang diberikan akibat perubahan pada tingkat barang dan jasa lingkungan pada pasar sehingga barang dan jasa lingkungan tersebut tersedia untuk dikonsumsi (Hitzhusen, 2007). Metode CVM yang digunakan WTP (willingness to pay), yaitu berdasarkan kesediaan untuk membayar dari responden terhadap nilai bukan kegunaan (non-use value) dari ekosistem sungai yang terdiri dari manfaat keberadaan (existence value) dan manfaat pilihan (option value). Berikut tahapan untuk menentukan WTP (willingness to pay) :

1. Membuat Pasar Hipotesis

Membuat hipotesis pasar mengenai ekosistem sungai yang akan dievaluasi. Pasar hipotetik berguna untuk membangun suatu alasan bagi masyarakat untuk membayar suatu barang atau jasa lingkungan dimana barang atau jasa lingkungan tersebut tidak memiliki nilai dalam mata uang. Dengan melakukan wawancara menggunakan kuisioner, kuisioner berisi informasi lengkap mengenai kondisi ekosistem sungai.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP

Nilai penawaran didapatkan dengan menggunakan rujukan dari jurnal asing. Untuk mendapatkan besarnya nilai penawaran maka digunakan metode bidding game, yaitu metode tawar menawar dimana responden ditawarkan sebuah nilai terkecil hingga nilai terbesar sehingga mencapai nilai WTP (willingness to pay) maksimum yang sanggup dibayarkan responden. Tujuannya adalah untuk

30 memperoleh WTP atau nilai maksimum keinginan untuk membayar atas nilai bukan kegunaan (non-use value) dari ekosistem sungai.

3. Menghitung nilai rataan (mean) WTP

Menghitung nilai rataan WTP setiap individu yang disurvei. Nilai ini diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai WTP yang kemudian dibagi dengan jumlah responden.

4. Penjumlahan Data

Pada penjumlahan data dimana nilai rata–rata penawaran dikonversikan terhadap total kepala keluarga yang ada di ekosistem Sungai Siak.

4.4.2.2. Metode Nilai Pasar

Metode ini digunakan untuk menghitung manfaat langsung dari ekosistem sungai yang memiliki harga pasar, seperti hasil tangkapan ikan, hasil tangkapan udang, dan air baku. Data-data yang diperlukan untuk menghitung manfaat ikan maupun udang adalah banyaknya tangkapan ikan dan udang, harga dari masing-masing tangkapan kemudian biaya (cost) yang dikeluarkan untuk mendapatkan ikan maupun udang.

NM =∑{ – }

={(X1P1) - (X1C1) + (X2P2) - (X2C2)} Keterangan :

NM = Nilai manfaat dari tangkapan ikan dan udang (rupiah/kg/tahun) X1 = Tangkapan ikan (kg/tahun)

X2 = Tangkapan udang (kg/tahun) P1 = Harga ikan (rupiah/kg) P2 = Harga udang (rupiah/kg)

31 C2 = Biaya penangkapan udang (rupiah)

Jumlah/hasil tangkapan dan biaya (cost) diperoleh dengan wawancara kepada responden menggunakan kuisioner. Harga pasar dari hasil tangkapan diperoleh dari survei harga pada pasar setempat sedangkan nilai air baku (NAB), data–data yang dibutuhkan adalah harga dasar air dan biaya (cost) yang dikeluarkan untuk mendapatkan air.

Keterangan :

NAB = Nilai air baku (rupiah/m3) Pj = Harga air (rupiah/m3) Cij = Biaya (rupiah/m3) 4.4.2.3. Metode Biaya Pengganti

Dalam hal ini, metode penggantian digunakan untuk memperkirakan biaya penggantian dari ekosistem sungai yang terkena dampak. Bangunan pengendali banjir yang dibangun di pinggiran sungai terdiri dari beberapa wilayah sektor dimana masing-masing sektor terdiri dari tanggul banjir, pompa banjir, pintu air, saluran banjir, bangunan pelengkap, pengamanan tebing yang berguna untuk mencegah rembesan air sungai pada tanah dan juga untuk melindungi properti yang ada di sekitar sungai. Jadi biaya pengganti untuk ekosistem sungai dihitung dari berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun wilayah sektor pengendali banjir.

32 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru

Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat

101°14’- 101°34’ Bujur Timur dan 0° 25’- 0° 45’ Lintang Utara, dengan batas

administrasi :

Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar Selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan Barat : Kabupaten Kampar

Jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2009 sebesar 802.788 jiwa yang terdiri dari 403.900 jiwa laki-laki dan 398.888 jiwa perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 632,26 km2 berdasarkan pengukuran/pematokan di lapangan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tingkat I Riau (Pekanbaru dalam Angka, 2010). Kota Pekanbaru berada pada posisi yang strategis sebagai jalur transportasi karena terdapat Sungai Siak sebagai jalur pelayaran yang sempit dan strategis yang merupakan jalur pelayaran nasional dan internasional dengan kunjungan kapal yang relatif padat yang membawa bahan kebutuhan pokok serta kegiatan ekonomi dari masyarakat Provinsi Riau.

5.2. Kondisi dan Pemanfaatan Sungai Siak

Di sepanjang bantaran Sungai Siak di Kota Pekanbaru sudah padat oleh pemukiman dari masyarakat dan kegiatan ekonomi. Sungai Siak membelah kota Pekanbaru menjadi dua bagian, bagian sebelah utara Sungai Siak dan bagian sebelah selatan Sungai Siak. Sungai Siak selain berfungsi sebagai jalur

33 transportasi juga sebagai sumber air minum dan sumber air bagi industri. Sungai Siak mempunyai kedalaman rata-rata 8-12 meter, lebar 100-150 meter (Status Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru, 2007) dan kecepatan arus sebesar 4 meter per detik dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 65.653,84 ha.

Perairan Sungai Siak dipengaruhi oleh pasang surut dari muaranya dan juga dipenuhi oleh anak-anak sungai yang berasal dari daerah rawa gambut disekitarnya. Hal ini menyebabkan warna air Sungai Siak menjadi coklat kemerahan dan umumnya bersifat asam dengan pH 4,5-6. Sungai ini mengalir dari barat ke timur serta memiliki beberapa anak sungai (Lampiran 2), yaitu :

1. Sungai Umban Sari 2. Sungai Sago 3. Sungai Sibam 4. Sungai Air Hitam 5. Sungai Teleju 6. Sungai Sail 7. Sungai Senapelan 8. Sungai Limau

9. Sungai Tanjung Datuk 10.Sungai Tenayan 11.Sungai Pangambangan 12.Sungai Setukul

34 Pemanfaatan dari Sungai Siak, antara lain :

1. Sumber air bersih bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Siak 2. Sumber air baku bagi PDAM Pekanbaru

3. Sumber air baku bagi industri

4. Sumber mata pencaharian bagi nelayan di sepanjang Sungai Siak 5. Sarana transportasi sungai

Pemanfaatan Sungai Siak sebagai sarana transportasi seperti yang dilakukan masyarakat sejak dulu merupakan alternatif yang cukup baik karena merupakan alat transportasi yang murah dan efisien. Transportasi sungai tidak memerlukan perkerasan dan pengaspalan seperti transportasi darat dengan biaya yang sangat mahal. Kegiatan transportasi air di Sungai Siak sangat beragam, diantaranya untuk angkutan umum, angkutan kayu, angkutan minyak, angkutan barang, perahu-perahu nelayan, dan juga kapal kontainer.

5.3. Keadaan Umum Kecamatan yang Dilalui Sungai Siak di Kota