• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Ekosistem Sungai Siak

6.3.3. Manfaat Pilihan

selama 20 tahun. Untuk keterangan mengenai nilai dari sektor-sektor pengendali banjir dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Nilai Sektor Pengendali Banjir

No Pengendali Banjir

Lokasi Luas (Ha) Biaya

1 Sektor 1, Kecamatan Senapelan 150 8.210.000.000,00 2 Sektor 2, Kecamatan Lima Puluh 120 19.875.000.000,00 3 Sektor 3, Kecamatan Rumbai 850 22.475.000.000,00 4 Sektor 4, Kecamatan Rumbai Pesisir 350 147.706.000.000,00 5 Sektor 5, Kecamatan Rumbai Pesisir 190 95.000.000.000,00 6 Sektor 6, Payung Sekaki 200 365.000.000.000,00 Total 1860 658.266.000.000,00

Nilai ekonomi per tahun 32.913.300.000,00

Sumber : Balai Wilayah Sungai, diolah (2011)

Jadi, manfaat tidak langsung dari sektor-sektor pengendali banjir yang ada di ekosistem Sungai Siak sebesar Rp 32.913.300.000,00 per tahun.

6.3.3. Manfaat Pilihan

Manfaat pilihan dari ekosistem Sungai Siak diperoleh dari willingness to pay (WTP) yang diajukan kepada masyarakat. Diperoleh nilai WTP yang berbeda-beda dari responden, berdasarkan tingkat pendidikan. Nilai manfaat yang diberikan responden yang tidak sekolah sebesar Rp 50.000,00–Rp 120.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SD sebesar Rp 50.000,00–Rp 110.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SMP sebesar Rp 50.000,00–Rp 150.000,00, dan responden yang tingkat pendidikannya SMA sebesar Rp 105.000,00. Nilai rata-rata (mean) dari manfaat pilihan dikalikan dengan jumlah kepala keluarga. Dari hasil perhitungan didapat total nilai manfaat pilihan sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun (Lampiran 7).

62 6.3.4. Manfaat Keberadaan

Manfaat keberadaan dari Ekosistem Sungai Siak juga diperoleh dengan willingness to pay (WTP). Nilai WTP berdasarkan tingkat pendidikan dari responden. Nilai manfaat dari responden yang tidak sekolah sebesar Rp 50.000,00–Rp 120.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SD sebesar Rp 50.000,00–Rp 110.000,00, responden yang tingkat pendidikannya SMP sebesar Rp 50.000,00–Rp 150.000,00, dan responden yang tingkat pendidikannya SMA sebesar Rp 105.000,00. Nilai rata-rata (mean) dari manfaat keberadaan dikalikan dengan jumlah kepala keluarga. Sehingga diperoleh nilai total dari manfaat keberadaan sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun (Lampiran 8).

Tabel 27. Nilai Ekonomi Total Ekosistem Sungai Siak

No Manfaat Nilai Manfaat

(Rp/tahun) Persentase (%)

1 Manfaat Langsung 16.966.270.889,54 31,65

2 Manfaat Tidak Langsung 32.913.300.000,00 61,40 3 Manfaat Pilihan 1.873.715.592,86 3,50 4 Manfaat Keberadaan 1.848.383.485,71 3,45

Total 53.601.669.968,11 100,00

Sumber : Data Primer, diolah (2011)

Dari hasil perhitungan (Tabel 27), diperoleh nilai ekonomi total (total economic value) dari ekosistem Sungai Siak di Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per tahun. Manfaat langsung yang terdiri dari manfaat ikan dan udang serta manfaat air baku PDAM sebesar Rp 16.966.270.889,54 per tahun, manfaat tidak langsung yang berasal dari manfaat dari sektor pengendali banjir sebesar Rp 32.913.300.000.000,00 per tahun. Nilai ekonomi kegunaan (use value) merupakan penjumlahan dari manfaat langsung dan manfaat tidak langsung sehingga diperoleh nilai ekonomi kegunaan sebesar Rp 49.879.570.889,54 per tahun.

63 Manfaat keberadaan dari ekosistem Sungai Siak sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun. Nilai manfaat yang paling besar diperoleh dari manfaat pilihan dengan nilai manfaat sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun. Sehingga nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) yang merupakan penjumlahan antara manfaat keberadaan dan manfaat pilihan sebesar Rp 3.772.099.078,57 per tahun.

64 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Penilaian masyarakat di sekitar Sungai terhadap keberadaan dari ekosistem Sungai Siak dimana sejauh ini ekosistem Sungai Siak mengalami perubahan, seluruh responden yang diwawancarai mengaku merasakan perubahan dari ekosistem sungai. Hal ini dibuktikan sebanyak 60 % responden atau 39 responden menyatakan kondisi ekosistem Sungai Siak dalam keadaan yang buruk. Sebanyak 49,24 % responden atau 32 responden mengaku perubahan dari ekosistem sungai terjadi sekitar 0-10 tahun yang lalu. Perubahan dari ekosistem sungai dalam bentuk perubahan dari kualitas air sungai dan lingkungan akibat pencemaran, berkurangnya keanekaragaman hayati (biodiversity), dan intensitas terjadinya banjir yang semakin meningkat. 2) Sebanyak 100 % responden atau seluruh responden menyatakan setuju

terhadap perbaikan dari ekosistem Sungai Siak. Perubahan dari ekosistem Sungai Siak berpengaruh buruk terhadap perekonomian dari masyarakat yang tinggal dan menjadikan Sungai Siak sebagai sumber matapencahariannya. Preferensi masyarakat terhadap kelestarian dari ekosistem sungai dimana masyarakat menginginkan perbaikan dari kualitas air dan lingkungan yang sudah tercemar, penambahan jumlah ikan dan udang, perbaikan sistem drainase untuk mencegah terjadinya banjir.

3) Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai ekonomi total (total economic value) dari ekosistem Sungai Siak Kota Pekanbaru sebesar Rp 53.601.669.968,11 per

65 tahun. Nilai ekonomi total (total economic value) terdiri dari nilai ekonomi kegunaan (use value) dan nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) dimana nilai ekonomi kegunaan (use value) sebesar Rp 49.879.570.889,54 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat langsung (direct use value) sebesar Rp 16.966.270.889,54 per tahun dan manfaat tidak langsung (indirect use value) sebesar Rp 32.913.300.000.000,00 per tahun. Nilai ekonomi bukan kegunaan (non-use value) sebesar Rp 3.772.099.078,57 per tahun yang merupakan penjumlahan dari manfaat keberadaan sebesar Rp 1.848.383.485,71 per tahun dan manfaat pilihan sebesar Rp 1.873.715.592,86 per tahun.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disarankan :

1) Pengelolaan serta pemeliharaan dari ekosistem Sungai Siak agar berkelanjutan keadaan, sifat serta fungsi dari ekosistem sungai sekaligus tetap terjaga baik dalam hal kualitas maupun kuantitas sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat pada saat ini maupun dimasa yang akan datang.

2) Pemerintah diharapkan mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan meningkatkan kerjasama dengan masyarakat untuk menangani masalah perubahan ekosistem Sungai Siak dan upaya pelestarian dari ekosistem Sungai Siak.

3) Perlu adanya penegakan aturan yang lebih kuat oleh pemerintah terhadap penyalahgunaan pemanfaatan dari ekosistem Sungai Siak.

66 4) Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat yang berada di sekitar ekosistem Sungai Siak mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem sungai.

67 DAFTAR PUSTAKA

Alamendah. Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia.

http://alamendah.wordpress.com/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-aliran-sungai-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah. 2007. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekanbaru. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah. Pekanbaru.

Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Lima Puluh dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.

_________________. 2010. Kecamatan Payung Sekaki dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.

_________________. 2010. Kecamatan Rumbai dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.

_________________. 2010. Kecamatan Rumbai Pesisir dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.

_________________. 2010. Pekanbaru dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik. Pekanbaru.

Barton, D. N. 1994. Economic Factors and Valuation of Tropical Coastal Resources SMR-Report 14/94. University of Bergen. Bergen.

Department for Environment, Food and Rural Affairs. 2005. The Economic, Social and Ecological Value of Ecosystem Services. Economics for the Environment Consultancy. London.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan : Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Geografi. Klasifikasi Sungai. http://www.geografi.web.id/2009/12/hidrologi-5-sungai.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Hitzhusen, Fred J ed. 2007. Economic Valuation of River Systems. Edward Elgar Publishing. United State of America.

Irwan, Z. D. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2010. Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Sungai. Jakarta.

68 Laksono, A. P. 2010. Estimasi Nilai Kerusakan dan Kerugian Bencana Situ Gintung. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberadaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Millenium Ecosystem Asessment. 2003. Ecosystems and Human Well-being: A

Framework for Assessment. Island Press. United State of America.

Mulyanto, H. R. 2006. Sungai : Fungsi dan Sifat–Sifatnya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). PT. Bumi Aksara. Jakarta.

PP Nomor 35 Tahun 1991. Tentang Sungai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.

Pearce, D and D. Moran. 1994. The Economic Value of Biodiversity. Earthscan Publications Limited. London.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. 2006. Potensi Aliran Sungai di Indonesia, volume 1: Pulau Jawa. Bandung.

Putrantomo, F. 2010. Aplikasi Contingent Choice Modelling (CCM) dalam Valuasi Ekonomi Terumbu Karang Taman Nasional Karimun Jawa. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ruitenbeek, H. J. 1991. Mangrove Management : An Economic Analysis of Management Options with a Focus on Bintuni Bay, Irian Jaya, Environmental Management Development in Indonesia (EMDI) Project. EMDI Environtmental Reports No. 8. Jakarta.

DinasPerikanan dan Kelautan Provinsi Riau. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Riau 2010. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau. Pekanbaru.

Suparmoko, M. 2000. Ekonomi Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.

UU Nomor 7 Tahun 2004. Sumberdaya Air. Undang-Undang Republik Indonesia. Undiksha. Ekosistem Buatan.

www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/1-135.pdf. Diakses pada tanggal 18 Februari 2011.

Yunus, L. 2005. Evaluasi Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy Hulu dan Akibatnya di Hilir. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

69

70 Lampiran 1. Kuisioner Responden

No : Hari/Tanggal : ... INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper level 5 Wing 5 kampus IPB Dramaga Bogor 16 Telp. (0251) 8621 834, Fax (0251) 8421 762